-@\\{EEER/ryo^
9. rr- 'o
fll h*i
'iol\*
'?"i'I',li-"i:li*r'
*s
PROCEEDING
Ittd,usu'lal Eng Inser{t1g Cc,Lligrlrsrlce tr&{4
6 Desember 2014
E- _t
Feran Teknik lndustri dalam Pemherdayaan lndustri Kecil dan Menengah untuk mendukung Ketahanan dan
Kemandirian Ferekunumian Bangsa
lndustrial Engineering Department Faculty of lndustrial Technology
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran"
Yogyakarta
=r "=s
: *.i,'!
i
tsBN 978-979-96854-6-9
PROSIDING SEHIilAR NASIONAL
INDUSTRIAL ENGINEERING CONFERXNCE 2O1,4
IIPER/AN
TEKNIK INDUSTRI DALAM PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN DAN KEMANDIRIAN PEREKONOMIAN BANGSA
YANG BERKELANJUTAN"
Gedung Agus Salim UpN "VETEMN" yogyakarta, 6 Desember 2014
*st$EEE&t*
\/ ill-l
.s \,
l- x,
CN 9
%
o t tl
x, m
{}
r",
P
T*knik Inelu.stri * FTI * U P N "Vetercrt.r"
1ogllctkcrrtcl
ISBN.
97 8-97 9 -9 6854 -6-9
JURUSAN TEKNIK
INDUSTRI FAKUTTASTEKNOI.OGI
IN DUSTRIUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NAS|ONAt'VETERAN' YOGYAKARTA
2014
Prosiding Seminar Nasional
-lndustrial Engineering Conference (lECl
ZO14 .PERANTEKNIK INDUSTRI DALAM
PEMBERDAYMN
INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN DAN KEMANDIRIANPEREKONOMIAN BANGSA YANG BERKELANJUTAN'
Terbitan Tim Editor
Reviewer
Desain Layout :
: Desember 2014 : Laila Nafisah, S.T.,M.T.
Muhammad FaisalAmin
: 1. lr. Tjukup Marnoto, M.T., ph.D.
2. Dr.lr. Harry Budiharjo,M.T.
3. Moch. Chaeron, S.7., M.T.
4. lr. lrwan Soejanto, M.T.
Wikan Widya Kusuma, ST
Hak Cipta pada :
Jurusan Teknik lndustri - Fakultas Teknologi lndustri UPN'Veteran' yogyakarta
J
,SW.!Io..4 (Lingkar Utara), Condongcatur, yogyakarta.Telp:..(0274) 486369,
rax:
lOZtl) +AO5og E-mail : [email protected]. idrsBN. 978
-
979-
96854 _ 6 -I
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak karya turis ini daram bentuk dan dengan cara apapun, tanpa izin tertulis dari penerbit
Seminar Nasional IEC 2014, 6 Desemtr;r 2014
DAFTAR ISI
Cover Dalam ISBN
Kata Pengantar
Sambutan Ketua Panitia
Sambutan Rektor UPN'Veteran' yogyakarta Daftar lsi
Hlm
i ii iii iv vi viii
MAKALAH:
,lr_ililn!'t5mEl
,it. ' ', i :,.'$t "t "-,. t , .:,.
'1
Agus RistonoAndiFarid Hidayanto Visita Dian Gitaya
Ari Basuki
Tatit Rhety Hasanah
Annisa Novitasari
Eko Poenvanto
Green Purchasing untuk Keberlanjutan lndustri Kecil Menengan dalam Memenangkan persaingan Bisnis Analisis.P_engaruh Komponen Sistem Kerja Terhadap Job Sfess diPT. XX dengan pendekatan Ergonomi"
Optimasi Proses Electroplating pada pembuatan Kerajinan Perak
Perancangan Pencahayaan Ruang
Laboratorium
Vll _ 1 Perawatan Pesawat Terbang yang Memenuhi AspekErgonomi untuk Mendukung peroiehan Lisensi Dasar Bidang Perawatan pesawat Terbang Bagi Mahasiswa
Optimasi Kekuatan Tarik Diametral
Komposit
Vl[ _ 1Polymethylmethacrytate-Hidroksiapatit Dengan Metoda Taguchi
Perancangan Alat Bantu proses pengelupasan
dan
lX _ 1Pemisahan Kutit Kedetaiuntuk UKM lempe Sukasih dan Tempe Samodra
lt
-
1ilt-
1tv-
1v-1 vt-
IEko Pujiyanto
ErniSuparti
10
ErniSuparti1'l
Firman Ardiansyah EDesign Alat Pemisah Kutit Ari Kedetai Setelah Pengelupasan Pada lndustri Tempe Dengan Metode Quality Function Deptoyment
Pengendalian Kualitas Menggunakan pendekatan Gemba Pada lndustriVelg Motordi LIK Kaligawe Semarang
x-'l
xl-
1Seminar Nasional IEC 2014, 6 Desember 2014 vilt
12 FitriAgustina
Penguatan Sistem lnovasi Daerah (SlDa)Kabupaten Xll-
1Bangkalan pada Produk Prioritas Klaster lndustri Kecil dan Menengah Tertentu
13
SugiHaryadin
Perbaikan Klasifikasidan Alokasi PenyimpananProduk Xlll-
1dengan Pendekatan C/ass Based Sforage
14
Hari BagusP
Analisis Shift Kerja Dan Jenis Kelamin TerhadapBeban
XIV-
1Kerja Mental Sebagai Dasar Prediksi Human Error
15 HariBudiharjo
UjiLaboratorium Spontaneus lmbibition denganBerbagai
XV- 1Ukuran Core Menggunakan Chemical Reservoir Modifier SMR 14N dan SMR 15A" untuk Sumur SLL 15 dan SLL 18 pada Lapangan SLL
16
HendroWidjanarko
lmplementasiBudaya Kewirausahaan diLingkunganKampus
XVI- 117 HeriAwalul
Perbandingan Kinerja Fungsi^".",
Polynomialdengan
XVll- 1llhamsah
Kernel Linier dalam Algoritma K-Means untukKlasterisasi Objek Data
18
HeriSetiawan
Pembuatan Membran Keramik Berpori BerbahanDasar Xvlll-
1Silika dan Karbon Aktif dengan Metode Direct Foaming untuk Diaplikasikan pada Pengolahan Air Bersih
19
lbnuHisyam
Penentuan Skala Ekonomi Proses PembungkusanUsaha
XIX-
1KecilAneka Keripik
20
ldaLumintu
Analisis Rekaya Nilai(ValueEngineering)terhadap
XX- 1Produk Batik Tulis Madura di UKM Siar FK Collection
21
lka DeefiAnna
Analisis Kebijakan Sistem Penyediaan Susu Segaruntuk
XXI-
1Memenuhi Permintaan Susu Domestik dengan Pendekatan Sistem Dinamis
22
lndraCahyadi
Memahami Kualitas Pengetahuan pada ProyekEnterprise
XXll- 1Sysfem di Usaha Kecil dan Menengah lndonesia
23
KatonSentiko
Pemilihan Supplier Menggunakan PreferenceRanking Xxlll-
1Org anization M eth od for Enrich ment Eval uation (PROMETHEE) Dengan Pembobotan Entropy
24
lrwanSoejanto
Tingkat Wasfe di Lantai Produksi denganPenerapan
XXIV-
1Lean Manufacturing
25
Buyung Hendratama Perencanaan Produksi Dengan PendekatanMinimum
XXV-
1Deviation Method (StudiKasus DiPhia Deva, Sleman, Yogyakarta)
26
Lilia PascaRiani
Pengaruh Odentasi Proses BisnisterhadapPertumbuhan
)O(Vl- 1Usaha Pengrajin Logam diWilayah Kediri Raya
27
LovelyLady
Anallsa Perbedaan Pengaruh Getaran Mekanikdan
XXVII-
1Kebisingan terhadap Laki-Laki dan Perempuan.
28
M. AliSuparman
Pengendalian Automatic Guide vehicle(AGV)
XXVlll- 'lmenggunakan PLC Omron CPlH dan PersonalComputer dengan Metode Hostlink.
lx
Seminar Nasional IEC 2014, 6 Desenber N14
29
30
M. M. Wahyuni lnderawati Mafazah Noviana
3'l
MamiAstutiMochammad Chaeron Mu'alim, Sabarudin Akhmad
Novi Marlyana
Efektivitas Sistem Umpan Batik perkutiahan UNIKA Atma Jaya
Penerapan irotif Baft Khas Kalimantan Timur pada Elemen Dekorasilnterbr
Analisis Faktor-fd<ts Penrilihan Berhirarki Maskapai Penerbangan Rute Yogryakarta
-
Balikpapan berdasakan Kriteria Kualitaslmplementasi L ean Thi rgki ng pada lndustri penyamakan Kulit Pengembangan Prototipe Alat Sterilisasi Jamu Madura
Analisis Kesiapan Umkm Indonesia Dalam Menghadapipasar Tunggal Asean 2015
Perancangan Alat Penghancur Limbah Kertas Untuk Home lndustri Kerajinan Seni Ukir Lunak
Merancang Aplikasi E-Commerce produk Batik Berbasis Web Analisis Kepuasan Mahasiswa dan Usulan peningkatan Kualitas Jasa Pelayanan Administrasi Kemahasiswaan dengan Menggunakan Model SERVQUAL, lpA dan eFD Studi Kasus Jurusan X Universitas Diponegoro
Sterilisasi Jamu Madura dengan Menerapkan Teknologi Ozon
Penetuan Ransum Pakan Ternak dengan Menggunakan Linear Programming
Perancangan Strategi Pengembangan produk Batik Tulis Giriloyo
Analisa Produktivitas Ramah Lingkungan pada Budidaya Perikanan Lele Terpadu Dengan Aplikasi Dengan Teknologi Bioflok (Sebuah Konsep Sistem produksi Agro Terpadu pada Perikanan Lele)
Manfaat Koperasi Pegawai Republik lndonesia Universitas Brawijaya Malang
Pengembangan Model Optimasi peta Kendali
i
fript"Sampli,ng dengan Fungsi Tujuan Minlmasi Ukuran sampel Usulan Perbaikan Postur Kerja dalam Sistem tnteraksi Manusia Mesin untuk Mengurangi Keluhan
Musculaskeletal
Analisis Pengaruh Perbedaan Faktor prees pengefaisan Terhdap Kehatusan Permukaan Benda Kerja dengan Desain Eksperlmen
Penjadrlrahn Produksi dengan Algoribna Tabu Search Analisis Rantai Pasokan Batik pewama Alam (Studi Kasus di Kecamatan Bayat Klaten)
XXIX- 1
XXX- 1
XXXI-,I
xxxil
-
1xxxilt - 1 XXXIV- 1
XXXV- 1
XXXVI - 1
XXXVII- 1
XXXVIII-
1
XXXIX - 1
xL-,1 XLI_1
xLil-1
xLilt
-
1XLIV
-
1XLV- 1
XLVI
-
1XLVII_ 1
32 33
34
36 37
35
Priscilla FamaraRachmad Hidayat RaniRumita
38
Sabarudin Akhmad39
SamsulAmar40
Srilndrawati41
Sugeng Punvoko42
Suharto43
Sutrisno44
Wahyr Yulianto45
TrismiRistyowatiTriwiyanto Silaban UyuunulMauidzoh 46
47
Seminar Nasional IEC 2014, 6 De*mber 2014
Vincent Pratama Saputra
WUang F. Satriyana
Susatyo Nugroho WP
Pengukuran NilaiGap Layanan Perpustakaan Sarjana Unpar Dengan Menggunakan Metode Servqual
Karakteristik Proses Permesinan Electrrchemicat Machining dalam Pembuatan Muftilayered Microfifters dengan Metode Drb Sinking
Usulan Perbaikan Postur Kerja Pekerja Konstruksi PT. PP (Peisero) pada Proyek Pembangunan RSUD Bekasi dengan Metode RUI-A (Rapid Upper Limb Assesment) dan CATIA- REBA
xL\llil
-
1xltx
- 1L-1
Senina Nasbnal IEC 2014,
I
Desember 2014 xt{tldtlsfiia} S.ngfile*nng
C*fcranr*
(IEC} 20 I 4 Yegya*rcrtx, S 0*x*rxher 2014PERANCANGAN PEI\{CAH
{I"c-{]i
RUANG LABORATORIUM PERAWATAN PESAWATTERB.{\G
YANG MEMENUHI ASPEK ERGONOMI UNTUK MEI{DLXIT_G PEROLEIIAN LISENSI DASARBIDANG PERAWATAIT
PESA\I.{T
TERBANG BAGI MAHASISWAJurusan
reknik,,*,,,*ll?3,ilTltll
I 3*XjlJ'Xti.us ip,o, yogyakarta Jalan Janti Komplek L-anud- Adisutjipto, Blok R, yogyakartaEmail :[email protected]
Abstrak
Perawatan pesawat terbang adalah pekerjaan memerlukan ketelitian yang tinggi, kesalahan sekecil apapun tidak ditolerir. Untuk mendukung hal tersebut maka salah satu yang diperlukan adalah membuat rancangan penccthayaan ruang laboratorium perawatan pesawat terbang yang memenuhi aspek ergonomi, mengingat ruangan perawatan pesawqt
terbang membutuhkan pencahayaanyang baik untuk mengurangi human error.
Penelitian
ini
adalah penelitian lapanganyang
berstfat observasional dan berdasarkanienis
desain termasuk penelitiaru analitik. Metode penelitian dengan membandingkan studi literatur untuk melihat standar pencahayaan yang berlaku di Indonesia dengan data pengukuran pencahayaandi
lingkungan perawatan pesawat terbang, dilanjutkan dengan perancangan pencahayaan ruang laboratorium perawatan pesawat terbang yang memenuhi aspek ergonomi sesuai dengan standar pencahayaan yangdiperbolehkan. Perancangan pancahayaan menggunakan s oftware DIALr.tx 4. B.
Hasil penelitian menunjukknn bahwa tata letsk fasilitas instalasi lampu yang memberikan nilai pencahayaanrata-rsta (Eo,) yangrnemadai adalah "Line Arrangetnent"
(membujur ditengah ruangan (uas lantai
:
30x10) m21, dan jumlah titik lampu yang digunakan sebanyak 12 buah. Rancangan jumlah luasan jendela = 94,5 m2. Hal ini sudah sesuai dengan standar persyaratan minimalnya seluas 50 m2. Nilai pencahayaan rata-rqta yang dihasilkan untuk pasisi obyek pesawat terbang dengan susunan membujur sesuai dengan susunan instalasi lompu "Line Arrongement" menghasilkan nilai pencahayaan rqta-rata (E,) yang lebih baik, jika dibandingkan dengan posisi melintang dengan wafi'rut lantai dan semua dindingnya "9011(Pure Wite)".Kata Kunci: Pencahayaan, Ergonomi, Ruangan Perawatan pesawat Terbang 1. PENDA}IULUAN
Perawatan pesawat terbang merupakan aktivitas yang standar harus dilakukan untuk menjaga kondisi pesawat supaya layak terbang. Dalam melakukan pekerjaan perawatan pesawat terbang, harus diperhatikanjuga kebutuhan personel terhadap ruang berventilasi cukup, pencahayaan, dan temperafur, supaya pekerjaan berjalan baik dan terhindar daibahaya human error. perawatan pesawat terbang merupakan aktivitas yang standarharus dilakukan untuk menjaga kondisi pesawat supaya layak
tertang. Dalam
melakukan pekerjaan perawatan pesawat terbang, harus diperhatikanjuga
kebutuhan personel terhadapruang
berventilasi cukup, pencahayaan, dan temperatur, supaya pekefaan berjalan baik dan terhindar dari bahaya human error.Kondisi
pencahayaan yangtidak
memenuhi standar dapat mengganggu aktivitas dan menyebabkan terjadinya keluhan kesehatan khususnya kelelahan mata. Prinsip umum pencahayaan adalah bahwa cahayayang berlebihan tidak akan menjadi lebih baik. Penglihatan tidak menjadi lebih baik hanya dari jumlah atauProgram Sturtt ldrtriL lsdusti, Fdrulbr ?eknotogi lndustri tFll yebran" yo{Ua}ar6 tsBil. e78-97S-WE5+S-t
VII-I
Yryyakaria, $ *ex*mber ?St4
kuantitas cahaya tetapi
juga dari
kualitasnya. Pencahayaan yangbaik
akan meningkatkan ietelitian yang dibutuhkan pada perawatan suatu pesawat terbang' pencai'ayaan adalah faktor yang penting untuk menciptakan lingkungan kerja ya]lg baik. Lingkungan kerjayu"g baik
akan dapat memberikan kenyamanan dan meningkaikan -produktivitaspekerja. Efisiensi kerja seorang operator ditentukan pada
[etepatu, du,
kecermatan saat melihat dalam bekerja, sehingga dapat meningkatkan efektifitas keda, serta keamanan kerja yang lebih besar.Tirgkat
pencahayaan-yang
baik
merupakan salahsatu faktor
untukmemberikan kondisi plngrnatan-yang baik. Dengan tingkat penerangan yang baik
akan memberikan kemudahan bagi ,"o.urg op"tutot dalam melihat dan memahami display, simbol-simbol dan benda
kerja
secarabaik
pula.Indra
yang yang beihubungan dengan pencahayaan adalah mata. Karakteristik dan batasan daya lihat menusia penting untuk dipahami oleh seorang desainer display. Kemampuan mata untuk-Llihrt
obyek dipengaruhi oleh ukuran obyek, derajat kontras antara obyek dan sekelilingt yu,to-i,
"*i
lOrtgt tness), lamanya melihat, serta warna dan tekstur yang memberikan efek psikologis pada manusia'p"sawat terbang dirancang
,rrtok *.*punyai
kehandalanyang
tinggi, sehingga dalam setiap sistem yang terpasangdi
pesawat memerlukan ketelitian yaogiinggi
dalam pengecekkan serta perawatannya. Hasil pemeliharaan pesawatlrt* U"rt, jika
seluruh kebutuhan penunjang pemeliharaan dirancang secara ergonomis.-Penelitian
ini
memfokuskan pada perancangan ruang laboratorirrm perawatan pesawat terbang yang memenuhi aspek ergonomi khususnya kebutuhan p"rr*huyuun,baik itu
pencaLayaan alamiahdan
buatanuntuk
menunjangLehncaran perawatan pesawat terbang yang membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.-
Pencahayaan sangat mempengaruhi menusia untuk melihat obyek secara jelas, cepat, tanpa-menimbulkan kisalahan. Kgmampuan mata untuk melihat obyek dengan jeias ditentukan oleh ukuran obyek, derajat konhas, lumnisi (brightness),
.".ti lu**ya
waktu untuk melihat obyek tersebut. Pencahayaan yang kurang mengakibatkan mata menjadi cepat lelah karena mata akan melihat dengan cara*.robuku lebar-lebar. I{ai ini dapat mengakibatkan lelahnya mental dan rusaknya mata. Peningkatan penemngan lokal memberikan peningkatan produktivitas kerja (Padmanaba, C.G.& 2002).
Ada dua hal yang dipertimbangkan yaitu prinsip pencahayaan ruang, faktor kuantitas dan kualitas pencahayaan. (Santosa,
A.,
2006). Setiap nrangan akan mempunyai fungsi yang berbeda-beda, sehingga pencahayaan yang dibutuhkan oleh setiap ruang akan disesuaikan dengan fungsi ruangan tersebut' Umumnya laboratorium memerlukan kuantitas cahaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan ruang kuliah, karena kegiatan di laboratorium memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi. (Irianto, C.G, 2006).-
Pencahayaan umunnya mengkonsum si25%-50%dari total energi listrik untuk sebuah gedung. saat ini pencahayaan gedung didominasi oleh penggunaan lampufluoresient
paaa pengaturan densitas daya pada lampu pdar yang mulai jarang digunakan, dan mlmp-ertimbangkan standar pada masing-masing negara sebagai rcierensikendali, dan
membuhrhkan investasi yang mahal. Sebuah sistempr;ircahayaan berbasis logika fi:gary dengan otomatisasi lampu fluoresc-e1t-rrytut
iu,r*upui
penerangan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) perlu dilakukan' Variabel masukan- pengendali adalahnilai
sensor cahayadari luar
dan dalam@
Faf;ulbr Tetnotos tnr1qtrl &Ftl "tt*t+rsnl t*Er$q!!|rss!!, ersr.p.$qqhf:,1
'ffi wr-2
I*dus#iat
xglr**eriag **nfere.nce gEC] 2AI4 Yogyakarta, 6 Desemher 2A14ruangan serta sensor keberadaan pemakai.
Variabel
keluaran adalah nilai pencahayaan diperlukan untuk mencapainilai
referensi.Nilai
pencahayaanini
menentukan jumlah lampu yang harus dinyalakan oleh kontroler. Hasil pengujian pada sebuah kelas menunjukkan bahwa tanpa pengendali iluminasi terukur selama hari kerja sekitar 350 lux, sementara itu dengan pengendali bervariasi
di
sekitar 250-300 lux mendekati SNI (250 lux). Sementara itu, sistem pencahyaan dengan pengendali energilistrik lebih
hemat 75o/o dibandingkan tanpa pengendali (Panjaitan, S.D dan Hartoyo, A.2011).Kebutuhan pencahayaan yang optimal sangat diperlukan pada rancangan laboratorium perawatan pesawat terbang. Perbedaan obyek penelitian dari beberapa penelitian sebelumnya adalah penelitian
ini
mengambilobyek
"RuangLaboratorium Perawatan Pesawat Terbang". Penelitian
ini
sangat penting untuk dilaksanakan mengingat perawatan pesawat terbang merupakan aktivitas yang membutuhkan ketelitian yang cukup tinggi serta untuk mengurangi human error pada perawatan pesawat. Perancanganini
dilakukan untuk mendekati keadaan sesungguhnyadi dunia kerja yaitu
padaindustri
penerbanganyang
harus menyesuaikanstandar
internasional. Rancanganlaboratorium ini
akandiaplikasikan dalam pembangunan laboratorium perawatan pesawat terbang yang
akan dilakukan oleh STTA Yogyakxta,yangmungkin dapat dijadikan model untuk laboratorium serupa di institusi lain.
Berdasarkan identifikasi pada proses pemeliharaan pesawat terbang, maka ruangan yang terpenting pada proses pemeliharaan pesawat terbang adalah lantai perawatan pesawat. Hampir seluruh aktivitas kegiatan berada pada ruangan ini,
sedangkan ruangan yang lain bersifat sebagai pendukungnya, maka pada penelitian ini difokuskan untuk pencahayaan pada ruangan lantai perawatan pesawat terbang.
Pengukuran awal dilakukan untuk mengetahui pencahayaan alamiah di rencana ruangan laboratorium perawatan pesawat terbang. Pengukuran dilakukan dengan mengacu pada
SNI
16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di TempatKe{a.
Mengingat ruanganyang
direncanakanuntuk
laboratorium perawatan pesawat terbang, khususnya ruangan lantai perawatanhanya
(30 x10)m2 luasnya, maka titik pengukuran pencahayaan ada (3
x
10) atau 30titik.
Berdasarkan hasil pengukuran intensitas penerangan pada penerangan umum untuk rencana ruangan laboratorium perawatan pesawat terbang nilai pencahayaafl rata-rata (Euu) sebesar 2409
lux,
maka dapat disimpulkan bahwa penerangan alamiah pada lokasi tersebut sudah memenuhi persyaratan minimal untuk kegiatan perawatan dan perbaikan pesawat terbang.Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 1405A{ENKES/ SK,002002, tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, bahwa intensitas cahaya di ruang kerja sebagai berikut :
Tabel 1 Intensitas Cahaya di Ruang Kerja
Jenis Kegiatan
Tingkat Pencahayaan
Minimal
&{DO
Keterangan Peke{aan
kasar dan 100
Ruang
oenyimoanan
&
Irs@rE SSrd t-q*it l*sEtt
r{l[i&i
?a*no-t6Ei l{r{rastt.upn "vet8r8n" Yogyata4n tsBf,. 978-9rg-99t5{-6€VII-3
la***#$#fffx#f r{q$fuif*rffi*€ $frt]
20'{4 Yogyakarta, 6Oes*mkr
2014tidak terus menenrs
ruang
peralatanlinstalasi yang memerlukan pekerjaan yang kontinyu Pekerjaan
kasar dan tidak terus menerus
200
Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar
Pekerjaan
rutin 300
R. Administrasi, Ruang Kontrol, Pekerjaan Mesin
& Perakitan/
Penvusun
Pekerjaan agak halus
500
Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin, kantor pekerja
pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin.
Pekerjaan
halus 1000
Pemithan wataa, Pemrosesan tekstil, Pekerjaan mesinhalus
&
Perakitan halus
Pekerjaan amat halus
1500 Tidak menimbulkan
bayangan
Mengukir dengan tangan,
Pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan vans sansat halus Pekerjaan
terinci
3000 Tidak menimbulkan
bavansan
Pemeriksaan pekerjaan, Perakitan sangat halus
Sumber : SK MenKes, Nomor I 405A{ENKES/SK/XV2002
Berdasarkan tabel di atas bahwa pekerjaan perawatan pesawat termasuk dalam pekerjaan mesin halus, yang berarti tingkat pencahayaan minimal yang dibutuhkan adalah 1000lux.
2.
METODE PENELITIAN
.Penelitian
ini
adalah penelitian lapangan yangbenifat
observasional dan berdasarkanjenis
desain termasuk penelitian analitik. Metode penelitian untuk pelancargan pencahayaan ruang laboratorium perawatan pesawat yang memenuhir#l!.r:?. .trt{aiffi'!s'4r YS
rytlVII -4
lldustliat
Engineering eonference [EC) ZOt4 Yogyakarta, Sbesem# rZ*ti -"vv t'\vt
aspek ergonomi yans:erdm auri
oleh peneliti muiai d"ari pengumpuran U data sampai dengan penarikan kesimpuran, yang membentuk sebuah alui yang
,ir,..u,i..
Padaperancanganpencahuvuir
r- u"i.*pu
perrakuan diberikan, hat ini untuk mendapatkan alternatiflpilrryr.i*e Wt-uf,
vurtu mencapai standar pencahayaan l'"il*rj,,Y"mt:
s ebesar minim al"l
0borG.
n"u
oup'
fJrr*rur
yang dib erikan 1. Memberikan beberapalampu berukuran lumen yang tinggi.
2. Memberikan beberapa warna untuk dindrng dan lantai.
3. Memberikan Tahapan terakhir pada penelitian beberapa penataan letak iniadarah obyek pesawat terbang.pengambilan kesimpuran atas analisis pembahasan yang terah
d,akuk; Semuari,Hffi#"
ahayaan ruangan[Hlmmy,f
pesawat terbang vang memenuhi aspek"rgorromi diberikan
meningkatkr;i;k";fsorlffil-'u'u' vans mungkin aipat iituk kur rrt
r.1.
IIASIL
DAN PEMBAHASAN3.1. Perancangan pencahayaan
Ketinggian langitrangit
ruanganprd? instalasi rampu
mempengaruhi pencahavaanvans dif,asi_rka'n,
r"i*ffiui,
ada dua bruhi;;;i;i
yang d,akukan untuk plafon ketinssiar.T-d",
6;;.;;o* ri.*ni ,* oil;;",
adalah phitips1Y#',:,#Y:,j;soMjowz-- i""".,tionar' *inai'ioil' n cc
D4so,Hfr:J**il?#r#;H*il,,:,:,::r?,;*"m?ru:i*l{,1;?f.,h1[
3l1ffi*ryn,T;*,.1,:,_,:* j::rgpadaLaboratoriumperawatanpesawat
terbang adalahlantai-
s'
---orv.!ur6
vowa Ldourdronum perawatan pesawal yang terdaoa,ruo,,,"1^,?TL1::::-":1Y: 1elyat
terbang. Ada beberapiJ;;;
il#:i:1*::llii:'r,::lr:i:'.,11-*d,"'bi;;;#';ffi
'ffi :X'#:#
!:f;.xTffi'#,i:iff xi:;:;,!'r::;;,:ilji'ii:ri;*i::I!:TIffi i:ttr*rJi",:.;tr+"riffii{Tf',T"i"fi itfrTx,,ffi:I;,,ffi ::#:Jffi :?;y:;f" ;
#K,*:i:T:l_,it{:^';;;;;;'ilffi,lf T:##?;.Jii,2T',,'o:,1*
Operator/manusia b eriumlah 4 Secara visual
Gambar
I
Pencahayaana"@*ngement,
I;,,
'
1,.
rean oreru*
a.s**t
Ketinggianplafon
6 m.r;*\ as
ffifi5##g
ur-5
fadrsfi#ffrgrfir.**r$ag ffr*ftrsrrs
{rE*}Z
f 4 Yegyak*rta, S Bex*:nher 7&* 4Rincian nilai pencahayaan untuk plafon 6 m sebagai berikut :
Tabel2 Hasil Analisis Pencahayaan untuk ketinggian plafon 6 m. "Field
Sedangkan untuk
Gambar 3 Peta Pencahayaan DIALux +.4 untut
fetirggia,
Plafon 7 m.Rincian nilai pencahayaanuntuk plafon 7m sebagai berikut :
Tabel 3 Hasil Analisis Pencahayaan untuk ketinggian plafon 7m,"Field
Berdasarkan
tabel2
dan 3di
atas dapat diketahui bahwa ketinggian plafon cukup mempengaruhi uilai pencahayaaniata-rata (Eu,), dan nilai pencahayaan rata- rata (Euu) lebih baik untuk ketinggian plafon 6m.Ada dua alternatif susunan instalasi lampu yang digunsksn pada simulasi Pencahayaan menggunakan software DlALux 4.8, dengan analisis sebagai berikut
Tabel4 Hasil Analisis Pencahayaan untuk ketinggian plafon 6m, 'oline
Perbandingan antara susunan
lampu "Field Atangement" dan
"Line Arrangement"dalam
pencahayaan,dan
dihasilkan"worlqilane" atav
nilai pencahayaan tata-rata (E"0:
480lux
susunan lampu ,,Line Arrangement', lebih baik dari susunan lampu "Field Anangement".Perbandingan susunan obyek pesawat dalam proses pemeliharaan juga akan mempengaruhi nilai
"worlqlane"
ata$ pencahayaan rata-rata(Erf.
Jika susunan danjenis lampu dalam pencahayaan yang sama, tetapi susunan obyek pesawat yang sedang dirawat seperti gambar di bawah ini..
, Frocrtr,$ Stud T916* lndtlstt F4{lt rTettplod lodssfi, t.ptl'Yeieran" Yo0}a*anaw
tsBH. erfi.e7$s5+&t
3ai beriku
I""'
l'"
I
I,"
an plafon ruangan 7m sebagai L.
VII.6
firdr*{#,*i fxgfil***fil
g C onfete n ce {t Ed
20 * 4Gambar 4Pencahayaan dengan
t**@ujur
sesuai susunanlampu "Line Arrangement,
Berdasarkan gambar
di
atas, yang menggunakan pencahayaan dan susunan lampu yang sffna^.ngh*rkg
urulirirp"l.if,uyu*
,"UuguiUrritot
,Gambar 5 Peta Pencahayaan untuk susunan obyek pesawat membujur sesuai susunan lampu,,Line Arrangement,
}]1:*
hasrl pencahayaan untuk perlakuan inisebagai berikut :Tabel 5 Pencahayaan untuk susunan obyek pesawat membujur
,".rui
susunan"Line A
nf'
Berdasarkan table.S
{ gr,
nilai pencaha yaan rata_rata (Eu,) sebesar 49g lux,nilai pencahayaan minimal (E*io) sebesar
2r
lux, ou"*rui f.rr.ur,
ayaanmaksimal (E-u*) sebesar 1115 lux.rondisi ini
untuk posisi susunan pesawat yang disusun membujur sesuai susunan lampu "Line Arrangenlenf,, yang menunjukkan nilai"worlcplane" atatr pencahayaan rata-rata(E"")
i;bih uuit'ffiroa
posisi susunan obyek pesawat sebelumnya.:3*J::t*",,Tr', 1**p power dan lumen yang lebih tinggi
akan3i:i:*:*T!:ti.'^y,?:,*li:?"*y-p_.*utuyuun-,^ri-,^i^G"J.r""iii"ffi ;
*:lyf-y:ry"p1.hiJips4ME450p_wdl.ioNz;ffi #,i;h;iffi ,;fi i
ffi*ffiff,,;l
\I/Xl , -,o,.\\r/nnrrr ^ it .
WB
1xSON400W Analisisnya sebagai berikut :Tabel 6 Pencahayaan 4ME550P-WB lxSON400W
t *,bo
Berdasarkan
ob:r
1{i 1*
menunjukkan bahwa pencahayaan menggunakan lampu Philips 4ME550p-wB
lxsoN4oOw*"ogt
uritiuo rrilui p"o"ut uyu an rata_rata (Eav) sebesar 898 lux, nilai pencahayaan
mi;mal (p,,rj ."i"rar
37 dan nilai pencahayaan maksimal(E,,*)
sebesar 2126hx. uui irri ."ornjukkan
bahwa karakteristik lampu dengan power dan lumen yang lebih tinggi akan meningkatkannilai "worlElane',
atav pencahayaan ratalata-(E"f
pada pencahayaan ruang perawatanpesawat terbang yang membutuhkan teietiilanyag ti"ggi.
VII-
7{adxsf,
f#
Exg{x*er{rg#*n&r*nre
{tE*}'*fi$4
Yagryak*rla,
d***rnfuen
3&t 4-
Hasil
simulasi pencahayaan menggunakan lampuPhilips
4ME550P-WB 1xSON400W denganposisi lampu "Line
Arrangement"pada
perlakuansebelumnya *"o,rrrJ,rkk6 nilai pencahayaan rata-rata
(E*)
masih dibawah 1000 lux. Kondisi ini belumm.-en
rhi p".syaratan minimal pencahayaan untuk kegiatan perawatan dan perbaikan Pesawat.Pencahayu*
."rggunakan
lampu Philips HPK380 IxSON-PP400W yang disusun posisinya "Lin-e-Arrangement" dengan jumlah lampu yang sama denganGambar 6 Peta Pencahayaan menggunakan Philips HPK380 IxSON-PP4O0W Pada gambar
6
diperlihatkan peta pencahayaandi
sekitar obyek pesawat nilainya di itas 1000 lux.tlal
ini diuraikan analisis yang lebih detail dengan melihat hasil pencahayaanrata-rata (E",) seperti tabel di bawahini
:IxSON-PP400W Tabel 7 Hasil Pencahayaat
Berdasarkan
tabel 7 di atas
dapat diperhatikanbahwa
pencahayaan menggunakanlampu Philips IIPK380
IxSON-PP400W menghasilkan nilaip.o"uhuy*,
rata-rata (Eu") sebesar 1043 lux,nilai
pencahayaat minimal (E,nio)sebesar 32
lr*,
dan nilai pencahayaan maksimal (E,n*) sebesar 2179 btx.Philips IIPK3 80 1 xSON-PP400W yang menunjukkan nilai pencah ayaan tata- rata (E",) sebesar 1043 lux; dapat dikatakan bahwa lampu jenis ini layak digunakal di Ruang Perawatan Pesawat Terbang, karena memiliki kemampuan "luminaire"
yang tinggi di atas 1000 lux.
- p"ttut
an selanjutnya berkaitan dengan pengaruh warna dinding dan lantai dengannilai
pencahayaan rata-rata(E*)
yang dihasilkan dengan menggtrnakan lampu -Padapinelitian Phitips HPK3 80 IxSON-PP4O0W.ini ada 5 (lima) perlakuan yang diberikan terhadap dinding dan lantai pada pencahayaan menggrrnakan lampu Philips HPK380 IxSON-PP40OW di ruangan perawatan
p"ra*ui
terbang,untuk
mengetahui perubahan nilaip"r*huyu* rata-rati (E*) yang dihasilkan pada analisis
pencahayaan menggunakan softwareDIALux
4.8. Jika wama seluruh dinding pada ruangan perawatan pesawatterbang
di-settings dengan"S}Il(Steel Blue)",
maka pencahayaan menggunakan lampu Philips HPK380 IxSON-PP400W hasilnyasecara visual sebagai berikut :
I
"tnurt m*u*rLrqripr.r
tn{t{*tttpt{1{$lt'ralfYqI}qt@r$s$p?"&crs#fs?f-s-
fudpsgi*i #ngf**s#ng
CanfercnceAEd
ZA!, 4 Yogyakarta, 6 0esember Ze14Gambar 7 Peta Pencahayaan menggunakan philips HpK3gO
lxsoN-pp400w
dengan settings s*mui dinding
*sdfigteel
Blue),,
Ha,sil analisis pencahayaan menggunakan rampu philips HpK3gO
lxSoN-
PP400w r
-vv
' v uwrrS.u dengan settings seruruh reltrtgr sErurun dinding omoms ">u -501r(stu; r l(steel BIue)"Bk;4;;;sai
sebagai berikut berikut :: Tabel8
Pencahayaan menggunakanlirips
HpK3gOlxSoN-pi400w
dengan3:.1S:lll,:9:18
diatas,.besarnya tuminasi cahaya r6ta _ rata(E"f
pada-ryyi:*:i*rrl,,r"*,berartiluminus.urruyurutu_ruiu*;;il&;;ru;;
:::":Y*Ii^l*:::*l:,'1'*h,9:dllsp"o,*u,,e*p.',*ffi ;#ffi ;#;
i::::::s: j::fl 'l-"e;'.101{1y^!;itel.;,,,urup.niur,,;;;*};s;ffi ;ffi ;
Philips HPK380 IxSON-pp400W hasilnya sebagai berikut :
lt_1t *.Gd
Gambar 8 Peta pencahayaan dengan settinjs
"90r0(ptie wite)-
pada seruruh dinding ruangan?:,:t,I:.:*:iig*
seperti diiebutkindi
atas, ada fasititas tain yang2* j:i::i1:gf:_,,yaitupenempuru"p"'"ruiilil;;,*';;;io*i;;f
,i:::I*::h*q
areadan,.ing ,o*po, irea
(tertetakko?*;;iil"rffiKi|"li l;T?1,f 1s^.Trllly,1unt,Im"nghi"d*';";;;il;;;";#ru;;
ditimbulkan dari barang-barang
v*g t.IJi.i;;; f#
Hasil
analisis pencahayaan menggunakan softwareDialux 4.g
untuk dinding *9010(pireWilA,'
r"UuguiU.ritrt,Tabel 9 Pencahayaan dengan settings,,90l0(pure Wite),, pada seluruh
:.*l'""'f:,iJrb,.l :" ui,ur, u@
a_
rata(Eu,) padaHfrlf,,*"":i?,1*_:trg 1y*, .9.,u,ti' prryi ;J;;';;;^_;;- Xffi;il;
dibandingkan
j*"r:-::::lyh
j ika menggunakan,,,dTgg
pada ruangan perawatan pesawat terbang tondrrd*ii, ii,IrJu.r;T*iiJ.
di_':::::::*:1T"',ltly*!.g:!!,:d",maka-p.n.ur,uvu*;.,,sdH;f*;
Philips HPK380 IxSON-pp400W h-asilnya sebagai bejcut:
VII.9
l*dasfrfci
sltgfu a*#llg#**rfurenr* $ff*}
2*f 4 Yagyakarh, 6 Desemher 2A1465 :.8 !S r?1a :1S $9+
Gambar 9 Peta pencahayaan dengan settings "(Standard Celling)" pada seluruh dinding ruangan
Hasil
analisis pencahayaan dengan settings seluruhdinding
"(Standard Celling\" sebagai berikut :fuUei f O Pencahayaan dengan settings "(standard Celling)" pada seluruh dinding
Berdasarkan
tuU.t@inasi
cahaya rata-
rata(E*)
padaruang
ini
adalah 1106lux,
berarti luminasi cahaya ruta-rata menurunjika
dibandingkan menggunakan ;'90101Prp White)",yaitu sebesar
ll20lux.
Hal ini menunjufkan bahwadinding
di-settings"gal}(Pure white)"
menunjukkanGambar 10 Peta pencahayaan dengan settings."90l0(Pure dinding dan lantai ruangan
Hasil
analisis pencahayaan dengan settings seluruh"9010(Pure White)" sebagai berikut :
Tabel 11 Pencahayaan dengan settings "9010(Pure White)" pada seluruh
Berdasarkan tabel 11 diatas, besarnya luminasi cahaya rata - rata (Eu) pada ruang
ini
adalah 1422 b,tx, berarti luminasi cahaya rata-rata meningkatjika
dibaidingkan menggunakan "9010(Pure
white)"
dan "standardFloor",
yaitusebesar 1120
lux. Hal ini
menunjukkan bahwa dinding dan lantai di-settings ,'9010(Pure White)" menunjukkan kondisi yang optimal dari beberapa perlakuan sebelumnya.Jika warna seluruh dinding dan lantai pada ruangan perawatan pesawat terbang di-settings dengan
"90l0(Pire Whitel', tetapi
menggunakan pencahayaan 'oAlamiah" hasilnya sebagai berikut :FOsm{o sfrrdtlqlnil, faqusgl, i*{tti.t,f*f6f,agf*Aa**i,, t}Ft{ \'etst{n* Yo[?&rta White)" pada seluruh
dinding dan
lantaiffi
Ep>--hEfi,\---^ I _
.UJ-*,t*sH,:g
v[-
10ttrdws*ialfi;g*,le*riagConference{tEC}2*i$
Y.cgyakarta, S **sem*er
t*14
,*-)
Gambar I
I
Peta pencahayaan Alamiah dengan settings,'9010(pnrewite),,
pada seluruh dinding dan lantai ruangan
Hasil
analisis pencahayaan menggunakan softwareDialux 4.g
untuk pencahayaan Alamiah dengan settings seluruh dinding dan lantai ,,9010(pureWhite)" sebagai berikut :
Tabel 12 Pencahayaan Alamiah dengan settings *9010(pure
white),, pada seluruh
Berdasarkan gambar
ll
dantabel 12
pencahayaan pada laboratoriurn perawatan pesawat, maka dapat disimpulan bahwa pencahayaan alamiah dari rancangan jendela pada ruanganini
sudah memenuhi persyaratan pencahayaan untuk ruang perawatan pesawat terbang. Halini
dapat oituniukkan dai_ rata-rata nilai pencahayaafi (Euu) sebesar 927 lux dan maksimal pencahayam (E.u*) sebesar 2461lux.
Selain hal tersebut kekurangan pencahayaan alamiah yang ada akan didukung dengan pencahayaan buatan yangnilai
pencahayaan rata-rata(Ea)
sebesar 1422
lux
dengan settings yurrg.u*i
untuk dindingau"
lantai ruangan perawatan pesawat terbang.3.2. Pembahasan
Analisis perancangan pencahayaan sudah diuraikan dan telah didapatkan
altematif
rancangan yang memenuhi standarminimal
pencahayaan yang ditetapkan. Berdasarkan tahapan analisis tersebut dapat diketahui bahwa :l.
Ketinggian plafon untuk instarasi pencahayaan akan mempengaruhi nilaipencahayaan rata-rata (&u), pada penelitian ini ketinggian plafon untuk instalasi pencahayaan setinggi 6 m dan ketinggian mounting S,S m.
2'
Posisi susunan instalasi lampu yang memberikarrnilai pencahayaan rata-rata(E"f
yang memadai adalah "Line Arrangement", pada penelitian ini jumlahllmpu
pada tiap perlakuan yang digunakan sebanyaktj
uuan. Hal in1 perlu diperhatikan karena hampir seluruh instrument pesawat terbang letaknya di tengah.3.
Posisi obyek pesawat terbang sebagai obyek inti pada aktivitas perawatan juga menentukan besamya "worlrplane" atartnilai
pencah ayaan rata-rata yang dihasilkan pada perhitungan yang lakukan oleh softwarcolAtu*
4.g. pada penelitianini
dihasilkan bahwa obyek pesawat terbang dengan susunan membujur menghasilkan nilai pencah ayaan ruta-rata(E"r)yLg
lebih baik, .yika dibandingkan dengan posisi melintang.4.
Ada tiga jenis lampu yang telah digunakan untuk simulasi pada perancangan pencahayaan menggunakan soft,,vareDlAlux 4.g yaitu: a. philips 4ME45dp-nogsa
$gZ*n*
lMrtstl Fakuilas Te[Bolosl lrdurfi UpX "t.hran- V-syd*fuI SBIL 978-JI$98Gtt-6"3
VII.Il
firdr*{rf*i
f;rg$rl*arfcgpor#ere***
trgCJ20,4
H*gyak*rtx,$ff e**++++++++++++mb*'r2*'f 4wB
1xSON250W; b. Philips 4ME550P-WB
1xSON400w; danc.
Philips HPK380 IxSON-PP400W. Hasil analisis pada perancangan pencahayaan untuk ruangan pemeliharaan pesawat terbang yang membutuhkan nilai pencahayaa_nminimal 1000 lux, dapat dipenuhi oleh jenis lampu Philips HPK380
lxsoN-
PP400W.
5.
Wama dinding dan lantai ruang perawatan pesawat terbang akan mempengaruhinilai
pencahayaan rata'rata(E*).
Hasil simulasi pencahayaan menggunakan softwire DIALux 4.8 menunjukkan bahwa wama lantai dan semua dinding akan menghasilkan nilai pencahayaanrata-rata (E*) yang tinggi jika semuanya diberikan warna "90l0(Pure White)".6. Hasil
pengukuran pencahayaan pada kondisi sekarang menunjukkan nilai pencahayaan yang memadai, yaitudi
atas minimal standar (1000lux)
yangdibutuhkan untuk ruangan perawatan pesawat terbang-
7.
llkuran tiap jendela pada perancangan pencahayaan untuk ruangan perawatan pesawat terbang seluas (1,5x3)m2:
4,5rrf ,jumlah total jendela pada ruangan sebanyak 21 buih, sehinggajumlah luasan jendela:94,5 m2.^Ukuran luas lantai ruangan perawatan pesawat terbang (30x10) m2:
300 m2,iika
persyaratan minimal 116 kali luas lantai, maka luasan minimal jendela untuk pencahayaan seluas 50 m2. Halini
menunjukkan bahwa rancangan jendela sudah sesuaidengan standar
yang
ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.1405/Ir4ENKES/SK/XV2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.8.
Sifat pencahayaan buatan adalah membantu untuk pencahayaan alamiah, hasilsimllisi
menggunakan software DIALux 4.8 menunjukkan nilai pencahayaan rata-rata(Eu,) sebesar 927 htx dan maksimal pencahayaan (E,ou*) sebesar 2461 lux. Hal ini menunjukkan bahwa jika pencahayaan alamiah kondisinya kurangdari
1000lux
dapat dibantu dengan pencahayaan buatan, sehingga standar minimalnya dapat terpenuhi.4 Kesimpulan
&
SaranBerdasarkan delapan pokok bahasan
di
atas maka semua tujuan penelitian pefancangan pencahayaan untuk rencana ruangan laboratorium perawatan pesawat ierbang di STTA Yogyakarta sudah dapat terjawab, dengan uraian sebagai berikut:1.
Dapat menentukan jumlahtitik
pencahayaan buatan yang dibutuhkan dalam ruang laboratorium perawatan pesawat, maka susunan instalasi lampu yang memberikannilai
pencahayaan rata-rata(E*)
yang memadai adalah "Line Arrangement'', dan jumlatr iitit< lampu yang digunakan sebanyak 12 buah. Halini perlu
diperhatikan karena hampir seluruh inskument pesawat terbang letaknya di tengah.2.
Dapat menenhrkan luasan yang dibutuhkan untuk pencahayaan alamiah yang dibutuhkan dalam ruang laboratorium perawatan pesawat terbang. Rancangan tiap jendela pada perancangan pencahayaan untuk ruangan perawatan pesawat tertang seluas (1,5x3)m2: 4,5#,jumlah
total jendela pada ruangan sebanyak 21 buah, sehingga jumlah luasanjendela:94,5
m2. ukuran luas lantai ruangan perawatan pesawat terbang (30x10) m2 = 300 m2,3ika persyaratan minimal 1/6 Lah has lantai, maka luasin'minimal jendela untuk pencahayaan seluas 50 m2.3. Dapat
menentukanlryout yang optimal
berkaitan dengan kebutuhkanpencahayaan pada ruang laboratorium perawatan pesawat terbang. Posisi obyek
.
lE4lt{stadt{t@x,?erltE,l@Hrt}ial{sll'
Bplrnr't$sffi*e!4 :ttgHr.97ssB[ffif*.f'*VII - 12
iadpsr*xf
ffllgixa#xg *a*fsence
$EC) 2#l e Yogyakafia, 60ese**er
2014pesawat terbang sebagai obyek inti pada aktivitas perawatan juga menentukan besarnya "worlElane" atau nilai pencah ayaan rata-rata yang dihasilkan pada perhitungan yang lakukan oleh software
DIALux
4.8. Pada penelitianini
dihasilkanbahwa obyek
pesawatterbang
dengan susunan membujur menghasilkannilai
pencahayaan rata-rata(Eu") yang lebih baik, jika
dibandingkan dengan posisi melintang.
UCAPAI\
TERIMA KASIH
Penulis sangat berterima kasih atas bantuan berbagai berbagai pihak yang telah memberikan bantuan bimbingan proses penelitian perancangan perawatan pesawat terbang.
DAFTAR PUSTAKA
[l]
Anizar. 2009. Telcnik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Medan : Graha Ilmu.[2]
Dannatmo., 2007., Aircraft Maintenance, Diktat Pengajaran Sekolahringgi
Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta
[3]
Firmansyah, F., 2010. Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan Mata PAda Tenaga Kerja di Bagian Pengepakan PT. Ikapharmindo Putramas Jakarta Timur. Skripsi : Universitas Sebelas Maret.[4]
kianto,c
Gagarin. 2006.sndi optimasi Pencahayaan RuarugKrliah
dengan Memanfaatkan CahayaAlam.JETi, Volume 5, Nomor 2,
Halaman 1- 20.Universitas Trisakti. J akarta.[5] Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1405adENKES/sK/xv2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
[6]
Luden, A. Sasnugraha.2006Analisa Ktrat Cahaya di Sekotah Pelangi Kristr.tsSurabaya. Akses Online Tanggal 10 Desember 2013.;
URL:http://dewey.pefa.ac.id/jiunkpe:Jg 82 8 8.html
[7]
Manuaba,A.
2004b.
Kontribusi Ergonomi dalam Pembangunan, dengan Acuan Khusus Bali. Dalam: Purwanto,W.,
Mulyati, G.T., dan Saroyo, p.Yogyakarta: Perhimpunan Ergonomi Indonesia dan Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian universitas Gadjah Mada. p I 60
-
1 65.[8]
Nurdiah,E Asih;
Dinapradipta,A;
Antaryama,IGN. 2007.
pengaruh Lingkungan Penerangan Terhadap Kualitas Ruang padaDua
Tipe RuangKantor studi
Kasus:
Gedung Graha Pena. prosiding Seminar Nasional PascasarjanavII.
.Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya.[9]
Padmanaba,cGR.
20a6. Pengaruh penerangan daram Ruang terhadap Produktivitas Kerja Mahasiswa DesainInterior.
Universitas Kristen Petra.Surabaya. Jurnal Petra, Akses
online
Tanggall0
Desember 2013. URL:h t tp : //www.p e tr a. oc. id/-pu s I i t/J o urn ol s
/
dir.p hp ? D np a, tm entl D:
IN T[l0]Putra, IDGAD. 2006. Perencanadn pencahayaan Buatan pada Ruang Kelas.
Universitas Udayana. Denpasar.
F
ll
Panjaitan, s.D dan Hartoyo, A.(201 r), A Lightingcontol
system in Buildings based onFvzzy Logic, TELKOMNIKA, Vol.9, No.3, pp. 423-432.[l2]Prasasto
satwiko ,
2005,Fisikn
BangunanI
,Edisi2, penerbitANDI
,Yogyakarta.
m.el1-qg$Iel(ait lndustt, Fotrrttar Telcnotos tnOusti, Upt{ \re&*o" yoflyafarfa tsBrl 978-97$SS5a-$.s
VII.
13I**u*rta$
#lxgfx*a#ng&rfer+rp* $tr*}
htr{ 4Yrgyatr<art*, 6 De**r*her 2SI 4
[13]Santosa,
A.,
(2006), Pencahayaan Pada Interior Rumahsakit:
Studi Kasus Ruang-Rawat
tnap utama
GedungLukas,
Rumahsakit Panti
Rapih, Yogyakarta, DIMENSI INTENOR, VOL.4, NO'2, 2006: 49-56'[1a] Sasltrowinoto, S., lgS5,Meningkatkan Prohtktivitas dengan Ergonomi,Pertja, Jakarta
[15]Soeripto, 2008. Higiene Industri. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
[16] Standar
Nasional
lndonesia,2OOl, Tata Cara
Perancangan Sisteln Pencahayaan Alami Pada Bangunan Gedtmg, Badan Standardisasi Nasional'lTlStandar Nasional Indonesia. 2000.
KonservasiEnergi pada
SistemPencahayaan: sNI03-61g7-2000. al<ses online Tanggal 10 Desembet 2013'
t
RL: http://mmbeli[18] Standar Nasional
f"ao*tir.
iOO4.P"ngrrkuran IntensitasPenerangan di TempatKerja:
SNI 16-7062-2004. Akses Online Tanggal 10 Desember 2013' URL- http : //www. s cribd. com/doc/64 7 7 3 2 8/sni- 1 67 062 2 qq4-penerangan [19] Suhadri,B,
2008. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
[20] Sutalaksana,
Iftikar
Z. Anggawisastra, Ruhana dan JannH'
Tjakraatmadja' Teknik dan Tata Cara Kerja. Departemen Teknik Industri ITB. 1979.[21]Tarwaka, Bakri, s.H.A. suaiaieng L.ErgonomiuntukKeselamatan, Kesehatan Kerja dan Produlaivitas. UNIBA Press. Surakarta. 2004'
t22lwalpole, R.E. Pengantar Statistika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama' 1995. .
f23]Wignjosoebroto, Sritomo., 1995, Ergonomi,
studi
Gerakandan
wakttt.Surabaya: PT Guna WidYa.
ry $fu{f?s** tu*uxt*, ,fa&kar
?@fr$
lodu!k,,,1,,lt{ 11-GF!?B" Yr*?shria t$BIL:t?]e-*?S.W4ld.*
VII - 14