Harapan,
Optimisme, dan Resiliensi
A.Fatima Az- Zahra 200701502121
Kelas 01/A
Apa itu harapan?
Harapan adalah kepercayaan bahwa hal yang diinginkan akan terjadi. Harapan
merupakan salah satu tabiat positif manusia yang dapat memberikan kekuatan untuk
menghadapi cobaan.
"Harapan selalu merawat manusia"
Harapan berevolusi dari optimisme kedalam bentuk yang lebih besar guna mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Seligman (2002) menjelaskan, bahwa
menemukan penyebab permanen dan universal dari
peristiwa baik serta menemukan penyebab temporer dan
spesifik untuk musibah, adalah seni harapan.
Optimisme
Seligman (2002) mengatakan optimis adalah pemikiran atau
ekspektasi positif terhadap masa depan.
Individu yang optimis merupakan
individu yang dapat melihat peluang yang ada, memiliki pandangan
positif, mengacu pada fakta logis, percaya diri, dan bisa menghadapi tantangan.
01 Permanence
Orang yang optimis yakin bahwa kejadian
negatif yang menimpanya bersifat sementara, sedangkan kejadian positif yang menimpanya bersifat lama atau permanen
02 Pervasiveness
Orang yang optimis yakin bahwa kegagalan yang terjadi karena sesuatu yang bersifat
spesifik, sedangkan kesuksesan disebabkan oleh sesuatu yang bersifat universal
03 Personalization
Orang yang optimis yakin bahwa kesalahan itu dari faktor eksternal, dan kesuksesan berasal dari faktor internal
Seligman (2006)
mengungkapkan optimisme
memiliki 3 aspek, yaitu:
Resiliensi
Resiliensi merupakan kemampuan untuk bangkit kembali (to bounce back) dari pengalaman emosi negatif dan kemampuan untuk beradaptasi secara
fleksibel terhadap permintaan-permintaan yang terus berubah dari pengalaman-pengalaman stres secara sehat dan produktif (Ong dkk., 2006; Tugade &
Fredericson, dkk., 2003)
Kemampuan dalam menghadapi kesulitan
Ketangguhan dalam menghadapi stres ataupun bangkit dari trauma yang dialami
Luthar (2003) menyebutkan secara umum resiliensi ditandai oleh sejumlah karakteristik, antara lain:
Holaday (Southwick, 2001), mengungkapkan bahwa
resiliensi banyak dipengaruhi faktor social support, yaitu:
Community support Personal support
Familial support serta budaya dan komunitas dimana individu tinggal
Intelegensi
Cara pemecahan masalah
Kemampuan dalam menghindar dari menyalahkan diri sendiri
Kontrol pribadi dan spiritualitas
Locus of control internal
Empati dan rasa ingin tahu
Cenderung mencari hikmah dari setiap pengalaman serta selalu fleksibel dalam setiap situasi
Selain itu, resiliensi juga dipengaurhi oleh faktor cognitive skill, diantaranya;
Dan yang terakhir dipengaruhi oleh psychological resources, yaitu;
Harapan,
optimisme, dan resiliensi
Diantara emosi positif tersebut,
optimisme dan harapanlah yang paling sering menjadi tema penelitian dan
pembahasan empiris (Seligman 2002).
Seligman (2002) juga mengungkapkan optimisme dan harapan memberikan daya tahan lebih baik dalam menghadapi depresi, memberikan kinerja yang lebih tinggi, dan kesehatan fisik menjadi lebih baik. Dengan demikian, untuk memiliki emosi positif, optimisme dan harapan perlu diupayakan dalam
hidup.
Secara pribadi, saya lebih tertarik dengan istilah resiliensi. Resiliensi
merupakan kekuatan dan ketangguhan yang ada dalam diri yang menurut saya sangat dibutuhkan untuk bangkit dari tekanan psikologis tertentu atau
pengalaman emosional negatif dan menekan akibat adanya peristiwa
traumatik secara sehat dan produktif.
Referensi
Hendriani, W. (2022). Resiliensi psikologi sebuah pengantar. Rawamangun: Prenada Media.
01
Luthar, S. S. (2003). Resilience and Vulnerability, Adaptation in the Context of Chilhood Adverities.
Cambridges: Cambridges University Press.
02
Ong, D. A., Bergeman, S. C., Bisconti, T. L., & Walles, K. A. (2006). Psychological resilience, positive
emotions, and succesful adaptions to stress in later life. Journal of personality and social psychology, 91(4), 730-749.
03
Seligman, M. E. (2002). Positive psychology, positive prevention, and positive therapy. Handbook of
positive psychology, 2, 3-12.
04
Seligman, M. E., Rashid, T., & Parks, A. C. (2006).
Positive psychotherapy. American psychologist, 61(8), 774.
05
Tuwah, M. (2016). Resiliensi Dan Kebahagiaan
Dalam Perspektif Psikologi Positif. El-Ghiroh: Jurnal Studi Keislaman, 10(1), 131-141.
06