ACARA II SEL DARAH MERAH WORKING PAPER PRAKTIKUM
FISIOLOGI TERNAK
Disusun Oleh
PROGRAM STUDI S1 PETERNSKAN DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2024
BAB I PENDAHULUAN Nama
NIM Kelas Kelompok Asbing
: Fadzil Yoni Saputra : 32010123130082 : D
: 2 : Qonita
1.1. Waktu dan tempat pelaksanaan
Praktikum Biologi dengan materi sel darah merah dilaksanakan pada hari jumat tanggal 22 maret 2024 pukul 14.40-17.50 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia.
1.2. Materi
Materi yang diperlukan dalam praktikum tentang sel darah merah meliputi alat dan bahan berikut. Bahan yang dibutuhkan mencakup darah ayam, larutan hayem, larutan HCl 0,1 N, dan aquadest. Alat yang digunakan untuk menghitung jumlah eritrosit meliputi bilik hitung hemositometer untuk mengukur darah, mikroskop untuk observasi sampel darah dan perhitungan di bilik hitung, pipet hisap eritrosit untuk pengambilan larutan hayem dan darah, serta cover glass untuk melindungi preparat mikroskop dari kontaminasi. Untuk mengukur kadar hemoglobin, alat yang digunakan adalah hemometer Sahli, tabung tube ungu untuk pengumpulan sampel darah, dan pipet hisap untuk pengambilan sampel. Sedangkan untuk mengukur hematokrit, digunakan pipa mikrokapiler untuk pengambilan darah, centrifuge untuk pemisahan plasma dan padatan, table Jenetsky untuk perhitungan hematokrit, dan sealing compound untuk menutup tabung.
1.3. Metode
Metode yang digunakan pada praktikum perhitungan eritrosit adalah darah diambil menggunakan pipet eritrosit sebanyak skala 0,5 dan dimasukkan ke larutan hayem hingga skala 101 lalu pipet eritrosit akan disumbat menggunakan 2 jari dan dihomogenkan dan diletakkan pada bilik hitung setelah itu dapat diletakkan pada mikroskop dan dapat dihitung jumlah eritrositnya.
Metode yang digunakan pada praktikum perhitungan hematokrit adalah pipa mikro disiapkan untuk mengambil darah sebanyak ¾ pipa dan diletakkan pada sealing compound agar ujungnya dapat tersumbat. Jika sudah tersumbat pipa mikro
siap dimasukkan ke dalam sentrifuge selama 3 menit dengan kecepatan 2000-4000 rpm. Dari sentrifuge kadar hematokrit dapat diukur menggunakan tabel jenetsky.
Metode yang digunakan pada praktikum perhitungan hemoglobin adalah HCl akan dimasukkan kedalam tabung sahli sampai mencapai skala 2. Darah diambil menggunakan pipet hingga skala 20 dan dimasukkan ke tabung sahli yang berisi HCL dan dihomogenkan lalu diteteskan aquadest hingga berubah warna sesuai dengan ketentuan.
.
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Sel Darah Merah
Sel darah merah merupakan komponen darah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Salamoon (2021) yang menyatakan bahwa fungsi darah yang utama adalah mengangkut oksigen dari paru-paruke seluruh sel-sel tubuh dan kemudian setelah oksigen digunakan terbentuklah karbon dioksida yang juga akan dibawa darah ke paru-paru untuk ditukar lagi dengan oksigen, demikian seterusnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Suryani et al. (2015) yang meyatakan bahwa Sel darah merah (eritrosit) merupakan komponen darah yang jumlahnya paling banyak. Sel darah merah normal berbentuk cakram dengan kedua permukaannyacekung atau bikonkaf, tidak memiliki inti, dan mengandung hemoglobin.
2.2. Total Kadar Eritrosit
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh kadar total eritrosit dalam ayam broiler sebanyak 21,61x 106. Hal ini menunjukan kadar eritrosit tersebut melebihi standar yaitu 3,56-3,94x106/mm3. Hal ini sesuai dengan pendapat Alfian et al. (2017) yang menyatakan bahwa standar eritrosit pada ayam broiler berkisar antara 3,56 – 3,94 106/mm3. Ada beberapa factor yang mempengaruhi jumlah kadar eritrosit pada ayam broiler yaitu makanan, umur, dan oksigen. Hal ini sependapat dengan Susanto dan taqwa (2015) yang menyatakan bahwa spesies, perbedaan induk, nutrisi pakan, ukuran, umur, dan aktifitas fisik menjadi faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit. Selain itu faktor yang mempengaruhi yaitu kandungan oksigennya, hewan ternak yang melakukan banyak aktifitas akan memperlukan konsumsi oksigen yang lebih banyak.
Kebutuhan oksigen dapat merangsang pembentukan sel darah merah atau eritrosit.
Keterangan n : ∑ bayak sel darah dalam 5 kotak v : volume (p×l×t)
p : pengenceran → p : Larutan Hayem darah jumlah eritrosit : N
V x P : 2.161
0,02x 200 : 21,61x 106/mm3 2.3. Hemoglobin
Hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen dan membawa oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh. Hal ini sesuai dengan pendapat suryani (2021) yang menyatakan bahwa Dalam sel darah merah hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen (O2). Dengan banyaknya oksigen yang dapat diikat dan dibawa oleh darah, dengan adanya Hb dalam sel darah merah, pasokan oksigen ke berbagai tempat di seluruh tubuh, bahkan yang paling terpencil dan terisolasi sekalipun akan tercapai.dalam praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh hemoglobin sebanyak 4,5%, yang artinya masih dibawah standar yaitu 7,0-13,0%. Hal ini sesuai dengan pendapat Ewaldi et al. (2023) yang menyatakan bahwa standar hemoglobin normal berkisar antara 7,0-13,0%.
2.4. Hematokrit
Berdasarakan praktikum yang telahg dilaksanakan, diperoleh hasil 9%
kadar hematokrit, yang menunjukan terlalu rendah dalam tubuh ayam dari jumlah standar sebesar 23,0 35,0%. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanifa et al. (2017) yang menyatakan bahwa standar nilai hematokrit pada ayam berkisar antara 22,0%-23%. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seperti pakan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Anton et al. (2016) yang menyatakan bahwa turunnya kadar hematokrit disebabkan oleh dalam pakan ternak yang didalamnya kekurangan zat besi. Apabila kadar hematokrit diatas rata-rata
menunjukkan bahwa kelebihan sel darah merah sedangkan jika kadar hematokrit dibawah rata-rata menunjukkan kekurangan sel darah merah.
Rumus Hematokrit :
Hematokrit : Tinggi sel eritrosit
tinggi keseluruhanx 100 : 9
10 0x 100% : 9%
2.5. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)
Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) adalah ukuran konsentrasi rata-rata hemoglobin dalam sel darah merah (eritrosit). Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh hasil kadar MCHC pada ayam sebesar 50 g/dL. Hal ini tegolong lebih tinggi dari standar yaitu 26-35 g/dL. Hal ini sesuai dengan pendapat Brilianto et al. (2019) yang menyatakan bahwa nilai MCHC normal pada ayam berkisar antara 26,00-35,00 d/dL. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi seperti zat besi dan ZN. Hal ini sesuai dengan pendapat Parwati et al.(2017) yang menyatakan bahwa Tingginya nilai MCHC menunjukkan tidak terjadi defisiensi mineral yang dibutuhkan dalam sintesis eritrosit seperti zat besi dan Zn.
Rumus MCHC :
MCHC : Hemoglobin
jumlah eritositx 100 : 4,5
9 x 100% : 50 g/dL 2.6. Mean Corpuscular Volume (MCV)
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil MCV sebesar 0,42 fl. Yang menandakan dalam keadaan tidak normal karena dibawah standar yaitu 90-140 fl. Hal ini sesuai dengan pendapat Fanmira et al. (2022) yang menyatakan bahwa standar nilai MVC pada ayam berkisar antara 90-140 fl.
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi MCV seperti nutrisi dan gangguan
hemoglobin. Hal ini sesuai dengan pendapat Juliana et al. (2017) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendah atau normalnya nilai MVC adalah nutrisi atau zat gizi yang tercukupi sesuai dengan kebutuhan sintesis heme.
Rumus MCV :
MCV : Hematokrit
jumlah eritrositx 10 fl : 9
21,61/106 x 10 fl : 0,42 fl 2.7. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil MCH sebesar 2,08 pg, ini menunjukkan bahwa nilai MCH lebih rendah dari standar yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat Parwati et al. (2017) yang menyatakan bahwa standar nilai MCH pada ayam berkisar antara 31.98 – 35,3 pg. Yang menyebabkan kadar MCH tidak sesuai dengan standar MCH pada umumnya disebabkan karena tubuh sedang dalam keadaan tidak sehat dan sel darah merah menjadi faktor yang mempengaruhinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Wijayanti et al. (2016) yang menyatakan bahwa kadar MCH dipengaruhi oleh jumlah eritrosit, jika jumlah eritrosit tinggi maka kadar MCH semakin menurun begitupun sebaliknya. Cara menghitung kandungan MCH pada sampel darah ayam menggunakan rumus:
Rumus MCH :
MCH : Hemoglobin
Jumlah eritrositx 10 pg : 4,5
21,61x106x 10 pg : 2,08 pg
BAB III KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa dalam perhitungan dan penentuan kadar eritrosit, hemoglobin, hematokrit, MCHC, MCV, dan MCH pada sampel darah ayam saling berkaitan. Terdapat beberapa Faktor yang mempengaruhi kadar eritrosit adalah nutrisi pada ternak dan suhu lingkungan kandang. Faktor yang mempengaruhi hemoglobin adalah kandungan mineral Fe dalam pakan. Faktor yang mempengaruhi hematokrit adalah konsumsi pakan dan aktivitas pada hewan. Faktor yang mempengaruhi MCHC adalah nilai hematokrit dan juga hemoglobin darah. Faktor yang mempengaruhi MCV adalah jumlah rata-rata eritrosit. Faktor yang mempengaruhi MCHC adalah jumlah kadar eritrosit.
2024
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa dalam perhitungan dan penentuan kadar
eritrosit, hemoglobin, hematokrit, MCHC, MCV, dan MCH pada sampel darah ayam saling berkaitan. Terdapat beberapa Faktor yang mempengaruhi kadar eritrosit adalah nutrisi pada ternak dan suhu lingkungan kandang. Faktor yang mempengaruhi hemoglobin adalah kandungan mineral Fe dalam pakan. Faktor yang mempengaruhi hematokrit adalah konsumsi pakan dan aktivitas pada hewan.
Faktor yang mempengaruhi MCHC adalah nilai hematokrit dan juga hemoglobin darah. Faktor yang mempengaruhi MCV adalah jumlah rata-rata eritrosit. Faktor yang mempengaruhi MCHC adalah jumlah kadar eritrosit.
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, A. 2017. Jumlah Eritrosit, Kadar Hemoglobin dan Nilai Hematokrit pada Ayam Bangkok, Ayam Kampung dan Ayam Peranakan (Erythrocytes Amount, Hemoglobin Levels, and Hematocrit Value of Bangkok chiken, kampung chiken and crossbreeding chiken). J. Ilmiah Mahasiswa Veteriner.
1(3): 533-539.
Ewaldi, M. D., F. Fathul, M. Hartono dan S. Siswanto. 2022. Pengaruh substitusi tepung azolla (Azolla microphylla) dalam ransum terhadap hemoglobin dan hematokrit boiler jantan. J. Riset dan Inovasi Peternakan. 6(1): 89-95.
Fanmira, A. A., F. U. Datta, A. I. Detha, N. D. Foeh dan N. Ndaong. 2022. Pengaruh kelor dan bakteri asam laktat isolat nira lontar terhadap gambaran eritrosit dan trombosit ayam broiler. J. Veteriner Nusantara. 5(2): 22-33.
Hanifa, K., Murwani, R., & Isroli, I. (2017). Pengaruh Pemberian Air Kunyit (Curcuma Domestica) Terhadap Profil Darah Merah (Jumlah Eritrosit, Hemogloblin Dan Hematokrit) Pada Ayam Broiler (Effect Giving Water Of Turmeric (Curcuma Domestica) On Cell Red Blood Profiles (Total Of Erythrocytes, Hemoglobin And Hematocrit) Of Broiler Chickens). J.
Pengembangan Penyuluhan Pertanian, 14(26): 60-66.
Juliana, C., N. Nurjazuli, N dan S. Suhartono. 2017. Hubungan kadar timbal dalam darah dengan jumlah eritrosit, MCV dan MCH pada ibu hamil di daerah pantai. J. Kesehatan Lingkungan. 3(3): 161-168.
Parwati, E. D., N. Ulupi, R. Afnan, dan A. S. Satyaningtijas. Gambaran eritrosit ayam broiler dengan waktu tempuh transportasi dan level pemberian ZnSO4 berbeda. J. Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. 5(3): 101-105.
Salamoon, D. K. 2021. Anime Sebagai Media Edukasi Digital Mengenai Fungsi Sel Darah Merah. J. Seni Budaya. 36(2): 197-203.
Suryani, E., Wiharto, dan K N Wahyudiani. 2015. Identifikasi Anemia Thalasemia Betha (𝜷) Mayor Berdasarkan Morfologi Sel Darah Merah. J. Scientific of Informatics. 2(1): 15-28.
Suryani, N. (2018). Perbedaan Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Dengan Menggunakan Stik (Hb Meter) Dan Hematology Analyzer. Program Doktoral Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang.(Disertasi Doktoral kedokteran).
Susanto, A. Dan F. H. Taqwa. 2015. Toksisitas limbah cair lateks terhadap jumlah eritrosit, jumlah leukosit dan kadar glukosa darah ikan patin (Pangasius sp.).
J. Akuakultur Rawa Indonesia. 2(2): 135-149.
Wijayanti, D., E.T Setiatin dan E. Kurnianto. 2016. Efek ekstra daun binahong (anredera cordifolia (ten) steenis) terhadap profil darah merah pada marmut (cavia cobaya). J. Sain Veteriner. 34(1):75-82.