• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEOLOGIUMUMKHAIRULZIKRI

N/A
N/A
Oskar S Meliala (Oskar)

Academic year: 2025

Membagikan "GEOLOGIUMUMKHAIRULZIKRI"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/353895839

Pengantar Geologi Umum untuk Mahasiswa Geografi

Preprint · August 2021

DOI: 10.31219/osf.io/8jmc3

CITATIONS

0

READS

2,712

1 author:

Khairul Zikri

State University of Padang 6PUBLICATIONS   0CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Khairul Zikri on 26 April 2024.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

(2)

i

GEOLOGI UMUM

(3)

ii

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, sebagaimana yang telah diatur dan diubah dari Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, bagwa:

Kutipan Pasal 113

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasala 9 ayat (1) hurif i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,-(seratus juta rupiah

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta mek=lakukan pelanggaran hak ekonomi Pencpta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,- (satu miliyar rupiah)

4. Setiap Prang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan , dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/auatu pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,- (empat miliyar rupiah)

(4)

iii

GEOLOGI UMUM

Khairul Zikri

Penerbit

GEOGRAFI UNP

(5)

iv

Geologi Umum Edisi Terbatas Copyright ©2018

Katalog Dalam Terbitan ( KDT ) Kode DOC-GEO1.82.1002

13,5 x 20,5 cm xii 200 hlm Cetakan Pertama, 2018

Penulis Khairul Zikri Desain Sampul

Khairul Zikri Tata Letak Khairul Zikri

Penerbit GEOGRAFI UNP

Jl. Prof.Dr.Hamka Kompleks Universitas Negeri Padang Air Tawar, Padang Indonesia

Jurusan Geografi Universitas Negeri Padang

2018

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penenrbit

(6)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’aalamin,segala puji dan rasa syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT Karena berkat Rahmad dan Karunia-Nya Buku Geologi Umum ini terselesaikan tepat waktu mengingat tugas dan kewajiban penulis sebagai seorang mahasiswa yang bersamaan hadir. Penulis benar-benar merasa tertantang untuk mewujudkan buku ini sebagai bagian untuk mempertahankan slogan pribadi Berkarya,Menulis dan Bermanfaat.

Buku ini ditulis berdasarkan keinginan penulis karena sebagai seorang mahasiswa sering kewalahan mencari buku sumber. Kebanyakan buku yang tersedia bercerita tentang geologi dalam bahasa Inggris dan tidak sesuai dengan Kurikulum yang Berlaku diJurusan Geografi Universitas Ngeri Padang. Buku ini menyajikan materi-materi mengenai Bumi sebagai Objek utama Kajian Geologi serta proses-proses yang berlangsung didalamnya serta buku ini juga telah sesuai dengan Silabus Rencana Pembelajaran Semester Mata Kuliah Geologi Umum di Jurusan Geografi Universitas Negeri Padang.

Terselesaikannya penulisan buku ini juga tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada Drs. Helfia Edial, M.T sebagai dosen pengampuh mata kuliah Geologi Umum di Geografi UNP dan Teman- teman se-Angkatan Program Studi Geografi 2017 yang sangat mendukung secara moril dalam penulisan buku ini. Kerana dengan bantuan tersebut, penulisan buku yang sempat tertunda selama setahun ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis berkeyakinan bahwa dapat mendukung penulis dalam upaya meningkatkan kualitas diri dan karya untuk waktu yang akan datang.

Selain itu, meskipun telah berusaha untuk menghindarkan kesalahan, penulis menyadari juga bahwa buku ini masih mempunyai kelemahan sebagai kekurangannya.

Karena itu, penulis berharap agar pembaca berkenan menyampaikan kritikan. Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, penulis menyampaikan rasa terimakasih dengan setulus-tulusnya. Krtik merupakan perhatian agar dapat menuju kesempurnaan.Akhir kata, penulis berharap agar buku ini dapat membawa manfaat kepada pembaca. Secara khusus, penulis berharap semoga buku ini dapat menginspirasi generasi bangsa ini agar dapat menjadi generasi yang tanggap dan tangguh. Jadilah generasi yang bermartabat, kreatif dan mandiri.

Padang, September 2018

Penulis

(7)

vi

(8)

vii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……… v

Daftar Isi……… vii

BAB 1 Konsep Dasar Geologi………1

A. Pengertian Geologi………..2

B. Sejarah Perkembangan Ilmu Geologi………...3

C. Ruang Lingkup Geologi………...4

D. Objek Kajian Geologi………...5

E. Cabang-Cabang Geologi………6

F. Penerapan Geologi………...7 BAB 2 Planet Bumi Sebagai Objek Kajian Geologi………

A. Teori-Teori Proses Pembentukan Bumi……….

B. Perkiraan Umur Bumi………

C. Struktur Lapisan Dalam Bumi………

BAB 3 Fosil dan Skala Waktu Geologi………...

A. Pengantar Paleontologi………...

B. Fosil………

C. Skala Waktu Geologi………..

BAB 4 Bentuk-Beetuk Perubahan Permukaan Bumi………...

A. Tenaga Pembentuk Muka Bumi……….

B. Teori Perubahan Bentuk Muka Bumi……….

C. Deformasi Tektonik………

D. Struktur Geologi………

BAB 5 Batuan Sebagai Elemen Kulit Bumi………...

A. Pengertian Batuan………...

B. Klasifikasi Batuan………..

C. Siklus Batuan………..

D. Tingkat Kekerasan Batuan……….

BAB 6 Batuan Beku………...………..

A. Pengertian Batuan Beku……….

B. Proses Terbentunya Batuan Beku………...

C. Ciri-Ciri Dan Karakteristik Batuan Beku………...

D. Klasifikasi Batuan Beku……….

BAB 7 Batuan Sedimen………...………..

A. Pengertian Batuan Sedimen………

B. Proses Terbentuknya Batuan Sedimen

C. Ciri-Ciri Dan Karakteristik Batuan Sedimen……….

D. Klasifikasi Batuan Sedimen………...

E. Sistem Penamaan Batuan Sedimen………

BAB 8 Batuan Metamorf ( Malihan )………..…………...

A. Pengertian Batuan Metamorf………..

(9)

viii

B. Proses Terbentuknya Batuan Metamorf……….

C. Ciri-Ciri dan Karakteristik Batuan Metamorf………

D. Klasifikasi Batuan Metamorft………

E. Dampak Dari Proses Metamorfosis Batuan………..

BAB 9 Mineralogi……….………

A. Pengertian Umum Mineralogi………

B. Proses Terbentuknya Mineral……….

C. Unsur Utama Persenyawaan Mineral Pada Batuan Dikerak Bumi………

D. Nama-Nma Mineral Yang Umum Terdapat Pada Batuan………..

E. Sifat-Sifat Fisik Mineral……….

F. Jenis-Jenis Mineral Dan Klasifikasinya……….

BAB 10 Kristalografi……….……….

A. Pengertian Umum Kristalografi……….

B. Komposisi Kimia Kristal………

C. Proses Pembentukan Kristal………...

D. Bentuk-Bentuk Fisis Kristal………...

E. Unsur- Unsur Kristal………..

F. Daya Ikat Dalam Sebuah Kristal………

G. Sistem Kristalografi………

H. Aplikasi Kristalografi Dalam Bidang Geologi………..

I. Tujuan Mempelajari Kristalografi………..

BAB 11 Bencana Geologi : Vulkanisme………...………..

A. Vulkanologi Sebagai Ilmu Tentang Gunung Api………..

B. Klasifikasi Vulkanisme………..

C. Gejala ( Tanda- Tanda ) Terjadinya Vulkanisme………...

D. Proses Terjaninya Vulkanisme………...

E. Tipe-Tipe Gunung Api………...

F. Dampak Terjadinya Vulkanisme………

BAB 12 Bencana Geologi : Seisme………...………...

A. Pengertian Gempa Bumi………

B. Penyebab Terjadinaya Gempa Bumi………..

C. Teori-Teori Tentang Gempa Bumi……….

D. Proses Terjadinya Gempa Bumi……….

E. Jenis-Jenis Gempa Bumi………

F. Karakteristik Dan Istilah-Istilah Dalam Gempa Bumi………...

G. Kekuatan Gempa Bumi………..

H. Dampak Dan Mitigasi Bencana Gempa Bumi………...

BAB 13 Praktikum Geologi Umum………

Daftar Pustaka……….

(10)

1

BAB 1

KONSEP DASAR GEOLOGI

Kompetensi Dasar

Menganalisis Konsep, Sejarah, dan Hubungan Geologi dengan Disiplin Ilmu Lainnya

BAB 1

KONSEP DASAR GEOLOGI

(11)

2

A.PENGERTIAN GEOLOGI

Geologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni “ge” yang artinya bumi dan logos yang artinya adalah alasan. Dengan kata lain, geologi adalah ilmu yang mempelajari terbentuknya bumi. Istilah geologi dipergunakan pertama kali oleh Ricardh de Bury pada tahun 1473. Ricardh menggunakan kata geologi ini untuk ilmu kebumian.

Meskipun begitu, bapak geologi modern yang terkenal hingga sekarang adalah James Hutton. Hal tersebut dikarenakan buku Theory of the Earth yang dikeluarkannya pada tahun 1979.

Berikut beberapa defenisi Geologi menurut Para Ahli : 1.Bates dan Jackson (1990)

geologi merupakan ilmu pengetahuan yang memang dikhususkan untuk mempelajari planet bumi, terutama bahan penyusunnya, proses terjadi dan terbentuknya, hasil daripada proses tersebut, sejarah planet beserta dengan kehidupan yang ada di atas bumi semenjak planet ini terbentuk.

2.Written Brooks (1972)

Geologi merupakan ilmu tentang kebumian yang mencakup sejarah, asal, komposisi, struktur, proses terbentuknya bumi dari dulu hingga sekarang termasuk dengan perkembangan kehidupan hingga saat ini.

3.Munir (1996)

Geologi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mem mempelajari tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan keberadaan bumi, pembentukan bumi termasuk dengan fenomena alam yang terjadi pada bumi. Fenomena alam yang terjadi pada bumi diantaranya adalah sinklinal, antiklinal, gempa bumi dan lain sebagainya.

4.Noer Aziz M., dkk (2002)

Geologi merupakan ilmu tentang bumi yang berkaitan dengan struktur, sejarah, komposisi, asal, proses alami terbentuknya dan perkembangan kehidupan di bumi baik sebelum terbentuk, yang sedang berlangsung dan juga saat ini.

Jadi, dapat di simpulkan bahwa geologi adalah suatu ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari semua tentang planet bumi beserta isinya. Yaitu kelompok ilmu yang mengupas mengenai berbagai sifat dan bahan yang membentuk planet bumi, strukturnya, maupun proses yang sedang berjalan didalam dan diatas permukaan planet bumi.Ilmu geologi mempelajari dari benda yang ukurannya sangat kecil seperti atom, sampai benda yang ukurannya besar seperti samudra, benua, pulau, pegunungan dan lain-lain.

Orang yang ahli di bidang geologi disebut dengan geologist, dia bertugas untuk melakukan penelitian untuk mengungkap misteri-misteri yang masih belum terpecahkan yang menyelimuti proses-proses yang berkaitan dengan material-material yang membentuk planet bumi ini, gerakan-gerakan maupun perubahan yang terjadi misalnya seperti gempa bumi, meletusnya gunung berapi, serta mencari dan menemukan bahan tambang yang bisa diambil di dalam perut bumi seperti minyak bumi, gas, dan bahan tambang lainnya. Tugas dari seorang ahli geologi juga mempelajari berbagai sifat bencana alam diantaranya seperti banjir, longsor, gempa bumi, gunung berapi dan lain sebagainya. Ahli geologi juga dapat meramalkan atau memperkirakan bagaimana cara untuk menghindari bencana alam tersebut.

(12)

3 B.SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU GEOLOGI

Pemahaman tentang sifat dan material penyusun bumi serta proses-proses yang berlangsung di permukaan buli telah dipelajari sejak zaman dahulu. Terutama oleh bangsa Yunani (2300th yang lalu) telah menghasilkan tulisan mengenai fosil dan batu permata, gempa bumi dan gunungapi. Tokoh yang paling menonjol pada masa itu adalah Aristoteles. Namun penjelasan yang ia utarakan kebanyakan berupa pernyataan subyektif dan tidak berdasarkan tinjauan langsung (observasi) di lapangan, ya karena ia seorang filosof.

Beberapa pendapat Aristoteles yaitu:

- Batuan terbentuk akibat pengaruh bintang-bintang

- Gempa bumi terjadi karena meledaknya udara yang padat di bumi, dan ini karena pemanasan oleh pusat api.

Memang pada masa itu penjelasan tersebut cukup memadai, namun karena ia seorang filosof yang disegani, pendapatnya lebih banyak diterima dibandingkan pendapat yang berdasarkan observasi dan percobaan. Sehingga kemajuan ilmu geologi belum berkembang cepat pada masa itu. Namun setelah itu muncul beberapa doktrin yang revolusioner, yaitu Catastrophism (Katastropik) yang menjelaskan bahwa bentuk permukaan bumi dan segala kehidupan diatasnya terbentuk dan musnah dalam sesaat akibat suatu bencana yang besar. Padahal terbentuknya gunung, lembah, bukit terjal dan bentuk lainnya itu memerlukan waktu yang sangat lama untuk terbentuk (hingga jutaan tahun). Teori ini berkembang di abad 17-18.

Pada akhir abad 18, muncul lagi teori yang fenomenal dan revolusioner hingga dianggap sebagai awal perkembangan geologi moderen, yaitu teori Uniformitarianism. Oleh James Hutton, yang sampai saat ini dianggap sebagai Bapak Geologi modern, memiliki latar ahli fisika Skotlandia. Pada tahun 1795, ia menerbitkan buku yang berjudul "Theory of The Earth" dan didalam buku inilah konsep Uniformitarianism itu dicetuskan.

Didalam konsep Uniformitarianism dinyatakan bahwa, Hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung pada saat ini juga berlangsung pada masa lampau.

Hal ini dapat diartikan bahwa, segala proses-proses yang berlangsung dalam pembentukan permukaan bumi seperti saat ini, telah berlangsung sejak awal terbentuknya bumi. Konsep ini juga memiliki slogan,The Present is the key to the Past. Sejak kala itu, orang-orang mulai menyadari bahwa bumi selalu mengalami perubahan. Dengan demikian sangat jelas bahwa geologi sangat berhubungan dengan waktu.Selanjutnya muncul banyak teori yang membuat ilmu geologi berkembang cepat. Salah satunya teori tektonik lempeng oleh Alfred Wagener (1912). Namun pada saat itu masih sebagai bahan tertawaan, dan baru diketahui kebenarannya pada tahun 1960.Bahwa bumi itu selalu mengalami perubahan baik perubahan kecil maupun besar, baik sangat lambat hingga dalam sekejap, baik sempit maupun luas. Bumi itu dinamis, tidak statis/tidak hanya diam.

James Hutton

(13)

4

C.RUANG LINGKUP ILMU GEOLOGI

Geologi dibagi menjadi 2 macam yaitu geologi fisik dan geologi dinamis. Berikut di bawah ini penjelasannya:

1.Geologi fisik

ilmu yang menkhususkan untuk mempelajari berbagai sifat fisik dari planet bumi, misalnya seperti susunan dan komposisi dari material-material yang membentuk bumi, selaput udara yang menyelubungi bumi, khususnya bagian yang melekat dan berinteraksi dengan planet bumi, lalu selaput air atau disebut dengan hidosfir, serta berbagai proses yang bekerja diatas permukaan planet bumi yang di picu oleh energi matahari dan tarikan gaya berat planet bumi. Proses tersebut dapat disebut dengan pelapukan, pengikisan, pemindahan serta pengendapan. Itulah definisi dari geologi fisik.

2.Geologi dinamis

ilmu geologi yang mempelajari serta membahas mengenai sifat-sifat dinamika bumi. Sisi ini berkaitan dengan berbagai perubahan yang ada pada bagian bumi, diakibatkan oleh gaya yang dipicu energi yang bersumber dari perut bumi, misalnya seperti kegiatan magma yang dapat menghasilkan vulkanisme, gerak litosfir yang diakibatkan oleh adanya arus konveksi, gempa bumi dan gerak pembentukan cekungan pengendapan dan juga pegunungan. Itulah definisi dari geologi dinamis.

D.OBJEK KAJIAN ILMU GEOLOGI

Karena Bumi tersusun oleh batuan, pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal utama dalam memahami sejarah bumi.

Dengan kata lain batuan merupakan objek utama yang dipelajari dalam geologi.

Secara keseluruhan bumi ini terdiri dari beberapa lapisan yaitu : 1. Atmosfer, yaitu lapisan udara yang menyelubungi Bumi 2. Hidrosfer, yaitu lapisan air yang berada di permukaan Bumi 3. Biosfer, yaitu Lapisan tempat makhluk hidup

4. Lithosfer, yaitu lapisan batuan penyusun Bumi

Ruang lingkup pembelajaran geologi yaitu lithosfer yang merupakan lapisan batuan penyusun bumi dari permukaan sampai inti bumi. Geologi juga mempelajari benda-benda luar angkasa, dan bukan tak mugkin suatu saat nanti kita dapat mengetahui keadaan geologi bulan misalnya.

Objek kajian geologi dapat lebih di spesifikasi sebagai berikut:

1. Asal-usul dan Sejarah perkembangan bumi 2. Materi penyusun dan Struktur

3. Proses-proses yang terjadi baik itu masa lampau, sedang, dan akan terjadi 4. Mahluk hidup yang pernah hidup pada waktu lampau geologi

Ruang lingkup ilmu geologi meliputi susunan bumi secara umum, yang terdiri dari lapisan-lapisan penyusun bumi yaitu inti bumi (core), mantel (mantle), kerak bumi (crust).

(14)

5 Gambar 2.1 Permukaan Bumi

1. Inti bumi (core)

Terletak mulai dari kedalaman 2.883 km sampai ke pusat bumi. Densitasnya berkisar dari 9,5 gr/cc di dekat mantel dan membesar ke arah pusat hingga 14,5 gr/cc.

Berdasarkan besarnya densitas ini, inti bumi diperkirakan memiliki campuran dari unsur-unsur yang memiliki densitas besar, yaitu nikel (Ni) dan besi (Fe). Oleh karena itu, inti bumi juga sering disebut sebagai lapisan NiFe.

a. Inti dalam (inner core) mempunyai kedalaman 5.140- 6.371 km. Berfasa padat, berat, dan sangat panas.

b. Inti luar (outer core) mempunyai kedalaman 2.883-5.140 km. Berfasa cair dan sangat panas.

2. Mantel (mantle)

Merupakan lapisan yang menyelubungi inti bumi. Merupakan bagian terbesar dari bumi, 82.3 % dari volume bumi dan 67.8 % dari massa bumi. Ketebalannya 2.883 km.

Densitasnya berkisar dari 5.7 gr/cc di dekat inti dan 3.3 gr/cc di dekat kerak bumi.

3.Kerak bumi (crust)

Merupakan lapisan terluar yang tipis, terdiri batuan yang lebih ringan dibandingkan dengan batuan mantel di bawahnya. Densitas rata-rata 2.7 gr/cc. Ketebalannya tidak merata, perbedaan ketebalan ini menimbulkan perbedaan elevasi antara benua dan samudra. Pada daerah pegunungan ketebalannya lebih dari 50 km dan dan beberapa samudra kurang dari 5 km. Berdasarkan data kegempaan dan komposisi material pembentuknya, para ahli membagi menjadi kerak benua dan kerak samudra.

a.Kerak benua, terdiri dari batuan granitik, ketebalan rata-rata 45 km, berkisar antara 30–50 km. Kaya akan unsur Si (Silikon) dan Al (Aluminium), maka disebut juga sebagai lapisan SiAl.

b.Kerak samudra, terdiri dari batuan basaltik, tebalnya sekitar 7 km. Kaya akan unsur Si (Silikon) dan Mg (Magnesium), maka disebut juga sebagai lapisan SiMa.

(Anonim, 2016)

(15)

6

E.CABANG-CABANG ILMU GEOLOGI

Ilmu geologi terus berkembang dan terbagi lagi menjadi ilmu-ilmu yang menjadi dasar geologi. Cabang-cabang ilmu geologi tersebut diantaranya:

1.Mineralogi

Ilmu yang mempelajari mineral, komposisi, bagaimana terjadinya, struktur kristal, sifat-sifat dan ciri-ciri fisik mineral yang terdapat dalam bumi, manfaatnya bagi manusia serta dampaknya terhadap sifat dan ciri tanah.

2.Petrologi

Ilmu yang mempelajari batuan, asal mula kejadiannya, struktur, tekstur, sifat-sifat batuan penyusun, manfaatnya, dan klasifikasi atau pengelompokkan berbagai macam batuan yang terdapat di atas permukaan bumi.

3.Stratigrafi

Ilmu yang mendeskripsikan dan mempelajari lapisan-lapisan bebatuan baik dari penyebarannya, komposisi, ketebalan, umur, keseragaman, sifat lapisan maupun proses terjadinya lapisan.

4.Paleontologi

Ilmu yang mempelajari tentang keadaan fosil-fosil dan sisa-sisa dari jejak kehidupan di masa lalu yang terkandung dalam batuan yang dapat mengungkap sejarah masa lalu. Tujuan pengetahuan ini yaitu pengenalan fosil

` Berdasarkan jenis dan ukuran fosil, paleontologi dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

a. Makropaleontologi

Ilmu yang mempelajari sisa atau jejak kehidupan dengan cara megaskopis, yaitu dengan mata telanjang tanpa bantuan alat.

b. Mikropaleontologi

Ilmu yang mempelajari sisa-sisa atau jejak kehidupan masa lampau dengan cara pengamatan mikroskopis, yaitu dengan bantuan alat mikroskop sebagai alat pembesar. Objeknya berupa fosil-fosil yang berukuran mikro.

5.Vulkanologi

Ilmu yang mempelajari tentang sifat, ciri, pembentukan gunung api, serta pengaruhnya terhadap kehidupan.

6.Seismologi

Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat gerakan kerak bumi berupa gempa bumi serta dampaknya terhadap susunan kerak bumi dan bentuk permukaan bumi.

7.Sedimentologi

Ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk batuan endapan (batuan sedimen), meliputi klasifikasi, jenis dan macamnya, serta pembentukannya.

8.Geologi Struktur

Ilmu yang mempelajari bentuk dan konfigurasi batuan di kerak bumi yang terdeformasi, dimana lapisan batuan terpatahkan, tergeser, atau terlipat menjadi

(16)

7 pegunungan lipatan, serta hubungannya dengan jenis-jenis batuan yang terbentuk di kerak bumi. Deformasi itu sendiri adalah perubahan bentuk, dimensi, dan posisi dari suatu materi baik merupakan bagian dari alam ataupun buatan manusia dalam skala waktu dan ruang.

9.Geologi Pertambangan

Ilmu yang mempelajari tentang kandungan mineral atau bahan-bahan tambang yang memungkinkan dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri atau keperluan lainnya.

10. Geomorfologi

Ilmu yang mempelajari bentuk muka bumi dan proses-proses alam yang membentuknya, menganalisis dan menginterpretasi sejarah bentang alamnya, serta pengaruhnya terhadap kondisi setempat.

11. Geologi Minyak

Ilmu yang mempelajari tentang kemungkinan adanya bahan fosil yang dapat dipergunakan sebagai bahan bakar (sumber energi) seperti halnya minyak dan gas bumi.

12. Geofisika

Ilmu yang mempelajari tentang pembentukan keadaan permukaan bumi dan atmosfer seperti perubahan iklim dan beberapa sifat-sifat fisik bumi secara keseluruhan termasuk gempa, gaya berat, gaya magnet, gradien suhu, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi permukaan bumi.

13. Geokimia

Ilmu yang mempelajari komposisi (kimia) dalam bumi, keberadaan unsur-unsur isotop di bumi, penyebaran unsur-unsur tertentu di berbagai tempat, sistem penyusun bumi yang dilihat dari aspek kimia seperti kelarutan dan karakteristik unsur dalam tanah.

14. Geologi Sejarah

Ilmu yang mempelajari tentang evolusi kehidupan di permukaan bumi yang meliputi peradaban manusia di permukaan bumi dan pengaruhnya terhadap lingkungan.

15. Geologi Ekonomi

Ilmu yang mempelajari adanya penyebaran dan terjadinya mineral-mineral ekonomis, menghitung cadangan serta nilai ekonomis cebakan mineral.

16. Geologi Teknik

Ilmu yang mempelajari tentang keadaan permukaan bumi yang dikaitkan dengan kekuatan tanah untuk menopang konstruksi bangunan seperti jembatan, terowongan, dll.

(17)

8

F.PENERAPAN ILMU GEOLOGI

Aplikasi dari ilmu geologi merupakan hal yang penting pada beberapa bidang yang lainnya. Pemanfaatan ilmu geologi ini semakin berkembang dan semakin di perlukan saat ini, dan berikut ini contoh bidang yang memerlukan aplikasi dari ilmu geologi:

1. Petroleoum geology (Perminyakan) yaitu digunakan untuk mengetahui jebakan- jebakan minyak bumi dan gas bumi.

2. Miming geology (Pertambangan) yaitu untuk mengetahui proses pembentukan endapan mineral yang sifatnya ekonarris, yang sangat diperlukan oleh manusia.

3. Hydrogeology (Hidrogeologi) yaitu untuk mempelajari tentang kejadian pemanfaatan air tanah.

4. Environment geology (Geologi lingkungan) yaitu geologi sangat dibutuhkan untuk mengevaluasi interaksi antar manusia dengan lingkungannya.

5. Engineering geology (Geologi tekhnik) yaitu untuk mempelajari hubungan antar ilmu geologi dengan berbagai problem ketekhnikan.

(18)

9

BAB 2

PLANET BUMI SEBAGAI OBJEK UTAMA GEOLOGI

Kompetensi Dasar

Menganalisis Konsep, Sejarah, dan Hubungan Geologi dengan Disiplin Ilmu Lainnya

(19)

10

A.TEORI – TEORI PROSES PEMBENTUKAN BUMI

Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.

Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya.

Terdapat berbagai ilmuan yang meneliti serta menyimpulkan berbagai peristiwa asal usul terbentuknya bumi dengan berbagai teori dan hipotesis mereka. Berikut adalah teori-teori asal usul pembentukan bumi menurut para ilmuan :

1.Teori Kabut Kant-Laplace

Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.yaitu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant- Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.

2.Teori Planetesimal

Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton pada tahun 1905. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari.

Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.

3.Teori Pasang Surut Gas / Tidal

Gambar 2.1 Teori Pasang Suru

(20)

11 Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918 mengemukakan teori tidal. Mereka mengatakan pada saat bintang melintas di dekat matahari, sebagian massa matahari tertarik ke luar sehingga membentuk semacam cerutu.

Bagian yang membentuk cerutu ini akan mengalami pendinginan dan membentuk planet – planet, yaitu merkurius, venus, bumi, mars, yupiter, saturnus, uranus, plato.

4.Teori Awan Debu ( Proto Planet )

Teori ini dikemukakan oleh Carl von Weizsaecker kemudian disempurnakan oleh Gerard P.Kuiper pada tahun 1950.Teori proto planet menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh gumpalan awan gas dan yang jumlahnya sangat banyak.Suatu gumpalan mengalami pemampatan dan menarik partikel-partikel debu membentuk gumpalan bola.Pada saat itulah terjadi pilinan yang membuat gumpalan bola menjadi pipih menyerupai cakram (tebal bagian tengah dan pipih di bagian tepi).Karena bagian tengah berpilin lambat mengakibatkan terjadi tekanan yang menimbulkan panas dan cahaya(Matahari).Bagian tepi cakram berpilin lebih cepat sehingga terpecah menjadi gumpalan yang lebih kecil.Gumpalan itu kemudian membeku menjadi planet dan satelit.

5.Teori Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton tahun 1956.

Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya

Gambar 2.3 Teori Awan Debu dan Teori Bintang Kmebar 6. Teori Bing-Bang (Dentuman Besar)

Teori ini dimunculkan pada tahun 1927 oleh George Lemaire (Belgium) yang disempurnakan Edwin Hubble (Amerika Serikat).Teori ini menyatakan bhw alam semestaini berasal dari ledakan besar (bing-bang) sekitar 13.7 milyar tahun lalu. Semua materi danenergi yg kini ada di alam terkumpul dlm satu titik yg tidak berdimensi dan berkerapatan tak terhingga. Dalam teori ini diterangkan bhw alam semesta bermula dari ledakan mahadasyat.Seiring dg berjalannya waktu, ruang angkasa mengembang, dan ruang yg memisahkanantara benda- benda langit jg mengembang.

(21)

12

Beberapa pendapat ahli astronomi pndukung teori ini adalah:

 Vesto Sliper(1932): meneliti bhw garis-garis spektrum galaksi-galaksi semakin menjauh dan bergeser ke arah merah.Artinya: galaksi-galaksi di sekitar kita semua bergerak saling menjauhi.

 Alan Guth (1980): berhasil menghitung adanya hubungan antara pergeseran spektrumgalaksi berwarna merah dg kecepatan menjauhnya.

Gambar 2.4 Teori Bing Bang B.PERKIRAAN UMUR BUMI

1.Pemikiran Modern Tentang Umur Bumi

a. James Hutton (1726 – 1797), ahli geologi dari skotlandia menerbitkan sebuah prinsip dasar “ Perbedaan lapisan batuan sebagaimana tampak pada jurang-jurang dan tebing adalah rekaman masa lalu yg dapat dilihat “menggunakan prinsip Keseragaman”

b. Sir Charles Lyell (1797-1875), Ahli Geologi Inggris yg membenarkan prinsip keseragaman dlm buku “Principle of Geology, (1830)” menyatakan; Penampakan- penampakan geologi yg paling dramatis dpt diterangkan oleh perubahan yg bertahap dalam periode yg sangat lama, misalnya aksi gelombang dan cuaca, letusan gunung api yg berkala dsb.

c. Charles Darwin (1809-1882) pakar biologi. Mengungkapkan “Setelah periode yg panjang, perubahan-perubahan disetiap generasi makhluk hidup telah memungkinkan evolusi hewan-hewan yg ada saat ini”, setelah ini banyak muncul tokoh-tokoh pro darwin dan Pro lyell.

d. Lord Kelvin mengatakan; bumi membutuhkan waktu 20 s/d 40 juta tahun untuk mendingin dari bentuk bola batuan yg meleleh, asumsi permulaan bumi, perkiraan umur bumi tidak mencukupi untuk berlangsungnya evolusi secara biologi, atau pengendapan pasir dan lumpur secara berangsur-angsur utk membentuk batuan yg tebal dan yg membangun dataran-dataran pegunungan.

e. Penemuan radioaktif pada abad ke 20 membuktikan bahwa perhitungan Kelvin salah besar. “proses radioaktif di bumi terbukti membangkitkan panas yg sangat besar, sehingga mencegah planet dari pendinginan secara cepat”.“Radiometri dapat menunjukkan dengan kuat bahwa umur bumi ratusan juta tahun yg dapat memungkinkan terjadinya pengendapan sedimen yg berasal dari pasir lereng pegunungan dan lumpur yang ditemui pada permukaan”, sehingga bumi diperkirakan berumur 4,6 milyar tahun. “ Suhu bumi dimasa lampau sangat berbeda dengan masa sekarang”.

(22)

13 f. Pandangan bahwa bumi meleleh di awal terciptanya; “matahari dan plenet-

planet tercipta dari debu panas yg bergumpal”

g. Padangan bahwa bumi statis. Pandangan pakar kebumian sampai tahun 1960an menganggab bahwa bumi statis.

h. Pandangan Bumi Dinamis; “Kita hidup diatas mozaik benua yg bergeser secara konstan dan dikelilingi oleh lautan yg bersifat sementara. Didukung oleh pemikiran medan Magnet bumi yg memberikan gambaran struktur planet bumi yg tersembunyi, ditambah dg eksplorasi lantai samudera yg menemukan bahwa bumi tidak pernah diam.

i. Penentuan umur batuan dilakukan dengan periode dan waktu geologi yang bersifat relatif, karena sulit mengetahui umur absolut secara pasti. Penentuan umur menggunakan atom-atom Isotop. (C14)

2.Teori Tentang Umur Bumi

Ada beberapa teori yang digunakan untuk menentukan umur bumi : a. Teori Sedimen

Menghitung umur bumi dengan mengukur tebalnya lapisan sedimen yang membentuk batuan. Cara perhitungan dengan mengukur endapan batuan pada muara sungai dalam setahun. Laju endapan pertahun dan tebalnya endapat eksisting dapat memperkirakan umur bumi kira-kira 500 juta tahun.

b. Teori Kaddar Garam

Pada awal pembentukannya samudera dalam kondisi tawar. Penguapan terus- menerus dan penambahan mineral dan garam yang masuk dalam laut/samudera akan menaikkan kadar garam. Dengan mengukur kadar garam dan laju kenaikan kadar garam setahun maka dapat diketahui umur samudera/bumi, yaitu lebih dari 1000 juta tahun.

c. Teori termal

Bumi pada awal pembentukannya panas sekali, makin lama makin berkurang dan dicapai suhu seperti sekarang ini. Menurut Elfin, ahli fisika Inggris, proses pendinginan telah berlangsung 20 juta tahun.

d. Teori Peluruhan Radioaktif

Radioaktif yang berada di bumi akan mengalami peluruhan mengikuti fungsi eksponensial menurun. Dengan rumus ini dapat diketahui umur bumi antara 5000 juta hingga 7000 juta tahun.

Dari teori-teori diatas, berbeda unsur yang diteliti, berbeda pula umur yang didapatkan. Saat ini, umur bumi yang dipercaya adalah sekitar 4.54 yang ditentukan melalui penanggalan radiometric meteorit dan sesuai dengan usia bebatuan tertua yang pernah ditemukan dan sampel dari bulan.

C.STRUKTUR DALAM BUMI 1.Komposisi Penyusun Bumi

(23)

14

Keadaan dalam bumi selama ini hanya dikemukakan berdasarkan hipotesis- hipotesis. Penyelidikan tentang isi bumi sebenarnya hanya meliputi daerah dengan kedalaman tidak lebih dari dalamnya terowongan tempat pengeboran atau kedalaman sungai bawah tanah.

Gambar 2.5 Lapisan Dalam Kulit Bumi

Massa bumi kira-kira adalah 5,98×1024 kg. Kandungan utamanya adalah besi (32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai unsur-unsur langka. Karena proses pemisahan massa, bagian inti bumi dipercaya memiliki kandungan utama besi (88,8%) dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%) dan selebihnya kurang dari 1% unsur langka.[10]

Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak bumi terdiri dari oksigen. Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak bumi hampir semuanya adalah oksida (oxides); klorin, sulfur dan florin adalah kekecualian dan jumlahnya di dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah silika, alumina, oksida besi, kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam, yang membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku yang paling umum. Berdasarkan perhitungan dari 1,672 analisa berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 oksida . Konstituen lainnya hanya terjadi dalam jumlah yang kecil.

Gambar 2.6 Tabek Kerak Oksida F.W Clarke

(24)

15 Salah seorang ahli yang yang pertama kali mengemukakan pendapatnya tentang materi dan bentuk dalam bumi adalah Plato. Menurutnya, bumi terdiri dari masa cair yang pijar dan dikelilingi oleh lapisan batuan yang keras yang disebut kerak bumi.

Masa cair yang pijar itu berasal dari dalam bumi dan kadang-kadang ke luar mencapai permukaan bumi dalam bentuk lava melalui pipa-pipa gunung api.

Namun, penyelidikan tentang gempa bumi (seismologi) memberikan pandangan yang lain tentang keadaan dalam bumi. Berdasarkan penyelidikan seismologi diketahui bahwa perambatan geolombang gempa dipengaruhi oleh zat-zat penyusun bumi.

Penyelidikan seismologi juga membuktikan bahwa bumi terdiri dari lapisan-lapisan yang dibatasi oleh lapisan yang tidak bersambung (diskontinu).

2.Lapisan Dalam Bumi

Berbagai kajian dan penelitian geofisika telah membuktikan bahwa bumi terbentuk dari 7 lapisan tertentu dari dalam ke luar dengan susunan sebagai berikut:

Gambar 2.7 Ketebalan Lapisan Dalam Bumi

Secara umum struktur bumi dibagi menjadi 3 lapisan utama, yaitu kerak bumi (crush), selimut (mantle), dan inti (core). Struktur bumi seperti itu mirip dengan telur, yaitu cangkangnya sebagai kerak, putihnya sebagai selimut, dan kuningnya sebagai inti bumi.

a.Kerak Bumi (Crush)

Gambar 2.8 Komposisi Kimia Lapisan Kerak Bumi

Kerak bumi merupakan lapisan kulit bumi paling luar (permukaan bumi). Kerak bumi terdiri dari dua jenis, yaitu kerak benua dan kerak samudra. Lapisan kerak bumi

(25)

16

tebalnya mencapai 70 km dan tersusun atas batuan-batuan basa dan masam. Namun, tebal lapisan ini berbeda antara di darat dan di dasar laut. Di darat tebal lapisan kerak bumi mencapai 20-70 km, sedangkan di dasar laut mencapai sekitar 10-12 km.

Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100°C.

Kerak bumi merupakan bagian terluar lapisan bumi dan memiliki ketebalan 5-80 km. kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Kerak bumi dominan tersusun oleh feldsfar dan mineral silikat lainnya. Kerak bumi dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

Kerak samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang disebut sima. Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15 km (Condie, 1982)dengan berat jenis rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut lapisan basaltis karena batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.

Kerak benua, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, oleh karenanya di sebut sial. Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80 km (Condie !982) rata-rata 35 km dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. kerak benua biasanya disebut sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya terutama terdiri dari batuan yang berkomposisi granit.

Disamping perbedaan ketebalan dan berat jenis, umur kerak benua biasanya lebih tua dari kerak samudra. Batuan kerak benua yang diketahui sekitar 200 juta tahun atau Jura. Umur ini sangat muda bila dibandingkan dengan kerak benua yang tertua yaitu sekitar 3800 juta tahun. Tabel Skala waktu geologi dapat dilihat di Skala Waktu Geologi.

b.Selimut Bumi (Mantle)

Selimut atau selubung bumi merupakan lapisan yang letaknya di bawah lapisan kerak bumi. Sesuai dengan namanya, lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi.Selimut bumi tebalnya mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan yang padat yang mengandung silikat dan magnesium. Suhu di bagian bawah selimut mencapai 3.000 °C, tetapi tekananannya belum mempengaruhi kepadatan batuan.

Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan mantel dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel bumi terbagi menjadi dua yaitu mantel atas yang bersifat plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400 km. Mantel bawah bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km.

Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas bagian bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi asthenosfer.

Selimut bumi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu litosfer, astenosfer, dan mesosfer.

1)Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas materi- materi padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 50-100 km.

Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer.

Litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu lapisan sial (silisium dan aluminium) serta lapisan sima (silisium dan magnesium).

a)Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan alumunium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan Al2O3. Batuan

(26)

17 yang terdapat dalam lapisan sial antara lain batuan sedimen, granit, andesit, dan metamorf.

b)Lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan magnesium. Senyawa dari kedua logam tersrsebut adalah SiO2 dan MgO. Berat jenis lapisan sima lebih besar jika dibandingkan dengan berat jenis lapisan sial.

Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan magnesium.

2)Astenosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer. Lapisan yang tebalnya 100-400 km ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk).

3)Mesosfer merpakan lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer. Lapisan ini tebalnya 2.400-2.700 km dan tersusun dari campuran batuan basa dan besi.

c. Inti Bumi (Core)

Dipusat bumi terdapat inti yang berkedalaman 2900-6371 km. Terbagi menjadi dua macam yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar berupa zat cair yang memiliki kedalaman 2900-5100 km dan inti dalam berupa zat padat yang berkedalaman 5100- 6371 km. Inti luar dan inti dalam dipisahkan oleh Lehman Discontinuity.

Dari data Geofisika material inti bumi memiliki berat jenis yang sama dengan berat jenis meteorit logam yang terdiri dari besi dan nikel. Atas dasar ini para ahli percaya bahwa inti bumi tersusun oleh senyawa besi dan nikel.

Inti bumi merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi. Lapisan inti dibedakan menjadi 2, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan inti dalam (inner core).

 Inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 °C.

 Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi (NiFe) yang suhunya mencapai 4500 derajat celcius.

(27)

18

(28)

19

BAB 3

FOSIL DAN SKALA WAKTU GEOLOI

Kompetensi Dasar

Menganalisis Konsep, Sejarah, dan Hubungan Geologi dengan Disiplin Ilmu Lainnya

(29)

20

A. PENGANTAR PALEONTOLOGI 1. Pengertian Paleontologi

Paleontologi berasal dari bahasa yunani, yaitu paleo yang berarti tua atau yang berkaitan dengan masa lalu ontos berarti kehidupan dan logos yang berarti ilmu atau pembelajaran, atau di pihak lain menyebutkan bahwa paleontology adalah juga paleobiologi ( paleon = tua, bios = hidup, logos = ilmu ). Jadi paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sejarah kehidupan di bumi termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang telah menjadi fosil.

2. Sejarah dan Tokoh Paleontologi

Tokoh dan teori pencetus Paleontologi.

 Shrock &Twen hofel (1952) Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masa lampau dalam skala umur geologi.Studi Paleontologi dibatasi oleh skala waktu geologi yaitu umur termuda adalah Kala Holosen (0,01 jt. th.

yang lalu).

 Strabo (58 SM-25 M) Melihat kenampakan seperti beras pada batu gamping yang digunakan untuk membangun piramid. Fosil tersebut kemudian dikenal sebagai Numm ulites.

 Abbe Giraud de Saulave (1777) Law of Faunal Succession (Hukum Urut-urutan fauna).Jenis-jenis fosil itu berada sesuai dengan umurnya. Fosil pada formasi terbawah tidak serupa dengan formasi yang di atasnya

 Chevalier de Lamarck (1774 - 1829) Pencetus Hipotesa Evolusi .Organisme melakukan perubahan diri untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

 Baron Cuvier (1769 - 1832) Penyusun sistematika Paleontologi (Taksonomi)

 William Smith (1769 - 1834) Law of Strata Identified by Fossils (Hukum Mengenali Lapisan Dengan Fosil Kemenerusan suatu lapisan batuan dapat dikenali dari kandungan fosilnya.

 Charles Robert Darwin (1809 - 1882) Perubahan makhluk hidup disebabkan oleh adanya faktor seleksi alam

 Pada abad ke 18 dan 19, seorang ahli geologi berkebangsaan Inggris William Smith dan ahli paleontologi Georges Cuvier dan Alexandre Brongniart dari Perancis.

Menemukan batuan-batuan yang berumur sama serta mengandung fosil yang sama pula, walaupun batuan-batuan tersebut letaknya terpisah cukup jauh

3. Penerapan dan Kegunaan Paleontologi

 Menentukan Umur Relatif Batuan, Kemunculan fosil dari zaman ke zaman selalu berbeda, sehingga fosil dapat digunakan untuk menentukan umur relatif suatu batuan sedimen. Fosil Indeks: fosil yang kemunculannya sangat spesifik mewakili suatu zaman, contoh: Ammonit pada Trias. Syarat-syarat fosil indeks: Memiliki penyebaran lateral yang luas, kisaran umurnya pendek dan mudah dikenali.

 Melakukan Korelasi-Korelasi, menghubungkan dua atau lebih satuan batuan berdasarkan kesamaan umur. Biostratigrafi adalah menyusun suatu satuan batuan berdasarkan kesamaan kandungan fosilnya. Dalam perkembangannya satuan biostratigrafi sering identik dengan umur dari batuan itu sendiri.

 Menentukan Lingkungan Pengendapan, Organisme dalam hidupnya dibatasi oleh suatu lingkungan, dimana organisme tersebut dapat beradaptasi. Dengan demikian fosil dapat dipergunakan untuk menentukan lingkungan pengendapan. Syarat:

fosil terendapkan pada lingkungan dimana dia hidup (bioconoese), lingkungan

(30)

21 hidupnya sempit dan mudah dikenali. Lingkungan Pengendapan : Darat, meliputi gurun, sungai, danau, dan sebagainya. Sedangkan laut, meliputi: pantai, rawa, laut dangkal (neritik) dsb.

 Mengetahui Paleoklimatologi, Selain lingkungan hidup, organisme juga dipengaruhi oleh iklim sebagai salah satu unsur lingkungan. Contoh: Koral biasanya hidup pada iklim tropis - sub tropis.

4.Ruang Lingkup Paleontologi

Secara umum paleontologi dapat digolongkan menjadi dua yaitu Paleobotani (tumbuhan) dan Paleozoologi (hewan)

a.Paleobotani (tumbuhan)

Paleobotani adalah ilmu paleontologi yang mempelajari fosil-fosil yang banyak berhubungan dengan tumbuhan. Kajian Paleobotani meliputi aspek-aspek fosil tumbuhan, rekonstruksi taksa, dan sejarah evolusi tumbuhan itu sendiri.

Adapun tujuan dalam mempelajari Paleobotani adalah:

 Untuk rekonstruksi sejarah dunia tumbuhan. Hal ini dapat dilakukan karena fosil tumbuhan dari suatu kolom geologis tertentu berbeda dengan yang terdapat pada kolom geologis lainnya. Dengan demikian dapat diketahui jenis tumbuhan yang ada dari waktu ke waktu, atau dengan kata lain dapat diketahui sejarahnya, khususnya mengenai kapan kelompok tumbuhan tersebut mulai muncul di muka bumi, kapan perkembangan maksimalnya, dan kapan kelompok tumbuhan tersebut punah.

 Untuk keperluan analisa pola dan suksesi vegetasi dari waktu ke waktu.

 Untuk analisa endapan dari masa karbon ( khususnya yang mengandung sisa tumbuhan ), yang berpotensi dalam presiksi sifat- sifat batubara. Dengan demikian dapat diketahui macam batubara serta dari tumbuhan apa batubara tersebut berasal.

 Untuk dapat melakukan dedukasi mengenai aspek-aspek perubahan iklim. Dengan cara ini maka dimungkinkan untuk merekonstruksi lingkungan masa lampau beserta perubahan-perubahan yang terjadi, dan juga untuk mempelajari hubungan antara tumbuhan dengan hewan yang menghuni lingkungan tersebut. Salah satu perubahan iklim yang seringkali dapat diungkap dengan pendekatan ini adalah perubahan ternperatur rata-rata.

b. Paleozoology (hewan vertebrata dan invertebrata)

Paleozoologi merupakan ilmu paleontologi yang ditujukan untuk mempelajari fosil-fosil yang berhubungan dengan hewan. Kajian ilmu ini mulai dari hewan vertebrata hingga invertebrata.

Tujuan dari mempelajari ilmu paleozoology ini, antara lain :

 Rekonstruksi sejarah kehidupan pada masa lampau baik di bidang hewan dan perkembangan manusia. Proses rekonstruksi kehidupan dilakukan melalui rekonstruksi fosil karena fosil ditemukan dalam lapisan/strata geologis yang berlainan sehingga dapat diketahui perkiraan waktu munculnya dan kehidupan makhluk yang telah memfosil tersebut.

 Analisa pola dan suksesi suatu vegetasi dari waktu ke waktu. Kehidupan pada masa purba di mana kondisi bumi masih belum stabil sangat memungkinkan terjadinya perubahan kondisi lingkungan yang ekstrim sehingga mempengaruhi kehidupan spesies dan vegetasi tanaman

(31)

22

 Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini bermanfaat untuk merekonstruksi dampak perubahan iklim pada lingkungan, mempelajari bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada lingkungan tersebut

 Analisa kehidupan biokultural manusia sejak manusia muncul di bumi, proses evolusinya melalui masa dan wilayah distribusinya seluas dan selama mungkin

 Analisa proses adaptif yang dilakukan makhluk hidup terhadap perubahan kondisi lingkungan, makhluk yang mampu beradapatasi akan terus bertahan walaupun peiode waktu geologis terus berjalan sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan punah. Proses adaptasi membuka zona adaptif yang baru yaitu suatu kumpulan kondisi hidup dan sumber daya baru yang memberikan banyak kesempatan yang sebelumnya tidak dimanfaatkan.

Tidak hanya hewan dan tumbuhan, sekarang ini ilmu paleontologi telah berkembang sebagai ilmu yang juga meneliti tentang protista di masa lalu. "Protista" ini mengacu pada eukariota yang bukan tanaman, hewan, atau jamur. Kebanyakan protista uniseluler, sementara yang lain multiseluler atau bahkan multinukleat (inti banyak dalam satu sel). Protista ini dapat memiliki berbagai kelompok ukuran, bentuk, siklus hidup, habitat, serta makanan dan teknik reproduksi.

Bakteri juga dapat dipelajari dengan ilmu paleontologi. Bakteri merupakan organisme uniseluler yang memiliki dinding sel, organel, dan DNA, seperti halnya eukariota. Namun, tidak seperti eukariota, DNA organel mereka dan tidak terkandung dalam selaput terpisah di dalam sel. Cyanobacteria, atau "bakteri biru-hijau," telah ditemukan di batuan dari Archean, 3,5 miliar tahun lalu. Cyanobacteria (bersama dengan bakteri lainnya) juga membentuk tikar dan gundukan dikenal sebagai stromatolites, yang ada di bumi dari lapisan prakambrium sampai hari ini. Fosil terkecil yang pernah ditemukan milik magnetobacteria, yang membentuk nanometer ukuran kristal-dari mineral magnetit di dalam sel mereka.

Jenis-jenis jamur yang kita makan atau yang ada juga mulai dipelajari dalam ilmu ini. Jamur ini kebanyakan tidak membuat makanan mereka sendiri, seperti yang tanaman lain lakukan. Beberapa cara seperti parasitisme dan beberapa bentuk simbiosis yang lain untuk dapat berhubungan dengan ganggang atau tanaman disekitarnya untuk mendapatkan nutrisi. Mereka dapat ditemukan di tanah atau pada organisme lain sebagi parasit, dapat juga dalam lingkungan perairan. Selain itu mereka juga merupakan dekomposer pokok organik material di Bumi. Untuk ukuran beberapa jamur dapat tumbuh sangat besar (misalnya, jamur dan puffballs), yang lain bersel tunggal (ragi), tetapi kebanyakan multiselular. Meskipun jamur sering dianggap terlalu rapuh untuk fosil atau terlalu sulit untuk diidentifikasi sebagai fosil, catatan fosil mereka akan membawa kita kembali ke masa Prakambrium, dan mereka sering ditemukan di Devon Bawah Rhynie Rijang Skotlandia.

Pada dasarnya ruang lingkup paleontology berkisar tentang segala sesuatu yang telah hidup di masa lalu atau bisa dikatakan organisme purba (baik hewan, tumbuhan, protista, jamur maupun bakteri) yang hingga kini sudah punah dan hanya tertinggal fosil- fosil, jejak peradaban, lingkungannya dan peninggalan-peninggalan lainnya. Sehingga kita hanya meneliti dari jejak-jejak yang tertinggal.

(32)

23 5.Kaitan Paleontologi dengan Ilmu Lainnya

a. Biostratigrafi

Biostratigrafi merupakan ilmu penentuan umur batuan dengan menggunakan fosil yang terkandung didalamnya. Biasanya bertujuan untuk korelasi, yaitu menunjukkan bahwa horizon tertentu dalam suatu bagian geologi mewakili periode waktu yang sama dengan horizon lain pada beberapa bagian lain. Fosil berguna karena sedimen yang berumur sama dapat terlihat sama sekali berbeda dikarenakan variasi lokal lingkungan sedimentasi. Sebagai contoh, suatu bagian dapat tersusun atas lempung dan napal sementara yang lainnya lebih bersifat batu gamping kapuran, tetapi apabila kandungan spesies fosilnya serupa, kedua sedimen tersebut kemungkinan telah diendapkan pada waktu yang sama.

Amonit, graptolit dan trilobit merupakan fosil indeks yang banyak digunakan dalam biostratigrafi. Mikrofosil seperti acritarchs, chitinozoa, conodonts, kista dinoflagelata, serbuk sari, sapura dan foraminifera juga sering digunakan. Fosil berbeda dapat berfungsi dengan baik pada sedimen yang berumur berbeda; misalnya trilobit, terutama berguna untuk sedimen yang berumur Kambrium. Untuk dapat berfungsi dengan baik, fosil yang digunakan harus tersebar luas secara geografis, sehingga dapat berada pada bebagai tempat berbeda. Mereka juga harus berumur pendek sebagai spesies, sehingga periode waktu dimana mereka dapat tergabung dalam sedimen relatif sempit, Semakin lama waktu hidup spesies, semakin tidak akurat korelasinya, sehingga fosil yang berevolusi dengan cepat, seperti amonit, lebih dipilih daripada bentuk yang berevolusi jauh lebih lambat, seperti nautoloid.

b.Kronostratigrafi

Kronostratigrafi merupakan cabang dari stratigrafi yang mempelajari umur strata batuan dalam hubungannya dengan waktu. Tujuan utama dari kronostratigrafi adalah untuk menyusun urutan pengendapan dan waktu pengendapan dari seluruh batuan didalam suatu wilayah geologi, dan pada akhirnya, seluruh rekaman geologi Bumi.

Tata nama stratigrafi standar adalah sebuah sistem kronostratigrafi yang berdasarkan interval waktu paleontologi yang didefinisikan oleh kumpulan fosil yang dikenali (biostratigrafi). Tujuan kronostratigrafi adalah untuk memberikan suatu penentuan umur yang berarti untuk interval kumpulan fosil ini.

c.Paleobotani

Paleobotani atau palaeobotani (dari bahasa Yunani paleon berarti tua dan botany yang berarti ilmu tentang tumbuhan), adalah cabang dari paleontologi yang khusus mempelajari tentang tumbuhan pada masa lampau.

d.Paleozoologi

Paleozoologi atau palaeozoology (bahasa Yunani: παλαιον, paleon = tua dan ζωον, zoon = hewan) adalah adalah cabang dari paleontologi atau paleobiologi, yang bertujuan untuk menemukan dan mengindentifikasi fosil hewan bersel banyak dari sistem geologi atau arkeologi, untuk menggunakan fosil tersebut dalam rekonstruksi lingkungan dan ekologi prasejarah.

e.Palinologi

Palinologi merupakan ilmu yang mempelajari polinomorf yang ada saat ini dan fosilnya, diantaranya serbuk sari, sepura, dinoflagelata, kista, acritarchs, chitinozoa, dan scolecodont, bersama dengan partikel material organik dan kerogen yang terdapat pada sedimen dan batuan sedimen. Istilah palinologi diperkenalkan oleh Hyde dan

(33)

24

Williams pada tahun 1944, berdasarkan surat-menyurat dengan ahli geologi Swedia yang bernama Antevs, dalam Pollen Analysis Circular (salah satu jurnal yang mengkhususkan pada analisa pollen, yang diproduksi oleh Paul Sears di Amerika Utara). Hyde dan Williams memilih palinologi berdasarkan kata dalam Bahasa Yunani paluno yang berarti 'memercikan' dan pale yang berarti 'debu' (sehingga mirip dengan kata dalam Bahasa Latin pollen).

f.Zoologi

Zoologi dengan berbagai cabang keilmuannya seperti mammalogi dan primatologi membantu dalam menganalisis fosil hewan yang ditemukan,sangat berkaitan dengan paleozoologi.

g.Morfologi

Morfologi dibutuhkan sejak proses preparasi / perbaikan fosil yang ditemukan dan rekonstruksi fosil sampai ke tingkat individu.

h.Fisiologi dan Biokimia

Fisiologi dan Biokimia, ilmu ini penting untuk analisa nutrisi yang dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup zaman purba ( paleonutrisi ), proses dan siklus reproduksi,jarak imunologis serta identifikasi biokimiawi.

i.Arkeologi

Arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari kebudayaan ( manusia ) pada masa lampau melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditemukan. Peninggalan arkeologis ini sering disebut artefak yaitu alat yang dipakai manusia untuk mengeksploitasi lingkungan. Ilmu ini sangat berkaitan dengan paleontologi karena bermanfaat untuk mempelajari kebudayaan dan mengenali alat yang dipakai oleh manusia purba.

j.Geologi

Geologi, ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang lapisan pembentuk bumi, proses pembentukannya yang menjadi acuan penentuan umur relatif suatu fosil atau artefak peninggalan manusia purba. Penentuan umur relatif berdasar skala waktu geologis dengan urutan sejarah yang konsisten dan terdiri dari empat zaman yaitu Prakambrium, Paleozoikum, Mesozoikum dan Senozoikum.

j.Radiologi

Radiologi, ilmu ini berguna dalam metode penentuan umur radiometrik yang dipakai untuk menentukan umur batuan dan fosil dalam skala waktu absolut / sebenarnya. Metode ini berdasarkan kandungan isotop suatu unsur dalam fosil yang terkumpul saat organisme masih hidup.

6. Pengelompokan Paleontologi

Paleontology adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari kehidupan masa lampau yang didasarkan atas fosil tanaman atau hewan yang terbagi atas:

a. Makropalenteologi yaitu mempelajari fosil-fosil dengan ukuran relatif besar sehingga mempelajarinya tidak menggunakan alat bantu seperti loupe dan mikroskop.

(34)

25 b. Mikropalenteologi yaitu mempelajari fosil-fosil yang berukuran relatif kecil

sehingga dalam pengamatan menggunakan alat bantu seperti mikroskop binokuler , mikroskop elektron.

B.FOSIL

1. Pengertian Fosil

Fosil, dari bahasa Latin fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah”.

Fosil adalah semua sisa, jejak, ataupun cetakan dari manusia, binatang, dan tumbuh- tumbuhan yang telah terawetkan dalam suatu endapan batuan dari masa geologis atau prasejarah yang telah berlalu. Fosil mahluk hidup terbentuk ketika mahluk hidup pada zaman dahulu (lebih dari 11.000 tahun) terjebak dalam lumpur atau pasir dan kemudian jasadnya tertutup oleh endapan lumpur. Endapan lumpur tersebut akan mengeras menjadi batu di sekeliling mahluk hidup yang terkubur tersebut. Dari fosil yang ditemukan, yang paling banyak jumlahnya adalah yang sangat lembut ukurannya seperti serbuk sari, misalnnya foraminifera, ostracoda dan radiolarian. Sedangkan, hewan yang besar biasanya hancur bercerai-cerai dan bagian tertentu yang ditemukan sebagai fosil. Fosil adalah sisa-sisa organisme yang pernah hidup di waktu silam, yang diawetkan oleh alam. Karena terawetkan sejak 3,5 miliar tahun yang lalu fosil menjadi petunjuk penting mengenai sejarah bumi. Bagian ilmu geologi yang menguraikan penyelidikan dan interpretasi fosil adalah paleontologi. Untuk memahami lebih detail lagi tentang pengertian Fosil, maka kita perlu mengetahui syarat-syarat terbentuknya fosil yaitu :

1. Mempunyai bagian yang keras

2. Segera terhindar dari proses kimia (oksidasi dan reduksi) 3. Tidak dimangsa binatang lain

4. Terdapat pada batuan yang berbutir halus 5. Terawetkan pada batuan sedimen

6. Berumur lebih dari 11.000 tahun yang lalu 2. Jenis-jenis Fosil

Berdasarkan cara pengawetannya, fosil dapat dibedakan menjadi beberapa jenis fosil yaitu :

a.Fosil tidak berubah

Yaitu semua bagian fosil terawetkan dan tidak berubah baik bagian-bagian yang lunak maupun bagian-bagian yang keras dari fosil trsebut.

Contoh: fosil serangga yang trawetkan di dalam getah damar, dan fosil mammoth yang terawetkan di dalam es di Siberia.

Gambar 3.1 Fosil Serangga Dalam Getah Damar

(35)

26

b.Fosil yang mengalami perubahan Dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

Permineralisasi Yaitu fosil yang terawetkan karena masuknya mineral sekunder yang mengisi pori-pori atau ruang antar sel pada bagian fosil yang keras.

Contoh: Sebagian tulang-tulang vertebrata dan cangkang-cangkang invertebrata terawetkan dalam bentuk permineralisasi.

Gambar 3.2 contoh fosil jenis permineralisa

Replacement (Penggantian) Yaitu folsil yang terawetkan karena mineral sekunder yang mengganti semua material fosil asli, sehingga bentuknya hampir sempurna seperti jiplakan asli.

Rekristalisasi Yaitu fosil yang terawetkan karena adanya perubahan di sebagian atau seluruh material fosil akibat P (tekanan) dan T (suhu) yang sangat tinggi, sehingga molekul-molekul dari tubuh fosil (non-kristalin) akan mengikat agregat tubuh fosil itu sendiri menjadi kristalin

c.Fosil yang berupa fragmen

Yaitu fosil yang berupa fragmen dalam batuan sedimen yang dapat berubah ataupun tidak dapat berubah.

Gambar 3.2 contoh fosil yang berupa fragmen d.Fosil yang berupa jejak atau bekas

Fosil tidak hanya dianggap sebagai sisa oganisme tetapi juga termasuk dengan adanya jejak organisme sebagai bukti adanya kehidupan. Dalam hal ini, jejak dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

 Mold, Cash, Imprint

Mold adalah bekas organisme yang berupa cetakan dari fosil, kalau yang tercetak adalah bagian luar disebut Eksternal Mold sedangkan kalau yang tercetak adalah bagian dalam disebut Internal Mold.

(36)

27 Gambar 3.3 contoh fosil yang berbentuk mold

Cast adalah Mold yang terisi mineral sekunder membentuk jiplakan fosil aslinya secara kasar, bagian luar disebut Eksternal Cast sedangkan bagian dalam disebut Internal Cast.

Imprint adalah jejak dimana suatu organisme terjebak di dalam sedimen halus tapi kemudian organisme tersebut dapat meloloskan diri.

 Track, Trail dan Burrow

Track merupakan jejak perpindahan organisme di atas permukaan sedimen-sedimen lunak yang berupa tapak (kenanpakan kasar).Trail merupakan jejak perpindahan organisme di atas permukaan sedimen-sedimen lunak yang berupa seretan (kenampakan halus). Burrow adalah jejak yang berupa sisa penggalian lubang suatu organisme.

 Coprolite

Coprolite adalah jejak berupa berupa kotoran hewan yang telah terfosilkan. Kotoran ini dapat digunakan untuk mengetahui tempat hidupnya, makanannya, dan ukuran relatifnya.

 Fosil Kimia

Fosil kimia merupakan jejak asam organik yang tersimpan didalam batuan prakambium. Zat asam organik ini berasal dari organisme yang terserap oleh batuan tersebut sehingga dapat ditemukan sebuah bukti kehidupan.

3. Kegunaan Fosil

a. Untuk mengidentifikasi unit-unit stratigrafi permukaan bumi, atau untuk mengidentifikasi umur relatif clan posisi relatif batuan yang mengandung fosil.

Identifikasi ini dapat dilakukan dengan mempelajari fosil indeks. Persyaratan bagi sutau fosil untuk dapat dikategorikan sebagai fosil indeks adalah : (a). terdapat dalam jumlah yang melimpah dan mudah diidentifikasi; dan (b). memiliki distribusi horizontal yang luas, tetapi dengan distribusi vertikal yang relatif pendek (kurang lebih 1 juta tahun).

b. Menjadi dasar dalam mempelajari paleoekologi dan paleoklimatologi. Struktur dan distribusi fosil diasumsikan dapat mencerminkan kondisi lingkungan tempat tumbuhan tersebut tumbuh dan bereproduksi.

c. Untuk mempelajari paleofloristik, atau kumpulan fosil tumbuhan dalam dimensi ruang dan waktu tertentu. Hal ini dapat memberikan gambaran mengenai distribusi populasi tumbuhan dan migrasinya, sebagai respon terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungan masa lampau.

d. Menjadi dasar dalam mempelajari evolusi tumbuhan, yaitu dengan cara mempelajari perubahan suksesional tumbuhan dalam kurun waktu geologi.

(37)

28

e. Untuk korelasi. Kemampuan kita untuk mengetahui sedimentasi batuan sangat terbatas. Dengan membandingkan fosil yang terdapat di suatu tempat dengan tempat lain, kita dapat mengadakan korelasi. Fosil yang terdapat di suatu tempat karena kesamaan-kesamaan, terpaksa dan harus dipersamakan dengan fosil yang terdapat di tempat lain.

f. Menentukan lingkungan pengendapan. Fosil hanya dijumpai pada batuan sedimen, baik sedimen kontinen maupun marin. Suatu kehidupan akan diendapkan pada batuan tertentu bila batuan tersebut mengalami pelapukan dan tererosi, maka fosil yang berasal dari kontinen mungkin tertransport dan menjadi endapan marin, jadi dengan melihat fosil yang dikandung suatu sedimen, kita dapat mengetahui lingkungan pengendapan batuan tersebut.

g.

Mengetahui evolusi (perkembangan) kehidupan. Kehidupan yang berjalan dari masa ke masa akan mengalami perkembangan dan perubahan yang meliputi perubahan ke arah generasi dan perubahan ke arah penyempurnaan. Suatu kehidupan pada mulanya kurang sempurna akan berubah ke arah yang lebih sempurna. Perubahan ini akan sangat dipengaruhi oleh keadaan tempat dan lingkungan hidup.

Terdapatnya fosil-fosil menunjukkan adanya pemusnahan kehidupan, sedangkan kehidupan yang pertama tidak diketahui dari fosil-fosilnya dan dari mana asalnya.

Kemudian muncul lagi kehidupan baru yang diketahui dari fosil-fosilnya yang muda umur geologinya, serta lebih sempurna dari kehidupn sebelumnya.

4. Aplikasi Fosil Dalam Disiplin Ilmu

a. Fosil Sebagai Indikator Lingkungan Pengendapan. Dalam menentukan lingkungan pengendapan, fosil sangat berperan penting yang mana fosil dapat menunjukan lingkungan atau keadaan tempat pengendapan fosil tersebut ditemukan. Fosil tidak mungkin terbentuk di sembarang tempat. Fosil dapat menunjukkan lingkungan pengendapan baik asam maupun basa.

b. Fosil Sebagai Indikator Paleogeografi.Fosil berguna dalam mempelajari bentuk fisik suatu daerah di masa lampau. Fosil dapat merekonstruksi suatu daerah ke zaman umur fosil ditemukan. Dengan ditemukannya fosil tersebut, geolog dapat mengetahui bentuk daerah tersebut di masa lampau.

c. Fosil Sebagai Indikator Umur Geologi. Penentuan umur geologi dapat dilakukan dengan meneliti fosil. Lapisan yang mana fosil ditemukan dapat menjadi indikator umur fosil. Dengan mengetahui umur fosil, geolog dapat memperkirakan umur suatu batuan maupun lapisan.

d. Fosil Sebagai Indikator Proses Sejarah Geologi. Fosil dapat menunjukkan proses geologi suatu wilayah. Ditemukannya fosil dapat mengidentifikasi aktivitas tektonik lempeng daerah tesebut maupun proses geologi lainnya yang mengubah bentuk fisik daerah tersebut. Penemuan fosil akan mengidentifikasi jika fosil tersebut telah tertransport ataupun telah berpindah ke lapisan lainnya, sehingga geolog dapat mengetahui proses geologi yang telah terjadi.

e. Fosil Sebagai Indikator Evolusi dan Migrasi. Fosil yang ditemukan di suatu daerah tidak selalu fosil organisme native (asli) yang menduduki daerah tersebut.

Terkadang ditemukan fosil organisme yang bukan merupakan organisme yang berhabitat di daerah itu. Ini menunjukkan bahwa adanya migrasi suatu organisme.

Disa

Referensi

Dokumen terkait

Pada bagian ini dilampirkan peta rencana pola ruang yang menggambarkan semua delineasi peruntukkan ruang kawasan lindung wilayah kota dan kawasan budidaya wilayah kota.. Lokasi

Penyajian data investigasi area tapak dalam peta struktur geologi pada peta dengan skala 1:500 atau lebih besar dengan tampang lintang yang sesuai.. Pengumpulan Informasi

Penyajian data investigasi area tapak dalam peta struktur geologi pada peta dengan skala 1:500 atau lebih besar dengan tampang lintang yang sesuai.. Pengumpulan Informasi

Informasi kondisi geologi teknik Daerah Istimewa Yogyakarta, termasuk Desa Parangtritis, yang tersedia hingga saat ini hanya berupa Peta Geologi Teknik skala 1:100.000 yang

Peta yang akan dihasilkan menggambarkan bentuk kota atau morfologi wilayah kota Jayapura, analisis peta dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis perubahan bentuk

Skema Klaim-Verifikasi juga perlu ditetapkan untuk Peta Wilayah Administrasi Definitif Skala 1:50K oleh Menteri Dalam Negeri secara bersamaan dengan Peta Kawasan Hutan Definitif

Penyajian Penyajian interval interval garis garis kontur kontur tergantung pada skala peta yang tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar maka interval

Output  penyelenggaraan kegiatan di atas adalah data dan informasi yang disajikan dalam bentuk peta (spasial) dengan skala lebih besar dari pada skala peta rencana