PENDAHULUAN
Selain itu data dan informasi sektor lainnya seperti geografi, demografi, pendidikan, dan sosial ekonomi yang dapat mendukung gambaran kondisi kesehatan masyarakat secara keseluruhan juga di muat pada Profil Kesehatan ini. Profil Kesehatan juga memuat trend informasi di bidang kesehatan seperti pencapaian SPM bidang Kesehatan, Isue informasi kesehatan terkini mengenai kondisi pandemi Covid-19 di Kota Bandung. Secara umum penyusunan Profil Kesehatan Kota Bandung ini bertujuan untuk memberikan gambaran perkembangan pembangunan kesehatan masyarakat dan evaluasi kinerja penyelenggara pelayanan minimal di bidang kesehatan.
Untuk mempermudah pengguna Profil Kesehatan dalam memahami penulisan buku ini, maka uraian sajian sistematika profil sebagaimana berikut ini:.
GAMBARAN UMUM
Geografi Kota Bandung
Pemerintahan
Wilayah dengan Masalah Gizi (Persentase Gizi Kurang dan Gizi Buruk) di Kecamatan di Kota Bandung Tahun 2020.
Kependukan
- Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
- Kepadatan Penduduk
- Penduduk Miskin
- Keadaan Ekonomi
- Keadaan Pendidikan
- Angka Harapan Hidup
- Pembangunan Manusia
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Mortalitas
Dari proses tersebut, sepanjang tahun 2020, tercatat sejumlah 895 kematian dengan 209 jenis penyebab kematian di Kota Bandung. Berikut di bawah ini tabel 10 besar penyebab kematian yang dikumpulkan oleh Puskesmas di Kota Bandung sepanjang tahun 2020. Perbandingan Jumlah Kematian Akibat Kecelakaan Lalu lintas di Kota Bandung Tahun 2019 dan 2020 (lokasi kejadian di Kota Bandung).
Perbandingan jumlah kematian bayi di Kota Bandung tahun ke tahun tampak pada grafik batang di bawah ini. Peta tematik di bawah ini menerangkan jumlah kematian bayi menurut wilayah kecamatan di Kota Bandung tahun 2020. Penyebab terbanyak kematian bayi di Kota Bandung di tahun 2020 berturut- turut terbesar di luar penyebab kematian lain – lain adalah BBLR (19 kasus), Asfiksia (11 kasus), kelainan bawaan (8 kasus), pneumonia (6 kasus) dan diare (4 kasus).
Angka kematian ibu Kota Bandung hingga saat ini tidak tersedia sehingga gambaran kematian ibu di Kota Bandung dijelaskan dengan jumlah kematian ibu di Kota Bandung. Sebaran kematian ibu di Kota Bandung bila diamati sejak dari 2016 terjadi dengan jumlah yang beragam antara satu kecamatan dan lainnya.
Morbiditas
Di tahun 2019, angka kesakitan Kota Bandung di antara kabupaten/kota di Indonesia menempati urutan ke 254 terendah. Angka kesakitan Kota Bandung di antara kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat menempati urutan ke 6 terkecil setelah Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kota Sukabumi. Data kesakitan direpresentasikan dengan 21 penyakit terbesar (kasus baru dan kasus lama) dari kunjungan dalam rentang satu tahun.
Struktur urutan maupun jumlah penyakit terbesar kasus baru di tahun 2020 berubah dari tahun-tahun sebelumnya dikarenakan merebaknya pendemi covid-19. Meski demikian, sebanyak 18 dari 20 penyakit terbesar (kasus baru) di tahun 2019 yang tertera sabagai penyakit terbesar masih masuk sebagai 20 penyakit terbesar di tahun 2020. Dua penyakit / diagnose yang tak tertera sebagai 20 penyakit terbesar di tahun 2020 dibandingkan tahun 2019 adalah karies dentin dan gangguan pada erupsi gigi.
Sedangkan sakit kepala dan pengawasan terhadap kehamilan normal yang pada tahun sebelumnya tak muncul sebagai 20 penyakit terbesar naik menjadi 20 penyakit / diagnosa terbesar tahun 2020. Di bawah ini tabel 21 penyakit terbesar di Kota Bandung (kasus baru) yang bersumber dari pelaporan penyakit di Puskesmas.
Penyakit Menular yang Diamati
Di bawah ini tampak peta tematik Cakupan Pneumonia Balita Ditangani dan Perkiraan Balita Pneumonia Menurut Kecamatan di Kota Bandung Tahun 2020. Perkiraan Jumlah Penderita Diare (semua usia) dan Persentase Penanganan Diare Menurut Kecamatan di Kota Bandung Tahun 2020. Perkiraan Jumlah Penderita Diare dan Persentase Penanganan Diare Balita Menurut Kecamatan di Kota Bandung Tahun 2020.
Jumlah dan Grafik Per Tahun Kasus Kusta Baru (PB dan MB) Menurut Kecamatan di Kota Bandung Tahun. Berikut peta tematik sebaran dan jumlah kasus kematian akibat covid-19 per-kelurahan di Kota Bandung tahun 2020. Menurut jenis kelamin, penularan covid-19 banyak terjadi pada perempuan dibandingkan pria di Kota Bandung tahun 2020.
Penyakit Tidak Menular
Jumlah Sasaran dan Persentase ODGJ Berat Mendapat Pelayanan Kesehatan di Kecamatan di Kota Bandung Tahun 2020. Persentase Balita Gizi Buruk dan Kurang (Masalah Gizi Balita Berdasarkan BB / U) di Kota Bandung Tahun. Persentase Tempat-tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang Memenuhi Syarat Kesehatan di Kota Bandung Tahun 2020.
SITUASI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan
Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Masyarakat
Keadaan Kesehatan Lingkungan
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Perbekalan Kesehatan
Ketersediaan obat dan vaksin esensial di fasilitas pelayanan kesehatan perlu dijaga untuk selalu dapat digunakan pada kondisi riil di masyarakat. Ketersediaan obat dan vaksin esensial didapat dari berbagai sumber anggaran dan didistribusikan kepada banyak fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan rumah sakit. Puskesmas dianggap telah memilki tingkat ketersediaan obat dan vaksin esensial apabila 80,00% dari obat dan vaksin esensial telah disediakan secara kontinyu.
Fasilitas Kesehatan
Jumlah Puskesmas di Kota Bandung seluruhnya sebanyak 80 Puskesmas yang tersebar di 30 kecamatan dan 78 kelurahan (lokasi) dengan 7 di antaranya berstatus Puskesmas mampu PONED. Bila menggunakan rasio ideal Puskesmas dan penduduk pada 1 Puskesmas berbanding 30.000 penduduk, maka rasio Puskesmas – penduduk di Kota Bandung adalah 0,96 yang berarti satu Puskesmas melayani 31.376 penduduk. Oleh karena itu, untuk memenuhi standar rasio Puskesmas-penduduk tersebut, Kota Bandung masih memerlukan penambahan Puskesmas.
Berikut di bawah ini tabel rasio Puseksmas – penduduk dan peta sebaran 80 Puskesmas dan di Kecamatan di Kota Bandung. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal, Puskesmas memiliki prinsip penyelenggaraan pertanggungjawaban wilayah dengan bentuk wilayah kerja Puskesmas. Wilayah kerja Puskesmas awalnya diperuntukkan bagi satu kecamatan, akan tetapi kemudian semakin beragam dan berkembangnya kebutuhan, cakupan wilayah kerja Puskesmas disesuaikan dengan jumlah penduduk, kepadatan, mobilitas, dan lain sebagainya sehingga beberapa Puskesmas dapat berada di satu kecamatan.
Pada umumnya di Kota Bandung satu Puskesmas membawahi satu atau beberapa kelurahan sebagai wilayah kerjanya. Tidak seperti wilayah kerja lainnya yang terdiri dari satu kelurahan atau beberapa kelurahan, Puskesmas Cinambo membawahi satu kecamatan sebagai wilayah kerjanya. Meski Puskesmas Pasirkaliki memiliki wilayah kerja terbanyak dengan 5 kelurahan, tetapi secara berturut-turut Puskesmas dengan wilayah kerja terluas adalah Puskesmas Riung Bandung (6,86 Km2), Ciumbuleuit (6,73 Km2), Pasirkaliki (6,32 Km2) dan Dago (4,38Km2).
Sedangkan wilayah kerja terkecil bertutut-turut adalah Puskesmas Liogentang (0,3 Km2), Astanaanyar (0,34 Km2) dan Suryalaya (0,37 Km2). Kepemilikan rumah sakit di Kota Bandung terdiri dari 3 rumah sakit milik Kementerian kesehatan, 3 Rumah Sakit milik TNI / POLRI, 3 rumah sakit milik Pemerintah Kota Bandung, satu milik universitas negeri, dan 26 rumah sakit milik swasta termasuk satu rumah sakit milik universitas negeri. Tercatat dari 35 rumah sakit tersebut, terdapat 5.610 tempat tidur yang terbagi atas kelas VVIP, Utama, Kelas I, Kelas II, Kelas III, dan tanpa kelas.
Jumlah, Rasio RS dan TT terhadap Penduduk, Kelas, Kepemilikan dan Jenis Rumah Sakit di Kota Bandung Tahun 2020. Sedangkan bila dihitung berdasarkan rasio tempat tidur per-1.000 penduduk, dengan jumlah tempat tidur 5.610 tempat tidur (tercatat dari 35 rumah sakit), maka didapat angka 2,12 per 1.000 penduduk yang berarti, 2 tempat tidur rumah sakit melayani 1.000 penduduk [19]. Meski secara rasio kecukupan jumlah RS Kota Bandung masih memerlukan penambahan, akan tetapi secara rasio tempat tidur dan penduduk telah mencukupi.
Sumber Daya Manusia Kesehatan
Data jumlah tenaga perawat dan bidan yang diulas berikut ini berada di Puskesmas, UPT P2KT, UPT Labkesda, dan rumah sakit. Informasi jumlah tenaga kefarmasian berikut ini berada di Puskesmas, UPT P2KT dan UPT Laboratrium Kesehatan Daerah, dan rumah sakit. Tenaga Gizi, Kesehatan Masyarakat, dan Kesehatan Lingkungan Data jumlah tenaga gizi, kesehatan masyarakat, dan kesehatan lingkungan berikut ini berasal dari Puskesmas, UPT P2KT dan UPT Laboratorium Kesehatan, dan rumah sakit.
Tenga gizi yang bertugas di Puskesmas sebanyak 69 tenga gizi tersebar di 59 Puskesmas dari 80 Puskesmas di Kota Bandung. Tenaga kesehatan masyarakat yang bertugas di Puskesmas di Kota Bandung sejumlah 117 orang yang tersebar di 54 Puskemas dari 80 Puskesmas di Kota Bandung. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, dan Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan di Kota Bandung Tahun 2020.
Jumlah tenaga analis kesehatan (ahli teknologi laboratorium medik) dan perekam medis yang diulas pada profil ini berasal dari Puskesmas, UPT Laboratorium Kesehatan, UPT P2KT, dan rumah sakit. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, tenaga keteknisan medis terdiri atas perekam medis dan informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis optisien / optometris, teknisi gigi, penata anestesi, terapis gigi dan mulut, dan audiologis. Dalam profil kesehatan ini, informasi mengenai jumlah tenaga keteknisan medis dijelaskan untuk kelompok fasilitas pelayanan kesehatan rumah sakit.
Jumlah tenaga ATML di Puskesmas di Kota Bandung sebanyak 23 orang berada di 23 Puskesmas dari 80 Puskesmas di Kota Bandung. Jumlah tenaga perekam medis di Puskesmas di Kota Bandung sebanyak 58 orang yang tersebar di 51 Puskesmas dari 80 Puskesmas di Kota Bandung. Informasi tenaga kesehatan diperlukan untuk merencanakan kebutuhan kecukupan jumlah dan jenis tenaga kesehatan, distribusi, serta pengelolaan kepegawaian.
Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian, Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2019 dan 2020.
Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
Rasio standar Posyandu dan Balita adalah 1:100, maka dengan jumlah terebut mebentuk rasio Posyandu dan Balita di Kota Bandung tahun 2020 sebesar 1:97, yang berarti satu Posyandu melayani 97 Balita. Berikut di bawah ini tabel yang menerangkan rasio Posyandu dan Balita di Kota Bandung kurun waktu. Anggaran kesehatan Kota Bandung berasal dari berbagai sumber seperti dari Pemerintah Pusat (APBN), Pemerintah Daerah Propinsi (APBD Provinsi), dan APBD Kota Bandung.
dialokasikan kepada SKPD Dinas Kesehatan Kota Bandung, RSUD Kota Bandung, RSKIA Kota Bandung, dan RSKGM Kota Bandung. Total anggaran kesehatan dengan berbagai sumber tersebut bila dihitung perkapita terhadap besar penduduk Kota Bandung maka didapat angka sebesar Rp. Meski demikian, besaran persentase alokasi anggaran pembangunan kesehatan pemerintah Kota Bandung telah memenuhi amanah Undang–undang Kesehatan No.36 tahun 2009, yakni minimal sebesasr 10 % dari total anggaran [20].
PERSENTASE RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I. Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2020 Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta. Sumber: Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2019 Keterangan: *) beri tanda "V" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial ≥80%. Posyandu aktif: posyandu purnama + mandiri **PTM: Penyakit Tidak Menular ***Bersumber BPS - Pusdatin Kemkes RI dan Disdukcapil Kota Bandung diolah JUMLAH KOTA BANDUNG.
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Bandung- Laporan Bulanan KIA-KB Tahun 2020. Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Bandung - Laporan Bulanan KIA-KB Tahun 2020. Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi JUMLAH KOTA BANDUNG.
Sumber: DPPKB Kota Bandung Tahun 2020 dan Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Bandung - Laporan Bulanan KIA-KB Tahun 2020.
Anggaran Kesahatan