• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL LAPORAN BELAJAR MANDIRI TUTORIAL SKENARIO A BLOK 24

N/A
N/A
Edgina Safa Nabilah

Academic year: 2024

Membagikan "HASIL LAPORAN BELAJAR MANDIRI TUTORIAL SKENARIO A BLOK 24 "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL LAPORAN BELAJAR MANDIRI TUTORIAL SKENARIO A BLOK 24

Nama : Edgina Safa Nabilah

NIM : 04011182126006

Kelas/No.Absen : Gamma 2021 / 02

Kelompok : G3

Tutor : dr. Dewi Rosariah Ayu, SpA(K)

A. Learning Issue

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoiesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.

Anemia defisiensi besi ditandai oleh anemia mikrositer hipokrom dan hasil laboratorium yang menunjukkan cadangan besi kosong (besi serum menurun, TIBC meningkat, saturasi transferin. Anemia defisiensi besi secara garis besar dapat disebakan oleh hal-hal berikut:

a. Kekurangan Asupan Besi  faktor nutrisi, diet tidak adekuat, kualitas besi dan gangguan absorpsi besi.

b. Kehilangan Besi  perdarahan saluran cerna, saluran kemih, saluran genitalia perempuan, infeksi cacing tambang, dan gangguan hemostasis.

c. Kebutuhan Besi Meningkat  pada prematuritas anak dalam masa pertumbuhan dan kondisi kehamilan serta menyusui

Anemia akibat cacing tambang adalah anemia defisiensi besi yang disebabkan infeksi cacing tambang berat (TPG >2000). TPG disini berarti telur per gram feses.

Pada kasus skenario, ditemukan bahwa Tn. Rambo merupakan seorang pekerja tambang dimana terjadi kontak langsung dengan lingkungan kerja yaitu tanah dan pasir sehingga meningkatkan faktor risiko terjadinya infiltrasi parasit Soil Transmitted Helminth (STH)  infeksi cacing tambang. Namun, perlu dilakukan pemeriksaan tinja untuk mengidentifikasi telur cacing tambang dalam sampel tinja menggunakan mikroskop.

(2)

Anemia defisiensi besi terjadi ketika cacing tambang dewasa menempel pada mukosa dan sub-mukosa di mana mereka menyebabkan usus kehilangan darah.

1. Tatalaksana Farmakologis dan Non Farmakologis

Tatalaksana prinsip utama adalah suplementasi besi dan mengatasi etiologi penyebab anemia, misalnya pada kasus ini mengobati infeksi cacing yang dialami.

Farmakologis : a. Terapi kausal

Infeksi parasit cacing  Albendazole 400 mg dosis tunggal. (Selama 3 hari berturut-turut menunjukkan hasil yang lebih baik)

b. Terapi preparat besi oral

Dewasa : Sulfas ferosus PO 3x200 mg, selama 3-6 bulan dievaluasi setiap 4 minggu dosis pemeliharaan 100-200 mg/hari. Tiap 200 mg sulfas ferosus mengandung 66 mg besi elemental, absorpsi 50 mg besi  meningkatkan 2-3x.

c. Terapi besi paraenteral

Indikasi diberikan terapi besi paraenteral antara lain: intoleransi dengan besi oral, kepatuhan pasien rendah, gangguan pencernaan yang dapat kambuh, penyerapan terganggu, atau kehilangan banyak darah, kebutuhan yang meningkat.

Mengembalikan kadar Hb dan mengisi besi 500-1000 mg (rumus kebutuhan besi

= (15-Hb sekarang) x BB x 2,4 + 500 atau 1000 mg. Tersedia : Iron dextran complex (50mmg/ml besi), sodium ferric gluconate, iron sucrose.

d. Transfusi diberikan jika Hb ≤ 6 g/dL, terdapat infeksi berat atau kondisi dehidrasi berat.

Non- Farmakologis :

a. Memperhatikan intake nutrisi harian seperti banyak konsumsi asupan hati, daging merah, telur, sayuran hijau, dan buah-buahan.

b. Penyerapan besi juga diperhatikan, konsumsi teh tidak dianjurkan karena dapat menghambat penyerapan besi dilambung, sedangkan pada kondisi pH lambung asam merupakan kondisi yang baik untuk penyerapan besi. (Vitamin C 3x100 mg)

c. Menghindari kontak langsung transmisi dengan tanah dan pasir yang merupakan media penularannya.

d. Menjaga sanitasi dan higienitas diri.

(3)

Respon terapi baik apabila :

a. Retikulosit naik pada minggu pertama, puncak pada hari ke 10 dan kembali normal setelah hari ke 14.

b. Kenaikan Hb 0,15 g/hari / 2 g/dl setelah 3-4 minggu c. Hb normal setelah 4 minggu

Tidak baik  Evaluasi ulang

a. Pasien tidak patuh sehingga obat tidak diminum b. Dosis yang kurang

c. Ada penyakit lain ataupun diagnosis tidak sesuai

2. Komplikasi

a. Trombosis  Zat besi adalah kofaktor untuk beberapa enzim yang terlibat dalam proses koagulasi darah. Kekurangan zat besi dapat memengaruhi aktivitas enzim-enzim ini dan mempengaruhi koagulasi darah.

b. Hipokalemia  salah satu mekanisme yang terlibat adalah perubahan struktur membran sel darah merah dan perubahan permeabilitas sehingga memudahkan transportasi ion kalium keluar dari sel.

c. Gangguan kardiovaskuler  Jantung bekerja lebih berat sebagai bentuk kompensasi karena tubuh mendapat suplai oksigen yang sedikit atau tidak adekuat.

d. Penurunan kualitas hidup, pekerjaan serta produktifitas.

B. Analisis Masalah

1. Bagaimana tatalaksana farmakologis dan non- farmakologis terhadap keluhan yang dialami pasien ?

Jawab : Farmakologis :

a. Terapi kausal

Infeksi parasit cacing  Albendazole 400 mg dosis tunggal. (Selama 3 hari berturut-turut menunjukkan hasil yang lebih baik)

b. Terapi preparat besi oral

Dewasa : Sulfas ferosus PO 3x200 mg, selama 3-6 bulan dievaluasi setiap 4 minggu dosis pemeliharaan 100-200 mg/hari.

c. Terapi besi paraenteral

(4)

Mengembalikan kadar Hb dan mengisi besi 500-1000 mg (rumus kebutuhan besi

= (15-Hb sekarang) x BB x 2,4 + 500 atau 1000 mg. Tersedia : Iron dextran complex (50mmg/ml besi), sodium ferric gluconate, iron sucrose

d. Transfusi diberikan jika Hb ≤ 6 g/dL, terdapat infeksi berat atau kondisi dehidrasi berat.

Non- Farmakologis :

a. Memperhatikan intake nutrisi harian seperti banyak konsumsi asupan hati, daging merah, telur, sayuran hijau, dan buah-buahan.

b. Penyerapan besi juga diperhatikan, konsumsi teh tidak dianjurkan karena dapat menghambat penyerapan besi dilambung, sedangkan pada kondisi pH lambung asam merupakan kondisi yang baik untuk penyerapan besi. (Vitamin C 3x100 mg)

c. Menghindari kontak langsung transmisi dengan tanah dan pasir yang merupakan media penularannya.

d. Menjaga sanitasi dan higienitas diri

2. Apa komplikasi yang dapat timbul apabila keluhan yang dialami Tn. Rambo tidak mendapat penganganan yang baik ?

Jawab :

Berikut beberapa komplikasi yang dapat terjadi :

a. Trombosis  Zat besi adalah kofaktor untuk beberapa enzim yang terlibat dalam proses koagulasi darah. Kekurangan zat besi dapat memengaruhi aktivitas enzim-enzim ini dan mempengaruhi koagulasi darah.

b. Hipokalemia  salah satu mekanisme yang terlibat adalah perubahan struktur membran sel darah merah dan perubahan permeabilitas sehingga memudahkan transportasi ion kalium keluar dari sel.

c. Gangguan kardiovaskuler  Jantung bekerja lebih berat sebagai bentuk kompensasi karena tubuh mendapat suplai oksigen yang sedikit atau tidak adekuat.

d. Penurunan kualitas hidup, pekerjaan serta produktifitas.

(5)

Daftar Pustaka

Bakta, IM. 2007. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC

Liwang, Ferry, dkk. (editor). (2020). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi ke-5 (Edisi ke- 5). Depok: Media Aesculapius Fak. Kedokteran UI.

Referensi

Dokumen terkait