Selain itu, penulis melanjutkan pendidikan di SMK Bhakti Indoseia Medika Pangkalan Bun dan tamat pada tahun 2017. Pada tahun 2017 juga penulis lulus dan melanjutkan pendidikan S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan BORNEO CENDIKIA MEDIKA Pangkalan Bun pada Program Studi S1 Farmasi dari empat pilihan program studi yang ada di instansi STIKes Borneo Cendikia Medika Pangkalan Bun.
ABSTRAK
Latar Belakang
Untuk menentukan formulasi optimal suatu salep berbahan dasar fraksi daun kemangi, komponen aktif harus dilarutkan dalam basis salep untuk menunjukkan bahwa sediaan salep berbahan dasar fraksi daun kemangi dapat menghasilkan produk dengan kualitas fisik yang dapat diterima (Jumardin, et. al., 2015 ). Mengenai penelitian Bessie Judit bahwa ekstrak daun kemangi dapat dibuat menjadi sediaan salep dan krim semi padat sebagai antibakteri.
Rumusan Masalah
Selain itu, daun kemangi telah terbukti mengandung sifat antidiabetes, antibakteri, dan antihiperglikemik, serta sifat antiinflamasi dan antioksidan. Maka pada penelitian yang berjudul Formulasi Sediaan Salep Semi Padat Menggunakan Metode Fraksinasi Daun Kemangi ini dirasa perlu untuk dilakukan sebagai pengembangan dari kedua penelitian diatas yang hanya sampai pada tahap ekstraksi saja, sehingga peneliti ingin mengetahui apakah semi -sediaan salep padat dapat dibuat dari fraksinasi daun kemangi dan untuk menguji mutu fisik sediaan.
Tujuan Penelitian
Menambah informasi ilmiah tentang fraksinasi daun kemangi yang diolah menjadi sediaan salep dengan variasi basa dan dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa lain dan dipublikasikan di jurnal. Sarana penyuluhan kepada warga bahwa daun kemangi fraksinasi dapat digunakan sebagai sediaan farmasi semi padat yaitu salep, sehingga manfaatnya dapat diketahui dan dikembangkan secara luas.
Uraian Tumbuhan
- Sistematika Tumbuhan
- Manfaat Tumbuhan
- Kandungan Kimia
Daun kemangi merupakan tanaman asli yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal, seperti sayuran, obat tradisional, bahan baku kosmetik, pengharum dan campuran bahan kuliner. Daun kemangi digunakan untuk obat demam, mual dan pembusukan susu (Larasati Diah Ayu, et.al., 2016).
Simplisia
- Jenis-Jenis Simplisia
- Metode Pembuatan Simplisia
Daun kemangi (Ocimum Sanctum L.) mengandung beberapa bahan kimia aktif, seperti minyak atsiri, alkaloid, eugenol, asam rosmarinic, saponin, flavonoid, tanin, dan fenol. Selain itu, ekstrak daun kemangi efektif melawan serangan radikal bebas serta menghambat dan menekan keberadaan karsinogen.
Berbagai Cara Pembuatan Simplisia
Tahapan Pembuatan
- Ekstraksi
- Proses Ekstraksi
- Ekstraksi Tanaman Obat
- Ekstrak kering
- Fraksinasi
- Salep
- Stabilitas Dan Evaluasi
- Kerangka konseptual
- Waktu dan Tempat Penelitian .1 Waktu Penelititan
- Desain Penelitian
- Populasi Sample Dan Sampling .1 Populasi
- Alat dan Bahan .1 Alat
- Definisi Operasional
- Prosedur Penelitian
- Analisis Data
Dalam pembuatan salep, obat padat harus dihaluskan sebelum digunakan, ditambahkan ke, dan/atau dilarutkan atau membentuk campuran eutektik dengan salah satu bahan. H 1 = Berdasarkan penelitian sebelumnya dan rumusan masalah, maka hipotesis penelitian dirumuskan bahwa terdapat sifat fisik sediaan yang stabil yang memenuhi persyaratan mutu fisik sediaan minyak dan yang memiliki pengaruh variasi basis fraksi daun kemangi, yang memiliki kestabilan sifat fisik sediaan yang memenuhi syarat mutu fisik sediaan salep. Penelitian ini merupakan metode eksperimen murni (true eksperimen) dengan rancangan penelitian yang terdiri dari penyederhanaan, ekstraksi, fraksinasi dan evaluasi stabilitas fisik sediaan minyak.
Penelitian ini memiliki variabel bebas berupa konsentrasi ekstrak daun kemangi dengan varian basa seperti absorbansi, air dan hidrokarbon. Ekstrak daun kemangi adalah daun kemangi yang diekstraksi dengan metode maserasi pelarut etanol kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental daun kemangi. Salep daun kemangi merupakan produk yang mengandung zat aktif dari ekstrak daun kemangi yang difraksinasi menjadi sediaan salep dengan varian basis yang berbeda.
Kemudian propil paraben dan alfa tokoferol dituang ke dalam mortar dan diaduk hingga homogen, kemudian ekstrak ditambahkan sedikit demi sedikit dan diaduk hingga homogen. Basis cair dicampur sampai menjadi homogen dalam mortar, kemudian lanolin anhidrat ditambahkan dan dicampur lagi sampai semua bahan tercampur sempurna. Selain itu propil paraben dan alfa tokoferol diaduk hingga homogen di dalam mortar, kemudian ekstrak ditambahkan sedikit demi sedikit dan diaduk hingga homogen.
PEG 400 ditambahkan dan diaduk hingga terbentuk massa yang kental dan homogen, dilanjutkan dengan penambahan metilparaben dan alfa-tokoferol dan diaduk hingga homogen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi Tanaman Daun Kemangi
Pengumpulan Bahan dan Pengolahan Simplisia
Tujuan pengeringan simplisia adalah untuk mendapatkan simplisia yang baik dan tahan lama selama penyimpanan, dengan cara mengeringkan sampel dan mencegah pembusukan simplisia akibat bakteri. Kadar air simplisia merupakan parameter penting yang dapat mempengaruhi kualitas simplisia, sehingga menjadi faktor penentu bagus atau tidaknya simplisia tersebut. Pada penentuan kadar air simplis pada daun kemangi, kadar airnya di bawah 10%, sehingga dapat disimpulkan bahwa simplis memenuhi persyaratan kadar air simplis.
Simplisia yang sudah kering selanjutnya akan disortir kering untuk membersihkan kontaminan yang terdapat pada simplisia yang sudah kering tersebut. Setelah melalui tahap penyortiran kering, dibuat serbuk simplisia dengan menggunakan blender untuk mempermudah proses pembuatan serbuk.
Ekstraksi Serbuk Simplisia Daun Kemangi
Hasil Standarisasi Simplisia
Parameter standarisasi bahan baku spesifik simplisia daun kemangi meliputi pemeriksaan identitas simplisia, penentuan kadar ekstrak larut air, penentuan kadar ekstrak larut etanol dan pemeriksaan organoleptik. Pemeriksaan organoleptik simplisia daun kemangi dilakukan dengan menggunakan panca indera yaitu pengamatan bentuk, warna, bau dan rasa simplisia. Dari hasil standardisasi data parameter spesifik simplis daun kemangi, hasil pemeriksaan identitas asal simplis yang digunakan adalah jenis tanaman daun kemangi (Ocimum Sanctum L) dan memiliki nama Indonesia yaitu kemangi. daun-daun.
Pemeriksaan organoleptik bahan baku simplisia bertujuan untuk mengetahui orientasi simplisia menggunakan fisik melalui tampilan warna, rasa, bentuk dan bau simplisia yang akan kita uji dan teliti. -kelarutan ekstrak simplisia daun kemangi adalah 3,8%, sedangkan persentase sari kelarutan etanol adalah 3,0%. Penilaian kadar air, keasaman (pH) dan berat jenis ekstrak merupakan karakteristik standarisasi non spesifik untuk simplisia daun kemangi. Kadar air simplisia dalam daun kemangi ditentukan dengan menggunakan teknik gravimetri, dimana sampel simplisia ditimbang sebanyak 10 gram dan ditempatkan dalam wadah yang telah ditara.
Penentuan derajat keasaman (pH) simplisia daun kemangi dilakukan dengan cara menyiapkan larutan sampel simplisia dengan konsentrasi 1% yaitu dengan menimbang 0,5 g sampel simplisia dan melarutkannya dalam 50 ml akuades. Penentuan berat jenis ekstrak daun kemangi dilakukan dengan cara mengencerkan 5% ekstrak dengan akuades yaitu dengan menimbang 0,75 gram ekstrak kental dan mengencerkannya dengan 15 ml akuades.
Hasil Skrinning Fitokimia dengan Metode Uji Reaksi
Pada uji fenol ditambahkan FeCl3 pada ekstrak daun kemangi untuk melihat adanya tanin terkondensasi yang mengakibatkan perubahan warna menjadi hitam pekat dimana ekstrak positif fenol (Ningsih Septia Dewi, dkk., 2020. Pada senyawa tanin uji, sampel ekstrak daun kemangi diberi FeCl3 1%, sehingga terbentuk warna hijau kehitaman. Pada hasil uji skrining fitokimia daun kemangi, diketahui bahwa daun kemangi memiliki metabolit sekunder yaitu: flavonoid, alkaloid, fenol , saponin dan tanin.
Untuk tekstur yaitu semua formula semi padat artinya terbentuk salep sesuai dengan ketentuan salep, sedangkan aromanya khas daun kemangi untuk masing-masing formula tersebut. Bentuk atau tekstur yang dihasilkan oleh ketiga formulasi salep tersebut adalah semipadat atau sediaan memiliki konsistensi semipadat. Adapun bau yang dihasilkan dari sediaan salep daun kemangi ini memiliki bau khas daun kemangi. Berdasarkan hasil pengujian pH salep dari fraksi daun kemangi, pengukuran pH diukur menggunakan pH meter dengan cara melarutkan salep dalam akuades yang telah dicampur dengan serbuk kalibrasi.
Uji homogenitas menunjukkan bahwa setiap formulasi homogen, yang ditunjukkan dengan tidak adanya gumpalan atau butiran kasar pada salep ekstrak daun kemangi. Komposisi salep yang homogen menunjukkan bahwa komponen salep dan ekstrak daun kemangi yang digunakan tercampur dengan baik, tidak ada gumpalan atau butiran kasar.
Hasil Uji Signifikan Stabilitas pH, Daya Sebar, Daya Lekat Dan Viskositas Menggunakan Program SPSS
Untuk stabilitas pH sediaan salep fraksi daun kemangi dengan formula etil asetat 1, 2 dan 3 maka menghasilkan nilai signifikansi yang sama yaitu 0,000 < 0,05 sehingga dapat dikatakan sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh stabilitas fisik terhadap daya sebar salep daun kemangi dengan pelarut n-heksana. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis sediaan salep dengan pelarut etil asetat diperoleh hasil uji shapirro wilk adalah f1 0,001<0,05, f2 0,002<0,05 dan f3 0,000<0,05 sehingga dapat dikatakan sampel tersebut tidak berasal dari berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh stabilitas fisik salep daun kemangi dengan pelarut etil asetat. Kemudian karena data tidak normal maka dilanjutkan dengan uji non parametrik dimana terlihat nilai signifikansi yang diperoleh menurut perhitungan Kruskal Wallis Test non parametrik yaitu nilai p<0,05 yaitu 0,670 > 0,05. . Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh stabilitas fisik salep daun kemangi terhadap daya lekat pelarut n-heksan.
Berdasarkan hasil analisis sediaan salep dengan pelarut n-heksana distribusinya tidak normal karena data < 0,05 sehingga tidak dapat dilanjutkan ke uji homogen. Selain itu berdasarkan hasil assay sediaan salep pelarut n-heksana tidak berdistribusi normal karena data < 0,05 sehingga tidak dapat dilanjutkan ke uji homogen.
Saran
Standarisasi spesifik dan nonspesifik ekstrak etil asetat daun Dandang Gendis (Clinacanthus Nutans). 2015). Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum L.) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Protobion, 4(1). Formulasi dan pengujian sifat fisik krim dan salep ekstrak etanol daun pare (Momordica charantia L.). 2017) Hasil dan Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Sanseviera sp. 2016) Uji aktivitas anti radikal bebas ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum l.) menggunakan metode dpph. Jurnal Fitofarmaka Indonesia.
Formulasi dan Evaluasi Salep Ekstrak Daun Siam (Chromolaena Odorata L.) dengan Variasi Dasar Salep, Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia, As-Syifaa Makassar Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Batang Kelor (Moringa oleifera).inu Indonesia Medicus. Formulasi Balsem Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum Sanctum Linn) dan Kegunaannya Sebagai Obat Tradisional, Makassar, As-Syifaa.Vol 07 (01) : Hal. 2021). Formulasi Gel Hand Sanitizer Ekstrak Rimpang Kumala Segar (Costus speciosus) Sebagai Antiseptik JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences Pengaruh Salep Berbasis Salep Pada Formulasi Salep Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) pada Kulit Dorsal Kelinci Akibat Staphylococcus infeksi aureus Pharmacon, 2(2).
2016). Formulasi salep minyak atsiri kemangi (Ocimum basilicum L.) dan uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum Sanctum L) Sebagai Hand Sanitizer (Disertasi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar). 2021). Uji efektivitas antibakteri sediaan krim ekstrak etanolik daun kemangi (Ocimum Basilicum L.) terhadap Staphylococcus aureus. Farmakon. Uji aktivitas antibakteri salep yang mengandung ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dengan variasi basa berbeda terhadap bakteri Staphylococcus aureus Journal of Pharmascience, 4(1).
Formulasi salep ekstrak etanol daun binahong (Anrederacordifolia (Ten.) Steenis) dengan variasi basis salep Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy.