GREEN LEADER CAMP:
PENDIDIKAN LINGKUNGAN BERBASIS PETUALANGAN
Tagline Kampanye
DEWAN EKSEKUTIF MAHASISWA UIN SUNAN
KALIJAGA YOGYAKARTA
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terbagi menjadi 4 Kabupaten dan 1 Kota.
Yogyakarta dijuluki sebagai Kota Pelajar dan Kota Budaya. Julukan tersebut tentunya tak lepas dari aura keraton yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku masyarakat jogja sehingga setiap aktivitas manusia disini selalu
mempertimbangkan nilai budaya, sosial serta etika. Selain itu di Jogja juga terdapat banyak perguruan tinggi dan sekolah yang hampir ada disetiap penjuru wilayah Jogja. Dengan menyandang predikat tersebut menjadikan kota Yogyakarta menjadi pusat kajian dan sumber belajar.
Melihat kondisi saat ini, setiap tahunnya pasti banyak pendatang dari luar kota untuk menempuh Pendidikan di
Yogyakarta. Hal tersebut dikarenakan banyak sekolah dan perguruan tinggi di Yogyakarta yang menjadi favorit di tingkat nasional. Dengan selalu adanya gelombang pendatang yang masuk di wilayah Yogyakarta, tidak menutup kemungkinan kota Yogyakarta akan lebih padat setiap tahunnya dan menurunya ruang terbuka hijau. Selain itu dengan banyaknya aktivitas masyarakat di Kota Yogyakarta maka produksi sampah setiap harinya juga pasti bertambah. Kita ketahui Bersama, volume produksi sampah di DIY setiap harinya mencapai ± 1000 ton sampah. Banyaknya volume sampah tersebut tidak diimbangi dengan penambahan system pengolahan sampah yang memadai. Hampir seluruh volume sampah tersebut disalurkan ke 3 TPA yang ada di DIY. Dengan semakin bertambahnya volume sampah setiap harinya, maka tidak menutup kemunkinan tempat-tempat pembuangan sampah di DIY akan penuh. Hal tersebut sudah beberapa kali terjadi di TPST Piyungan dimana tempat tersebut sempat penuh dan ditutup beberapa hari. Efek dari penutupan TPST Piyungan tersebut juga sangat terasa di semua wilayah Kota Yogyakarta dimana banyak sampah yang akhirnya tertumpuk di penjuru jalan raya.
Latar Belakang Kampanye
Apabila kasus menumpuknya sampah di Kota Yogyakarta tidak ditangani dengan baik maka tidak menutup kemungkinan Kota Yogyakarta bisa terkena banjir seperti kota Jakarta. Bisa dilihat perbedaan geografis Yogyakarta sekarang dibandingkan Yogyakarta 10 tahun lalu. Sekarang sudah mulai terlihat efek dari krisis iklim di wilayah Yogyakarta seperti meningkatnya suhu udara yang menjadi lebih panas, terjadinya banjir ketika hujan, dll. Banjir yang terjadi di Yogyakarta tidak hanya banjir di pinggiran sungai, akan tetapi juga banjir di tengah kota. Hal tersebut disebabkan karena banyak tumpukan sampah di sungai dan selokan. Selain itu, hal tersebut juga disebabkan karena menurunnya ruang terbuka hijau di wilayah kota Yogyakarta. Bisa kita lihat sendiri bagaimana laju pembangunan di Yogyakarta, cepatnya laju pembangunan tersebut tidak diimbangi dengan reboisasi atau penghijauan di beberapa wilayah kota sehingga menyebabkan kota Yogyakarta terasa menjadi lebih panas dan riskan terkena banjir.
Dari keresahan tersebut, kelompok kami ingin mengajak generasi muda di Jogja untuk menjadi pelopor
kesadaran masyarakat sehingga menjadikan Kota Jogja lebih bersih dan aman dari banjir. Kami mengajak generasi muda karena potensi dari generasi ini kedapannya sangat bagus untuk menjadi pelopor kampanye. Kampanye yang akan kami buat bertema “Green Leader Camp: Pendidikan Lingkungan Berbasis Petualangan”. Maksud dari tema tersebut adalah kami ingin menjadikan peserta kampanye menjadi seorang “Green Leader” yang bisa mempelopori kampanye di masyarakat luas dan membuat kesadaran individu maupun kolektif tentang krisis iklim yang terjadi.
Kami membungkusnya dalam bentuk camp dan diisi dengan beberapa kegiatan yang seru dan menyenangkan supaya menarik banyak kaum muda untuk bergabung dalam kampanye.
Latar Belakang Kampanye
Target Kampanye
• Target Kampanye: Mahasiswa
• Karya Kampanye : Deklarasi Green Leader, Gerakan tanam pohon, Gerakan bersih-bersih sampah.
• Bentuk kampanye : Online dan Offline
• Media Kampanye : Media sosial, Poster, Spanduk
• Indikator Keberhasilan : Berkurangnya sampah di wilayah kampanye,
terbentuknya Green Leader, Terbentuknya kesadaran kolektif
Aktifitas April
1 2 3 4
1. Pencarian Green Leader
- Pembukaan pendaftaran calon peserta kampanye - Seleksi peserta calon kampanye
- Penetapan peserta kampanye 2. Persiapan Camp
- Peserta kampanye membat video opini tentang krisis iklim di Yogyakarta dan diposting di media social masing-masing - Persiapan perkap dan tempat acara kampanye
- Pemberangkatan peserta kampanye ke lokasi camp 3. Pelaksanaan Camp
- Penyampaian materi tentang krisis iklim di Yogyakarta - Penyampaian materi tentang pengolahan sampah - Penyampaian materi tentang ruang terbuka hijau di Yogyakarta
- Diskusi kelompok
- Deklarasi Green Leader dan pernyataan sikap - Gerakan bersih-bersih pantai
- Gerakan tanam pohon 4. Rencana Tindak Lanjut
🡨 bulan
🡨 minggu ke
Timeline Kampanye
BUDGET
Item Jumlah Keterangan Unit
(orang, paket, lembar, dll)
Frekuensi (berapa kali pembelian)
Budget/harga Satuan
(Unit Cost)
Sub Total
Konsumsi 50 paket 2 25000 2500000
Banner 2x3 meter 1 30000/m2 180000
Sewa tempat 1 Hari 1 1120000 1000000
Cetak
Pamflet/Poster
1000 lembar 1 1300 1300000
Spanduk 20 buah 1 20000 400000
TOTAL 5500000
Rencana Anggaran Kampanye
Analisis SWOT dari Kampanyemu
Weakness :
- Peserta kampanye terdiri dari berbagai wilayah dan instansi yang berbeda
- Belum adanya kemistri antar peserta
Strengths :
- Banyaknya peserta kampanye
- Peserta terdiri dari mahasiswa yang masih memiliki semangat kaum muda
- Peserta kampanye memiliki kapasitas dan kapabilitas mengenai isu yang dikampanyekan
- Peserta memiliki kemampuan untuk menjadi pelopor kampanye di masyarakat
Threats :
- Kurangnya dana untuk keberlanjutan kampanye -
Opportunities :
- Bisa menggandeng beberapa dinas atau instansi untuk kampanye
- Menarik perhatian kaum muda untuk bergabung ke kampanye karena dibungkus dengan kegiatan yang menyenangkan
- Mendapat dukungan dari masyarakat Yogyakarta