• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Hambatan Public Speaking Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi: Sebuah Kajian Literatur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Hambatan Public Speaking Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi: Sebuah Kajian Literatur"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HAMBATAN PUBLIC SPEAKING SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI: SEBUAH KAJIAN LITERATUR

Oleh: Ajeng Ayuning Tyas*, Aris Naeni Dwiyanti, Wahyu Nuning Budiarti UNUGHA Cilacap

e-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Penelitian ini adalah jenis penelitian studi kepustakaan dengan maksud dan tujuan untuk mengetahui public speaking siswa sekolah dasar kelas tinggi. Penelitian ini mengambil sumber data dari 6 jurnal nasional dan artikel yang telah diterbitkan. Dalam penelitian ini teknik analisis yang diambil adalah kajian isi atas jurnal dan artikel berita yang dijadikan sebagai data penelitian. Public speaking di beberapa Sekolah Dasar dapat dikategorikan rendah sedangkan public speaking sendiri dibutuhkan bagi siswa di jenjang pendidikan selanjutnya, dimana jenjang pendidikan tersebut meminta siswa untuk terampil dalam berbicara. Hal tersebut diakibatkan oleh kurangnya guru dalam melakukan pembiasaan berlatih public speaking. Adapun hal lain yang menjadi faktor penyebab rendahnya public speaking yaitu kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar baik itu di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat sehingga anak merasa kurang percaya diri dan membuat anak menjadi pasif dan pendiam. Dukungan yang dimaksudkan di atas adalah ketika anak memiliki keterampilan lebih dalam public speaking, orang tua atau lingkungan disekitarnya harus mendukung keterampilan yang dimiliki anak dengan memberikan motivasi agar keterampilan tersebut dapat berkembang. Bagi peneliti berikutnya yang melakuakan penelitian yang sama diharapkan dapat mengembangakan penelitian yang ingin diteliti dan lebih memfokuskan terhadap penelitian yang dilakukannya.

Kata kunci: kajian pustaka, public speaking , siswa sekolah dasar

Abstract

This research is a type of literature study research with the intent and purpose of knowing the public speaking of high school elementary school students. This study took data sources from 6 national journals and published articles. In this study, the analysis technique used was content review of journals and news articles which were used as research data. Public speaking in several elementary schools can be categorized as low while public speaking itself is needed for students at the next level of education, where this level of education requires students to be skilled in speaking. This is caused by a lack of teachers in making the habit of practicing public speaking. Another thing that is a factor causing low public speaking is the lack of support from the surrounding environment both in the family, school and community so that children feel less confident and make children passive and quiet. The support meant above is that when children have more skills in public speaking, parents or the environment around them must support the skills that children have by providing motivation so that these skills can develop. For future researchers who carry out the same research, it is hoped that they can develop the research they want to study and focus more on the research they are doing.

Keyword: literature review, public speaking, elementary school students

Pendahuluan

Kurikulum merdeka di tingkat SD, SMP, SMA menetapkan sejumlah karakter atau kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa dengan berdasarkan pada nilai pancasila. Karakter atau kompetensi tersebut adalah Profil Pelajar Pancasila atau singkatan dari PPP. Di dalam Profil Pemuda pancasila tersebut terdapat 6 karakter diantaranya (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, (2) berkebihnekaan global, (3) bergotong-royong, (4) mandiri, (5) bernalar kritis, (6) kreatif (Rusnaini, Raharjo, Suryaningsih, & Noventari, 2021). Seperti yang disebutkan sebelumnya salah satu karakter dari Profil Pemuda Pancasila adalah bernalar kritis. Dimana bernalar kritis sendiri merupakan jenis pemikiran yang dilakukan seseorang untuk menafsirkan atau menganalisis tentang apa yang dipelajarinya lalu menyampikan penafsiran tersebut dengan mengandalkan kemampuan berbicara yang dimiliki siswa agar dapat menyakinkan orang lain terhadap pemikiran yang dimilikinya. Kemampuan berbicara yang dimaksud adalah kemampuan menyampaikan pendapatnya atau pemikirannya dengan berani di depan umum yang disebut dengan public speaking. Kemampuan public speaking tidak hanya berguna untuk melatih kemampuan berbicara saja tetapi dapat juga meningkatkan kemampuan siswa dalam membangun sebuah argumen, pengetahuan tentang dunia dan sebagainya, pemahaman akan dirinya sendiri dan rasa peka terhadap orang lain (Pearson, Child, Herakova, Semlak, & Angelos, 2010). Selain itu, menurut Vevea dkk. (2010) berbicara di depan umum dapat meningkatkan efektivitas sebuah kelas

(2)

dan guru akan dengan mudah memahami masalah apa yang menghambat siswa dalam berbicara didepan umum. Dengan adanya keterampilan public speaking ini penting bagi setiap individu agar dapat berkomunikasi atau menjalin hubungan yang baik dalam masyarakat maupun di dunia kerja. Dari banyaknya manfaat public speaking, siswa cenderung berlatih keterampilan lain dibandingkan berlatih keterampilan berbicara karena mereka beranggapan bahwa berbicara adalah sebagai bagian integral dari seni bahasa (Boyce, Alber-Morgan, & Riley, 2016). Dari pendapat beberapa ahli di atas mengenai public speaking dapat disimpulkan bahwa pablic speaking memiliki banyak manfaat diantaranya meningkatkan kemampuan untuk membangun argumen, meningkatkan efektivitas kelas dan menjalin hubungan yang baik antar persona, akan tetapi banyak hambatan yang membuat pablic speaking tidak di minati oleh siswa karena keterampilan berbicara sebagai bagian integral dari seni bahasa.

Banyak dijumpai siswa di tingkat SMP, SMA bahkan di jenjang Perguruan Tingga kurang cakap dalam berbicara didepan umum. Hal tersebut dapat disebabkan oleh tidak adanya pembiasaan untuk berlatih public speaking di Sekolah Dasar (SD). Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa public speaking di Sekolah Dasar dikategorikan rendah. Sedangkan suatu kemampuan yang dibiasakan dari awal atau dari dasarnya membuat kemampuan tersebut menjadi lebih baik kedepannya.Kemampuan public speaking ini dapat diajarkan dikelas tinggi seperti kelas IV, V, VI, sehingga ketika siswa tersebut menyelesaikan studinya di sekolah dasar, di jenjang berikutnya siswa tersebut sudah memiliki bekal public speaking yang baik. selain sebagai bekal mereka untuk memasuki ke jenjang yang lebih tinggi, penerapan public speaking di kelas tinggi sekolah dasar ini sangat penting untuk melatih kepercayaan diri siswa, melatih siswa untuk menjadi pemimpin. Pelatihan dan pembelajaran public speaking dapat bermanfaat meningkatkan cara berkomunikasi siswa, meningkatkan kepercayaan diri siswa serta dapat meningkatkan kemampuan daya ingat dalam berfikir (Darsih, Hanggara, & Suhartini, 2023). Adapun (Oktavianti &

Rusdi, 2019) berpendapat bahwa public speaking adalah suatu bentuk seni berkomunikasi yang termasuk ke dalam keterampilan berbicara di depan umum. Akan tetapi tidak semua orang mampu berbicara dengan baik didepan umum dalam artian lancar dan menarik audiens yang mendengarkan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya tidak percaya diri, takut gagal dan ingin selalu berhasil, serta yang paling utama adalah kurangnya persiapan. Sedangkan menurut Al Fatah & Nafila (2022) melalui pendapatnnya public speaking merupakan kemampuan yang baik untuk diajarkan sejak dini. Pemahaman yang diberikan kepada siswa sekolah dasar harus disesuaikan dengan jenjang dan usai siswa tersebut sehingga anak akan berani berbicara di depan umum. Contoh pengajaran kemampuan berbicara yang diberikan kepada siswa sekolah dasar diantaranya yaitu dalam bentuk cerita (story telling) dan permainan bahasa tubuh.

Berdasarkan permasalahan di atas mengenai public speaking siswa Sekolah Dasar kelas tinggi, peneliti mempunyai maksud dan tujuan yaitu untuk mengetahui faktor penghambat public speaking di Sekolah Dasar, dikarenakan kurangnya rasa percaya diri dalam diri siswa sehingga dapat berdampak kedepannya terhadap keterampilan berbicara dijenjang berikutnya. Hal tersebut diakibatkan oleh tidak adanya pembiasaan oleh guru untuk berlatih public speaking . Selain itu ada faktor penyebab lain yaitu kurangnya dukungan dari lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi mengenai public speaking yang terdapat di Sekolah Dasar kelas tinggi

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kepustakaan. Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data atau informasi melalui berbagai macam sumber rujukan yang terdapat di perpustakaan (Sari R. K., 2021). Selain itu kegiatan ini dilakukan secara sistematis guna mengumpulkan kemudian mengolahnya dan terakhir menyimpulkannya dengan menggunakan teknik atau metode sehingga permasalahan dapat terpecahkan (Sari & Asmendri, 2020). Sumber referensi dari penelitian studi pustaka ini mengambil dari penelitian terdahulu yang sejenis seperti, jurnal, artikel serta berbagai catatan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Penelitian studi Kepustakaan ini dilakukan dengan mendalami mengenai teori dan konsep yang digunakan berdasarkan sumber referensi yang ada, diantaranya artikel-artikel yang telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah yang berisikan konsep dan teori yang serupa dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini obyek penelitiannya adalah public speaking.

Sementara itu, subyek penelitiannya yaitu siswa kelas tinggi Sekolah Dasar. Alat pengumpulan data dari penelitian ini mengambil dari beberapa jurnal yang terdapat diberbagai media elektronik seperti Google Scholar atau Google Cendekia. Di dalam media tersebut terdapat banyak penelitian yang relevan dengan permasalahan penelitian ini. Kata kunci yang digunakan untuk menelusuri jurnal jurnal yang relevan yaitu

“public speaking”. Hal tersebut menjadi alasan alat pengumpulan data dalam artikel ini adalah dengan menggunakan jurnal, artikel, dan catatan yang terdapat di dalam Google Shcolar atau Google Cendekia.

Untuk teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi yang dilakukan dengan mencari data melalui buku, catatan, artikel, jurnal dan sebagainya. Teknik analisis data yang digunakan dalam

(3)

penelitian ini yaitu analisis isi (memilih, membandingkan, menggabungkan dan memilah) sehingga dapat ditemukan permasalahan yang relevan (Mizaqon & Purwoko, 2017).

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang telah dilakukan mengenai penerapan Problem Based Learning dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran PKn kelas V di SD Negeri Beji, maka dapat diidentifikasi beberapa hasil penelitian diantaranya sebagai berikut.

Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel. Tabel tersebut terbagi menjadi 2 bagian berisikan jurnal studi kepustakaan yang memiliki permasalahan yang relevan dengan penelitian ini. Untuk tabel pertama berisikan tahun terbit artikel, nama jurnal dan jumlah artikel. Untuk tabel kedua merupakan tabel pembantu untuk mempermudah pemaparan hasil penelitian.

Tabel 1. Publikasi Jurnal

Tahun Nama Jurnal Jumlah Artikel

2021 Jurnal Kajian Penelitian dan Pendidikan dan Pembelajaran

1

2023 Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

1

2022 Jurnal Muttaqien 1

2019 Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia

1

2021 Jurnal Prosiding PKM-CSR 1

2022 Jurnal Karimah Tauhid 1

Tabel 2. Temuan Hasil Penelitian

No Penulis Metode Temuan Hasil Penelitian

1 Erfan Dwi Santoso Rizki Amalia Sholihah Yafita Arfina Mu’ti

Kualitatif Faktor penghambat keterampilan berbicara atau public speaking dalam Implementasi Muhadharah yaitu kurangnya minat dan rasa percaya diri dalam diri siswa

2 Roswita Oktavianti Farid Rusdi

Studi Kepustakaan

Ketidakpercayaan diri siswa ketika berbicara didepan umum sehingga menjadi faktor penghambat untuk berkomunikasi secara Efektif.

3 Yayu Sriwartini Djudjur Luciana R.

Studi Kepustakaan

Kurangnya motivasi siswa untuk berani berbicara dan berpendapat didepan umum menjadi salah satu masalah dari public speaking

4 Wafa Khilad Dalilah Mega Febriani Sya

Studi Kapustakaan

Tidak adanya pembiasaan untuk melatih public Speaking sehingga sulit untuk menguasainya

(4)

Dari diagram lingkaran di atas, dapat dikatakan bahwa faktor penghambat kemampuan public speaking siswa adalah cenderung kurang percaya diri. Dapat dilihat persentasennya terpaut jauh sekali, dimana siswa merasa kurang percaya diri karena belum terbiasa berlatih public speaking. Dengan demikian hal tersebut dapat membuat public speaking siswa sangat rendah. Kemampuan berbicara

atau public speaking berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat atau pemikirannya setelah melakukan analisis permasalahan dalam suatu materi pelajaran.

Kemampuan berbicara atau pablic speaking sangat penting dan diperlukan pada siswa Sekolah Dasar terutama untuk siswa Sekolah Dasar kelas tinggi, dimana nantinya mereka akan membutuhkan kemampuan soft skill ini untuk melanjutkan kejenjang berikutnya. Kemampuan berbicara merupakan salah satu keamampuan soft skill yang seharusnya dipertimbangkan dalam lulusan suatu jenjang pendidikan. Namun sering kali pihak pendidik mengabaikan hal tersebut, padahal soft skill merupakan faktor penting dalam membangun kemampuan komunikasi, kecerdasan emosi, integritas, pengelolaan stress, dan pengenalan adanya perbedaan bagi siswa, sehingga meningkatkan sikap kompetitif mereka di masa depan. Soft skill merupakan keterampilan atau kemahiran untuk berfikir, berbicara, bersikap dan bertindak yang terdapat dalam diri seseorang yang kemudian dapat dikembangkannya seiring waktu melalui pengaruh dari lingkungan. Dalam melakukan pembelajaran atau pelatihan soft skill perlu didukung oleh kondisi sehingga dapat mewujudkan belajar itu sendiri. Lingkungan, sumber, bahan ajar dan guru merupakan faktor penting dalam menumbuhkan soft skill yang dimiliki oleh siswa sehingga meraka harus bekerja sama dengan berkolaborasi untuk mewujudkannya (Sesara A., 2019). Sebagai contoh, seorang siswa belajar mengenai teks bacaan bahasa Inggris. Lalu siswa diperintah untuk membacakan teks tersebut atau pada saat ada tugas cara membahas tugas tersebut dengan meminta siswa untuk membacakan hasil pekerjaannya dan kemudian guru hanya mengoreksi kekurangan dari jawaban siswa. sementara itu, yang menjadi kekurangan atau penghambat dalam penyampaian hasil pekerjaan maupun dari bacaan bahasa Inggris yang dibaca terdapat pada pelafalan, kosakata dan struktur bahasa.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia pun seringkali siswa kesulitan dalam melakukan public speaking karena terkendala oleh kurangnya kosakata dan struktur bahasa yang baik sehingga menyebabkan rasa percaya diri untuk berbicara di depan umum rendah.

Dari hasil analisis yang dilakukan kepada 4 jurnal artikel menunjukan bahwa rendahnya kemampuan berbicara atau public speaking pada siswa sekolah dasar kelas tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang berbeda. Kenyataannya di sekolah dasar hanya sebagian kecil saja yang memanfaatkan kemampuan berbicara atau public speaking dalam proses pembelajaran. Kemampuan hard skill dalam bidang pengetahuan mungkin telah dikuasai dan dipahami siswa, akan tetapi kemampuan soft skill dalam berkomunikasi di depan umum masih diabaikan.

Faktor utama rendahnya kemampuan berbicara atau public speaking pada siswa Sekolah Dasar kelas tinggi yaitu kurangnya pembiasaan berlatih public speaking sehingga berakibat kurangnya rasa percaya diri untuk berbicara di depan umum. Metode pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan

20%

37%

30%

13%

Faktor Penghambat Kemampuan Berbicara /Public Speaking

Kurangnya Minat Kurangnya kepercayaan diri Kurangnya Motivasi Pembiasaan berlatih

(5)

tujuan untuk membuat individu atau siswa terbiasa dalam berfikir, bersikap dan berperilaku sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan (Abidin, 2018). Sedangkan Anggraeni ddk (2021) berpendapat bahwa metode pembiasaan ialah usaha yang dilakukan guru maupun orang tua membangun suatu hal, baik perilaku atau karakter menjadi lebih baik kedepannya. Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembiasaan merupakan suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan secara berulang ulang oleh guru atau orang tua kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir, bersikap dan berperilaku menjadi lebih baik.

Simpulan dan Saran

Hasil dari kesimpulan dalam penelitian ini, kemampuan berbicara atau public speaking sangat rendah karena siswa belum terbiasa berlatih public speaking sehingga rasa percaya dirinya untuk berbicara di depan umum kurang. Dengan demikian maka seharusnya guru, orang tua dan lingkungan berkolaborasi untuk memperbaiki kemampuan berbicara siswa. Rendahnya kemampuan berbicara atau public speaking mengakibatkan kurang cakapnya siswa dalam menyampikan pendapatnya atau hasil pemikirannya di depan umum sehingga siswa menjadi gagap berbicara di depan umum. Selain itu, rendahnya public speaking disebabkan oleh kurangnya pembiasaan untuk berlatih public speaking. Peran orang tua dalam mendukung dan mendorong anaknya ketika belajar dirumah yang kurang menjadi fakor rendahnya kemampuan berbicara atau public speaking. Bagi peneliti berikutnya yang akan melakukan kajian yang serupa diharapkan agar dapat mengembangkan dan memfokuskan terhadap hal yang sedang diteliti. Selain itu peneliti diharapkan dapat memperbanyak studi literatur terkait fokus kajian yang diteliti sehingga peneliti dapat dengan mudah memahami fokus kajian yang diteliti dan yang terakhir peneliti harus mampu meningkatkan ketelitian baik dari segi kelengkapan informasi maupun dari segi tata bahasa dan penulisan.

Ucapan Terima Kasih

Tidak disebutkan dalam naskah artikel

Daftar Pustaka

Abidin, A. M. (2018). Penerapan Pendidikan Karakter pada Kegiatan Ekstrakurikuler Melalui Metode Pembiasaan. Jurnal Kependidikan, 12, 183-196.

Al Fatah, S. A., & Nafila, A. (2022). Peranan Self Efficacy dalam Mengatasi Kecemasan Bearbicara di Depan Umum. Jurnal Muttaqien, 3, 265-273.

Anggraeni, C., Elan, & Mulyadi, S. (2021). Metode Pembiasaan untuk Menanamkan Karakter Displin dan Tanggung Jawab di RA Daarul Falaah Tasikmalaya. Jurnal PAUD Agapedia, 5, 100-109.

Boyce, J. S., Alber-Morgan, S. R., & Riley, J. G. (2016). Fearless Public Speaking. Childhood Education, 142-150.

Dalilah, W. K., & Sya, M. F. (2022). Problematika Berbicara Bahasa Inggris pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Kharimah Tauhid, 1, 474-480.

Darsih, E., Hanggara, A., & Suhartini, C. (2023). Menumbuhan Jiwa Kepemimpinan Siswa Melalui Pembelajaran Public Speaking pada SD Negeri 1 Desa Cipakem Kecamatan MaLeber. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 30-36.

Mizaqon, A., & Purwoko, B. (2017). Studi Kepustakaan Mengenal Landasan Teori dan Praktik Konseling Expressive Writing. Jurnak BK Unesa, 1-8.

Oktavianti, R., & Rusdi, F. (2019). Belajar Public Speaking Sebagai Komunikasi yang Efektif.

Jurnal Bakti Masyarakat, 2, 117-122.

Pearson, J. C., Child, J. T., Herakova, L. L., Semlak, J. L., & Angelos, J. (2010). Competent Public Speaking : Assessing Skill Development In The Basic Course. Basic Communication course Annual, 39-86.

Rusnaini, Raharjo, Suryaningsih, A., & Noventari, W. (2021). Jurnal Ketahanan Nasional.

Intensifikasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi Siswa, 230-249.

Santoso, E. D., Sholihah, R. A., & Mu'ti, Y. A. (2021). Strategi Ekstrakurikuler Muhadharah dalam Melatih Kemampuan Public Speaking Siswa MI. Jurnal Kajian Penelitian dan Pendidikan dan Pembelajaran, 6, 1029-1039.

(6)

Sari, M., & Asmendri. (2020). Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian Pendidikan IPA. Ejurnal UIN Imam Bonjol Padang, 6, 41-53.

Sari, R. K. (2021). Penelitian Kapustakaan dalam Penelitian Pengembangan Pendidikan Bahasa Indonesia. Jurnal Borneo Humaniora, 60-69.

Sesara A., I. K. (2019). Pengembangan Soft Skill pada Anak Usia Dini Melalui Aktivitas Belajar Matematika Awal di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Dharma Acarya ke-1, 537-546.

Sriwartini, Y., & Radjaguguk, D. L. (2021). Pelatihan Public Speaking Berbasis Storytelling Sebagai Bagian Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SD BPI Bandung. Jurnal Prosiding PKM-CSR, 4, 789-797.

Vevea, N. N., Pearson, J. C., Child, J. T., & Semlak, J. L. (2010). The Only Thing To Fear Is Public Speaking? : Exploring Predictors Of Communication In The Public Spaeking Classroom. Journal Of The Communication, Speech & Theatre Association Of North Dakota, 1-8.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, peneliti tertarik sehingga akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul penelitian “ strategi guru sekolah dasar dalam menumbuhkan disiplin

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari peneliti “Penerapan tipe cooperative script untuk meningkatkan keterampilan berbicara siwa di kelas V sekolah

Berdasarkan hasil kajian literatur tentang hasil belajar kognitif menggunakan model pembelajaran langsung pada siswa sekolah dasar dapat disimpukan bahwa dari 15 artikel

Data dalam penelitian Preferensi Bentuk Cerita Pendek Humor Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi berupa jawaban kuesioner terkait bentuk cerpen humor yang disukai siswa SD.. Sumber

Apakah pembiasaan shalat dhuha dapat mengembangkan Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient/SQ) pada siswa kelasVI Sekolah Dasar Negeri Butuh 2 Butuh Sawangan

Pentingnya Implementasi Pembelajaran Berbasis Android dalam Mengembangkan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas Tinggi Sekolah Dasar Adi Darma Surya Universitas PGRI Semarang E-mail:

ANALISIS TEORI PEMBELAJARAN BRUNER TERHADAP BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA SEKOLAH DASAR Linda Juliharti Pendidikan Dasar, Universitas Negeri Padang [email protected]

Februari 2023 55 MODEL PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR Rima Rikmasari, Muhammad Nur Hakim Universitas Islam “45”