GREEN ENERGY
issue dan tantangan
TM 09 MKP KOTA HIJAU
Energi
Berapa btu…….
Cara
penghantar energi
Panas yang dihasilkan
Jenis-jenis energi
Latar belakang Energi Hijau
Konsumsi energi di seluruh dunia telah meningkat pesat sejak Revolusi Industri.
Tren peningkatan konsumsi energi ini dipercepat oleh peningkatan kualitas hidup, yang secara langsung
berkaitan dengan jumlah konsumsi energi, sebagai akibat dari industrialisasi negara-negara berkembang dan peningkatan populasi di dunia.
Saat ini, sebagian besar kebutuhan energi di seluruh dunia dipenuhi oleh pembakaran bahan bakar fosil (yaitu, batu bara, minyak bumi, gas alam) yang telah menjadi bagian penting dan integral dari peradaban modern.
Hanya sebagian kecil energi yang berasal dari tenaga nuklir dan tenaga air, dan sebagian kecil lagi berasal dari sumber energi
terbarukan, seperti matahari, angin, air, panas bumi, gelombang pasang, dan sebagainya.
Ketergantungan yang hampir eksklusif pada pembakaran bahan bakar fosil ini telah
menghasilkan sejumlah besar emisi polutan berbahaya dan telah menyebabkan degradasi yang parah pada lingkungan lokal dan global, dan telah mengekspos populasi dunia (dari manusia ke hewan dan dari tumbuhan ke semua bentuk kehidupan di bumi) terhadap bahaya dan risiko yang ditimbulkan oleh penggunaan bahan bakar fosil secara ekstensif.
Pembakaran bahan bakar fosil terus memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap peningkatan konsentrasi karbon dioksida atmosfer, sehingga mengintensifkan prospek pemanasan global dan variabilitas iklim global,
Selain masalah kesehatan dan lingkungan, menipisnya cadangan bahan bakar fosil dunia yang terbatas juga membutuhkan sumber energi
primer alternatif, dan teknologi energi baru untuk konversi energi dan pembangkit listrik yang lebih hemat energi daripada mesin
pembakaran konvensional, dengan minimal atau tidak ada emisi
polutan, dan juga kompatibel dengan sumber energi terbarukan dan
pembangunan berkelanjutan.
dilema
energi adalah pedang bermata dua; peradaban modern kita tidak dapat berfungsi dengan baik tanpanya, namun masa depan peradaban kita
terancam oleh penggunaan yang berlebihan.
Jadi pertanyaannya adalah apa solusi
“sempurna” untuk dilema yangkita hadapi saat ini?
Apakah ada kemungkinan keseimbangan dapat dicapai sehingga
penggunaan energi tidak akan menciptakan dampak negatif yang dapat
diamati saat memanen manfaatnya bagi peradaban kita?
Konsep pembangunan berkelanjutan diperkenalkan pada tahun 1980, memperoleh
publisitas luas dalam laporan 1987 Komisi Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan (Komisi Brundtland) dan berpuncak pada Konferensi PBB tentang Lingkungan dan
Pembangunan di Rio de Janeiro pada tahun 1992.
Istilah pembangunan berkelanjutan didefinisikan oleh Komisi Brundtland sebagai
“pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri”.
Komisi mencatat bahwa definisinya mengandung dua konsep kunci: kebutuhan, yang berarti “khususnya kebutuhan esensial kaum miskin di dunia”, dan batasan, yang berarti
“pembatasan yang disebabkan oleh keadaan teknologi dan organisasi sosial terhadap kemampuan lingkungan untuk memenuhi masa kini dan kebutuhan masa depan
Dengan demikian, pembangunan berkelanjutan mencakup faktor lingkungan, sosial dan ekonomi, yang dianggap sebagai kunci pemecahan masalah lingkungan, ekonomi dan pembangunan saat ini, dan telah dikembangkan menjadi cetak biru untuk menyelaraskan kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan.
Persyaratan utama untuk pembangunan berkelanjutan mencakup
keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan, semuanya terkait dengan
keberlanjutan sistem energi. Misalnya, jenis perubahan tekno-ekonomi yang dipertimbangkan oleh banyak orang sebagai kebutuhan untuk keberlanjutan jangka panjang biasanya mencakup pengurangan dalam penggunaan bahan bakar fosil untuk meminimalkan bahaya perubahan iklim global.
Alternatif untuk menggunakan bahan bakar fosil termasuk penggunaan
tenaga nuklir, fotovoltaik skala besar, budidaya biomassa intensif dan proyek pembangkit listrik tenaga air skala besar (di wilayah yang berlaku), serta
perubahan besar dalam pola konsumsi energi dan konservasi, meskipun ada perdebatan mengenai mana dari energi alternatif ini adalah yang paling
diinginkan dan layak.
Konsep pembangunan berkelanjutan berasal dari penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan dan masalah lingkungan yang terkait, dan juga telah menimbulkan pertanyaan penting tentang apa yang mungkin menjadi batas fisik atau lingkungan untuk pertumbuhan ekonomi atau daya dukung
maksimum lingkungan.
Batasan terkait keberlanjutan penggunaan energi meliputi [12]:
• Tingkat penggunaan sumber daya terbarukan tidak boleh melebihi tingkat regenerasinya.
• Tingkat penggunaan sumber daya tak terbarukan tidak boleh melebihi tingkat di mana pengganti terbarukan dikembangkan.
• Tingkat emisi polutan tidak boleh melebihi kapasitas asimilasi lingkungan yang sesuai.
GREEN ENERGY = CLEAN ENERGY
▪ Definisi
▪ Contoh implementasi dan jelaskan
▪ Ppt maksimal 5 slide
▪ Dipresentasikan
SUMBER ENERGI
HYDROGEN Riska Amelia Dewi
Damar Parama Nandiwardhana
ANGIN PRAWITASARI NUR LATHIFA Farrel Nabiel Melvinno
MATAHARI Smita Wastuwidyati
TENAGA AIR Gradella Veren Citra Ananta
GEOTHERMAL Stevani Dyah Arum Pratiwi Setya Hapsari Syahrul Ichsan Nurrachman
OMBAK/TIDAL/WAVE Ratna Paramita Putri
David Suwarno Kusweanto
BIOFUEL YUNITARI LISPANNI SIHOMBING HILMI MUSTHOFA MASYHUR
NUKLIR ANISA FERITRIANTI
MARCELLINO SINAR HUTAMA PANGARIBUAN