• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya Hidup Mahasiswa Kost (Studi Mahasiswa Pada Mahasiswa Sosiologi Kost Fisip Usu)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Gaya Hidup Mahasiswa Kost (Studi Mahasiswa Pada Mahasiswa Sosiologi Kost Fisip Usu)"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

Dari hasil penelitian di bidang tersebut terlihat bahwa 80% mahasiswa sosiologi Pondok Pesantren FISIP USU memilih tinggal di kos-kosan yang letaknya strategis dan dekat dengan kampus, tinggal bersama teman-temannya. dari kampus yang sama dan dekat dengan institusi pendidikan, seperti warung internet, toko rental komputer, mesin fotokopi. Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai dan memberkati penulis dalam menyelesaikan perkuliahannya dan juga dalam menyelesaikan tugas yang berjudul Gaya Hidup Mahasiswa (Studi Deskriptif Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Tesis Medan Ta USU disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

Namun puji syukur atas pertolongan Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan ketabahan, kesabaran dan kekuatan kepada penulis, serta teman-teman yang selalu memberikan motivasi dan dukungan ketika penulis mengalami kesulitan selama penulisan disertasi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini mempunyai kekurangan yang timbul karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membantu penyelesaian disertasi ini sehingga disertasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

PENDAHULUAN

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Teoritis
  • Manfaat Praktis

Berdasarkan penelitian diatas maka permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana gambaran gaya hidup mahasiswa kos di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Diharapkan hasil penelitian yang diperoleh dapat membantu masyarakat khususnya penulis dapat memberikan gambaran mengenai gaya hidup santri, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan gambaran mengenai gaya hidup santri bagi pengelola pesantren, masyarakat, santri, pihak pendidikan. masyarakat dan pejabat pemerintah untuk generasi penerus bangsa.

Teori Gaya HidupPierre Bourdieu

  • Bentuk-Bentuk Gaya Hidup a. Industri Gaya Hidup
  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Hidup a. Faktor Internal

Melalui proses ini, posisi, kelas, dan kekuasaan setiap orang terwujud, sehingga mengarahkan mereka pada gaya hidup tertentu. Gaya hidup terbentuk, berubah dan berkembang sebagai hasil interaksi antara watak, kebiasaan dan kenyataan. Gaya hidup merupakan hasil operasi kebiasaan dalam suatu ranah atau wilayah dengan modal tertentu yang dimiliki seseorang (Bourdieu dalam Haryatmoko, 2003).

Gaya hidup bukanlah sesuatu yang terisolasi, melainkan hidup berdampingan dengan gaya hidup lain dalam ruang sosial. Ia menyoroti habitus sebagai segala perlengkapan gaya hidup yang dipamerkan seseorang dalam suatu ruang sosial, yang akan mengarahkan individu tersebut memilih gaya hidup tertentu berdasarkan kondisi dan kenyataan sosial. Modal yang dimiliki dapat menciptakan gaya hidup yang diinginkan, hal ini juga dipengaruhi oleh media, status sosial tidak ditentukan oleh kedudukan seseorang di masyarakat.

Iklan menghadirkan gaya hidup dengan secara halus menekankan pentingnya citra diri saat tampil di depan publik.

Gaya Hidup Mahasiswa

Gaya hidup dalam budaya masa kini memunculkan dua hal yang sama dan berbeda, yaitu alternatif dan diferensiasi. Alternatif menimbulkan resistensi atau resistensi terhadap arus budaya mainstream, sedangkan diferensiasi mengikuti arus budaya mainstream, namun tetap membangun identitas yang berbeda dengan yang lain (Audifax dalam Alfathri Adlin.

Teori Kognitif Jean Piaget

  • Skema
  • Asimilasi
  • Akomodasi

Alternatif menimbulkan resistensi atau pertentangan terhadap aliran budaya mainstream, sedangkan diferensiasi mengikuti aliran budaya mainstream namun tetap membangun identitas yang berbeda dengan yang lain (Audifax dalam Alfathri Adlin, keseimbangan yaitu adanya suatu kemampuan atau sistem pengaturan dalam organisme agar selalu mampu menjaga keseimbangan dan adaptasi terhadap lingkungannya Skema merupakan struktur kognitif yang digunakan manusia untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan mengatur lingkungan tersebut secara intelektual. Adaptasi terdiri dari proses-proses yang saling melengkapi antara asimilasi dan akomodasi. Jadi asimilasi merupakan bagian dari proses kognitif, dengan proses ini individu secara kognitif menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mengorganisasikan lingkungan tersebut.

Asimilasi dan akomodasi terjadi secara merata pada setiap individu yang beradaptasi dengan lingkungannya. Pada periode ini perilaku anak bersifat motorik dan anak menggunakan sistem observasi untuk mengenali lingkungan sekitar untuk mengenali objek. Pada masa ini anak dapat melakukan sesuatu akibat meniru atau mengamati suatu model perilaku dan mampu melakukan simbolisasi.

Menurutnya, peserta didik harus mampu beradaptasi dengan lingkungan sesuai dengan kematangannya agar mampu bekerjasama dengan individu lain, dalam membangun keseimbangan dalam hubungan yang dikembangkan setiap individu, sehingga akan tercipta hubungan yang baik sesuai dengan norma dan norma. aturan. di setiap perkumpulan mahasiswa.

Defenisi Operasional

Asrama bebas adalah suatu tempat tinggal yang tidak dikuasai oleh pemilik kos, dimana tidak ada peraturan yang berlaku di kos tersebut, dimana santri yang berada di kos tersebut bebas menerima siapapun di kosnya. Asrama berikat adalah tempat dimana santri menginap, dimana kos tersebut berada dibawah penguasaan pemilik kos dan mempunyai aturan-aturan yang harus ditaati oleh santri. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau diakibatkan oleh adanya variabel bebas.

Gaya hidup terdiri dari modal, kondisi obyektif, habitus, disposisi, sistem tanda dan selera menurut Pierre Bourdieu. Gaya hidup merupakan suatu pola tingkah laku sehari-hari individu atau sekelompok orang dalam masyarakat yang menghabiskan waktu, uang dan dirinya sendiri. Disposisi merupakan kemampuan siswa dalam membeli atau menjalani gaya hidup yang modis, dalam hal ini siswa memakai barang-barang yang modis.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah memadukan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif, yaitu metode yang mencoba menggambarkan, merangkum berbagai kondisi, situasi atau fenomena berbeda dari realitas sosial yang ada di tengah masyarakat yang menjadi subjek penelitian. dan mencari. untuk mengangkat kenyataan itu ke permukaan sebagai ciri, sifat, sifat, model, tanda, atau gambaran suatu keadaan, keadaan, atau gejala tertentu (Burhan Bungin.

Lokasi Penelitian

Populasi dan Teknik Penarikan Sampel 1 Populasi

  • Teknik Pengambilan Besaran Sampel

Informan

Teknik Pengumpulan Data

  • Data Primer
    • Observasi Partisipan
    • Wawancara Terstruktur dan Wawancara Terbuka
  • Data Sekunder
  • Sejarah Universitas Sumatera Utara
  • Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU

Pendirian yayasan ini diprakarsai oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia, setelah pemulihan kedaulatan akibat bentrokan tahun 1947, Gubernur Abdul Hakim berinisiatif merekomendasikan kepada masyarakat di seluruh Sumatera Utara untuk menggalang dana bagi pendirian 'Sebuah Universitas di daerah ini. Berkat kerja sama dan bantuan moril dan materil dari seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu juga termasuk Daerah Istimewa Aceh, Fakultas Kedokteran berhasil didirikan pada tanggal 20 Agustus 1952 di Jalan Seram dengan jumlah mahasiswa sebanyak dua puluh tujuh orang diantaranya dua wanita.

Disusul dengan berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Medan (1964) yang kini menjadi Universitas Negeri Medan (UNIMED) yang cikal bakal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USU. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara merupakan fakultas kesembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Pada awal berdirinya (1980), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara masih merupakan jurusan ilmu pengetahuan umum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Pada tahun 1982, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial resmi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan menggunakan ruang kuliah Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Sumatera Utara. 0535/083 Tahun 1983 tentang Jenis dan Jumlah Jurusan pada Fakultas di Universitas Sumatera Utara disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai enam jurusan yaitu. Sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah, serta didukung oleh ketersediaan tenaga pengajar yang diperlukan, FISIP USU dengan Ordonansi Pendidikan Tinggi.

Era otonomi yang mulai muncul sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan direvisi kembali dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, mengharuskan perguruan tinggi, termasuk Universitas Sumatera Utara, memikirkan dan menyediakan tenaga peneliti terkait. terhadap berbagai perubahan dan terobosan yang akan dilaksanakan untuk mempercepat pembangunan, baik secara teoritis maupun empiris. Visi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah: menjadi pusat pendidikan dan rujukan dalam bidang ilmu sosial dan politik di wilayah barat. Menghasilkan aluminium dalam skala kualitas global dan menjadi pusat penelitian dan kajian ilmu-ilmu sosial.

Misi ini berkaitan dengan fungsi hubungan yang harus dibangun Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagai organisasi pendidikan yang profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara memiliki potensi yang besar sebagai lembaga pendidikan yang memenuhi misi di atas, jika melihat pengalaman yang dimiliki oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Karakteristik Responden

  • Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
  • Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
  • Karakteristik Responden Berdasarkan Agama
  • Karakteristik Responden Berdasarkan Suku
  • Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua

Dari sebaran data responden, dari 55 responden, rincian karakteristik responden menurut agama dapat dilihat pada tabel berikut. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua mahasiswa sosiologi Pondok Pesantren FISIP USU mayoritas berprofesi sebagai wiraswasta.

Gambaran Gaya Hidup Mahasiswa Sosiologi Kost Fisip Usu Medan

  • Jumlah Kiriman Mahasiswa Perbulan Diatas Rp1.000.000
  • Jumlah Pengeluaran Mahasiswa Perbulan Diatas Rp1.000.000 Dari sebaran data 55 responden, maka diperoleh jawaban sebagai berikut
  • Kuliah Sambil Memiliki Pekerjaan Sampingan
  • Lebih Memilih Melengkapi Fasilitas Kost, Seperti Televisi, Dispenser, Rice Cooker Dari Pada Buku
  • Selesai Menjalankan Aktivitas Kuliah, Langsung Pulang Ke Kost
  • Setiap Bulan Sering Berbelanja Pakaian
  • Setiap Bulan Sering Membeli Buku
  • Setiap Bulan Sering Berkaraoke
  • Setiap Bulan Menonton Bioskop
  • Setiap Bulan Pergi Ke Saloon
  • Setiap Bulan Jalan Bersama Teman, Nongkrong Dan Main Futsal
  • Selesai Kuliah, Pergi Ke Perpustakaan Kampus
  • Mengikuti Perkembangan Teknologi
  • Memakai Perhiasan Atau Aksesoris Berharga Ke Kampus Dari sebaran data 55 responden, maka diperoleh jawaban sebagai berikut
  • Membeli Barang Karena Kebutuhan
  • Membeli Barang Karena Merek Atau Harga
  • Menggunakan Teknologi Karena Kebutuhan Kuliah Dari sebaran data 55 responden, maka diperoleh jawaban sebagai berikut
  • Menggunakan Teknologi Untuk Prestise
  • Sering Mengikuti Teman Kuliah Yang Menggunakan Barang Bermerek
  • Lebih Baik Membeli Barang Bermerek Daripada Memenuhi Kebutuhan Kuliah
  • Orang Tua Sering Mengontrol Pergaulan
  • Memilih Teman Bergaul Yang Sering Keluar Malam Dari sebaran data 55 responden, maka diperoleh jawaban sebagai berikut
  • Belajar Sekitar 2 Jam Setiap Hari
  • Sering Mengakses Internet Untuk Kebutuhan Kuliah Dari sebaran data 55 responden, maka diperoleh jawaban sebagai berikut
  • Lebih Mengikuti Pendapat Teman Daripada Diri Sendiri, Walaupun Buruk
  • Menganggap Pria Dan Wanita Dalam Kamar Kost Adalah Hal Yang Buruk
  • Taat Beribadah Sesuai Agama Dan Kepercayaan Dari sebaran data 55 responden, maka diperoleh jawaban sebagai berikut
  • Lebih Memilih Ke Perpustakaan Daripada Nongkrong Bersama Teman-Teman
  • Wajib Memiliki Kendaraan Pribadi Seperti Mobil Atau Sepeda Motor Ke Kampus
  • WajibMemiliki Pasangan Atau Pacar

“Pengeluaran di atas satu juta per bulan tentu termasuk biaya yang saat ini tidak terlalu dibutuhkan oleh mahasiswa.” Selama saya berstatus pelajar, menurut saya kewajiban membeli baju setiap bulan bukanlah kebutuhan yang penting bagi pelajar. Mengapa?

Gambaran Kost Yang Dipilih Responden

  • Responden Memilih Tinggal Di Kost Yang Bebas
  • Responden Merasa Terganggu Tinggal Di Kost Yang Ada Ibu/Bapak Kost
  • Responden Tinggal Di Kost Yang Kecil, Karena Biaya Murah
  • Responden Memilih Jenis Kost, Campuran Pria Dan Wanita
  • Responden Memilih Jenis Kost Khusus Satu Agama, Suku Dan Ras
  • Responden Memilih Kost Yang Dekat Dengan Kampus
  • Responden Memilih Tempat Kost Yang Khusus Anak Kuliah
  • Responden Memilihlingkungankost yang dekatdenganwarnet, rental dan foto copy
  • Responden Memilih Lingkungan Kost Yang Bersih
  • Responden MemilihLingkunganKost Yang Dekat Dengan Jalur Transportasi
  • Responden MemilihKost Yang Memiliki Aturan Dan Tata Tertib
  • Responden MemilihTempat Kost Yang Mempunyai Sistem Jam Malam

Dari awal kuliah saya mencari kost yang dekat dengan kampus sebagai tempat tinggal saya, selain bisa ditempuh dengan berjalan kaki juga menghemat biaya transportasi. Tinggal di asrama bersebelahan dengan orang yang sudah menikah sepertinya kurang cocok menurut saya karena menurut saya mahasiswa lebih baik tinggal di lingkungan khusus mahasiswa. Tinggal di asrama yang dikhususkan bagi mahasiswa atau pelajar akan memberikan dampak yang baik bagi para pelajar tersebut.

Ada baiknya sebuah rumah kos mempunyai tuan rumah, dimana mereka berperan sebagai orang tua pengganti atau menjadi wali bagi anak kos yang tinggal di kos tersebut. Saya sangat setuju jika tinggal di asrama yang dihuni oleh siswa lain yang cerdas, tertib, dan disiplin.

Pembahasan

Melalui proses inilah mahasiswa membentuk suatu kedudukan, dan golongan, adat istiadat atau kebiasaan mahasiswa IPS dan IPS USU mengarahkannya pada gaya hidup tertentu. Gaya hidup dibentuk, diciptakan dan dapat diubah sebagai hasil interaksi antara modal siswa, kecenderungan, kebiasaan dan kenyataan atau praktik. Sistem tanda menjadi ruang dimana gaya hidup dipertukarkan, dikirim dan diterima, dan secara simbolis dipelihara oleh siswa.

Dalam dirinya, siswa dengan jelas menunjukkan dan menggambarkan gaya hidupnya melalui tanda-tanda, gambaran dan kebiasaan yang dilakukan siswa setiap hari. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Usu Stambuk angkatan 2008 hingga 2010, mahasiswa kos menunjukkan gaya hidup mandiri. Sikap mandiri yang ditunjukkan mahasiswa terlihat jelas dari pemilihan teman bermain, lingkungan bermain, aktivitas yang dilakukan setelah kuliah, penggunaan barang-barang bermerek, pemilihan fasilitas penginapan, penentuan pengeluaran bulanan dan ciri-ciri lain yang mendukung gaya hidup mandiri.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Ditinjau dari ekonomi Islam usaha sewa kost sudah sesuai dengan syariat Islam, hal ini dibuktikan dengan dalam melakukan usaha pemilik kost menerapkan prinsip pertanggungjawaban dan

Endry Martius, MSc IV/a 4 Prof.Dr.Ir... Hasmiandy Hamid, SP, MSi III/d 8