4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pretest
Terdapat dua variabel yang di teliti oleh peneliti, yaitu burnout (X), efektivitas kerja dan kualitas pelayanan (Y), jumlah pertanyaan dalam kuesioner adalah 15 yang memawakili pertanyaan untuk variabel X dan Variabel Y.
Pretest pertama dilakukan adalah menguji validasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dengan menggunakan aplikasi SPSS dalam melakukan pengolahan data. Setiap pernyataan dinyatakan valid jika perbandingan nilai person correlation dengan nilai rTabel, dimana apabila nilai person correlation lebih besar dari rtabel. Untuk mengetahui rtabel menggunakan rumus df= n-2, sehingga df= 40-2= 38 maka rtabel adalah 0,312, dan melalui pengujian validasi yang dilakukan dengan memakai bantuan aplikasi SPSS didapatkan bahwa semua pernyataan yang terdapat pada variabel X dan Y adalah Valid.
4.1.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Pengujian menggunakan Software SPSS V.26. Uji validitas di peroleh bahwa nilai r- Hitung >r-Tabel diketahui 0.312 maka dapat dikatakan bahwa data tersebut valid. Kemudian akan losos uji reliabilitas apabila nilai dari cornbach alpha > 0.6 (Sujarweni, 2015) berdasarkan uji reliabilitas burnout didapatkan nilai cornbach alpha untuk semua item 0,896 yang terdiri dari 12 item, efektivitas kerja didapatkan nilai cornbach alpha untuk semua item 0,824 yang terdiri dari 10 item, kualitas pelayanan didapatkan nilai cornbach alpha untuk semua item 0,762 yang terdiri dari 10 item, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil olahan data dari penelitian ini lolos uji validitas dan reliabilitas.
Tabel 2. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
No Variabel Indikator Validitas Reliabilitas Keterangan
1. Burnout
B1 0.682
0.896
Valid
B2 0.716 Valid
B3 0.664 Valid
B4 0.732 Valid
B5 0.731 Valid
B6 0.685 Valid
B7 0.833 Valid
B8 0.575 Valid
B9 0.637 Valid
B10 0.674 Valid
B11 0.671 Valid
B12 0.700 Valid
No Variabel Indikator Validitas Reliabilitas Keterangan
1. Efektivitas Kerja
EK1 0.766
0.824
Valid
EK2 0.756 Valid
EK3 0.766 Valid
EK4 0.601 Valid
EK5 0.677 Valid
EK6 0.446 Valid
EK7 0.612 Valid
EK8 0.684 Valid
EK9 0.597 Valid
EK10 0.357 Valid
No Variabel Indikator Validitas Reliabilitas Keterangan
1. Kualitas Pelayanan
KP1 0.486
0.762
Valid
KP2 0.531 Valid
KP3 0.611 Valid
KP4 0.634 Valid
KP5 0.576 Valid
KP6 0.653 Valid
KP7 0.393 Valid
KP8 0.689 Valid
KP9 0.597 Valid
KP10 0.568 Valid
Sumber: data olahan SPSS, 2019 4.1.3 Uji Persyaratan Analisis Data
Pertama yaitu uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat sampel yang diteliti tersebut berdistribusi normal atau tidak. Pada uji normalitas memakai uji Kolmogorov Smirmov, pengujian ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada hasil pretest, posttets dengan SPSS dengan nilai sig. 5%. Adapun ketentuan dari uji normalitas ialah apabila nilai signifikan > α sehingga data terdistribusi normal sedangkan bila nilai signifikan < α sehingga data tidak normal.
Pada table one-sample kolmogorv-smirnov test mendapatkan hasil uji normalitas antara signifikan > 0,05, sehingga data itu normal. Data variabel efektivitas kerja mendapatkan nilai sig 0,200 maka nilai efektivitas kerja berdistribusi normal. Data variabel kualitas pelayanan mendapatkan nilai sig 0,121 maka nilai kualitas pelayanan berdistribusi normal.
Kedua yaitu uji Homogenitas Matriks Varian Covariance yaitu untuk mengetahui uji manova. Pada uji homogenitas matrik varian covarian ini apakah variabel x (burnout) berpengaruh dengan variabel y1 (efektivitas kerja) dan variabel y2 (kualitas pelayanan).
Hasil dari uji homogenitas matrik varian covarian ini dapat dilihat dari table box’s test of equality of covariance matrices. Nilai box’s M= 32.910 sedangkan nilai signya 0.112 sesuai dengan kriteria yang ad ajika nilai sig> 0,05 maka H0 nya di terima jadi dapat disimpulkan bahwa matrik covarian variabel Y (efektivitas kerja dan kualitas pelayanan) itu sama dengan matrik covarian variabel X (burnout).
Setelah dilaksanakannya uji homogenitas Matrik Varian Covarian dilanjutkan uji homogenitas varian yaitu persyaratan ke 2 yang wajib dilakukan sebelum menggunakan uji analisis multivarian (MANOVA). Terdapat perbedaan yang dilakukan antara uji homogenitas Matrik Varian Covarian dengan uji homogenitas varian yaitu pada uji homogenitas Matrik Varian Covarian untuk melihat Y1 dan Y2 (efektivitas kerja dan kualitas pelayanan) dapat berpengaruh signifikan terhadap variabel X (burnout) secara bersamaan sedangkan pada uji homogenitas varian yaitu untuk melihat pengaruh variabel Y1 (efektivitas kerja) berpengaruh terhadap variabel X (burnout) dan variabel Y2 (kualitas pelayanan) berpengaruh terhadap variabel X (burnout) secara individu.
Hasil uji homogenitas matrik varian covarian dapat dilihat ditabel Levene's Test of Equality of Error Variances. Pada tabel Levene's Test of Equality of Error Variances dapat di lihat nilai signifikan yang menunjukan bahwa ada pemgaruh terhadap variabel efektivitas kerja, dan nilai signifikan untuk variabel Kualitas pelayanan tidak berpengaruh. Jika ketetapan sig. 0,05 maka nilai efektivitas kerja > α. Maka H0 diterima, sedangkan kualitas pelayanan < α. Maka H0 ditolak, hal ini menunjukkan matrik varians kovarian pada variabel efektivitas kerjaq dan kualitas pelayanan adalah tidak sama. Sehingga bisa dilanjutkan dengan analisis uji multivariate (MANOVA).
Uji Hipotesis kali ini menggunakan uji multivariant test pada program SPSS 26.0 di lakukan guna melihat hipotesis yang telah dibuat bisa diterima atau tidak diterima, dan hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,
H0: Tidak adanya pengaruh burnout terhadap efektivitas kerja karyawan.
H1: Adanya pengaruh burnout terhadap efektivitas kerja karyawan.
H0: Tidak adanya pengaruh burnout terhadap kualitas pelayanan karyawan.
H1: Adanya pengaruh burnout terhadap kualitas pelayanan karyawan.
Pertama yang di lakukan yaitu uji multivariate. Pada tabel multivariate test menjelaskan bahwa uji perbadingan di ambil dari uji pillai’s trace, wilks’ Lambda, Hotelling Trace, Roy’s Larget Root. Hasil dari uji yang signifikan oleh prosedur pillai’s trace, wilks’ Lambda, Hotelling Trace, Roy’s Larget Root. Didapat nilai signifikannya 0,000, dimana 0,000<0,05 sesuai kriteria bahwa H0 ditolak dan H1 diterima maka burnout menunjukan adanya pengaruh terhadap efektivitas kerja dan kualitas pelayanan.
Kedua yang di lakukan yaitu uji of Between Subjects Effects. Berdasarkan tabel between subject effects bahwa signifikan efektivitas kerja 0,005 <0,05 maka H0 ditolak H1 diterima. Maka dapat disimpulkan burnout menunjukkan pengaruh terhadap efektivitas kerja karyawan.
Sedangkan pada signifikan kualitas pelayanan 0,091>0,05 maka H0 diterima jadi dapat disumpulkan tidak adanya pengaruh burnout terhadap kualitas pelayanan karyawan Superindo Soekarno Hatta Semarang.
4.1.4 Data Deskriptif Burnout, Efektivitas Kerja dan Kualitas Pelayanan
Menunjukkan rentang skala likert dari rata – rata jawaban respond pada kuisoner dengan dua variabel yang terdapat dalam penelitian yang dilakukan dengan menggunakan rumus:
Interval = 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎−𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒎𝒊𝒏𝒊𝒎𝒖𝒎
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒔 𝟓−𝟏
𝟓 = 0,8
Tabel 3. Tingkat Kategori Variabel
Range Keterangan
4,20-5,00 Sangat tinggi
3,40-4,19 Tinggi
2,60-3,39 Cukup
1,80-2,59 Rendah
1,00-1,79 Sangat Rendah Sumber: Olahan Exel, 2019
Untuk mengetahui kategori dari setiap variabel, maka perlu untuk mengetahui mean, berikut merupakan tabel penjelasan dari setiap variabel:
Tabel 4. Kategori Burnout
No Pernyataan Mean Katergori
1 Saya sering merasa sakit kepala ketika berada di tempat kerja 2.02 Rendah 2 Saya sering merasa mual ketika banyak pekerjaan 2.07 Rendah 3 Saya sering susah tidur karena pekerjaan yang belum selesai 2.57 Rendah 4 Saya sering merasa nafsu makan saya menurun karena
pekerjaan
2.15 Rendah 5 Saya sering merasa kurang bergairah dalam bekerja 1.85 Rendah 6 Saya sering melakukan kesalahan dalam bekerja 2.30 Rendah 7 Saya sering merasa sakit tetapi tubuh tidak seperti ketika sakit 2.20 Rendah 8 Saya merasa kehilangan perasaan dan perhatian, kepercayaan,
minat dan semangat ketika berada di tempat kerja
1.77 Sangat Rendah 9 Saya merasa tidak dapat mengatasi tuntutan pekerjaan dalam
bekerja
2.12 Rendah 10 Saya merasa cenderung mencapai prestasi rendah dalam
pekerjaan
2.22 Rendah 11 Saya merasa tidak ada satupun aktivitas pekerjaan yang saya
lakukan itu berarti atau bernilai bagi saya
1.62 Sangat Rendah 12 Saya selalu bersikap sinis ketika ada pengunjung yang
bertanya
1.62 Sangat Rendah
Total Rata-rata Burnout 2.04 Rendah
Sumber : Data Olahan SPSS
Pada table nomor 4 menunjukan bahwa nilai rata-rata dari variabel burnout sebesar 2,04 yang merupakan kategori rendah. Nilai rata-rata paling tinggi terdapat pada pernyataan ‘Saya sering susah tidur karena pekerjaan yang belum selesai’, dengan nilai rata-rata sebesar 2,57.
Sedangkan untuk nilai rata-rata yang paling rendah terdapat pada pernyataan ‘Saya merasa tidak ada satupun aktivitas pekerjaan yang saya lakukan itu berarti atau bernilai bagi saya’ dan ‘Saya selalu bersikap sinis ketika ada pengunjung yang bertanya’ dengan nilai rata-rata 1,62.
Berikut ini adalah tabel nomor 5 tentang efektivitas kerja.
Tabel 5. Kategori Efektivitas Kerja
No Pernyataan Mean Kategori
1 Saya mengandalkan kemampuan pengetahuan saya ketika bekerja
4.15 Tinggi 2 Saya mengandalkan kemampuan kecakapan interpersonal
ketika bekerja
4.12 Tinggi 3 Saya mengandalkan kemampuan teknis ketika bekerja 4.00 Tinggi 4 Saya berusaha meningkatkan prestasi kerja saya 4.52 Sangat Tinggi
5 Saya pantang menyerah ketika bekerja 4.32 Sangat Tinggi
6 Saya bersikap aktif ketika bekerja 4.17 Tinggi
7 Saya berani menerima tugas baru yang belum pernah saya dapatkan
4.50 Sangat Tinggi
8 Saya selalu bersikap tenang ketika menghadapi konsumen 4.20 Sangat Tinggi 9 Saya selalu bersikap fleksibel ketika bekerja 4.12 Tinggi 10 Faktor cuaca tidak mempengaruhi semangat kerja saya 3.95 Tinggi
Total Rata-rata Efektivitas Kerja 4.20 Sangat Tinggi
Sumber ; Data Olahan SPSS
Pada tabel nomor 5 diatas, menunjukan bahwa nilai rata-rata dari variabel efektivitas kerja adalah 4,20 dan termasuk kategori sangat tinggi. Nilai rata-rata paling tinggi terdapat pada pernyataan ‘Saya berusaha meningkatkan prestasi kerja saya” dengan nilai rata-rata sebesar 4,52.
Sedangkan untuk nilai rata-rata nilai yang paling rendah terdapat pada pernyataan ‘Faktor cuaca tidak mempengaruhi semangat kerja saya’ dengan nilai rata-rata sebesar 3,95.
Berikut ini adalah tabel nomor 6 tentang kualitas pelayanan Tabel 6. Kategori Kualitas Pelayanan
No Pernyataan Mean Kategori
1 Saya merasa tempat kerja saya nyaman 4.37 Sangat Tinggi
2 Saya mengutamakan kecepatan ketika bekerja 4.17 Tinggi 3 Saya bersikap simpatik ketika bekerja 4.30 Sangat Tinggi 4
Saya selalu tanggap memberikan pelayanan yang cepat atau responsif serta diiringi dengan cara penyampaian yang jelas dan mudah dimengerti kepada konsumen.
4.22
Sangat Tinggi
5 Saya selalu memberikan jaminan dan kepastian kepada konsumen dengan mengutamakan sikap sopan santun
4.20
Sangat Tinggi
6
Saya selalu berusaha untuk berkomunikasi dengan baik dan memberikan seluruh pengetahuan saya kepada konsumen sehingga tumbuh rasa percaya dari konsumen kepada saya
4.25
Sangat Tinggi
7 Saya memberikan perhatian yang tulus dan bersifat pribadi kepada pelanggan
4.02
Tinggi
8
Saya memiliki pengertian dan pengetahuan tentang konsumen, memahami kebutuhan konsumen secara spesifik serta memberikan waktu yang nyaman bagi konsumen
3.85
Tinggi 9 Saya memahami kebutuhan konsumen secara spesifik 3.92 Tinggi 10 Saya memberikan waktu yang nyaman bagi konsumen 4.07 Tinggi
Total Rata-rata Kualitas Pelayanan 4.14 Tinggi
Sumber : Data Olahan SPSS
Pada table nomor 6 diatas, menunjukan bahwa nilai rata-rata dari variabel kualitas pelayanan adalah 4,14 dan termasuk kategori tinggi. Nilai rata-rata paling tinggi terdapat pada pernyataan ‘Saya merasa tempat kerja saya nyaman” dengan nilai rata-rata sebesar 4,37.
Sedangkan untuk nilai rata-rata nilai yang paling rendah terdapat pada pernyataan ‘Saya memiliki pengertian dan pengetahuan tentang konsumen, memahami kebutuhan konsumen secara spesifik serta memberikan waktu yang nyaman bagi konsumen‘ dengan nilai rata-rata sebesar 3,85.
4.2 Pembahasan
Uji hipotesis sebelumnya yang menjelaskan bahwa burnout berpengaruh terhadap efektivitas kerja. Artinya burnout memiliki pengaruh negatif terhadap efektivitas kerja akan tetapi di Superindo Soekarno Hatta Semarang burnout yang terjadi rendah sehingga tidak mengganggu efektivitas kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil tersebut menolak penelitian Kartika (2019). Maka penelitian yang dilakukan mendapatkan hasil yang berbanding terbalik dengan penelitian Kartika (2019) yang mendapatkan hasil penelitian bahwa burnout berpengaruh terhadap efektivitas kerja.
Hipotesis sebelumnya menyatakan bahwa burnout tidak berpengaruh terhadap kualitas pelayanan. Artinya burnout yang ditimbulkan di Superindo Soekarno Hatta Semarang rendah sehingga tidak mengganggu kualitas pelayanan yang tetap terjaga dengan baik. Maka penelitian yang dilakukan mendapatkan hasil yang sama dengan penelitian terdahulu Andie (2007) yaitu tidak adanya pengaruh burnout terhadap kualitas pelayanan.
Pada variabel efektivitas kerja, karyawan mempunyai kategori sangat tinggi. Hal tersebut terjadi dikarenakan perusahaan memberikan fasilitas berupa lingkungan kerja yang baik, memberikan pelatihan SDM yang baik, meyakinkan bahwa mereka mampu serta memberikan apresiasi sebagai motivasi agar mereka mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
Berdasarkan data deskriptif juga memperlihatkan data burnout pada Superindo Soekarno Hatta Semarang, termasuk pada kategori yang rendah. Dalam berbagai dimensi yang terdapat pada burnout, rata-rata hasil yang ditunjukan masuk dalam kategori rendah, ini berarti perusahaan atau Superindo Soekarno Hatta Semarang sangat memperhatikan karyawannya dengan menciptakan lingkungan kerja yang bagus, antara karyawan saling mengenal kemudian saling berkerjasama satu sama lain dan adanya kesetaraan visi misi antara store manager dengan divisi lainnya yang menimbulkan tidak adanya kesalahan ataupun beban kerja berlebih terhadap karyawan. Secara keseluruhan mendukung hasil penelitian dari Andie (2007) yang mengatakan bahwa antara Burnout dan kualitas pelayanan tidak memiliki pengaruh atau dapat dikatakan negatif.
Pada variabel kualitas pelayanan, karyawan mempunyai kategori Tinggi. Hal tersebut terjadi dikarenakan Perusahaan mampu memberikan motivasi kepada karyawan serta pengertian akan pentingnya rasa tanggung jawab agar karyawan mampu memunculkan kesadaran diri terhadap kewajiban yang harus dilakukan oleh karyawan tersebut dan diharapkan pula mampu memunculkan rasa memiliki terhadap perusahaan. Dalam berbagai dimensi juga mayoritas masuk dalam kategori yang tinggi.
Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan, diketahui bahwa Burnout berpengaruh terhadap Efektivitas kerja, dan burnout tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pelayanan. Sehingga artinya di Superindo Soekarno Hatta Semarang terjadi adanya burnout tetapi tidak sepenuhnya mempengaruhi karena adanya SOP dan standar kerja yang tegas. Kerja dengan standar SOP yang
tegas menghindarkan terjadinya inefktivitas dan penurunan kualitas pelayanan. Sehingga burnout tidak mengganggu efektivitas kerja dan kualitas pelayanan yang tetap terjaga dengan baik.