• Tidak ada hasil yang ditemukan

FrLroif.kror

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "FrLroif.kror "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIDAK AKTIFNYA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) DI KECAMATAN SANGIR

BATANG HARI KABUPATEN SOLOK SELATAN

ARTIKEL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

DESMAILAFRITA NPM: 12070156

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2016

(2)

Desmailafrita (12070156), Faktor-faktor Penyebab Tidak Aktifnya Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) di Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok

Selatan, Padang, 2016.

Desmailafrita1 Drs. Wahyu Pramono, M.Si 2 Isnaini, M.Si 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi

STKIP Sumatera Barat ABSTRAK

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi yang berlandaskan syariah dalam bagi hasil. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) merupakan lembaga keuangan mikro nagari yang memberikan bantuan modal bagi anggota koperasi yang mempunyai usaha dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian anggota koperasi, dengan bunga yang rendah. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) ini tidak berkembang dengan baik khususnya di Kecamatan Sangir Batang Hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan faktor-faktor penyebab tidak aktifnya Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) di Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Antony Giddens yaitu Teori Strukturasi yang menyatakan hubungan antara struktur dan pelaku. Struktur dan pelaku berupa relasi dualitas, tidak ada struktur tanpa pelaku dan sebaliknya tidak ada pelaku tanpa struktur. Agen dan struktur terjalin erat dalam aktivitas atau praktik yang dijalankan manusia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Informan penelitian ini adalah pengawas, pengurus, pengelola, dan anggota Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Kecamatan Sangir Batang Hari serta PPKL Kabupaten Solok Selatan. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah informan 22 orang. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dalam 3 tahap yaitu 1) observasi (non-partisipan), 2) wawancara mendalam, 3) studi dukumen. Unit analisis data adalah kelompok. Analisis data menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman yang mencakup tiga tahap yaitu : 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) verifikasi/penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab tidak aktifnya Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) di Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan karena faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal yaitu 1) Sanksi yang tidak tegas, 2) anggota tidak membayar cicilan, 3) kurangnya kerja sama antara pihak pengawas dan pengurus terhadap pengelola. Faktor ekternal yaitu : 1) kurangnya pembinaan keterampilan bagi pihak pengelola, 2) keterbatasan tenaga penyuluh koperasi.

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2016

2 Pembimbing I Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

3 Pembimbing II Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

(3)

Desmailafrita (12070156), Factors Cause No Active Sharia Financial Service Cooperative (KJKS) in the district of Sangir Batang Hari South Solok,

Padang, 2016.

Desmailafrita 1 Drs. Wahyu Pramono, M.Si 2 Isnaini, M.Si 3 Sociology of Education Studies Program

STKIP West Sumatra

ABSTRACT

Sharia Financial Service Cooperative (KJKS) is a cooperative that is based on sharia in the results. Sharia Financial Service Cooperative (KJKS) is a village micro- finance institutions that provide capital assistance for cooperative members who have business with the aim to boost the economy cooperative members, with low interest.

Sharia Financial Service Cooperative (KJKS) is not well developed, especially in Sub Sangir Batang Hari. This study aims to identify and describe the factors that cause unnecessary downtime for Islamic Financial Service Cooperative (KJKS) in the district of Batang Hari Sangir South Solok.

The theory used in this research is the theory of Anthony Giddens Structuration theory which states that the relationship between structure and actors. Structure and actors form the duality relation, no structure without principals and vice versa none of the perpetrators without structure. Agent and structure are closely intertwined in any activity or practice run man. This study used a qualitative approach and descriptive. The informants are supervisors, administrators, managers, and members of Islamic Financial Service Cooperative (KJKS) the District Sangir Batang Hari and PPKL South Solok.

Selection of informants using purposive sampling with 22 informants. The data used are primary data and secondary data. Methods of data collection is done in three stages: 1) observation (non-participants), 2) in-depth interviews, 3) study documents has become.

The unit is a data analysis group. Analysis of data using an interactive model Miles and Huberman which includes three stages: 1) data reduction, 2) data, 3) verification / conclusion .

Based on the results of this study concluded that the factors causing unnecessary downtime for Islamic Financial Service Cooperative (KJKS) in the district of Batang Hari Sangir South Solok due to internal factors and external factors. Internal factors: 1) sanctions are not firm, 2) members do not pay the mortgage, 3) the lack of cooperation between the supervisors and administrators to managers. External factors, namely: 1) the lack of coaching skills for the manager, 2) limitations of the cooperative extension.

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2016

2 Pembimbing I Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

3 Pembimbing II Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

EAT,AMAN PEISETUJUAN

ARTIIOL

FrLroif.kror

P.!yeb.b

Tid.t Akdhyt Kopa{t J.s

Keortrgr!

S}tri.h

(I

rss) dl

Kon L. S.r9r Brn4 [rri

Kobupat

!

lolok

S.lrr,tr

NPM

Anike, ini r.t.h dis.{ujui te Ptudi Pendidik& sciologi.

oLh

den

D.mbimbing *riD6i

6n*

diMhkan

(5)

PENDAHULUAN

Koperasi mempunyai peranan penting dalam perekonomian rakyat, ia tidak hanya memberikan manfaat bagi anggota tetapi ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi secara keseluruhan, secara tidak langsung memainkan peranan dalam memerangi kesenjangan ekonomi. Salah satu jenis koperasi yang berkembang yaitu koperasi simpan pinjam berlandaskan syariah yaitunya Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Koperasi Jasa keuangan Syariah (KJKS) berawal dari berkembangnya Baitul Maal Wattambil (BMT) di Jakarta tahun 1992. Berdasarkan keputusan

Menteri Koperasi RI No :

91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Syariah, BMT disebut Koperasi Jasa Keuangan Syariah (Hendar, 2010: 10).

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) di Solok Selatan mulai dibentuk tahun 2008, diawali oleh KJKS BMT El Itqan di Kecamatan Sangir Jujuan. KJKS di Solok Selatan berjumlah 19 KJKS yang tersebar di 6 kecamatan (Kecamatan Sangir Jujuan, Kecamatan Sangir Balai Janggo, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Pauh Duo dan Kecamatan Koto parik Gadang Diateh. Seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.1

Koperasi Jasa keuangan Syariah (KJKS) se- Kabupaten Solok Selatan

No Nama KJKS Kec. Ket

1 KJKS Nagari Pakan Rabaab Tangan

Koto Parik Gadang

Diateh

Aktif 2 KJKS Nagari Pakan Rabaa Aktif 3. KJKS Pekan Rabaa Timur Tidak aktif 4 KJKS Pekan Rabaa Utara aktif 5. KJKS Pauh Duo Nan

Batigo Pauh

Duo

Aktif

6 KJKS Luak Kapau Tidak

aktif 7 KJKS Nagari Alam Pauh

Duo

Aktif

8 KJKS BMT el-Itqan Sangir Jujuan

Aktif 9 KJKS Nagari Sitapuih

Sangir

Tidak aktif

10 KJKS Nagari Abai Batang Harai

Tidak aktif 11 KJKS Nagari Dusun

Tangah

Tidak Akif 12 KJKS Nagari Talunan

maju

Sangir Balai Janggo

Aktif

13 KJKS Sukun Barat Aktif

14 KJKS Itqan Invetasi Madani

Sungai Pagu

Aktif

15 KJKS Arafah Tidak

Aktif 16 KJKS Nagari Sako Utara Tidak aktif 17 KJKS Nagari Sako Pasia

Talang

Aktif

18 KJKS Nagari Pulakek Aktif

19 KJKS Seribu Rumah Gadang

Aktif

Sumber : Koperindag Kab. Solok Selatan Maret 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah KJKS yang ada di Solok Selatan ada 19 KJKS yang terdiri dari 12 KJKS aktif dan 9 KJKS Tidak aktif. Dari 9 KJKS yang tidak aktif ditemukan di 1 Kecamatan KJKSnya tidak aktif yaitu di Kecamatan Sangir Batang Hari yaitu KJKS Nagari Abai, KJKS Nagari Sitapuih dan KJKS Nagari Dusun Tangah.

Koperasi Jasa keuangan Syariah (KJKS) merupakan lembaga keuangan mikro nagari dimana tujuannya adalah memberikan bantuan modal untuk mengembangkan usaha produktif guna peningkatan ekonomi anggota koperasi serta memberikan bunga yang ringan (maksimal bunga 10%, besarnya bunga tergantung masing- masing koperasi). walaupun KJKS dilaksanakan dengan tujuan tersebut, tetapi kenyataannya KJKS tidak berkembang dengan baik, khususnya di Kecamatan Sangir Batang Hari.

Melihat hal inilah, peneliti ini menarik untuk diteliti dengan judul penelitian Faktor-Faktor Penyebab Tidak Aktifnya Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) di Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja faktor-faktor penyebab tidak aktifnya koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) di Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mendeskripsikan faktor-faktor penyebab tidak aktifnya Koperasi

(6)

Jasa Keuangan Syaraiah (KJKS) di Kecamatan Sangir batang Hari Kabupaten Solok Selatan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Strukturasi Antony Gidden.

Struktur didefenisikan sebagai peraturan dan sumberdaya, merupakan bagian dari sistem sosial. Sistem sosial merupakan adalah praktik- praktik sosial yang diproduksi sepanjang ruang dan waktu (Beilharz, 2002: 195). Konsep fundamental Teori Strukturasi yaitu rutinitas atau kegiatan sosial hari demi hari (Wirawan, 2010: 300-301). Terbentuknya agen dan struktur tidak terlepas satu sama lain, unsur-unsur sistem sosial yang merupakan media dan hasil dari praktik yang dilakukan aktor, dan unsur-unsur sistem tersebut secara rekursif mengorganisasi praktik para aktor (Ritzer, 2011: 573).

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif.

Teknik pemilihan informan dilakukan dengan cara Purposive Sampling. Menurut Bungin (2011: 78) ”Informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian”. Informan dalam penelitian ini berjumlah 22 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah obserbasi non partisipan, wawancara mendalam dan studi dokumen sedangkan analisis data yang digunakan yaitu model analisis data interaktif (Miles dan Huberman 1992: 2)

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan, maka ditemukan faktor-faktor penyebab tidak aktifnya Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) di Kecematan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan

ditemukan 2 faktor, yaitunya faktor ekternal dan faktor internal, berikut penjelasannya :

1. Faktor Ekternal

1.1 Sanksi yang Tidak Tegas

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) memberikan manfaat yaitunya dapat membantu ekonomi atau menambah pendapatan dengan modal skala kecil dengan bunga yang ringan yaitunya 0,5 %. Ada aturan yang dibutuhkan untuk mengontrol jalanya sebuah koperasi. Dalam mengajukan pinjaman ke Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) anggota memberikan jaminan. Jaminan bisa berupa sertifikat rumah, tanah dan BPKB Motor.

Ketika anggota tidak mampu untuk melunasi anggsurannya, pihak pengelola dapat menjual atau melelang jaminan anggotanya guna melunasi anggsurannya, hal ini dijelaskan di akad pembiayaan pasal 13Tetapi kenyataannya pihak pengelola tidak menjual ataupun melelang jaminan anggota yang tidak membayar, Hal ini menunjukkan adanya ekonomi moral, yaitu kegiatan ekonomi yang dilakukan berdasarkan pertimbangan moral. Moral ekonomi dilakukan pihak pengelola karena anggota yang meminjam adalah masyarakat sekitar, yang bertemu setiap hari, bahkan mempunyai hubungan saudara.

1.2 Angota yang Tidak Membayar Cicilan Anggota memiliki posisi sentral dalam sebuah koperasi. hal ini sesuai dengan prinsip koperasi dari, oleh dan untuk anggota, artinya anggota sebagai pemilik, pengguna dan pengendali dari sebuah koperasi.

Pinjaman diberikan kepada anggota yang mempunyai usaha produktif. Adapun tujuannya Koperasi Jasa keuangan Syariah (KJKS) yaitu memberikan bantuan modal dengan skala kecil untuk mengembangkan usaha guna peningkatan ekonomi atau pendapatan.

Pencairan dana di KJKS tergantung kepada kelancaran pembayaran angsuran anggota koperasi, jadi apabila banyak anggota koperasi yang tidak membayar cicilan, maka akan menyebabkan kemacetan pada koperasi.

Modal yang dipinjam ke koperasi untuk modal usaha, kenyataannya usaha yang dijalankan tidak sesuai dengan yang diharapkan, serta ditunjang dengan keadaan ekonomi yang kurang baik, sehingga mebuat anggota koperasi tidak

(7)

mampu membayar cicilannya ke Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS).

1.3 Kurangnya Kerja Sama antara Pengurus dan Pengawas dengan Pihak Pengelola

Sebuah Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) tidak hanya menjadi tanggung jawab pihak pengelola, tetapi juga ada pihak pengurus dan pengawas. Dalam menjalankan sebuah Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) di butuhkan kerja sama antara pengurus dan pengawas dengan pihak pengelola.

Masing-masing pihak mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing, semua itu dijelaskan dalam akta pendirian masing-masing koperasi. Sebuah koperasi di nyatakan aktif oleh Dinas Koperindag apabila melakukan kegiatan operasional yang dibuktikan dengan RAT (Rapat Akhir Tahun). berdasarkan prosedurnya laporan RAT di buat oleh pihak pengurus, pihak pengelola melaporkan kegiatannya kepada pihak pengurus. Kenyataannya laporan RAT dibuat oleh pihak pengelola. Pengawasan terhadap koperasi dilakukan oleh pihak pengawas.

Pengawas kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya, hal ini disebabkan karena provesi serta ketidak pedulian anggota yang lain. Ketidak sesuaian peranan pengurus dan kurang maksimalnya pengawas membuktikan kurangnya kerja sama antara pengurus dan pengawas terhadap pihak pengelola.

2. Faktor Ekternal

2.1 Kurangnya Pembinaan Keterampilan Bagi Pihak Pengelola

Pembinaan sangat diperlukan dalam kemajuan koperasi, khususnya bagi pihak pengelola guna meningkatkan sumber daya manusia . Pihak pengelola adalah orang-orang yang menjalankan aktivitas koperasi yang terdiri dari 1 orang maneger, 1 orang marketing serta 1 orang kasir.

Pembinaan keterampilan memberikan kesempatan kepada pihak pengelola untuk menambah pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan KJKS guna memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan KJKS.

Pelatihan perlu diberikan secara berkesinambungan. Kenyataannya selama KJKS

ini aktif. Pelatihan hanya pernah di lakukan 1X oleh Dinas Koperindag Kabupaten Solok Selatan. Hal ini disebabkan karena minimnya dana yang dimiliki oleh Dinas Koperindag untuk memberikan pembinaan keterampilan bagi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) yang ada di Solok Selatan.

2.2 Keterbatasan Tenaga Penyuluh Koperasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) di Solok Selatan di bawah naungan Dinas Koperindag. Dinas Koperindag mempunyai 1 orang petugas penyuluh koperasi lapangan (PPKL) yang bertugas untuk memberikan penyuluhan dan memantau perkembangan koperasi yang ada di Solok Selatan.

Pemantauan perlu dilakukan secara berkesinambungan, guna menanggulangi permasalahan yang berhubungan dengan koperasi, mulai dari pembinaan atau arahan sampai pada cara pembuatan laporan RAT (Rapat Akhir Tahun) yang menjadi tuntutan dari Dinas Koperindag. Karena keterbatasan dari tenaga penyuluh koperasi membuat pemantauan kurang maksimal, pemantauan yang seharusnya dilakukan 3X dalam 1 tahun, kenyataan hanya bisa dilakukan 1 s/d 2 kali, sehingga mengakibatkan kurangnya kontrol dari Dinas Koperindag karena keterbatasan petugas penyuluh koperasi tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan tentang faktor- faktor penyebab tidak aktifnya Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) di Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan maka dapat disimpulkan bahwasanya ada 2 faktor yang menjad penyebab tidak aktinya koperasi yaitunya faktor internal dan ekternal. Adapun faktor internalnya yaitu : 1) Sanksi yang tidak tegas. Ketidak tegasan juga dibuktikan dengan tidak adanya sanksi bagi jaminan anggota yang tidak membayar karena ekonomi moral 2) anggota yang tidak membayar cicilan, banyak dari anggota koperasi yang tidak membayar cicilannya karena tidak mendapatkan keuntungan dari usaha, didukung dengan kondisi ekonomi yang baik sehingga anggota tidak

(8)

mampu mengembalikan pinjaman. 3) kurangnya kerja sama antara pengurus dan pengawas dengan pihak pengelola. Hubungan antara pengawas dan pengurus mempunyai peranan yang penting dengan pihak pengelola KJKS, tanpa kerja sama yang bagus antara pihak tersebut, akan menjadi masalah dalam perkembangan KJKS itu sendiri karena masing- masing pihak tersebut mempunyak hak dan tanggung jawab terhadap KJKS.

Adapun faktor ekternalnya yaitu : 1) kurangnya pembinaan keterampilan bagi pihak pengelola. selama KJKS ini aktif pelatihan hanya pernah dilakukan 1X padahal pihak pengelola butuh pembinaan , hal ini diakibatkan oleh keterbatasan dana yang dimiliki oleh Dinas Koperindag untuk pelatihan. 2) keterbatasan tenaga penyuluh koperasi. Di Solok Selatan tenaga penyuluh koperasi hanya ada 1 orang, , kurangnya tenaga penyuluh penyebabkan berkurangnya kontrol yang dilakukan oleh Dinas Koperindag terhadap KJKS yang ada di Solok Selatan khususnya di Kecamatan Sangir Batang Hari.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka disarankan :

1. Kepada Pihak Pengelola Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) agar memberikan sanksi yang tegas kepada anggota yang tidak melunasi pinjamannya serta menghindari ekonomi moral.

2. Kepada setiap anggota koperasi diberikan sosialisasi guna menumbuhkan rasa kerjasama dan tanggung jawab terhadap koperasi, agar koperasi dapat dibenahi kembali.

3. Kepada seluruh pihak yang tergabung dalam sebuah KJKS, seperti semua Pihak Pengurus, Pengelola dan pengawas, tingkatkan rasa kerja sama dan rasa tanggung jawab terhadap koperasi.

4. Kepada Dinas Koperindang Kabupaten Solok Selatan, hendaknya diberikanlah perhatian kepada koperasi yang ada, dibekali pihak pengelola dengan pembinaan keterampilan dengan memberikan pelatihan-pelatihan guna meningkatkan sumber daya manusia (SDM)

pihak pengelola serta menambah Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL).

DAFTRA PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Beilharz, Peter (Ed). 2002. Teori-Teori Sosial.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hendar, 2010. Manajemen Perusahaan Koperasi. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama

Miles, Matthew dan A. Michael Huberman.

1992. Analisi Data Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia.

Ritzer, George. 2010. Teori Sosiologi.

Yogyakarta: Kreasi Kencana.

Selviani, Revi. 2013. Pengembangan Sumber Daya Manusia di Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Wat Tamwil (KJKS BMT) Kota Padang.

Skripsi. Unand.

Wirawan, 2012. Teori-Teori dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menjalankan usaha tentunya seseorang memerlukan adanya modal untuk menjalankan usahanyya. Modal bisa berasal dari pribadi ataupun pinjaman kepada pihak

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Field research (Studi lapangan). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan