• Tidak ada hasil yang ditemukan

Halaman Persembahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Halaman Persembahan "

Copied!
265
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan data yang diperoleh, temuan kasus DBD di berbagai daerah didominasi oleh kelompok usia 5-14 tahun atau 43,25 persen dari seluruh kasus. Angka kejadian DBD di Indonesia masih terus meningkat dari tahun ke tahun (Tairas et al., 2015).

Rumusan Masalah

Kanujdoso Djatiwibowo Balikpapan memperoleh data sebanyak 50 kasus anak yang dirawat dengan DBD di ruang rawat inap Flamboyan C pada periode Agustus 2019 hingga Januari 2020. Berdasarkan fenomena di atas, akhirnya penulis tertarik untuk menyusun artikel ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Anak”. Anak penderita demam berdarah dengue dirawat di rumah sakit.

Tujuan Penelitian

Selain itu perawat juga diharapkan dapat mencegah terjadinya DSS dengan cara mengetahui tanda-tanda syok dan menanganinya dengan keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien DBD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kasus anak penderita DBD secara rinci dan mendalam, dengan penekanan pada aspek asuhan keperawatan pada klien anak penderita DBD.

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Medis Dengue Haemorragic Fever (DHF)

Jika terjadi perbaikan klinis, segera beralih kembali ke kristaloid, turunkan secara bertahap sebanyak 10 mL/kgBB/jam, dan evaluasi selama 4 - 6 jam. Bila membaik, turunkan menjadi 7 ml/kgBB/jam, kemudian 5 ml/kgBB/jam, dan terakhir 3 ml/kgBB/jam.

Masalah Keperawatan

Peningkatan diameter toraks anterior-posterior 4. Definisi: pengalaman sensorik atau emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan awitan tiba-tiba atau lambat dan intensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

Konsep Asuhan Keperawatan Anak dengan DHF

Pola pernafasan yang tidak efisien berhubungan dengan berkurangnya usaha pernafasan 1) Tujuan : Setelah prosedur dilakukan, kita berharap demikian. a) Frekuensi, ritme dan kedalaman pernafasan ditingkatkan b) Penggunaan otot bantu untuk pernafasan berkurang c) Kapasitas vital meningkat. Denyut nadi meningkat, nadi melemah, tekanan darah menurun, dll.) b) Pantau asupan dan haluaran cairan... a) Anjurkan peningkatan asupan cairan oral Kerjasama. a) Kerjasama dalam pemberian terapi cairan dan pemeriksaan elektrolit serum d. Perfusi perifer yang tidak efisien berhubungan dengan penurunan. Tingkat kesadaran meningkat c) Laju pernafasan membaik d) Denyut nadi membaik. e) Tekanan darah sistolik dan diastolik membaik. 2) Rencana tindakan.

Konsep Keperawatan Anak

Dalam keperawatan anak, individu (klien) adalah anak yang didefinisikan sebagai seseorang yang berumur kurang dari 18 (delapan belas) tahun dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, yang mempunyai kebutuhan khusus, yaitu kebutuhan jasmani, rohani, sosial, dan spiritual. Dalam memberikan pelayanan keperawatan, anak selalu diprioritaskan, karena kemampuannya dalam mengatasi permasalahan masih dalam proses pendewasaan yang berbeda dibandingkan orang dewasa karena struktur fisik anak dan orang dewasa berbeda baik dari ukuran hingga aspek kematangan fisik. Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang relevan adalah lingkungan eksternal dan internal yang berperan dalam perubahan status kesehatan anak.

Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan dengan tujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak, mengingat anak merupakan generasi penerus bangsa. Keperawatan anak merupakan suatu disiplin ilmu kesehatan yang menitikberatkan pada kesejahteraan anak sehingga perawat mempunyai tanggung jawab penuh dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Praktik keperawatan anak melibatkan kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, menilai, mengintervensi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka, menggunakan proses keperawatan yang konsisten dengan aspek moral (etika) dan hukum (legal).

Tujuan keperawatan anak dan keluarga adalah untuk meningkatkan maturitas atau kedewasaan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat. Pada tingkat kualifikasi tertentu, perawat harus mampu melakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas praktik keperawatan anak (Yuliastati & Arnis, 2016).

METODE PENELITIAN

  • Desain Penelitian
  • Subyek Penelitian
  • Definisi Operasional
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Prosedur Penelitian
  • Metode dan instrument Pengumpulan Data
  • Keabsahan Data
  • Analisis Data

Selain itu diperoleh data dari klien 1 dan 2 bahwa ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama. Selain itu klien 1 dan 2 mengalami muntah-muntah dan penurunan nafsu makan sehingga terjadi penurunan berat badan. Pada saat pemeriksaan klien 1 mengalami diare dan nyeri perut (Fauziah, 2017), namun klien 2 sejak 3 hari sebelum sakit dan sampai saat pemeriksaan belum BAB sama sekali dan tidak mengalami nyeri perut. sakit (Putri, 2019).

Pada klien 1 ditegakkan diagnosa keperawatan menurut Nanda (2015) yaitu defisiensi volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif. Pada klien 1 ditegakkan diagnosa keperawatan menurut Nanda (2015) yaitu ketidakseimbangan gizi lebih rendah dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya asupan makanan. Perencanaan asuhan keperawatan pada klien 2 sesuai SIKI (PPNI, 2018) dengan sasaran diagnosa defisiensi gizi setelah pelaksanaannya.

Perencanaan asuhan keperawatan pada klien 2 sesuai SIKI (PPNI, 2018) dengan diagnosa resiko perdarahan yang bertujuan untuk menurunkan laju perdarahan sesuai yang diharapkan dengan tindakan keperawatan. Dalam hal ini diperoleh data gejalanya sama yaitu Klien 1 dan Klien 2 mengalami demam yang fluktuatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Ibu klien mengatakan bahwa klien mengalami demam sejak 4 hari yang lalu, ibu mengatakan suhu tubuh masih fluktuatif, ibu klien juga mengatakan klien tidak BAB sejak hari Minggu sebelum masuk RS, kata ibu klien, nafsu makan pasien berkurang, minumnya kurang, kata ibu klien. Trombosit klien menurun. Pada pemeriksaan tanggal 21 Juni ibu klien mengatakan klien mengalami demam sejak 4 hari yang lalu, ibu mengatakan suhu masih fluktuatif, ibu klien juga mengatakan klien tidak buang air besar sejak hari minggu sebelum masuk rumah sakit, Ibu klien mengatakan nafsu makan pasien berkurang, minum kurang, ibu klien mengatakan trombosit klien menurun. Ibu klien mengatakan bahwa keluarga klien mempunyai penyakit yang sama yaitu kakak laki-laki klien, ibu mengatakan bahwa ibu menderita vertigo, dan tidak ada anggota keluarga lain yang menderita hipertensi, diabetes, jantung, atau penyakit lainnya.

19 Masa Prenatal Tidak ada data Ibu klien mengatakan bahwa pada saat hamil klien rutin memeriksakan kehamilan ke bidan sebulan sekali. Bentuk kepala normal, rambut klien tampak hitam, rambut klien berminyak dan lepek, tidak ada ketombe, tidak ada kutu. Mulut bersih, mukosa bibir kering, gigi rapi, tidak karies, lidah bersih, faring dan laring normal.

Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening atau pembengkakan kelenjar tiroid. Dada simetris antara kanan dan kiri, tidak ada retraksi dinding dada. Identifikasi kelainan kulit (pada kulit klien, bintik merah pada tangan klien sudah tidak ada lagi.

Pembahasan

Sedangkan pada klien 2 juga ditemukan 4 diagnosa keperawatan dengan menggunakan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (PPNI, 2017) yaitu hipovolemia berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, defisit nutrisi. Sedangkan pada klien 2 diagnosis ditegakkan sesuai standar diagnosis keperawatan Indonesia menurut (PPNI, 2017), dan diagnosis ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehingga menjadi defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis. Pada klien 1 penegakan diagnosa keperawatan belum sesuai dengan standar diagnosa keperawatan Indonesia menurut (PPNI, 2017) dan berdasarkan (PPNI, 2017) bahwa diagnosa hipertermia adalah hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus dengue. .

Pada klien 1 dan pemeliharaan diagnosa keperawatan diagnosa belum sesuai dengan standar diagnosa keperawatan indonesia menurut (PPNI, 2017) dan berdasarkan (PPNI, 2017) untuk diagnosa nyeri akut sampai nyeri akut berhubungan fisiologis. faktor berbahaya. Pada klien 2 pemeliharaan diagnosis keperawatan sesuai dengan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia menurut (PPNI, 2017) untuk menegakkan diagnosis risiko perdarahan. Terdapat faktor risiko yaitu gangguan koagulasi (misalnya trombositopenia), kurangnya paparan informasi tentang pencegahan perdarahan dan proses keganasan. Hal ini dikarenakan pada klien 1 trombosit klien mengalami penurunan dan hematokritnya juga meningkat menjadi 42% (normal 33-38%) (Fauziah, 2017).

Pada klien 1 diagnosis yang tidak muncul pada klien 2 adalah diagnosis nyeri akut dan diagnosis hipertermia. Sedangkan pada klien 2, diagnosis yang tidak muncul pada klien 1 adalah diagnosis defisit kognitif dan risiko perdarahan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Namun terdapat perbedaan keluhan antara klien 1 dan 2 yaitu pada klien 1 ditemukan data pasien mengalami nyeri perut dan pasien mengalami diare serta nyeri perut. Sedangkan Klien 2 terlihat kurang mendapat informasi tentang DBD, dan Klien 2 sudah 3 hari tidak buang air besar sejak sakit hingga saat penelitian dilakukan. Kesenjangan dengan klien 1 adalah terdapat tujuh diagnosa yang tidak terjadi yaitu risiko perdarahan, risiko syok (hipovolemik), perfusi perifer tidak efektif, pola pernafasan tidak efektif, intoleransi aktivitas, kecemasan dan defisit pengetahuan.

Pada klien 2 juga terdapat 7 diagnosa keperawatan yang tidak terjadi yaitu hipertermia, resiko syok (hipovolemia), perfusi perifer tidak efektif, pola pernafasan tidak efektif, nyeri akut, intoleransi aktivitas dan kecemasan. Perencanaan yang digunakan untuk kedua kasus klien, secara teori, hampir semua intervensi untuk setiap diagnosis dapat sesuai dengan kebutuhan klien. Pelaksanaan tindakan keperawatan dalam hal ini dilakukan sesuai dengan upaya keperawatan yang telah dilakukan, sesuai diagnosa yang diberikan dan sesuai analisa data dengan kebutuhan kedua klien DBD.

Pada pengkajian yang dilakukan peneliti pada klien 1 berdasarkan kriteria yang dikembangkan peneliti, terdapat 4 diagnosa keperawatan yang terselesaikan dengan baik sesuai rencana yaitu hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi virus), risiko hipovolemia berhubungan dengan kurangnya asupan cairan, nyeri akut berhubungan dengan faktor fisiologis yang merugikan, dan defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan makan). Sedangkan klien 2 juga mempunyai 4 diagnosa keperawatan yang terkonfirmasi dan teratasi dengan baik sesuai rencana yaitu hipovolemia berhubungan dengan kurangnya asupan cairan, defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan makan), kurangnya pengetahuan berhubungan dengan gangguan kognitif dan risiko. perdarahan yang berhubungan dengan trombositopenia.

Saran

Ibu klien mengatakan klien mengalami demam selama 4 hari, ibu mengatakan suhu tubuh naik turun, ibu klien mengatakan klien tidak buang air besar sejak hari minggu sebelum masuk rumah sakit, klien mengatakan merasa pusing. saat duduk dan berdiri klien mengatakan badan lelah, ibu klien mengatakan nafsu makan berkurang, minum kurang, ibu klien mengatakan trombosit menurun. Ibu klien mengatakan bahwa klien dirawat di RSUD Achmad Mochtar karena penyakit yang sama pada usia 4 tahun. Kondisi ibu setelah melahirkan tidak ada pendarahan, ASI bisa keluar dalam jumlah banyak.

Bila klien sehat maka klien rajin mandi, klien mandi dua kali sehari, namun karena sakit klien tidak mandi atau hanya menyeka dengan waslap basah. Saat klien sehat sering bermain dengan teman sebayanya, namun saat sakit klien berhenti bermain. BAC : Klien buang air kecil lancar, frekuensi 4 kali sehari, urin berbau, warna kuning, konsistensi cair dan tidak ada.

I : Rambut klien terlihat hitam, rambut klien berminyak dan lepek, tidak ada ketombe, tidak ada kutu. Bersih, tidak kotor, mata kiri dan kanan simetris, pupil isokorik, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemia, tidak ada gangguan penglihatan.

Referensi

Dokumen terkait

ffiffigffifqmiEs6& rBq lE lFiE@ffi{Effim!!ffiTrF4mm o e:6rn6 qfqffiem{dsfrffi qmftir@@$Fq 4h lnfft aiii ri{i... "lm.tut fiiqffi mqPrsFrnwffi