• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA EVALUASI SARANA PRASARANA FISIOTERAPI DI UNIT REHABILITASI MEDIK RUMAH SAKIT X TAHUN 2021

N/A
N/A
Ahmad Fauzi

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISA EVALUASI SARANA PRASARANA FISIOTERAPI DI UNIT REHABILITASI MEDIK RUMAH SAKIT X TAHUN 2021 "

Copied!
96
0
0

Teks penuh

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini berjudul “Analisis Evaluasi Sarana dan Prasarana Fisioterapi Unit Rehabilitasi Medis Rumah Sakit Usulan Sarana Prasarana Fisioterapi Unit Rehabilitasi Medis Rumah Sakit X Tahun 2021 berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan.

Rumah sakit adalah suatu institusi yang menyelenggarakan pelayanan perorangan secara menyeluruh yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit harus memahami dengan baik kebutuhan dan pengguna jasa agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang menarik dan memuaskan kepada pelanggan. Rumah Sakit merupakan suatu perusahaan jasa yang produk yang dihasilkan tidak berwujud dan berasal dari pemberi jasa, dalam hal ini adalah tenaga staf atau sumber daya manusia (SDM).

Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis manajemen pelayanan fisioterapi baik ditinjau dari kelengkapan sarana dan prasarana rehabilitasi medik di rumah sakit.

Tabel 5.1  Pengaturan ruang Rumah Sakit X dengan tata ruang standart PMK. ........43  Tabel 5.2 Alur pelayanan pasien umum dan BPJS .....................................................45  Tabel 5.3 kemampuan bekerja pelaksana pelayanan Rumah Sakit X type
Tabel 5.1 Pengaturan ruang Rumah Sakit X dengan tata ruang standart PMK. ........43 Tabel 5.2 Alur pelayanan pasien umum dan BPJS .....................................................45 Tabel 5.3 kemampuan bekerja pelaksana pelayanan Rumah Sakit X type

Tujuan Umum

Tujuan Khusus

Secara umum pengertian mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan, dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit atau pusat kesehatan secara wajar, efisien dan efektif serta disampaikan. dengan aman dan memuaskan. sesuai dengan norma, etika dan hukum, serta sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemungkinan yang dimiliki pemerintah, tetapi juga masyarakat konsumen. Karena kebutuhan masyarakat akan rumah sakit, maka kami hadirkan Rumah Sakit X di tengah masyarakat untuk memberikan pelayanan medis dan dukungan medis terbaik kepada masyarakat. Menjadi rumah sakit terbaik di wilayah Bekasi dengan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan aman.

Rencana Kegiatan Anggaran Rumah Sakit (RKRS) memuat program-program upaya peningkatan mutu tenaga kerja. Ketersediaan sarana prasarana untuk merespon keluhan pasien. Penyediaan sarana prasarana untuk menyelesaikan permasalahan pelayanan fisioterapi di rumah sakit. Menurut Deciku & Afriansyah, pengelolaan sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai pengorganisasian kegiatan mulai dari perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, inventarisasi dan pembuangan serta pengembangan tanah, bangunan, peralatan dan perabot rumah sakit secara efisien. dan cara yang tepat. Sasaran".

Menurut (Munawaroh, 2019)33 pengelolaan atau penatausahaan sarana dan prasarana rumah sakit meliputi penentuan kebutuhan, proses pengadaan, penggunaan, pencatatan atau pengelolaan dan pertanggungjawaban. Artinya, melalui pengelolaan peralatan pelayanan, diharapkan seluruh peralatan yang diperoleh rumah sakit akan menjadi prasarana kesehatan yang berkualitas, sesuai kebutuhan peralatan fisioterapi, dan pembiayaan yang efektif. Mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit agar selalu siap digunakan kapanpun dibutuhkan oleh staf rumah sakit.

Prinsip pengelolaan infrastruktur dan infrastruktur rumah sakit dapat tercapai, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan peralatan rumah sakit. Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana rumah sakit direncanakan secara matang, sehingga dimungkinkan diperoleh sarana yang berkualitas dengan harga yang relatif menguntungkan, sehingga dapat mencegah timbulnya limbah. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan prasarana rumah sakit akan berhasil jika prinsip-prinsip pengelolaan peralatan rumah sakit diterapkan, yang meliputi: prinsip pencapaian tujuan, efisiensi, administrasi, kejelasan tanggung jawab dan kekompakan.

Langkah-langkah dalam perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana rumah sakit meliputi: analisis kebutuhan, inventarisasi, seleksi, pemberian perhitungan interpretasi biaya, perencanaan pengadaan, serta penentuan personel yang diserahi tugas pengadaan. Asas efektivitas berarti seluruh penggunaan peralatan rumah sakit hendaknya ditunjukkan hanya untuk mencapai tujuan rumah sakit, sedangkan asas efisiensi berarti penggunaan seluruh peralatan fisioterapi secara ekonomis dan hati-hati. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa agar pengelolaan prasarana rumah sakit dapat terlaksana secara maksimal maka perlu dilakukan proses pengelolaan prasarana rumah sakit yang meliputi: pengadaan, pendistribusian, penggunaan dan pemeliharaan, inventarisasi dan pembuangan peralatan rumah sakit.

Dalam pelaksanaan program mutu pelayanan, pedoman pelaksanaan program manajemen rumah sakit menetapkan beberapa indikator capaian pengelolaan sarana dan prasarana, standar pencapaian implementasi. Penelitian ini menggali informasi lebih mendalam mengenai evaluasi infrastruktur fisioterapi di Rumah Sakit X.

Tabel 3 kisi- kisi Instrumen Penelitian  Komponen
Tabel 3 kisi- kisi Instrumen Penelitian Komponen

Kasus-kasus ekstrim atau di luar kewajaran

Individu anggota masyarakat digolongkan sebagai subjek penelitian apabila mereka sengaja dipilih sebagai partisipan dalam proses penelitian. Membedakan Responden dan Informan Perhatikan dulu dua jenis status atau peran utama subjek penelitian, yaitu sebagai “responden” dan. Sedangkan informan adalah subjek yang memberikan fakta tentang kelompok, organisasi, komunitas, atau masyarakatnya dalam arti luas, yaitu responden menceritakan eksistensi dirinya dalam lingkungan sosial.

Menurut (Anggito & Setiawan, 2018) 43, ada dua kriteria utama yang digunakan dalam pemilihan subjek penelitian. Pertama, “kaya secara informasi” karena akan memberikan kontribusi pada pemahaman yang memadai tentang peristiwa atau fenomena sosial yang menjadi dasar penelitian. Dengan kriteria tersebut maka orang yang “kekurangan informasi” mengenai topik penelitian kita dan orang yang tidak dapat dihubungi atau tidak mau berbagi pasti tidak akan terpilih sebagai responden atau informan.

Hal ini untuk membedakannya dengan objek “potongan” (sampel) dalam penelitian kuantitatif. Fitrah, 2018) 44. Namun disini cukup saya sampaikan tujuh pendekatan yang paling sering digunakan. Pemilihan tersebut sengaja dilakukan terhadap kasus-kasus yang ekstrim atau menyimpang, tidak biasa atau unik, karena dengan segala keanehannya, kasus-kasus tersebut memberikan informasi yang lebih lengkap. Adalah logis jika situasi yang tidak biasa atau menyimpang dapat memperkaya makna suatu peristiwa atau fenomena sosial.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai human instrument berfungsi menentukan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, mengumpulkan data, menilai kualitas data, menganalisis data, menafsirkan data, dan menarik kesimpulan tentang temuan. Data dalam penelitian ini adalah seluruh data atau informasi yang diperoleh dari informan yang dianggap mempunyai pengetahuan paling jelas mengenai fokus penelitian yang diteliti.Selain informan, data juga diperoleh dari dokumentasi yang mendukung fokus penelitian atau data tersebut. dalam bentuk kata-kata atau tindakan tertulis. Sumber data dalam penelitian ini adalah entitas dari mana data tersebut diperoleh (Hadi et al., 2018).

Observasi

Interview (wawancara)

Dokumentasi

Dari hasil observasi dan analisa peneliti di Rumah Sakit Rumah Sakit Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Rumah Sakit Tipe C diterbitkan melalui Sekretariat Jenderal Pusat Sarana dan Prasarana serta Peralatan Kesehatan pada tahun 2007.

Jadwal ruang fisioterapi Unit Rehabilitasi Medis ditetapkan berdasarkan: Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit. Penerapan kepatuhan terhadap standar pelayanan fisioterapi di rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan fisioterapi yang berlaku. Dalam pengembangan ke depan, Rumah Sakit Umum Kelas C sebagaimana dimaksud pada ayat (4) akan ditingkatkan fasilitas dan kemampuan pelayanan medisnya serta menambah pelayanan maksimal 3 (tiga) pelayanan medis spesialis, tidak termasuk spesialis dasar, dan 1 (satu) spesialis. dukungan medis.

Mengenai modalitas peralatan medis untuk pelayanan pasien fisioterapi, menurut pengamatan peneliti, URM Rumah Sakit Jika rumah sakit dibangun setingkat dengan rumah sakit Tipe C maka rujukannya akan didasarkan pada aturan rumah sakit Tipe C b) Untuk Medis Prasarana Bangunan Pelayanan Unit Rehabilitasi. Dari wawancara kepada direktur Rumah Sakit X, kepala Penunjang Medis, Kepala Unit Rehabilitasi Medis dan rekan-rekan.

Sarana dan prasarana belum mencukupi, namun untuk RS tipe C sudah cukup atau memadai. Analisis tanggapan kepala Bagian Rehabilitasi Medis, bahwa sarana dan prasarana belum memadai, namun begitu pula dengan Direktur Rumah Sakit X, ada keinginan untuk mengembangkan layanan fisioterapi. Untuk tahun depan direncanakan penambahan tenaga fisioterapi, selain meningkatkan jumlah kunjungan, juga untuk optimalisasi pelayanan fisioterapi di Rumah Sakit.

Dibandingkan hasil wawancara secara keseluruhan, Rumah Sakit X lebih baik dibandingkan hasil dua survei serupa. Kebijakan Menteri Kesehatan nomor 65 tahun 2015 tentang standar pelayanan fisioterapi di rumah sakit sangat baik dalam mendukung peningkatan pelayanan fisioterapi. Namun membandingkan keseluruhan kebutuhan rumah sakit tipe C dengan keadaan Rumah Sakit X saat ini, dari analisa dan observasi langsung , RSUD

Tabel 5.1  Pengaturan ruang Rumah Sakit X dengan tata ruang standart  PMK.
Tabel 5.1 Pengaturan ruang Rumah Sakit X dengan tata ruang standart PMK.

Dilakukan survey setiap 6 bulan sekali,

Dilakukan survey kepuasan pasien menggunakan kotak survey

Akademisi, skripsi ini

Pengaruh Citra Merek, Kapasitas dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pasien Rawat Jalan dalam Penggunaan Pelayanan Kesehatan RS Semen Gresik. Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan No. 65 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waled Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Tugas Pokok Menyelenggarakan, mengawasi dan menjamin kelancaran pelayanan rawat jalan di RS Cibitung Medika sesuai standar 1.

Merencanakan, berkoordinasi dengan unit terkait, memantau program dan prosedur unit rawat jalan, HD, Terapi Fisik, dan Terapi Wicara. Mengawasi keberadaan dan pengoperasian peralatan medis dan non medis di unit Rawat Jalan, HD, Fisioterapi dan Terapi Wicara. Persyaratan jabatan fisioterapis rehabilitasi medik yang telah mendapat gelar SpKFR dan mempunyai kewenangan sebagai dokter yang bertanggung jawab di bidang Fisioterapi dan Terapi Wicara.

Tugas Pokok Bertanggung jawab agar pelayanan rehabilitasi medik di RS Cibitung Medika berjalan lancar sesuai standar. Evaluasi hasil program Terapi Fisik atau Terapi Wicara yang dibuat oleh Dokter Spesialis Rehabilitasi Medis. Konfirmasikan diagnosis fisioterapi atau terapi wicara, rencanakan program terapi dan tentukan modalitas fisioterapi dan/terapi wicara yang akan diberikan kepada pasien4.

Evaluasi kembali program yang telah dilaksanakan dan usulkan program fisioterapi atau terapi wicara/rehabilitasi lain yang baru jika diperlukan. Melaporkan selesainya program fisioterapi atau terapi wicara dan merujuk/konsultasikan kembali pasien ke dokter spesialis rehabilitasi medik atau dokter spesialis lainnya. 7. Harmonisasi program fisioterapi atau terapi wicara jika terdapat perbedaan program terapi dari dokter rehabilitasi medik 3.

Peneliti. sebagai pembanding

Pemilik Rumah Sakit,

Gambar

Tabel 5.1  Pengaturan ruang Rumah Sakit X dengan tata ruang standart PMK. ........43  Tabel 5.2 Alur pelayanan pasien umum dan BPJS .....................................................45  Tabel 5.3 kemampuan bekerja pelaksana pelayanan Rumah Sakit X type
Tabel 3 kisi- kisi Instrumen Penelitian  Komponen
Tabel 5.1  Pengaturan ruang Rumah Sakit X dengan tata ruang standart  PMK.
Tabel 5.2 Alur pelayanan pasien umum dan BPJS
+3

Referensi

Dokumen terkait

- Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan (Rumah Sakit Kelas B), Seksi pelayanan (Kelas C & D) yang mengelola sistem pelayanan medik sehingga dihasilkan suatu

Evaluasi Kinerja Unit Filing & Retrieving Data di Rumah Sakit Pendidikan dan.. Rumah Sakit

Analisis ini mengacu pada Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Umum Kelas A yang diselaraskan dengan Pedoman Teknis Bangunan Fasilitas Rehab Medik dan Peraturan

• Pelaksana evaluasi kegiatan onientasi tenaga dokter, fisioterapis, dan perawat yang be kerja di Unit Rehabilitasi Medik oleh Kepala Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit

Program Pengadaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata dengan bentuk kegiatan berupa : rehabilitasi bangunan

Program Pengadaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata dengan bentuk kegiatan berupa : rehabilitasi bangunan

Data yang digunakan adalah data sekunder dari rehabilitasi medik rumah sakit A dan B pada tahun 2011 meliputi jumlah terapis per bulan, jumlah alat per bulan,

- Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan (Rumah Sakit Kelas B), Seksi pelayanan (Kelas C & D) yang mengelola sistem pelayanan medik sehingga dihasilkan suatu