• Tidak ada hasil yang ditemukan

gaya belajar siswa dalam pembelajaran sosiologi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "gaya belajar siswa dalam pembelajaran sosiologi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

GAYA BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA NEGERI 1 BANDAR PETALANGAN

KABUPATEN PELALAWANRIAU

ARTIKEL

ERI SETIAWAN NPM : 10070113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

STKIP PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)

LEARNING STYLE OF STUDENTS IN SOCIOLOGY SUBJECT AT X GRADE SENIOR HIGH SCHOOL 1 BANDAR PETALANGAN, PELALAWAN, RIAU.

Eri Setiawan1 Yenni Melia , M.Pd2 Darmairal rahmat SP, M.Pd3 Program Studi Pendidikan Sosiologi

STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Student learning style at SMAN 1 Bandar Petalangan in the sociology learning process, they only listening of the teacher who stand in front of the class. In learning process, disturb their friends in the the process of learning, the do not concern white their teacher gives the explanation about learning material and many student do not come to the library to read and learn books there. That cases not influence the student score and the average score. The purpose of the research is to describe the learning style of students in sociolgy learning subject at X grade. The design of research is qualitative research method. The research informan are the student at X grade which choosen based on the rank class. Collecting data use observasition, interview, documentation. The data were collected analyse which consist of colleting, reducting, result and data condusion. the result of the research there are two learning style: 1. audiotory listening in the is kind of style there are four types suchas: the way to get the optimum grade, listening the teacher axplantion, disturb by the noise reading or read by so me one.

2. seeing in this kind of style there are five types such as: pay attetion to teacher while the teacher give explanation, read before the new lesson begin, do not go to the library while break time, note the lesson on the board and like see the picture material. the conlusionof this tesearch are two of student divesification clarify in class room.

Keyword: LEARNING STYLE OF STUDENTS IN SOCIOLOGY

(3)

ABSTRAK

Eri Setiawan (NPM: 1070113), Gaya Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sosiologi di Kelas X SMA Negeri 1 Bandar Petalangan, Kabupaten Pelalawan, Riau, Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat, 2015.

Gaya belajar di SMAN 1 Bandar Petalangan dalam proses pembelajaran sosiologi siswa hanya belajar dengan mendengarkan guru di depan kelas. Dalam proses pembelajaran siswa mengganggu temannya dalam belajar, sikap acuh tak acuh disaat guru menjelaskan materi pelajaran dan banyak siswa yang tidak pergi keperpustakaan untuk belajar atau membaca buku yang ada diperpustakaan hal demikian tidak mempengaruhi nilai siswa dan nilainya di atas rata-rata . Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Gaya Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sosiologi di Kelas X.

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Adapun informan penelitian adalah siswa kelas X yang dipilih berdasarkan peringkat kelas. Metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis yang terdiri dari pengumpulan data, mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian terdapat dua gaya belajar yaitu: 1. Gaya belajar audiotori dimana gaya belajar ini berkiatan dengan pendengaran. Dalam gaya belajar audiotori ini ada empat tipe: cara mendapatkan nilai yang optimal, mendengarkan penjelasan dari guru, terganggu oleh keributan, dalam belajar membaca atau dibacakan.

2. Gaya belajar visual , gaya belajar ini berkaitan cara belajar dengan cara melihat. Dalam gaya belajar visual ini terdapat lima tipe: memperhatikan saat guru menjelaskan, membaca sebelum pelajaran baru dimulai, tidak keperpustakaan saat jam istirahat, mencatat pelajaran di papan tulis dan suka melihat materi yang bergambar.

Kesimpulan penelitian inin adalah dua gaya belajar tersebut dinyatakan diverisifikasi siswa dalam kelas.

(4)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sektor yang penting dalam peningkatan kebijakan pemerintahan, serta meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan sangat berperan aktif dan meningkatkan kesadaran manusia terhadap proses pembelajaran. Guru merupakan salah satu komponen yang penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Tugas seorang guru tidak hanya menyampaikan meteri pembelajaran didepan kelas melainkan mampu membimbing, mengevaluasi serta membuat siswa tertarik dan semangat dalam proses pembelajaran.

Sedangkan anak yang sedang belajar cenderung mempunyai gaya belajar yang sangat beragam seperti: cara memperhatikan, mendengar, menyimpan informasi, dan cara menggunakan ilmu yang didapat tersebut (Danim dan Khairil, 2010:

44). Setiap anak memiliki lebih dari satu gaya belajar yang dipakai dalam usaha mencapai tujuan belajarnya. Apabila seorang guru dapat mengidentifikasi kecenderungan gaya belajar siswa maka hal ini akan bermanfaat dalam mengembangkan proses belajar mengajar.

Pendidiakan nasional menekankan bahwa agar peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang mampu diaplikasikan dan dapat diterima oleh masyarakat dilingkungannya .Pengantar Pendidikan, (Idris dan Jamal 1992:30). Oleh sebab itu, hasil yang didapatkan oleh peserta didik menjadi berkualitas serta melahirkan generasi yang memahami suatu kehidupan sehari-hari. Selain itu, pendidikan nasioanl berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta kemampuan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, peradaban bangsa yang memiliki martabat yang luhur, mencerdaskan manusia yang keratif, cakap, mandiri dan menjadikan warga negara yang bertanggung jawab dari segi kehidupannya. Dengan demikian, guru memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan kemampuan siswa yang cerdas dan merubah cara belajar siswa yang diminati dan disenangi.

Guru merupakan salah satu komponen yang penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Tugas seorang guru tidak hanya menyampaikan meteri pembelajaran didepan kelas melainkan mampu membimbing, mengevaluasi serta membuat siswa tertarik dan semangat dalam proses pembelajaran. Sedangkan anak yang sedang belajar cenderung mempunyai gaya belajar yang sangat beragam seperti: cara memperhatikan, mendengar, menyimpan informasi, dan cara menggunakan ilmu yang didapat tersebut (Danim dan Khairil, 2010: 44). Setiap anak memiliki lebih

dari satu gaya belajar yang dipakai dalam usaha mencapai tujuan belajarnya. Apabila seorang guru dapat mengidentifikasi kecenderungan gaya belajar siswa maka hal ini akan bermanfaat dalam mengembangkan proses belajar mengajar.

Namun sebagaimana yang kita ketahui proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila seluruh komponen dalam pembelajaran ikut mendukung agar tercapainya tujuan pembelajaran.

Komponen pembelajaran itu antara lain siswa, kurikulum atau bahan ajar, guru, media, metode dan strategi mengajar, sarana dan prasarana serta lingkungan pendidikan itu sendiri (Subroto, 2009:2). Dari berbagai komponen belajar tersebut metode mengajar menjadi salah satu komponen terpenting dalam pembelajaran.

Gaya belajar siswa yang beranekaragam bertujuan agar siswa dapat belajar dengan nyaman, dengan demikian diharapkan tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan baik. Mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar yang telah ditetapkan dalam interaksi proses belajar mengajar diperlukan penilaian atau evaluasi. Setiap siswa akan selalu berusaha supaya tujuan pembelajaran tercapai yaitu dengan belajar tekun.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 24 februari 2014 penulis melihat , selama ini yang terjadi dalam pembelajaran di SMA Negeri 1 Bandar Petalangan siswa hanya belajar dengan mendengarkan guru di depan kelas dan mengerjakan soal atau tugas yang diberikan guru dan istirahat pada jam istirahat

.

Dalam proses belajar mengajar dimana sebagian siswa menggangu temananya dalam belajar, bersikap acuh tak acuh disaat guru menjelaskan materi pelajaran dan tidak banyak siswa yang pergi keperpustakaan untuk belajar atau membaca buku yang ada di perpustakaan, hal yang demikian tidak mempengaruhi nilai siswa. Hal ini terlihat pada rata-rata pada mata pelajaran sosiolgi di kelas X SMA Negeri 1 Bandar Petalangan dimana diketahui bahwa rata-rata kelas berada di atas KKM, datanya dapat dilihat dari Tabel 1:

(5)

Tabel 1. Rata-Rata Nilai Mata Pelajaran Sosiologi Semester I Kelas X SMA Negeri 1 Bandar Petalangan

No Kelas Kkm

Nilai rata-rata

kelas

1 X.1 75 82,5

2 X.2 75 80,8

3 X.3 75 80,8

4 X.4 75 81,1

5 X.5 75 81,5

Sumber:Tata Usaha SMA N 1 Bandar Petalangan Tahun 2014

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa semua kelas mencapai nilai rata-rata di atas KKM. Ini terlihat pada banyaknya siswa yang acuh tak acuh dalam proses pembelajaran dikelas tapi nilainya masih saja di atas rata-rata. Jika siswa lebih memanfaatkan fasilitas perpustakaan sekolah pasti siswa lebih banyak mengetahui dan paham mengenai pembelajaran yang di sampaikan guru di kelas. Maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: ”Gaya Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sosiologi di Kelas X SMA Negeri 1 Bandar Petalangan Kabupaten Pelalawan”.

Rumusan Masalah dari penelitian ini adalahBerdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana gaya belajar siswa dalam pembelajaran sosiologi di Kelas X SMA Negeri 1 Bandar Petalangan Kabupaten Pelalawan, Riau. Penelitian bertujuan untukmendeskripsikan gaya belajar siswa dalam pembelajaran Sosiologi di Kelas X SMA Negeri 1 Bandar Petalangan Kabupaten Pelalawan, Riau.

Manfaat dalam penelitianini adalah secara akademis dan teoritis. Dimana manfaat akademis dalam penelitian ini Bagi peneliti dapat menambah ilmu pengetahuan dan menerapkan ilmu yang diperoleh selama belajar diperguruan tinggi.Bagi peneliti berikutnya dapat dijadikan sebagai landasan atau acuan untuk melakukan penelitian sejenis yang lebih mendalam. Sedangkan Menfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan.Secara praktis,penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bahwa tingkat hasil gaya belajarsiswa berpengaruh terhadap prestasi belajar. Untuk itu setiap sekolah maupun guru harus mempunyai cara jitu untuk

menghadapi sisawa agar siswa tersebut untuk meningkatkan hasil belajar dan prestasinya meningkat.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori behavioristik yang dikemukan oleh Thorndike (Asri, 2005:21) belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus dan respon dimana stimulus yang dilakukan siswa dalam teori ini adalah melalui indra sedangkan respon yang dilakukan adalah reaksi yang ditunjukan siswa dapat berupa pikiran, perasaan atau gerakan, jadi tingkah lakunya akibat belajar dapat terwujud dengan maksimal.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Annie Qodriyah (2009), dengan judul”Hubungan antara Belajar dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas IV MI Miftakhul Akhlaqiyah Beringin Ngaliyan Semarang 2011.

Hasil penelitian ini adalah penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar siswa kelas IV MI Miftakhul Akhlaqiyah Beringin Ngaliyan Semarang dapat diketahui bahwa meannya adalah 63,57. Hal ini menunjukan bahwa gaya belajar siswa adalah dalam katagori baik yakni berada pada interval 64- 70. Sedangkan hasil belajar siswa Miftakhul Akhlaqiyah Beringin Ngaliyan Semarang meannya diketahui 77,03. Hal ini menunjukan bahwa gaya belajar siswa adalah dalam katagori baik yakni berada pada interval 74-79.

Nunik Zeniati, (2009), yang berjudul “Korelasi Peranan Guru dan Gaya Belajar dengan Kemampuan Membaca Teks Bahasa Arab Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak ada hubungan yang signifikan anatara peranan guru dengan kemampuan membaca teks bahasa Arab, ada tidak ada hubungan yang signifikan antara gaya belajar dengan kemampuan membaca teks bahasa Arab dan ada atau tidak ada korelasi yang signifikan antara peranan guru dan gaya belajar dengan kemampuan membaca teks bahasa Arab.

Ardiansyah (2010) dengan judul hubungan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS SMP Islam YKS Depok.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasilnya adanya antara dua variabel yaitu variabel gaya belajar dengan variabel hasil belajar pada taraf signifikan 1% atau pada tyaraf signifikan 5%. Hal ini berarti hipotesis alternatif ( Ha) diterima dan hipotesis no (Ho) ditolak.

Dari penelitian relevan diatas yang

membedakan dengan penelitian

penulisadalahpenulis melihat Bagaimana Gaya

(6)

Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sosiologi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bandar Petalangan.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Januari sampai bulan Februari 20115. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Petalangan Kabupaten Pelalawan Riau. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian diskriptif, berupa kata-kata baik berupa tulisan maupun tidak tertulis yang dapat diamati dan diarahkan pada latar belakang secara individu dan holistik. Tujuannya, agar peneliti bisa bagaimana gaya belajar siswa dalam pembelajaran sosiologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandar Petalangan. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah observasi dan wawancara dan dokumentasi.penelitian ini menggunakan individu sebagai unit analisis, individu yang dimaksudkan adalah siswa kelas X1 sampai X5 yang dipilih berdasarkan peringkat kelas di SMAN 1 Bandar Petalangan.

Dalam penelitian, penelitian menggunakan teknik analisis data kualitatif yang menggambar dengan kata-kata atau kalimat kemudian dianalisis secara deskriptif dengan mengunakanproses berpikir induktif, yaitu proses berpikir yang bertolak dari pengertian data yang bersifat khusus untuk ditarik kesimpulan yang bersifat umum, dan juga menerapakan proses berpikir deduktif, yaitu proses berpikir yang bertolak dari pengertian yang bersifat umum untuk ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Menurut Miles dan Hubermas (1992:22) adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data, yaitu data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara kepada informan.

Pengumpulan data melalui data melalui wawancara dan observasi dengan informan tentang gaya belajar siswa dalam pembelajaran sosiologi siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bandar Petalangan, Kabupaten Pelalawan, Riau.

2. Mereduksi data, yaitu data yang sudah terkumpul tersebut diseleksi dan diolah yang meliputi proses memilih, menyederhanakan, menfokus mengabstraksikan dan mengubah data kasar kedalam catatan lapangan. Proses reduksi data dimaksudkan untuk lebih menajamkan, mengolongkan, mengarahkan, membuat bagian data yang tidak diperlukan serta mengorganisasikan data sehingga memudahkan untuk dilakukan penarikan kesimpulan yang kemudian akan

dilanjutkan dengan proses verifikasi.

Dalam penelitian ini penulis merangkum data mengenai gaya belajar siswa dalam pembelajaran sosiologi siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bandar Petalangan, Kabupaten Pelalawan, Riau.

3. Penyajian data, yaitu proses data kedalam bagian yang sesuai atau membentuk jalinan antara satu faktor dengan yang lainnya sedangkan data yang tidak lengkap akan dicari lagi ke lapangan.

4. Penarikan kesimpulan, yaitu penarikan makna dari data yang telah ditampilkan dan penulisan dari hasil deskripsi berupa laporan ilmiah.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori behavioristik yang dikemukan oleh Thorndike (Asri, 2005:21) belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus dan respon dimana stimulus yang dilakukan siswa dalam teori ini adalah melalui indra sedangkan respon yang dilakukan adalah reaksi yang ditunjukan siswa dapat berupa pikiran, perasaan atau gerakan, jadi tingkah lakunya akibat belajar dapat terwujud dengan maksimal.

HASIL PENELITIAN

Dari penelitian yang telah dilakukan melalui obsevasi dan wawancara terdapat dua tipe gaya belajar yang ada di SMAN 1 Bandar Petalangan hal ini terlihat dari siswa yang selalu mendengarkan dan memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran didepan kelas. Bentuk gaya belajar siswa:

1. Gaya Belajar Audiotori

Gaya belajar macam ini berhubungan dengan masalah pendengaran. Hal ini ada kaitan dengan proses menghafal, membaca. Dalam gaya belajar audiotori ini peneliti menggunakan empat tipe yang dimana dapat dilihat dari Tabel 9 dibawah ini:

Tabel 2. Empat (4) Tipe Gaya Belajar Audiotori

No Tipe gaya audiotori

1 Cara siswa mendapatkan nilai yang optimal

2 Mendengarkan penjelasan guru 3 Terganggu oleh keributan saat

belajar

(7)

4 Suka membaca atau dibacakan saat belajar

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMAN 1 Bandar Petalangan pada tanggal 19-26 Januari 2015 dan 2 Februari 2015 peneliti melihat pada saat guru membuka pelajaran dahulu guru mengabsen siswanya satu persatu, siswa mendengar namanya terlihat keadaan kelas tenang dan telah selesai mengambil absen guru memberikan informasi menegenai pelajaran minggu lalu dan siswa membaca kembali catatan tentang materi minggu lalu. Pada saat guru menerangkan pelajaran, guru menjelaskan materi pelajaran yang akan dibahas pada saat guru

menjelaskansiswa dengan fokus

mendengarkan,Senang membaca disaat guru menyuruh membaca dengan keras supaya bisa didengar siswa yang lain. Selain itu juga dalam proses belajar sangat suka belajar dalam bentuk berdikusi selain itu juga dalam belajar sangat terganggu oleh keributan dan siswa sangat senang ketenangan itu terlihat dari beberpa siswa yang meribut dan selalu ada siswa lain yang menyuruh diamseperti : Wanda Saputra kelas X1 mempunyai gaya belajar audiotori ini terlihat dari dalam proses belajar siswa yang rajin dan penurut selalu fokus pada mendengarkan saat guru menjelaskan materi di kelas dan aktif pada saat proses belajar mengajar, suka membaca dengan keras, dalam belajar tidak suka keributan itu terlihat dimana saat temannya meribut dia selalu menegur temannya supaya dalam belajar tenang dan nyaman sehingga tidak terganggu saat guru menjelask. Selain itu juga Wanda ini salah satu siswa yang berperingkat dikelasnya suka bertanya kalau ada materi yang tidak dimengertinya dan disaat guru menjawab pertanyaan wanda fokus mendengar dan membaut kesimpulan dari jawaban guru tersebut. Dalam belajar pada umumnya membaca dan dibacakan, dengan membaca siswa cepat mudah faham dan mengeti pelajaran yang siswa baca begitu juga sebaliknya dalam belajar sebagian siswa suka dibacakan dengan dibacakan siswa cepat faham dan mengerti materi yang dibacakan dengan membaca sendiri membuat mereka cepat bosan.Gaya belajar audiotori berhubungan dengan masalah pendengaran siswa. Hal ini pada umumnya mereka belajar lebih suka mendengar dari pada melihat saat guru menjelaskan materi pelajaran.

2. Gaya Belajar Visual

Gaya belajar visual berhubungan dengan masalah penglihatan siswa. Hal ini pada umumnya mereka belajar lebih suka melihat dari pada mendengarkan saat guru menjelaskan materi pelajaran. Dalam gaya belajar visual ini peneliti

menggunakan lima tipe yang dimana dapat dilihat dari Tabel 10 dibawah ini:

Tabel 3. Lima (5) Tipe Gaya Belajar Visual

No Tipe Gaya Belajar Visual 1 Memperhatikan

2 Membaca sebelum pelajaran dimulai

3 Membaca keperpustakaan 4 Mecatat

5 Materi yang bergambar

Berdasarkan hasil observasi tanggal 19-26 Januari 2015 dan 2 Februari 2015 peneliti yang telah dilakukan disekolah SMAN 1 Bandar Petalangan dikelas X dalam proses pembelajaran siswa pada umumnya memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran, siswa membaca kembali pelajaran yang sudah dijelaskan diman kalau teidak mengerti mereka bertanya kembali dan guru mejelaskan pelajaran kembali sebelum materi pelajaran baru dimulai, pada jam istihat siswa tidak ada keperpustakaan untuk membaca karena jam istirahat adalah waktunya istirahat dan menenangkan fikiran sehingga pas waktu jam pelajaran baru mau di mulai bisa diterima kembal dalam proses belajar siswa suka mencatat apa yang di catatkan dipapan tulis, dengan mencatat bisa sambil belajar dan menjadi bahan pelajaran dirumah seterusnya siswa dalam belajar suka materi yang bergambar dengan materi yang bergambar cepat faham dan membaca materi pelajaran tidak cepat dan membuat tetarik untuk membaca buku pelajaran dan siswa membaca sendiri seperti yang dilakukan Nurazizah salah satu yang berperingkat dikelasnya dalam proses pembelajaran seslalu mempehatiakn guru, membaca, mecatat dan suka materi yang bergambar.Gaya belajar visual berhubungan dengan masalah penglihatan siswa. Hal ini pada umumnya mereka belajar lebih suka melihat dari pada mendengarkan saat guru menjelaskan materi pelajaran.

A. Pembahasan

Berdasarkan gaya belajar adanya prestasi, belajar yang baik pasti ditentukan oleh bagaimana proses belajar, proses atau gaya belajar pasti berbeda-beda dan masing-masing gaya belajar memiliki nilai positif dan negatif. Tetapi yang paling mempengaruhi pola belajar terhadap prestasi

(8)

belajar adalah siswa itu sendiri. Jika dia punya motivasi yang tinggi untuk mengembangkan pola belajar maka pola belajar tersebut akan membaik dan hasil prestasinya pun juga akan membaik.

Siswa yang memperhatikan guru dalam belajar maka siswa tersebut menjadi mengerti dengan apa yang di ajarkan guru. Bentuk-bentuk gaya belajar yang dilakukan siswa gaya belajar audiotori dan gaya belajar visual hal ini terlihat saat proses pembelajaraan berlangsung dimana siswa memperhatikan dan mendengar guru saat menjelaskan materi pelajaran didepan kelas. Siswa belajar dengan baik, membaca untuk mendapat nilai yang dinginkan.

Gaya belajar siswa di SMAN 1 Bandar petalangan hanya terdapat dua gaya belajar audiotori dan gaya belajar visual.

1. Gaya belajar audiori

Berdasar hasil wawancara yang telah dilakukan melalui beberapa pertanyaan pada siswa kelas X di SMAN 1 Bandar petalangan bahwa dalam gaya belajar audiotori dapat diketahui siswa mendengarkan penjelasan dari guru yang sedang sedang menjelaskan dimana dengar mendengar penjelasan dari guru mereka bisa mudah faham dan mengerti apa yang disampaikan oleh guru begitu pula sebaliknya seandainya mereka tidak faham dan mengerti mereka menanyakan lagi kepada guru mata pelajaran tersebut dan guru mengulangi kembali menjelaskan materi yang disampaikan sehingg mereka paham dan mengerti pelajaran yang telah disampaikan atau materi yang sedang dibahas disaat proses pembelajaran berlangsung dan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung siswa terganggu saat ada keributan dimana materi pelajaran yang disampaikan guru saatmengajar tidak bisa menyerap dan didengarkan sehingga pelajaran tersebut tidak bisa difahami dan dimengerti. Seterusnya dalam proses belajar mengajar berlangsung siswa umumnya tenang dan fokus mendengarkan saat guru menjelaskan materi pelajaran yang disampaikan bisa diserap dan dimengerti pelajaran yang diberikan guru hal tersebut bisa dilihat dari siswa yang menegur temannya yang meribut sehingga bisa saling sama menghargai saat belajar dan dalam proses pembelajaran tenang dan nyaman. Seterusnya siswa dalam belajar ada yang membaca dan dibacakan dimana dengan membaca siswa lebih mudah memahami dan dimengerti dan menambah wawasan sedangkan dengan mendengarkan siswa belajar dari penjelasan guru yang sedang menyampaikan materi pelajaran bisa difaham dan mengerti dengan membaca cepat bosan.

2. Gaya belajar visual

Dalam gaya belajar visual dalam proses pembelajaran siswa selalu memperhatikan dengan memperhatikan saat guru menjelaskan materi didepan kelas siswa bisa lebih cepat mengerti dan faham materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Saaat belajar mengajar antara siswa dengan guru apa bila materi pelajaran yang telah disampaikan guru siswa tidak mengerti dengan materi yang telah disampaikan siswa bisa bertanya kembali kepada guru dan guru menjelaskaan kembali materi yang telah disampaikan sehingga siswa bisa mengerti dan dalam melakukan kegiatan belajar yang akan dimulai dengan pembahasan yang baru siswa sebelum membahas materi yang akan disampai siswa terlebih dahulu membaca pelajaran yang sudah dijelaskan terlebih dahulu seandai dari pelajaran yang telah disampaikan sebelum masih ada yang mengganjal atau kurang mengerti mereka menanyakan kembali kepada guru sehingga guru membahas materi yang telah disampaikan sebelumnya sehingga untuk membahas pelajaran yang baru mau dimulai akan mudah cepat dimengerti dimana materi yang sebelumnya sudah dibahas akan ada kaitan dengan materi yang baru. Pada jam istirahat siswa tidak pergi keperpustakaan dimana pada jam istirahat siswa pergi kekantin dan menenang pikiran sehingga pikiran menerima palajaran yang baru bisa pres.

Siswa mencatat apa yang dicatatkan guru dipapan tulis semua itu dilakukan untuk mempermudah siswa untuk lebih mendapat pelajaran yang disampaikan guru dengan mencatat siswa bisa lebih memahami dan biar pelajaran tidak lupa kalau lupa bisa dibaca kembali dan bisa dijadikan bahan pelajaran dirumah. siswa dapat dikatakan cara belajar visual dimana dari gaya belajar siswa terliahat dari penjelasan dan jawaban yang disampaikan dimana dalam belajar siswa sangat suka dengan materi bergambar dengan materi bergambar siswa cepat mudah mengerti dan paham

Hal ini sesuai dengan teori behavioristik Menurut Edward Thorndike Asri, 2005:21 belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat di amati dan di ukur artinya dalam melakukan segala sesuatu siswa harus dapat mengendalikan gaya belajar yang menggunakan panca indra.

(9)

Hubungan teori behaviristik dengan penelitian ini dimana teori behavioristik berbicara perubahan tingkah laku dari belajar.

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukan perubahan tingkah lakunya, ketika siswa melihat dan mendengarkansesuatu maka itu yang akan menjadi pemicu untuk semakin giat dalam belajar. Teori behavioristik ini adanya perubahan tingkah laku yang dimana adanya stimulus dan respon.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti mengenai gaya belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandar Petalangan dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya belajar siswa hanya terdapat dua gaya yaitu:

1. Audiotori

Siswa untuk mendapatkan nilai yang optimal dalam belajar memperhatikan guru, belajar sungguh-sungguh, membaca dan mengulangi pelajaran dirumah.Siswa selalu mendengarkan pada saat guru menjelaskan pelajaran dikelas dengan meperhatikan guru menjelaskan siswa bisa mengerti apa yang disampaikan guru.Dalam proses pembelajaran berlangsung saat belajar oleh keributan sangat tergangu dimana pelajaran yang diberikan atau disampaikan guru tidak terdengar oleh siswa sehingga tidak bisa ditangkap oleh siswa dan dipahami.Dalam belajar siswa ada yang membaca dan dibacakan.dimana dengan membaca sendiri cepat faham dan seterusnya dengan dibaca dari orang lain juga cepat faham dimana alasan dibacakan dalam membaca buku sangat bosan.

2. Visual

Banyaknya siswa memperhatikan saat guru menjelaskan dengan memperhatikan guru pelajaran mudah difahami dan mengerti.Siswa mencatat materi yang disampaikan guru dari mencatat apa yang dituliskan guru dipapan tulis karena bisa di jadikan bahan belajar dirumah seterusnya dengan mencatat berarti sudah membaca pelajaran yang lagi dibahas.Dalam belajar siswa suka melihat materi yang bergambar dimana dengan materi bergambar mempermudah cepat faham dan juga membuat siswa ingin tertarik untuk membacanya.

Pada jam istirahat siswa tidak ada keperpustakaan dimana jam istirahat adalah waktuya istirahat dan menenangkan fikiran sehingga masuk jam pelajaran baru bisa masuk karena fikiran lagi fres.

Sebelum pelajaran beru akan dimulai siswa pada umumnya membaca pelajaran yang sudah dijelaskan dimana kalau tidak mengerti bisa ditanyakan kembali guru sehingga guru bisa

menjelaskan kembali pelajaran yang tidak dimengerti.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti menyarankan Siswa agar lebih giat lagi dalam pembelajaran karena dengan kuatnya keinginan kita dalam belajar banyaknya ilmu yang kita dapatkan serta guru memperhatikan keadaan siswa dalam kelas agar pembelajaran dikelas bisa berjalan dengan baik.Kepala sekolah sebainya lebih memperhatikan bagaimna gaya belajar guru dan siswa agar lebih meningkatkan prestasi bagi siswa dan sekolah . Untuk peneliti selanjutnya lihat gaya belajar mana yang efektif dalam pembelajaran sosiologi kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA Buku

Afrizal. 2005. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif: Dari Pengertian Sampai Penulisan Laporan Laboratarium Sosiologi:Padang

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Asri, Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta B. Suryono Subroto.2009. Proses Belajar

Mengajar di Sekolah, Jakarta:Rineka Cipta.

Danim dan Khairil. 2010. Perkembangan Peserta Didik.Alvabeta: Bandung.

Deporter dan Hernacki. 1992. QuantumLearning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa PT Misan Pustaka:

Bandung.

Desmita, 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. PT Remaja Rosda Karya:Bandung.

Idris dan Jamal,1992. Pengantar Pendidikan. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta Jensen dan Nickelsen. 2008. Deep Learning 7

Strategi Luar Biasa Untuk Pembelajaran Yang Tak Terlupakan, Jakarta: Corwin press

Moleong, J. Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosada Karya.

(10)

Sundawan dan Dr. H. Khairil. 2010. Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabet, CV.

Ritzer, George. 2009, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Jakarta: PT Raja Grafindo Persaja.

Internet

http://wardonojakarimba.blogspot.com/2012/05/pes erta-didik-kajian-filosofis.html. Di Akses Tangal 21 Oktober 16:10

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/04/d efinisi-pendidikan-definisi-pendidikan- menurut-uu-no-20-tahun-2003-tentang- sisdiknas. Di Akses Tangal 21 Oktober 16:10.

Www. e – Jurnal.Com/2013/09. Pengertian Gaya Belajar. Di Akses Jam 22:23 Tanggal 30 Semptember 2014.

Skripsi

Ardiansyah 2010. Dengan Judul Hubungan Antara Gaya Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS SMP Islam YKS Depok

Qodriyah, Anni. 2011. Hubungan Antara Gaya Belajar Dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas IV MI Muftakhul Akhqiyah Beringin Ngalian, Semarang.

Zeniati, Nunik. 2009. Korelasi Peran Guru Dan Gaya Belajar Dengan Kemampuan Membaca Teks Bahasa Arab Siswa Kelas X Sma Muhammadiyah 2, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

(4) Pada masing-masing model pembelajaran, Siswa dengan tipe gaya belajar visual memiliki prestasi belajar yang sama dengan siswa yang memiliki tipe gaya belajar

Pengaruh Gaya Belajar Reflektor dan Gaya Belajar Pragmatis Terhadap Keterampilan Belajar Metakognitif Siswa dalam Pelajaran Ekonomi (Survey pada Siswa Kelas XI SMK

Ketujuh, Pernyataan untuk hipotesis ketujuh adalah hasil belajar sejarah antara siswa yang diberi pendekatan pembelajaran konvensional dan memiliki gaya belajar visual

prestasi belajar lebih baik, siswa dengan gaya belajar tipe visual, tipe auditorial atau tipe. kinestetik; (3) manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik pada

Pengujian hipotesis dilakukan melihat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD pada gaya belajar siswa di kelas eksperimen (yang diajar dengan kooperatif tipe

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan: (1) macam-macam gaya belajar yang dilakukan oleh guru kelas V SDN Pagersari I adalah gaya belajar visual, gaya

Pada umumnya sebanyak 33,33% siswa menggunakan gaya belajar visual dengan karakteristik yang muncul yaitu: nada suara tinggi ketika berbicara, memperhatikan gerak

Selain dengan menggunakan alat bantu visual, untuk mempercepat proses belajar bagi anak yang mempunyai gaya belajar visual dapat dialkukan dengan cara membaca dan