• Tidak ada hasil yang ditemukan

ganesha civic education journal - Ejournal2 Undiksha

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ganesha civic education journal - Ejournal2 Undiksha"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

133

GANESHA CIVIC EDUCATION JOURNAL

Volume 4 Issue 1 April 2022 P-ISSN : 2714-7967 E-ISSN : 2722-8304

Universitas Pendidikan Ganesha https://ejournal2.undiksha.ac.id/index.php/GANCEJ

Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Dalam Dunia Pendidikan Terkhusus Pada Perguruan Tinggi Guna Pencegahan Korupsi

Anggun Novelin Butarbutar

Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Ganesha E-mail : anggun.novelin@undiksha.ac.id

*Korespondensi Penulis Info Artikel

________________

Sejarah Artikel:

Disubmit: 1 January 2022 Direvisi: 12 Maret 2022 Diterima: 1 April 2022 ________________

Keywords:

anti-corruption education, higher education, corruption

__________________

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pentingnya pendidikan anti korupsi di dalam dunia pendidikan terkhusus pada perguruan tinggi guna pencegahan korupsi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian normatif dengan melakukan dan mencari data melalui penelitian perpustakaan atau studi dokumen. Korupsi merupakan suatu perilaku yang dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk memperkaya diri sendiri. Faktor terjadinya korupsi ada 2 yakni fakor internal dan factor eksternal. Adapun pelaku-pelaku tindak pidana korupsi yaitu orang-orang yang memiliki kekuasaandan kewenangan dan tidak memiliki tanggung jawab. Peran perguruan tinggi dalam membantu pencegahan korupsi yakni dengan melakukan penyuluhan anti korupsi kepada mahasiswa, memberikan mata kuliah pendidikan anti korupsi dikampus, serta mengajak dan mengarahkan mahasiswa untuk turun ke lapisan masyarakat membantu penegak hukum dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

Abstract

This study aims to find out how important anti-corruption education is in the world of education, especially in tertiary institutions for preventing corruption. The research method used in this study is a normative research method by conducting and searching for data through library research or documents studies. Corruption is a behavior that is carried out with the intent and purpose of enriching oneself. There are 2 factors for corruption, namely internal factors and external factors. The perpetrators of corruption are people who have power and authority and do not have responsibility. The role of tertiary institution in helping prevent corruption is by conducting anti- corruption counseling to student, providing anti-corruption education courses on campus, and inviting and directing students to go down to the social strata to assist law enforcement in eradicating corruption in Indonesia.

© 2022 Universitas Pendidikan Ganesha

Alamat korespondensi:

1Fakultas Hukum dan Ilmu social,

E-mail : anggun.novelin@undiksha.ac.id

P-ISSN : 2714-7967 E-ISSN : 2722-8304

(2)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 4 Issue 1 April 2022, p. 133-142

134 PENDAHULUAN

Tidak dapat dipungkiri bahwa korupsi saat ini masih selalu menjadi topik yang masih terus di perbincangkan di masyarakat. Korupsi merupakan salah satu pelanggaran kaidah hukum yang berlaku yang dapat dihukum dengan hukuman pidana penjara ataupun denda. Korupsi juga sudah menjadi salah satu penyakit yang serius dalam system pemerintahan di Indonesia yang dapat merusak seluruh sendi kehidupan. Korupsi dapat mangakibatkan kerugian yang sangat besar serta memiliki dampak yang sangat buruk bagi kestabilitasan social dan keamanan masyarakat, merusak nilai-nilai demokrasi serta moralitas bangsa. Pelaku-pelaku tindak pidana korupsi tidak hanya masyarakat sipil melainkan banyak dari mereka yang menjadi penegak hukum, mereka yang memiliki kekuasaan, jabatan dan wewenang, mereka yang seharusnya memberantas tindakan korupsi malah melakukan hal sebaliknya. Akhir-akhir ini sudah banyak contoh prilaku kejahatan korupsi seperti para penyelenggara Negara yang duduk di bangku kekuasaan ditangkap dikarenakan di duga telah melakukan tindak pidana korupsi.

Dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 atau Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, terkhusus pasal 2 dan 3 yang di jelaskan tentang pengelompokan pengertian korupsi dari aspek kerugian keuangan Negara, yaitu melawan serta melanggar hukum untuk memperkaya diri dan menyalahgunakan kewenangan untuk menguntungkan diri sendiri 1 . Bentuk penyimpangan dari keuangan Negara dapat mengakibatkan terjadi kerugian yang sangat besar dan dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, tindakan tersebut berimbas pada perekonomian Negara dan dapat juga menghambat keberlangsungan pembangunan nasional. Kejahatan-kejahatan seperti korupsi tersebut harus cepat di hilangkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta.

Menurut Harkristuti Harkrisnowo, para pelaku tindak pidana korupsi sebenarnya sadar terhadap yang dilakukannya itu merupakan salah satu tindakan yang melawan hukum, tindak pidana korupsi tersebut dilakukan dengan sengaja2. Ada beberapa cara atau upaya yan dapat dilakukan untuk memberantas korupsi di Indonesia yaitu: (1) Penindakan, dan (2) Pencegahan. Penindakan dapat dilakukan terhadap mereka para pelaku yang sudah tertangkap dan haru membayar perbuatan mereka seperti membayar dendan ataupun pidana penjara sesuai dengan hukum yang berlaku, Pencegahan dapat dilakukan pemerintah melalui penyebaran informasi dan melibatkan peran serta masyarakat terutama pada sekolah ataupun perguruan tinggi terkait pentingnya pendidikan anti korupsi. Sekolah dan perguruan tinggi dapat mengambil peran yang startegis dalam mempelajari pendidikan anti korupsi terkhusus dalam membudayakan perilaku anti korupsi dikalangan siswa maupun mahasiswa. Sebelum beranjak pada pendidikan anti korupsi siswa dan mahasiswa haru dibekali dengan pendidikan nilai

1UU No.31 Tahun1999/UU No. 20 tahun 2001, tentang pemberantasan tindak pidana korupsi

2Yanto,O. Y ., Samiyono, S., Walangitan, S., & Rachmayanthy, R. (2020). Mengoptimalkan Peran Perguruan Tinggi dalam

Mengurangi Prilaku Korupsi. Jurnal Legislasi Indonesia, 17(1), 72.

(3)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 4 Issue 1 April 2022, p. 121-132

135

moral/agama yang sangat penting bagi berdirinya suatu Negara. Jika tidak barengi dengan pendidikan moral (agama, budi pekerti) kemungkinan besar kekokohan satu Negara dan bangsa akan hancur serta tidak memiliki tujuan.

METODE PENELITIAN

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif atau disebut dengan penelitian hukum doktriner merupakan penelitian perpustakaan atau studi dokumen. Disebut penelitian hukum doktriner dikarenakan penelitian ini dilakukan dan ditujukan hanya untuk pada peraturan-peraturan yang sudah tertulis sebelumnya. Penelitian ini juga dikatakan sebagai penelitian perpustakaan atau studi dokumen karena penelitian ini lebih banyak mengambil data yang sifatnya sekunder. Penelitian perpustakaan juga dapat dikatakan sebagai lawan dari penelitian empiris (penelitian lapangan).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Apa itu korupsi? Korupsi berasal dari bahasa latin yakni Corruptus dan Corruption yang artinya buruk, menyimpang dari kesucian, perkataan menghina, atau fitnah3. Korupsi merupakan tindakan yang dilakukan seseorang dengan tujuan memperkaya diri sendiri.

Banyak jenis-jenis tindak pidana korupsi seperti: penggelapan dalam jabatan, pemerasan, kerugian keuangan Negara, suap menyuap, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan, serta gratifikasi4.

Dalam Undang-undang sistem Pendidikan Nasional (Pasal 1 UU RI No. 20 Tahun 2003) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara5.

Romli Atmasasmita menyatkan bahwa korupsi di Indonesia sudah menyebar bagi virus ke seluruh tubuh pemerintahan sejak tahun 1960-an. Parah nya lagi korupsi selalu berkaitan dengan mereka pemegang kekuasaan6.

Ada beberapa unsur-unsur dari tindak pidana korupsi yaitu:

1. Tindakan seseorang atau badan melawan hukum

3https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/manokwari/id/data-publikasi/berita-terbaru/3026-tindak-pidana-korupsi-pengertian-dan-unsur- unsurnya.html

4https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220524-ayo-kenali-dan-hindari-30-jenis-korupsi-ini

5Manurung, R. T. (2012). Pendidikan antikorupsi sebagai satuan pembelajaran berkarakter dan humanistic. Jurnal Sosioteknologi, 11(27), 235

6Yanto,O. Y ., Samiyono, S., Walangitan, S., & Rachmayanthy, R. (2020). Mengoptimalkan Peran Perguruan Tinggi dalam Mengurangi Prilaku Korupsi. Jurnal Legislasi Indonesia, 17(1), 72

(4)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 4 Issue 1 April 2022, p. 121-132

136 2. Tindakan menyalahgunakan wewenang 3. Memperkaya diri sendiri

4. Merugikan keuangan dan perekonomian Negara

Dari unsur-unsur diatas dapat kita lihat bahwa prilaku korupsi merupakan kejahatan yang dilarang oleh undang-undang. Dan undang-undang akan memberikan sanksi kepada siapa saja yang melakukan kejahatan tindak pidana korupsi tersebut.

Korupsi telah menghancurkan perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik, sistem hukum, system pemerintahan dan juga tatanan social masyarakat di Negara ini.

Ada beberapa factor yang menjadi penyebab korupsi yakni:

1. Faktor internal, factor ini merupakan penyebab korupsi dalam aspek perilaku individu seperti sifat rakus/tamak, sifat ini cenderung sangat mudah tergoda untuk melakukan tindakan korupsi, gaya hidup yang hedon tidak seimbang dengan pendapatan7.

2. Faktor eksternal, factor ini merupakan penyebab korupsi dalam aspek sifat masyarakat/

budaya masyarakat. Contohnya, menghargai seseorang karena kekayaan yang dimilikinya. Aspek ekonomi, pendapatan tidak mencukupi kebutuhan8.

Mengapa kita harus memberantas korupsi? Perilaku korupsi merupakan perilaku yang sangat buruk serta menyebabkan dampak buruk terhadap banyak hal. Korban utama dari perbuatan korupsi adalah rakyat sipil baik secara langsung maupun secara tidak langsung, baik secara materi maupun non materi. Oleh karena itu kita harus sesegera mungkin memberantas korupsi agar tidak merajalela menguasai Negara. Pemberantasan korupsi dapat dilakukan dengan banyak cara salah satunya dengan penerapan pendidikan anti korupsi pada sekolah ataupun perguruan tinggi, pendidikan anti korupsi dapat ditinjau dari sudut pandang pemahaman isu-isu moral dan berkarakter. Sebagian kalangan berpendapat bahwa pendidikan anti korupsi lebih cocok untuk untuk siswa dan mahasiswa saja, namun pada dasarnya pendidikan anti korupsi tidak hanya ditujukan pada pelajar saja melainkan bagi para staf, pegawai, guru, karyawan, orang tua, pejabat dan lainnya.

Mengapa demikian? Dalam hal ini dapat kita lihat bahwa pelaku-pelaku dari kejahatan korupsi tersebut tidak lain dari orang-orang yang sudah bekerja baik di bidang pendidikan maupun non pendidikan seperti para pejabat ataupun penegak hukum. Upaya pencegahan korupsi dapat dilakukan dengan 2 bagian besar yaitu: (1) penindakan, dan (2) pencegahan, upaya tersebut tidak akan pernah berhasil jika hanya dilakukan oleh pemerintah saja melainkan harus melibatkan peran serta masyarakat. Masyarakat yang dimaksud tidak lain yaitu mahasiswa, mahasiswa mampu menjadi agen perubahan dan pelopor yang aktif

7Suryani, I. (2013). Penanaman nilai anti korupsi di perguruan tinggi sebagai upaya preventif pencegahan korupsi. Jurnal Visi Komunikasi/Volume XII, 312

8Suryani, I. (2013). Penanaman nilai anti korupsi di perguruan tinggi sebagai upaya preventif pencegahan korupsi. Jurnal Visi

Komunikasi/Volume XII, 312

(5)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 4 Issue 1 April 2022, p. 121-132

137

dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Untuk menjadi mahasiswa yang berperan aktif, mahasiswa diharapkan harus dapat lebih dulu memahami serta mengetahui dan dapat menerapkan nilai-nilai anti korupsi dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.

Upaya penindakan terhadap pelaku- pelaku tindak pidana korupsi yaitu penangkapan dan pemberian hukuman dan sanksi pidana maksimal melalui putusan hakim. Sanksi pidana bagi para pelaku yang telah melakukan tindka pidana korupsi telah ditentukan dalam pasal 2 sampai dengan pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun1999 tentang Pmeberantasan Tindak pidana Korupsi Jo. Pasal 5 sampai dengan Pasal 12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi9.

Upaya pencegahan dapat dilakukan dari berbagai hal, contohnya membentengi diri, tidak rakus/ tamak, memiliki kejujuran, kesadaran diri, tanggung jawab dan tidak mudah terdoktrin oleh situasi. Jika sifat-sifat tersebut tertanam dalam diri seseorang maka prilaku korupsi tidak akan terjadi di Indonesia ini. Seharusnya sebagai masyarakat yang memiliki kekuasaan ataupun tidak memiliki kekuasaan lebih menyatu untuk membangun bangsa dan Negara yang lebih makmur, karena lebih baik mencegah daripada harus melakukan penindakan.

Beberapa upaya yang harus dibekali pada mahasiswa dapat disalurkan dengan banyak cara seperti melakukan kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar ataupun perkuliahan10. Salah satu tujuan pendidikan anti korupsi yaitu memperkuat nilai-nilai positif yang ada dalam pikiran dan perasaan manusia serta pembentukan prinsip keadilan.

Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai kejujuran, kepedulian, kemandirian, tanggung jawab, kedisiplinan, kerja keras, kesederhanaan, keberanian dan keadilan. Pendidikan anti korupsi juga cukup memberikan sebagian pengetahuan tentang seluk beluk daripada korupsi tersebut dan bagaimana cara pemberantasannya. Tidak hanya itu saja pendidikan anti korupsi bagi mahasiswa memiliki tujuan dengan jangka yang sangat panjang seperti menumbuhkan budaya anti korupsi sejak awal dan mendorong mahasiswa untuk berperan aktif dalam membantu pemerintah dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

Peran penting mahasiswa tersebut berupa karakteristik yang dimilki seperti: jiwa muda, intelektualitas, dan idealisme. Jika mahasiswa memiliki intelektual yang tinggi, jiwa yang muda dengan semangat yang tinggi serta idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa dapat dan selalu mengambil peran yang penting dalam perjalanan suatu bangsa. Dan jelas terbukti bahwa peran mahasiswa dapat menjadi agen perubahan (agent of change) di dalam perjalanan suatu bangsa.

Tidak hanya di lingkungan kampus saja, keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi bisa menyusuri berbagai wilayah, seperti lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan juga di tingkat lokal/nasional. Mahasiswa sangat diharapkan dapat

9Yanto,O. Y ., Samiyono, S., Walangitan, S., & Rachmayanthy, R. (2020). Mengoptimalkan Peran Perguruan Tinggi dalam Mengurangi Prilaku Korupsi. Jurnal Legislasi Indonesia, 17(1),hlm 75

10Suryani, I. (2013). Penanaman nilai anti korupsi di perguruan tinggi sebagai upaya preventif pencegahan korupsi. Jurnal Visi Komunikasi/Volume XII, 312

(6)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 4 Issue 1 April 2022, p. 121-132

138

terlibat di setiap aspek dalam pemberantasan serta pencegahan perilaku korupsi yang saat ini menjadi penyakit yang sulit di sembuhkan di Indonesia. Dengan kata lain mahasiswa harus mampu mendemonstrasikan bahwa dirinya bersih dan sangat jauh dari perbuatan dan perilaku korupsi. Hal itu bisa di tumbuhkan dari awal contoh kecil seperti:

a) Ujian bersih atau tidak mencontek

b) Kantin kejujuran yang dapat dibangun oleh organisasi mahasiswa di lingkungan kampus

c) Tidak bolos kuliah atau titip absen

d) Tidak menyalahgunakan uang beasiswa untuk hal yang tidak penting e) Copy paste tugas orang lain, dll

Mahasiswa merupakan anak-anak yang akan menjadi penerus bangsa dan harus memiliki jiwa yang bersih dari perbuatan dan perilaku korupsi. Perguruan tinggi memiliki peran dan tanggung jawab atas mahsiswa nya seperti memberikan penyuluhan anti korupsi, memberikan mata kuliah pendidikan anti korupsi dan sebagainya. Tahap selanjutnya, kepada mahasiswa diharapkan agar bisa menjadi pelopor yang langsung turun ke masyarakat dalam membantu dosen atau akademisi utusan dari perguruan tinggi dalam memberikan pengarahan terkait anti korupsi. Lembaga kependidikanan sangat diharapkan perannya dalam membantu memberikan pengarahan tentang anti korupsi kepada segenap lapisan masyarakat.

Perguruan tinggi merupakan wadah terakhir bagi seluruh jenjang pendidikan dan sebagai wadah pembentukan calon sarjana yang memiliki budi pekerti luhur, melangsungkan nilai-nilai kebudayaan, dan kehidupan lebih layak. Untuk itu perguruan tinggi selaku wadah bagi mahasiswa harus memiliki peran yang penting juga untuk mengajak, mengarahkan serta menyetujui kegiatan-kegiatan positif mahasiswa. Perguruan tinggi memiliki peran dalam mengurangi prilaku korupsi yaitu dengan menjadikan perguruan tinggi sebagai penggerak dan penyeimbang dalam mengkontrol tugas dan tanggung jawab institusi penegak hukum dalam menjalankan tugas memberantas prilaku korupsi yang ada di Indonesia.

KESIMPULAN

Permasalahan korupsi di Indonesia semakin hari semakin marak, pemberian sanksi kepada para pelaku kejahatan korupsi tidak membuat mereka jera. Namun untuk mengatasi dan memberantas tindak pidana korupsi ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah yakni upaya penindakan dan pencegahan. Selain itu perguruan tinggi memiliki peran yang penting dalam memberikan pendidikan anti korupsi kepada mahasiswa dan menagjak mahasiswa untuk turun ke lapisan masyarakat dan melakukan penyuluhan bebas korupsi. Mahasiswa sebagai agen of change atau agen perubahan memiliki peran penting dan tidak lepas dari karakteristik jiwa muda, intelektualitas dan idealisme demi membantu pencegahan dan pemberantasan korupsi di perguruan tinggi, masyarakat serta bangsa dan Negara.

SARAN

(7)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 4 Issue 1 April 2022, p. 121-132

139

Diharapkan pemerintah dapat membangun kerja sama dengan berbagai bidang pendidikan maupun non kependidikan untuk melakukan pemberantasan terhadap pelaku- pelaku korupsi dan membantu perguruan tinggi dalam membangun karakter yang jujur dan dapat membuat bangsa ini sehat secara mental dan moral.

DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud, R. I. (2013). Buku Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi.

Kristhy, M. E., & Aprilla, A. P. (2022). Hak Atas Satuan Rumah Susun Bagi Warga Negara Asing Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 7(2), 498-506.

Kristhy, M. E., Kristanto, K., Siswanto, E., Martono, A. B., & Nababan, R. M. (2022).

Legal Politics of Regional Quarantine during the Covid-19 Pandemic with the Approach to Implementing Community Activities Restrictions (PPKM) Level 1-4. Budapest International Research and Critics Institute- Journal (BIRCI-Journal), 5(3), 18308-18317.

Kristhy, M. E., Afrinna, R., & Taka, P. J. (2022). BIJAK BERINVESTASI DALAM MASA PANDEMIK GLOBAL COVID-19. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 10(2), 377-382.

Nurhayati, B. R. (2019). Harmonisasi Norma Hukum Bagi Perlindungan Hak Keperdataan Anak Luar Kawin Dalam Sistem Hukum Indonesia. Ganesha Law Review, 1(1), 55-67.

Mangku, D. G. S., Purwendah, E. K., Itasari, E. R., & Nurhayati, B. R. (2020).

Compensation for Oil Pollution Due to Tanker Accidents in the Indonesian Legal System in a Justice Value Perspective. International Journal of Criminology and Sociology, 9, 662-669.

Nurhayati, B. R. (2019). Penyalahgunaan Keadaan Sebagai Dasar Pembatalan Perjanjian. Jurnal Komunikasi Hukum, 5(1).

Nurhayati, B. R. (2017). Constitutional Basis for the Civil Rights of Illegitimate Children. Pattimura Law Journal, 1(2), 118-130.

Nurhayati, B. R. (2017). Status Anak Luar Kawin dalam Hukum Adat Indonesia. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 3(2), 92-100.

Itasari, E. R. (2021). Kepatuhan Hukum Negara Indonesia Terhadap Icescr. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(2), 414-422.

(8)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 4 Issue 1 April 2022, p. 121-132

140

Itasari, E. R. (2020). Pengelolaan Perbatasan Darat Antara Indonesia Dan Malaysia Dalam Pemenuhan Hak Pendidikan Dalam Konstitusi Republik Indonesia. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 8(2), 168-176.

Purwendah, E. K., & Wahyono, D. J. (2021). WASTE BANK AS AN ALTERNATIVE TO COMMUNITY BASED WASTE MANAGEMENT. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(3), 930-936.

Hartana, H. (2020). Existence And Development Group Companies In The Mining Sector (PT. Bumi Resources Tbk). Ganesha Law Review, 2(1), 54-69.

Hartana, H. (2019). Initial Public Offering (Ipo) Of Capital Market And Capital Market Companies In Indonesia. Ganesha Law Review, 1(1), 41-54.

Hartana, H. (2016). Hukum Perjanjian (Dalam Perspektif Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara). Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 2(2).

Hartana, H. (2017). Hukum Pertambangan (Kepastian Hukum Terhadap Investasi Sektor Pertambangan Batubara di Daerah). Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 3(1), 50-81.

Purwendah, E. K., Mangku, D. G. S., & Periani, A. (2019, May). Dispute Settlements of Oil Spills in the Sea Towards Sea Environment Pollution. In First International Conference on Progressive Civil Society (ICONPROCS 2019) (pp. 245-248). Atlantis Press.

Purwendah, E. K., & Periani, A. (2020). FORMULATION OF LOSSES FOR OIL POLLUTION DUE TO TANKER SHIP ACCIDENT IN THE INDONESIAN LEGAL SYSTEM VALUE OF JUSTICE. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 8(3), 1-9.

Purwendah, E. K. (2020). Persepsi Budaya Hukum dalam Merespon Pencemaran Minyak di Laut Cilacap akibat Kapal Tanker dalam Perspektif Keadilan Ekososial. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 8(1), 93-105.

Purwendah, E. K., & Wahyono, D. J. (2022). WASTE BANK AS AN ALTERNATIVE TO COMMUNITY-BASED WASTE MANAGEMENT. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 8(2), 10-17.

Purwendah, E. K., & Erowati, E. M. (2021). PRINSIP PENCEMAR MEMBAYAR (POLLUTER PAYS PRINCIPLE) DALAM SISTEM HUKUM INDONESIA. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(2), 340- 355.

Itasari, E. R. (2020). COVID-19 HANDLING IN THE BORDER AREAS OF INDONESIA. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 8(3), 42- 50.

(9)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 4 Issue 1 April 2022, p. 121-132

141

Itasari, E. R. (2021). PROTECTING CITIZENS IN BORDER TERRITORY BASED ON HUMAN RIGHTS. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(1), 27-32.

Itasari, E. R. (2022). KONSEP PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MENURUT KETENTUAN THE INTERNASIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL, AND CULTURAL RIGHTS. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 10(2), 488-503.

Hartana, H. (2022). IMPLIKASI EKSPANSI PERUSAHAAN GROUP PADA SEKTOR PERTAMBANGAN BATUBARA DI INDONESIA. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 10(1), 251-260.

Hartana, H. (2021). EKSISTENSI DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN GROUP DI SEKTOR PERTAMBANGAN. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(3), 669-681.

Hartana, H. (2018). EKSPANSI PERUSAHAAN GROUP DALAM BIDANG BATUBARA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 4(1), 27-45.

Mangku, D. G. S. (2017). Penerapan Prinsip Persona Non Grata (Hubungan Diplomatik Antara Malaysia dan Korea Utara). Jurnal Advokasi, 7(2), 135-148.

Mangku, D. G. S. (2017). Peran Border Liasion Committee (BLC) Dalam Pengelolaan Perbatasan Antara Indonesia dan Timor Leste. Perspektif, 22(2), 99-114.

Mangku, D. G. S. (2017). The Efforts of Republica Democratica de Timor-Leste (Timor Leste) to be a member of Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) and take an active role in maintaining and creating the stability of security in Southeast Asia. Southeast Asia Journal of Contemporary Business, Economics and Law, 13(4), 18-24.

Mangku, D. G. S. (2018). Kepemilikan Wilayah Enclave Oecussi Berdasarkan Prinsip Uti Possidetis Juris. Jurnal Advokasi, 8(2), 150-164.

Itasari, E. R., & Mangku, D. G. S. (2021). Legal Protection Againts Violations of Human Rights That Abuse Uighur Ethnic Women in China. Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender Dan Anak, 33-48.

Kristhy, M. E., Andri, A., & Harefa, F. (2022). Legal Politics in Food Estate Program for Community Welfare. Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences, 5(2).

Kristhy, M. E., Farina, T., Mahar, S., & Kristanto, K. (2022). PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK-HAK TRADISIONAL

(10)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 4 Issue 1 April 2022, p. 121-132

142

MASYARAKAT HUKUM ADAT DAYAK MA’ANYAN DI KECAMATAN AWANG KABUPATEN BARITO TIMUR. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 8(2), 27-43.

Kristhy, M. E., Febrizha, M., Satya, O. R. S., Kumala, L., Ande, P. P., & Hidayah, N.

(2022). ERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR ASING DI INDONESIA. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 8(2), 79-106.

Manurung, R. T. (2012). Pendidikan antikorupsi sebagai satuan pembelajaran berkarakter dan humanistic. Jurnal Sosioteknologi, 11(27), 227-239 Mukti, T. A. (2018). Mendorong Penerapan Pendidikan Antikorupsi di Perguruan Tinggi.

Perspektif hukum, 328-346

Yanto,O. Y ., Samiyono, S., Walangitan, S., & Rachmayanthy, R. (2020).

Mengoptimalkan Peran Perguruan Tinggi dalam Mengurangi Prilaku Korupsi. Jurnal Legislasi Indonesia, 17(1), 70-84.

(SN, 2021) Pentingnya pendidikan anti korupsi, unpar (waluyo, 2022) tindak pidana korupsi

Suryani, I. (2013). Penanaman nilai anti korupsi di perguruan tinggi sebagai upaya preventif pencegahan korupsi. Jurnal Visi Komunikasi/Volume XII, 308.

Sanjaya, P. A. H., Mangku, D. G. S., & Yuliartini, N. P. R. (2020). Perlindungan Hukum Terhadap Gedung Perwakilan Diplomatik Dalam Perspektif Konvensi Wina 1961 (Studi Kasus Ledakan Bom Pada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Yang Dilakukan Oleh Arab Saudi Di Yaman). Jurnal Komunitas Yustisia, 2(1), 22-33.

Sant, G. A. N., Yuliartini, N. P. R., & Mangku, D. G. S. (2020). Perlindungan Hukum Terhadap Korban Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika di Kabupaten Buleleng. Jurnal Komunitas Yustisia, 2(3), 71-80.

Yuliartini, N. P. R. (2016). Eksistensi Pidana Pengganti Denda Untuk Korporasi Dalam Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia. Jurnal IKA, 14(1).

Yuliartini, N. P. R. (2019). Kenakalan Anak dalam Fenomena Balapan Liar di Kota Singaraja Dalam Kajian Kriminologi. Jurnal Advokasi, 9(1), 31-43.

Yuliartini, N. P. R. (2019). Legal Protection For Victims Of Criminal Violations (Case Study Of Violence Against Children In Buleleng District). Veteran Law Review, 2(2), 30-41.

Lindasari, L. E., Mangku, D. G. S., & Yuliartini, N. P. R. (2020). Perlindungan Hukum Terhadap Gedung Perwakilan Diplomatik Ditinjau Dari Perspektif

(11)

Ganesha Civic Education Journal, Volume 4 Issue 1 April 2022, p. 121-132

143

Konvensi Wina 1961 (Studi Kasus: Bom Bunuh Diri Di Kabul Afghanistan Dekat Kedutaan Besar Amerika Serikat). Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 8(3), 29-41.

Referensi

Dokumen terkait

208 GANESHA CIVIC EDUCATION JOURNAL Volume 4 Issue 2 Oktober 2022 P-ISSN : 2714-7967 E-ISSN : 2722-8304 Universitas Pendidikan Ganesha