Sehingga dalam pelaksanaan pendidikan karakter siswa harus ada kerjasama, misalnya kerjasama dengan orang tua siswa. Upaya apa yang dilakukan orang tua dalam pendidikan karakter pada siswa di SDN 1 Singgahan, Pulung, Ponorogo pada tahun pelajaran 2014/2015. Bagaimana proses penerapan metode yang dilakukan orang tua terhadap implementasi pendidikan karakter siswa di SDN 1 Singgahan, Pulung, Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015.
Untuk mengetahui upaya orang tua terhadap pendidikan karakter siswa SDN 1 Singgahan, Pulung, Ponorogo tahun ajaran 2014/2015. Untuk mengetahui proses penerapan metode yang dilakukan orang tua dalam pelaksanaan pengajaran karakter siswa di SDN 1 Singgahan, Pulung, Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015. Sedangkan kasus dalam penelitian ini adalah “Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Pengajaran Karakter Siswa di SDN 1 Singgaha Pulung Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Data dan Sumber Data
Prosedur Pengumpulan Data
Ada dua hal penting yang mempengaruhi kualitas dan hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian ini peneliti mengamati perilaku siswa terhadap guru dan teman sebaya serta peran orang tua dalam meningkatkan pendidikan karakter siswa di SDN 1 Singgahan Pulung Ponorogo. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data ketika peneliti ingin melakukan penyelidikan pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang ingin diselidiki, namun ketika peneliti ingin mengetahui sesuatu dari responden secara lebih mendalam.
Metode penelitian pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan penelitian dan pengembangan (Bandung: Alfabeta a) Kepala Sekolah untuk memperoleh data umum tentang implementasi pendidikan karakter.
Teknik Analisis Data
Saat pengumpulan data sedang berlangsung, langkah-langkah reduksi berikut dilakukan (membuat ringkasan, pengkodean, menelusuri tema, membuat cluster, membuat partisi, dan menulis memo). Data yang disajikan di sini sebagai sekumpulan informasi terstruktur yang memberikan peluang untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan. Dengan melihat penyajian data, peneliti dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang perlu dilakukan berdasarkan wawasan yang diperoleh peneliti dari penyajian tersebut.
Kesimpulan akhir mungkin tidak akan sampai pada pengumpulan data terakhir, tergantung pada besar kecilnya kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, metode penyimpanan dan pengambilan yang digunakan, kemampuan atau ketrampilan percakapan peneliti dan kebutuhan pemberi dana, namun seringkali kesimpulannya telah dirumuskan terlebih dahulu, meskipun telah dinyatakan induktif terus-menerus. Observasi persistensi bertujuan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur suatu situasi yang sangat relevan dengan isu atau permasalahan yang dicari, kemudian memusatkan perhatian pada hal-hal tersebut secara detail.
Oleh karena itu, triangulasi dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil dari metode yang digunakan berjalan dengan baik.
Tahapan-Tahapan Penelitian
Tahapan kerja lapangan yang meliputi pemahaman lingkungan penelitian dan persiapan serta persiapan diri untuk terjun ke lapangan dan berpartisipasi dalam pengumpulan data, kemudian dicatat secara cermat, menuliskan peristiwa yang diamati, dan menganalisis data lapangan secara intensif yang dilakukan. setelah penelitian selesai. menyelesaikan.
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Bab kedua merupakan landasan teori dan/atau studi literatur yang berfungsi untuk menguraikan teori tentang peran orang tua dalam meningkatkan pembentukan karakter siswa di SDN 1 Singgahan Pulung Ponorogo, serta studi literatur yang dilakukan terhadap berbagai judul yang berkaitan dengan judul penelitian yang sedang dilakukan. Bab ketiga berisi tentang temuan penelitian yang memberikan gambaran mengenai lokasi penelitian, meliputi sejarah singkat berdirinya SDN 1 Singgahan Pulung Ponorogo, letak geografis SDN 1 Singgahan Pulung Ponorogo, visi, misi dan tujuan SDN 1 Singgahan Pulung Ponorogo, Struktur Kepengurusan SDN 1 Singgahan Pulung Ponorogo, dan uraian data spesifik upaya orang tua dalam meningkatkan pengajaran karakter siswa di SDN 1 Singgahan Pulung Ponorogo, dan proses penerapan metode yang digunakan orang tua dalam melaksanakan siswa pendidikan karakter di SDN 1 Singapura Pulung Ponorogo. Bab keempat merupakan analisis data yang berisi tentang upaya orang tua dalam pendidikan karakter siswa SDN 1 Singgahan Pulung Ponorogo dan proses penerapan metode yang dilakukan orang tua dalam meningkatkan pendidikan karakter siswa di SDN 1 Singhahan.
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berfungsi untuk membantu pembaca memahami inti penelitian yang dilakukan.
HASIL PENELITIAN
Data Umum
- Sejarah Berdiri dan Letak Geografis SDN 01 Singgahan Pulung Ponorogo
- Sarana dan Prasarana SDN 1 Singgahan Pulung Ponorogo
Dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, sarana prasarana tersebut diharapkan dapat memperlancar usaha dan mempercepat pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan di SDN 1 Singgahan Pulung Ponorogo. Adapun sarana dan prasarananya adalah sebagai berikut: 6 ruang kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang toilet guru, 2 ruang toilet siswa. UKS, ruang kelas, toilet guru, dan toilet siswa dalam kondisi baik, sedangkan perpustakaan, ruang guru, dan gudang dalam kondisi rusak ringan karena hanya menggunakan rumah dinas kepala sekolah tidak digunakan.
Deskripsi Data
- Upaya-upaya yang Dilakukan Orang Tua Dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter Siswa Di SDN 1 Singgahan
- Proses Pelaksanaan Metode yang Dilakukan Orang Tua Dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter Siswa di SDN 1 Singgahan
Upaya yang dilakukan orang tua untuk meningkatkan pendidikan karakter anak dengan menanamkan nilai-nilai agama, tanggung jawab, disiplin dan sopan santun pada anak sejak kecil. Bahwa orang tua mempunyai tanggung jawab untuk membentuk dan mengasuh anaknya, baik dari segi psikologi maupun fisiologinya. Kedua orang tua diharapkan mampu mengarahkan dan mendidik anaknya agar menjadi generasi yang selaras dengan tujuan hidup manusia.
Namun dalam memberikan hukuman atau sanksi, orang tua harus berhati-hati agar tidak menyakiti anak baik secara fisik maupun mental. Selain itu orang tua juga harus konsisten (tidak berubah), yaitu dengan adanya kesepakatan antara ayah dan ibu agar tindakan apapun dalam pengenalan disiplin tidak berubah. Misalnya ketika berbicara dengan orang tua sebaiknya menggunakan bahasa yang lembut dan sopan, jika bertemu dengan orang lain sebaiknya mengucapkan salam.
Orang tua memerlukan suatu cara atau metode yang digunakan dalam upayanya meningkatkan pendidikan karakter anak. Menjadi Orang Tua yang Bijaksana Solusi kreatif dalam menghadapi berbagai permasalahan pada anak (Bandung : PT. Mizan Pustaka. Jadi perlunya kesadaran orang tua dalam menanamkan kebiasaan pada anak, kebiasaan yang sejalan dengan nilai-nilai leluhur kita juga sejalan dengan agama yang kita anut.
Misalnya dengan bertukar pengalaman dengan anak, maka informasi dari orang tua tersebut dapat dijadikan pelajaran bagi anak. Selain itu, komunikasi antara orang tua dan anak hendaknya didasari oleh kasih sayang kedua belah pihak. Implementasinya cukup sulit karena pergaulan dan lingkungan yang cepat mereka ikuti, namun terkadang orang tua malah membantah32.
Ilmu pengetahuan teknologi juga menjadi kendala yang dirasakan orang tua ketika menerapkan metode yang mereka gunakan untuk meningkatkan pendidikan karakter.
ANALISI DATA
Upaya-upaya yang Dilakukan Orang Tua Dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter Siswa di SDN 1 Singgahan Pulung Ponorogo Tahun
Sekolah dalam implementasi pendidikan karakter tidak dapat berjalan maksimal tanpa adanya dorongan atau kerjasama dengan pihak lain. Padahal langkah praktis untuk melibatkan orang tua peserta didik dalam peningkatan pendidikan karakter antara lain sebagai berikut: (a) Menekankan bahwa keluarga merupakan pendidik karakter yang utama; (b) Meminta orang tua siswa untuk berpartisipasi; (c) menyelenggarakan program pengasuhan anak; (d) melibatkan orang tua siswa dalam perencanaan program pendidikan karakter di sekolah, dll. Orang tua adalah orang-orang yang pada hakikatnya terdiri dari ayah dan ibu yang memberikan tanggung jawab kepada anak-anaknya.
Bahwa orang tua mempunyai tanggung jawab dalam membentuk dan membesarkan anaknya, baik dari segi psikologis maupun fisiologis. Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi (Membangun Karakter Ideal Mahasiswa Perguruan Tinggi) (Yogyakarta: Perpustakaan Pembelajaran. Peran orang tua dalam pendidikan keluarga memerlukan suasana yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak serta kebebasannya untuk mencapai kemandirian.
Orang tua yang ingin anaknya mempunyai karakter yang baik harus bekerja keras agar bisa sukses. Sedangkan upaya orang tua peserta didik antara lain sebagai berikut: Upaya orang tua meningkatkan pendidikan karakter anak dengan menanamkan nilai-nilai agama, tanggung jawab, disiplin dan perilaku yang baik pada anak sejak kecil38. Orang tua juga harus konsisten yaitu dengan adanya kesepakatan antara kedua orang tua bahwa setiap tindakan dalam mendidik kedisiplinan tidak akan berubah.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua siswa telah melakukan beberapa upaya dalam meningkatkan pendidikan karakter siswa di SDN 1 Singgahan. Proses penerapan metode yang digunakan orang tua dalam meningkatkan pendidikan karakter siswa di SDN 1 Singgahan.
Proses Pelaksanaan Metode yang Dilakukan Orang Tua Dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter Siswa Di SDN 1 Singgahan
Sebab proses pendidikan karakter tidak hanya dilakukan di sekolah saja, namun pendidikan dari orang tua juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Menurut Gunadi, ada tiga peran utama yang dapat dilakukan orang tua dalam pengembangan karakter anak, salah satunya adalah: Pendidikan anak, yaitu mendidik karakter yang baik dan mendisiplinkan anak agar berperilaku sesuai dengan apa yang dipelajarinya. . Dalam mendidik anak, hendaknya orang tua menggunakan cara atau cara yang berbeda-beda untuk meningkatkan pendidikan karakter anak.
Menanamkan rasa hormat terhadap orang tua diupayakan melalui penjelasan dan nasehat akan pentingnya nilai-nilai moral melalui kebiasaan dan keteladanan yang dilakukan orang tua melalui perkataan, sikap dan penampilan orang tua dalam kehidupan sehari-hari yang dapat langsung diamati dan dirasakan oleh anak. . Secara kebiasaan, pembiasaan dilakukan pada anak agar anak terbiasa, sehingga akan menjadi suatu kebiasaan bagi anak. Kebiasaan yang dilakukan seseorang tanpa didahului proses yang mendalam, ibarat refleks tubuh manusia yang sangat cepat.
Contohnya: seorang anak yang diajarkan untuk berbicara dengan tenang dan sopan akan selalu terus berbicara dengannya, sehingga jika seorang anak diajarkan untuk menggunakan bahasa yang kasar dan tidak senonoh, maka hal ini pun akan selalu tertanam dalam diri anak. Pergaulan dan lingkungan anak, pergaulan yang tercipta antara remaja dengan anak sudah terkontaminasi dengan budaya asing. Dampak negatif teknologi, ilmu pengetahuan dan teknologi juga menjadi kendala yang dirasakan orang tua dalam melaksanakan instruksi yang dibuatnya.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa proses penerapan metode yang dilakukan orang tua dalam meningkatkan pendidikan karakter siswa di SDN 1 Singgahan Pulung Ponorogo yaitu: keteladanan atau keteladanan langsung, kebiasaan dan dengan komunikasi pendidikan. Sedangkan hambatan yang mereka alami antara lain pengaruh interaksi sosial dan lingkungan serta pengaruh negatif teknologi.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran