• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fikih Shalat Dhuha

N/A
N/A
Mohammad Afif Bukhari

Academic year: 2024

Membagikan "Fikih Shalat Dhuha"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Fikih Shalat Dhuha Hukum Shalat Dhuha

Ulama empat madzhab sepakat bahwa shalat dhuha hukumnya sunnah. Diantara dalilnya hadits Abu Dzar radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

bersabda,

لُّ كُ"وَ $ةٌ"قَ"دَ"صَ )ةٌ"لَي,لَ-هْ"تَ لُّ كُ"وَ $ةٌ"قَ"دَ"صَ )ةٍ"دَي,مِ-حْ"تَ لُّ كُ"وَ $ةٌ"قَ"دَ"صَ )ةٌ"حْي,بِ-سْ"تَ لُّ كُ"فَ $ةٌ"قَ"دَ"صَ -مْ كُ,دَ"حَ"أَ -نْ,مِ ى"مِ"لاَ سُ ?لُّ كُ ى"لَ"عَ حُ,بِ-صْ يُ

ى"حْضُّلا "نْ,مِ ا"مِ هْ عُ"كُ-رْ"يُ ,نِا"تَ"عُ-كُ"رَ "كَ,ل"ذَ -نْ,مِ ئُ,زِ-جْ يُ"وَ $ةٌ"قَ"دَ"صَ ,رْ"كُ-نْ مِ-لا ,نْ"عَ $ى-هْ"نَ"وَ $ةٌ"قَ"دَ"صَ ,فِوَ رْ-عُ"مِ-لا,بِ $رْ-مِ"أَ"وَ $ةٌ"قَ"دَ"صَ )ةٍ"رْي,بِ-كُ"تَ

“Di pagi hari ada kewajiban bagi seluruh persendian kalian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir adalah sedekah. Demikian juga amar ma’ruf dan nahi mungkar adalah sedekah. Semua ini bisa dicukupi dengan melaksanakan salat dhuha sebanyak dua raka’at” (HR. Muslim no. 720).

Dari Buraidah Al Aslami radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ايُ كَلذَ قُي,طِ يُ نْ"مِوَ اولاقَ ،)ةٌقَ"دَصْبِ هنْمِ )لُّ,صْف"مِ ?لُّكُ نْعَ "قَlدَصْتَيُ نِأَ هيلَعُفَ ؛ nلاَ,صْف"مِ "نِوتَ,سُوَ )ةٌئ,مِ ثُلاَث ,نِاسْنَلإا يفَ :

:

"كَ ئُ,زِجْ تَ ى"حْضُّلا اتَ"عُكُرْفَ -دَ,جْتَ مْل -نِإفَ ،,قُيُرْlطِلا نْعَ ,هي?حْنْ تَ ءُي lشَّلاوَ ،اهْ نْ,فَدَتَ ,دَ,جْسْمِلا يفَ ةٌعَا"خَنْلا لاقَ ؟ ,هلَلا lيبِنَ

“Manusia memiliki 360 sendi, diwajibkan untuk bersedekah sedekah untuk setiap sendinya”. Para sahabat bertanya, ”Siapa yang mampu melakukan demikian, wahai Nabi Allah?”. Nabi bersabda, ”Cukup dengan menutup dahak yang ada di lantai masjid dengan tanah dan menghilangkan gangguan dari jalanan. Apabila engkau tidak mendapatinya, maka lakukanlah dua raka’at shalat Dhuha yang itu bisa mencukupimu” (HR. Abu Daud no.5242, dishahihkan Al Albani dalam Irwaul Ghalil [2/213]).

Juga hadits dari Abud Darda’ radhiallahu’anhu, ia berkata:

:

ىتَحَ "مَانَأَ لا -نِأَوَ ،ىحْضُّلا ,ةٍلاَصَوَ ،)رْهْش ?لُّكُ نْمِ )مَاlيُأَ ,ةٌثلاَث ,مَايصْبِ تُشَّعَ امِ lنْهْعَ"دَ"أَ -نْل )ثُلاَثبِ يبِيبِحَ ينَاصَ-وَ"أَ

"رْ,تَوَ أَ

“Kekasihku (Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam) mewasiatkan aku untuk tidak meninggalkan tiga perkara selama aku masih hidup: puasa tiga hari di setiap bulan, salat dhuha dan tidak tidur sampai aku salat witir” (HR. Muslim no. 722).

Hadits yang mirip juga diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, ia berkata:

نِأَ لُّبِقَ "رْ,تَوَ أَ -نِأَوَ ،ىحْضُّلا يتَعُكُرَوَ ،)رْهْش ?لُّكُ نْمِ )مَاlيُأَ ,ةٌثلاَث,مَايصَ )ثُلاَثبِ مْlلَسُوَ هيلَعَ هلَلا ىlلَصَ يلَيلَخ ينَاصَ-وَ : "أَ

"دَ قَرَأَ

“Kekasihku (Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam) mewasiatkan aku utiga perkara:

puasa tiga hari di setiap bulan, dua raka’at shalat dhuha dan shalat witir sebelum tidur” (HR. Bukhari no. 1178, Muslim no. 721).

Keutamaan Shalat Dhuha

Shalat dhuha menggantikan kewajiban sedekah untuk semua persendian sebagaimana dalam hadits Abu Dzar dan Buraidah di atas.

Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghathafani, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

هُ"رْ,خآ "كَ,ف-كُ"أَ ,رَا"هْlنْلا ,لlوَ"أَ -نْ,مِ )تٍا"عُ"كُ"رَ ,عِ"بِ-رَ"أَ -نْ"عَ -زِ,جْ-عُ"تَ"لا "مَ"دَآ "نْ-بِا ا"يُ lلُّ"جَ"وَ lزِ"عَ هlلَلا "لا"قَ

(2)

“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang” (HR. Tirmidzi no. 475, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ no. 4342).

Shalat dhuha juga disebut sebagai shalat awwabin, yaitu shalatnya orang-orang yang banyak kembali kepada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لا"صْ,فلا ضُ"مِرْ"تَ نْيحَ "نْيبِاlوَلأا ةٍلاَصَ

“Shalat awwabin adalah ketika anak unta merasakan terik matahari” (HR. Muslim no. 748).

Baca juga: Keutamaan Shalat Isyroq Waktu Shalat Dhuha

Waktu pelaksanaannya adalah dimulai ketika matahari meninggi setinggi tombak sampai sebelum zawal, yaitu ketika matahari tegak lurus. Dari Amr bin Abasah radhiallahu’anhu, ia berkata:

:لاقفَ ،,ةٍلاَصْلا نْعَ ينَ-رْ,بِخأَ تُلَقفَ ،هيلَعَ تُلَخدَفَ ،"ةٌنْيُدَمِلا تُ-مِ,دَقفَ ،"ةٌنْيُدَمِلا مْlلَسُوَ هيلَعَ هلَلا ىlلَصَ يبِنْلا مَ,دَقَ : ي"نَرْقَ نْيبِ عِ لَطِتَ نْيحَ عِ لَطِتَ اهْlنَإفَ ؛"عِفتَرْتَ ىتَحَ سُمِشَّلا عِ لَطِتَ نْيحَ ,ةٍلاَlصْلا نْعَ -رْ,صْقَ"أَ مْث ، ,حُبِصْلا "ةٍلاَصَ ?لُّصَ

حُمِرْلابِ لُّظلا lلُّقتَسْيُ ىتَحَ ،$ةٍرَوضُّحْمِ $ةٍدَوهْشَّمِ "ةٍلاَصْلا lنِإفَ ؛?لُّصَ مْث ، رَاlفكُلا اهْل دَ جْسْ"يُ )ذٍئنْيحَوَ ،)نِاطِيش

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam datang ke Madinah, ketika itu aku pun datang ke Madinah. Maka aku pun menemui beliau, lalu aku berkata: wahai Rasulullah,

ajarkan aku tentang shalat. Beliau bersabda: kerjakanlah shalat shubuh. Kemudian janganlah shalat ketika matahari sedang terbit sampai ia meninggi. Karena ia sedang terbit di antara dua tanduk setan. Dan ketika itulah orang-orang kafir sujud kepada matahari. Setelah ia meninggi, baru shalatlah. Karena shalat ketika itu dihadiri dan disaksikan (Malaikat), sampai bayangan tombak mengecil” (HR. Muslim no. 832).

Sebagian ulama mengatakan bahwa waktu dhuha itu sekitar 15 menit setelah matahari terbit. Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan:

اهْعَولَط دَعُبِ ةٌعَاسُ عِبِرَ برَاقيُ كَلذَوَ ،رْظانْلا نْيعَ يفَ حُمِرَ دَيقَ سُمِشَّلا عافتَرَا نْمِ ئُدَتَبِيُ اهْتَقَوَوَ

“Waktu shalat dhuha adalah dimulai ketika matahari meninggi setinggi tombak bagi orang yang melihatnya (matahari). Dan itu sekitar 15 menit setelah ia terbit”

(Fatawa Ibnu Baz, https://ar.islamway.net/fatwa/14645).

Dan waktu yang paling utama adalah ketika matahari sudah tinggi dan sinar matahari sudah terik. Dari Zaid bin Arqam radhiallahu’anhu:

:

,ةٌعَاسْلا هُذٍه ,رْيغ يفَ "ةٍلاَصْلا lنِأَ اومِ,لَعَ -دَ"قل ا"مِأَ لاقفَ ،)ءُابِ قَ ,دَجْسْمِ يفَ ىحْضُّلا نْمِ نِولَصْ يُ اnمِوقَ ىأَرَ هlنَأَ

: (( :

ةٍلاَصَ لاقفَ ،ىحْضُّلا "نِولَصْ يُ مْهوَ ،)ءُابِ قَ ,لُّهأَ ىلَعَ مْlلَسُوَ هيلَعَ هلَلا ىlلَصَ ,هلَلا لوسُرَ "جَ"رْخ لاقَ ، لُّضُّفَأَ

ى"حْضُّلا نْمِ لاصْفلا ,تُ"ضُّ,مِ"رَ اذَإ نْي,بِاlوَلأا

Zaid bin Arqam melihat sekelompok orang yang sedang melaksanakan shalat Dhuha. Kemudian ia mengatakan, “Mereka mungkin tidak mengetahui bahwa selain waktu yang mereka kerjakan saat ini, ada yang lebih utama. Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat awwabin hendaknya dikerjakan ketika anak unta merasakan terik matahari” (HR. Muslim no. 748).

Shalat Isyraq Adalah Shalat Dhuha Di Awal Waktu

Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

(3)

. )ةٍرْمِعَوَ )ةٌlجْحَ ,رْجَأكُ هل تُنَاكُ ,نْ-يتَعُكُرَ ىlلَصَ مْث سُمِشَّلا "عِلَطِتَ ىتَحَ "هلَلا رْكُذٍيُ دَعُقَ مْث )ةٌعَامِجَ يفَ "ةٍادَغلا ىlلَصَ

: :

)ةٌlمِا"تَ ، )ةٌlمِا"تَ ، )ةٌlمِا"تَ "مْlلَسُوَ ,هيلَعَ هلَلا ىlلَصَ ,هلَلا لوسُرَ لاقَ لاقَ

“Seseorang yang shalat subuh secara berjamaah, lalu ia duduk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit. Kemudian ia shalat dua raka’at, maka pahala yang ia dapatkan seperti haji dan umrah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

sempurna, sempurna, sempurna” (HR. Tirmidzi no. 586, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah no. 3403).

Dalam hadits ini disebutkan shalat dua rakaat ketika matahari terbit. Yang sering disebut sebagai shalat isyraq. Dan shalat isyraq ini adalah shalat dhuha di awal waktu. Dalam Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah (27/220-221) disebutkan:

:

نْمِ اهْ"تَقَوَ اوَرْكُذَ مْهْلَكُ ذَإ ؛$ةٍدَحَاوَ قَارْشلإا ةٍلاَصَوَ ىحْضُّلا ةٍلاَصَ lنِأَ نْlيبِتَيُ نْيث?دَحْمِلاوَ ءُاهْقفلا لاوقَأَ رْهاظ عِبِتَتَبِ

امِهْنْيبِ اولَ?صْف يُ مْلوَ لاوَزِلا ىلإ عولَطِلا دَعُبِ

“Dengan menelusuri perkataan-perkataan pada fuqaha dan ahli hadits jelaslah bahwa shalat dhuha dan shalat isyraq itu sama. Karena mereka semua

menyebutkan waktu pelaksanaannya adalah awal terbitnya matahari hingga zawal.

Dan mereka tidak membedakannya”.

Maka shalat dhuha yang dikerjakan di awal waktunya, itulah shalat isyraq.

Jumlah Raka’at

Shalat dhuha dikerjakan minimal dua raka’at sebagaimana dalam hadits Abu Dzar dan Abu Hurairah di atas. Disebutkan dalam hadits dengan kata “dua rakaat shalat dhuha”.

Namun ulama khilaf mengenai kadar maksimal rakaat shalat dhuha. Jumhur ulama berpendapat maksimal delapan rakaat. Berdasarkan hadits dari Ummu Hani’:

ىحْضُّلا "ةٌحْبِ سُ )تٍاعُكُرَ "نِامِث ىlلَصَ ,حُتَفلا "مَاعَ مْlلَسُوَ هيلَعَ هلَلا ىlلَصَ lيبِنْلا lنِأَ

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam di tahun terjadinya Fathu Makkah beliau shalat delapan rakaat shalat dhuha” (HR. Bukhari no. 1103, Muslim no. 336).

Sebagian ulama berpendapat tidak ada batasannya. Dalilnya hadits dari Aisyah radhiallahu’anha,

هلَلا "ءُاش امِ دَيُزِ"يُوَ ،اnعُبِرَأَ ىحْضُّلا ي?لَصْ يُ مْlلَسُوَ هيلَعَ هلَلا ىlلَصَ يبِنْلا نِاكُ

“Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat dhuha empat raka’at dan beliau biasa menambahkan sesuka beliau” (HR. Muslim no. 719).

Ini pendapat yang dikuatkan oleh Ath Thabari, Syaikh Ibnu Baz dan Syaikh Ibnu Al Utsaimin.

Baca juga: Mengqadha Shalat Witir Tata Cara Shalat Dhuha

Tata cara melaksanakan shalat dhuha sama sebagaimana tata cara shalat lainnya.

Dikerjakan dengan dua raka’at-dua raka’at, dengan salam setiap dua raka’at.

Berdasarkan hadits dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ى"نْث"مِ ى"نْث"مِ ,رَاهْlنْلاوَ ,لُّيlلَلا ةٍلاَصَ

“Shalat (sunnah) di malam dan siang hari, dua rakaat-dua rakaat” (HR. Abu Daud no. 1295, An Nasa-i no. 1665, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).

(4)

Syaiikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan:

.رَوسْلا نْمِ وَأَ تٍايُلآا نْمِ رْسْيتَ امِ اهْيفَ أَرْقيُ ،صوصْخَمِ ءُيش اهْيفَ سُيل تٍايُآ وَأَ nارَوسُ رْسْيتَ امِ اهْيفَ أَرْقيُوَ

نْسْحَ هلَكُفَ نْيتَنْث لُّكُ نْمِ مْلَسْيُ رْثكُأَ وَأَ نِامِث وَأَ تُسُ وَأَ عِبِرَأَ ىلَصَ نِإوَ ،ةٍدَحَاوَ ةٌمِيلَسْتَ نِاتَعُكُرَ اهْلَقَأَوَ

“Dalam shalat dhuha (setelah Al Fatihah, pent.) silakan membaca surat atau ayat- ayat apa saja yang dimampui, tidak ada surat atau ayat khusus yang diutamakan.

Silakan membaca ayat atau surat apa saja. Jumlah rakaatnya minimal dua rakaat dengan satu salam. Jika ingin shalat empat rakaat atau enam atau delapan rakaat, atau bahkan lebih, dengan salam di setiap dua rakaat, maka ini semua baik”

(Sumber: https://binbaz.org.sa/fatwas/10014).

Shalat Dhuha Secara Berjama’ah

ٍ)Shalat dhuha boleh dilaksanakan secara berjama’ah sesekali. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan:

ةٌعَامِجَ اهولَصَ ةٌنْسْلا اولَصَ امِلَكُ ةٌبِتَارَ ةٌنْسُ هُذٍه نِوكُتَ لا نْكُلوَ ةٌعَامِجَ لُّفَاونْلا ضُعُبِ ةٌعَامِجْلا يلَصْيُ نِأَ سأبِ لا

“Tidak mengapa melaksanakan sebagian shalat sunnah secara berjama’ah, namun hendaknya tidak dijadikan kebiasaan yang dirutinkan sehingga terus-menerus shalat sunnah berjama’ah” (Majmu’ Fatawa war Rasa’il, 14/335).

Jika shalat dhuha dilaksanakan secara berjama’ah maka dilakukan dengan bacaan yang sirr (lirih). Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan:

رَارْسُلإا اهْيفَ ةٌنْسْلا نِإفَ رْصْعُلاوَ رْهْظلا ةٍلاَصَوَ بتَاوَرْلاوَ ىحْضُّلا ةٍلاَصْكُ ةٌيُرَاهْنْلا ةٍلاَصْلا امِأَ ,

“Adapun shalat-shalat yang dilakukan di siang hari, seperti shalat dhuha, shalat rawatib, shalat zhuhur, shalat ashar, disunnahkan dilakukan dengan sirr (lirih)”

(Fatawa Ibnu Baz, 11/207).

Doa Setelah Shalat Dhuha

Tidak terdapat hadits dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang shahih dan sharih (tegas), mengenai doa setelah shalat dhuha. Adapun hadits dari Aisyah

radhiallahu’anha:

“ :

باوتَلا تُنَأَ كَنَإ ،يلَعَ بتَوَ ،يل رْفغا مْهْلَلا لاقَ مْث ،ىحْضُّلا مْلَسُوَ هيلَعَ هلَلا ىلَصَ هلَلا لوسُرَ ىلَصَ

ةٍرْمِ ةٌئُامِ اهْلاقَ ىتَحَ مْيحَرْلا ”

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah shalat dhuha, kemudian membaca doa: Allaahummagh firlii wa tub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim/ (Ya Allah, ampunilah dosaku, dan terimalah taubatku, sungguh Engkau adalah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang). Beliau ucapkan ini 100x” (HR. Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrad no. 219, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrad).

Yang rajih, ini adalah doa setelah shalat secara umum, bukan hanya shalat dhuha.

Sebab disebutkan dalam riwayat lainnya secara mutlak:

: ةٌبِ-عُ ش لاقَ يل -رْ,فغا ?برَ لوقيُ وهوَ )ةٍلاَ"صَ يفَ "مْlلَسُوَ هيلَعَ هلَلا ىlلَصَ lيبِlنْلا "عِ,مِ"سُ هlنَإ ,رَاصْنَلأا نْ,مِ $لُّ جَ"رَ لاقَ- : - :

- :

)ةٍlرْ"مِ "ةٌ"ئ,مِ ، رَوف"غلا باlوتَلا "تُنَأَ كَlنَإ ؛lي"لَعَ -ب تَوَ يل -رْ,فغا lمْ هْlلَلا لاقَ وَأَ

“Seorang lelaki dari kaum Anshar mengatakan bahwa ia pernah mendengar Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam setelah shalat beliau berdoa: /Allaahummagh firlii wa tub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim/ 100x” (HR. Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dalam Musnad Ibnu Fudhail, dishahihkan Syu’aib Al Arnauth dalam Takhrij Musnad Ahmad no. 23150).

Namun andaikan seseorang mengamalkan doa ini setelah shalat dhuha, pun tidak mengapa. Selama tidak berkeyakinan bahwa ini adalah doa khusus setelah shalat dhuha. Wallahu a’lam.

(5)

Demikian yang bisa kami sampaikan seputar shalat dhuha, semoga bermanfaat.

Wabillahi at taufiq was sadaad.

Evaluasi

1. Apa hukum Shalat Dhuha dalam Islam?

a. Wajib b. Sunnah c. Fardhu Ain d. Makruh

2. Berapa banyak sendi yang dimiliki oleh manusia menurut hadits yang disebutkan dalam materi?

a. 360 sendi b. 240 sendi c. 180 sendi d. 480 sendi

3. Apa yang dapat menggantikan kewajiban sedekah untuk setiap sendi tubuh manusia?

a. Shalat Isya

b. Menyumbang uang c. Shalat Dhuha d. Membaca Al-Quran

4. Siapa yang mewasiatkan agar tidak meninggalkan puasa tiga hari di setiap bulan, Shalat Dhuha, dan Shalat Witir sebelum tidur?

a. Abu Dzar

b. Buraidah Al Aslami c. Abud Darda'

d. Abu Hurairah

5. Apa yang dikatakan dalam hadits terkait dengan Shalat Dhuha menggantikan kewajiban sedekah untuk persendian?

a. Shalat Dhuha adalah wajib untuk semua umat Islam.

b. Shalat Dhuha adalah sunnah yang dianjurkan.

c. Shalat Dhuha wajib diwajibkan setiap hari.

d. Shalat Dhuha menggantikan kewajiban sedekah untuk semua persendian.

6. Berapa rakaat Shalat Dhuha yang disarankan untuk dilaksanakan?

a. 4 rakaat b. 3 rakaat c. 2 rakaat d. 1 rakaat

7. Apa yang Allah perintahkan dalam hadits yang disebutkan dalam materi?

a. Membaca Al-Quran b. Menyumbang uang

c. Melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar d. Menjalankan ibadah haji

8. Apa pesan Allah kepada manusia dalam hadits terkait Shalat Dhuha?

a. Jangan tinggalkan Shalat Dhuha

b. Tinggalkan Shalat Dhuha jika tidak sempat c. Lakukan sedekah setiap hari

d. Jangan melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar

9. Shalat Dhuha juga dikenal dengan nama lain, yaitu shalat apa?

a. Shalat Isyraq b. Shalat Awwabin c. Shalat Tahajjud d. Shalat Tarawih

10. Dalam hadits, kapan waktu pelaksanaan Shalat Dhuha dimulai?

a. Setelah matahari terbenam b. Ketika matahari terbenam

(6)

c. Ketika matahari meninggi setinggi tombak d. Sebelum matahari tenggelam

11. Apa yang dilakukan orang-orang kafir ketika matahari baru terbit?

a. Sujud kepada Allah b. Sujud kepada setan c. Sujud kepada berhala d. Sujud kepada malaikat

12. Bagaimana waktu yang paling utama untuk melaksanakan Shalat Dhuha?

a. Ketika matahari terbit

b. Saat matahari tinggi dan sinar matahari terik c. Ketika matahari terbenam

d. Pada tengah malam

13. Apa yang dimaksud dengan Shalat Isyraq?

a. Shalat malam b. Shalat witir

c. Shalat Dhuha di awal waktu d. Shalat fardhu

14. Berapa jumlah minimal rakaat Shalat Dhuha?

a. 1 rakaat b. 2 rakaat c. 4 rakaat d. 8 rakaat

15. Apa pendapat mayoritas ulama tentang jumlah maksimal rakaat Shalat Dhuha?

a. Maksimal 4 rakaat b. Maksimal 6 rakaat c. Maksimal 8 rakaat

d. Tidak ada batasan jumlah rakaat

16. Apa yang boleh dilakukan saat melaksanakan Shalat Dhuha secara berjama'ah?

a. Mengumumkan bacaan b. Membaca dengan lantang

c. Membaca dengan suara sirr (lirih) d. Tidak boleh melaksanakan berjama'ah

17. Apa yang disunnahkan untuk dibaca setelah Shalat Dhuha?

a. Surah Al-Fatihah b. Surah Al-Ikhlas

c. Doa khusus setelah Shalat Dhuha d. Surah Al-Baqarah

18. Bagaimana tata cara melaksanakan Shalat Dhuha?

a. 4 rakaat tanpa salam b. 2 rakaat tanpa salam

c. 2 rakaat dengan salam setelah masing-masing 2 rakaat d. 1 rakaat dengan sujud dua kali

19. Apa yang disebutkan dalam hadits sebagai doa yang boleh dibaca setelah Shalat Dhuha?

a. Doa khusus setelah Shalat Dhuha b. Surah Al-Fatihah

c. Surah Al-Ikhlas d. Surah Al-Baqarah

20. Apakah Shalat Dhuha boleh dilaksanakan berulang kali dalam sehari?

a. Tidak boleh

b. Boleh, tetapi hanya sekali c. Boleh, tanpa batasan jumlah

d. Boleh, tetapi hanya pada malam hari Essay:

(7)

1. Apa hukum Shalat Dhuha menurut kesepakatan ulama dari keempat madzhab dalam Islam? Berikan penjelasan singkat beserta dalil yang mendukung.

2. Menurut hadits Abu Dzar, apa saja yang dianggap sedekah di pagi hari?

Bagaimana Shalat Dhuha bisa menggantikan kewajiban sedekah ini?

3. Bagaimana Nabi Muhammad menjawab pertanyaan para sahabat mengenai kewajiban sedekah untuk setiap sendi tubuh manusia? Apa alternatif yang diberikan jika seseorang tidak mampu melakukan kewajiban ini?

4. Menurut hadits Abud Darda', apa saja tiga perkara yang diajarkan Nabi

Muhammad agar tidak ditinggalkan selama hidup? Jelaskan peran Shalat Dhuha dalam anjuran ini.

5. Apa yang dinyatakan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah tentang tiga perkara yang harus dipertahankan seumur hidup? Bagaimana Shalat Dhuha terkait dengan anjuran ini?

6. Bagaimana keutamaan Shalat Dhuha dinyatakan dalam hadits dari Nu'aim bin Hammar Al Ghathafani? Mengapa Shalat Dhuha dianggap begitu penting?

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, seorang yang selesai melaksanakan Shalat Dhuha, ia dapat melafalkan doa apa saja yang baik tanpa harus terikat dengan lafal yang dianggap berasal

Shalat Dhuha lebih dikenal dengan shalat sunah untuk memohon rizki dari Allah, berdasarkan hadits Nabi : ” Allah berfirman : “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau

(2) Untuk mendeskripsikan nilai-nilai karakter yang dikembang melalui program wajib shalat dhuha di SDIT Alam IKM Al-Muhajirin Palangka Raya. Penelitian ini menggunakan

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Sholat dhuha dan shalat zuhur berjamaah di laksanakan karena sudah menjadi program wajib dari

Abstrak: Masalah dalam penelitian ini apakah pembiasaan shalat dhuha dapat meningkatkan keterampilan Shalat pada anak usia 5-6 tahun. Metode penelitian ini menggunakan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa, di MTs Yaumika dengan melaksanakan shalat dhuha bisa menjadi media pembinaan akhlak, dengan shalat dhuha akan terjadi komunikasi

Adapun terkait bacaan imam dalam shalat sunnah berjamaah selain tujuh shalat sunnah diatas yang memang sering dilakukan oleh Rasulullah saw secara berjamaah, maka jika shalat sunnah

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlakul karimah.8 Penerapan shalat dhuha dalam menanamkan kedisiplinan di MTs Negeri Pesanggaran