• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hendaklah kamu murah hati

N/A
N/A
sofyan sinurat

Academic year: 2024

Membagikan " Hendaklah kamu murah hati"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Kita bisa melihat sebuah contoh menarik mengenai orang Samaria yang murah hati dalam Lu kas 10:25-37. Disana diceritakan mengenai seseorang yang turun dari Yerusalem menuju Yer ikho. Dalam perjalanan ia bertemu dengan para perampok yang bukan saja merebut barang-b arang bawaannya tapi juga menyiksanya habis-habisan. Tinggallah ia dalam kondisi sekarat s endirian terkapar di tengah jalan. Ada imam yang lewat tapi sepertinya sedang buru-buru atau mungkin tidak mau terlibat, ia melewati orang yang sekarat itu dari seberangnya. Lalu ada or ang Lewi yang juga melakukan hal yang sama. Orang Lewi bicara tentang para pelayan Tuha n, orang-orang yang seharusnya menjadi tombak terdepan dalam penyebaran berita kebenara n. Tapi tetap saja perilakunya sama. Barulah kemudian orang Samaria hadir disana. Untuk di ketahui, bangsa Samaria punya sejarah buruk dengan bangsa Yahudi. Seharusnya si Samaria i ni tertawa puas melihat ada orang Yahudi yang sekarat disana, atau mungkin bisa menambah kan satu dua penderitaan lagi. Tapi ternyata justru orang Samaria inilah yang menunjukkan k emurahan hati. Ia menolong orang Yahudi ini tanpa memandang latar belakangnya. Inilah be ntuk sebuah kemurahan hati yang seharusnya ada pada kita, yang tidak terhenti hanya karena adanya perbedaan-perbedaan seperti suku, ras, agama, golongan dan lain-lain.

2. Murah Hati bukan saja mendatangkan kebaikan bagi sesama tapi juga pada diri sendiri Jika kita mundur ke belakang, dalam Amsal disebutkan "Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri." (Amsal 11:17). Seb uah sikap murah hati mendatangkan banyak kebaikan kepada diri sendiri, bukan hanya kepad a orang-orang yang kita bantu saja. Sebaliknya orang yang tega melihat kesusahan orang lain dan menutup pintu hatinya rapat-rapat, itu tidaklah mendatangkan manfaat tapi malah merugi kan bahkan menyiksa diri sendiri. Itu kata firman Tuhan. Bukankah firman Tuhan pun sudah berkata bahwa "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secar a luar biasa, namun selalu berkekurangan." (Amsal 11:24) dan "Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki." (2 8:27).

Firman Tuhan sudah mengatakan bahwa kerelaan memberi, membagikan sebagian dari apa y ang ada pada kita untuk saudara-saudara kita yang tengah kesusahan tidak akan pernah memb uat kita berkekurangan. Ini sejalan dengan bagian dari kotbah Yesus di atas bukit yang kita li hat kemarin, "Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemura han." (Matius 5:7).

3. Murah Hati harus ditunjukkan lewat perbuatan nyata.

Cukupkah murah hati itu diwakili oleh sebuah perasaan kasihan, ungkapan simpati yang hany a berhenti hingga kata-kata yang keluar dari mulut saja tapi tidak disertai perbuatan nyata? Te ntu saja tidak. Firman Tuhan berkata: "Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat sa udaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bag aimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yohanes 3:17). Bagaimana mungkin kita mengaku memiliki kasih Allah, mengaku sebagai anak Allah, tetapi kita tidak melakukan apa-apa secara nyata dan hanya bilang kasihan saja? Maka apa yang harus kita lakukan pun h adir dalam ayat berikutnya. "Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan at au dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran." (ay 18). Bukan hanya denga n perkataan, bukan sebatas di bibir atau lidah saja, tetapi haruslah lewat perbuatan-perbuatan

(2)

yang dilakukan/diaplikasikan secara nyata dan berakar dalam kebenaran.

Yakobus menyinggung perihal kemurahan hati yang diikuti dengan perbuatan nyata ini. Mari kita lihat sekali lagi yang ia utarakan. Ia berkata "Jika seorang saudara atau saudari tidak me mpunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berk ata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak m emberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?" (Yakobus 2:15-1 6). Bukankah banyak di antara kita yang masih saja melakukan ini? Ketika orang butuh bantu an, kita mungkin menunjukkan rasa prihatin, bahkan mungkin mengeluarkan kata-kata nasiha t yang panjang, menguliahi atau mengkotbahi mereka, tetapi kita tidak melakukan apapun sec ara nyata untuk meringankan beban mereka. Yakobus mengingatkan bahwa semua itu tidakla h berguna. Ini sama dengan iman yang hanya kita katakan, kita hanya mengakui kita memilik i iman, tapi kita tidak menyertainya dengan perbuatan. Dan iman seperti ini dikatakan pada h akekatnya adalah mati. (ay 17).

Kemurahan hati seperti halnya iman haruslah diikuti dengan sebuah perbuatan nyata.Contoh orang Samaria yang murah hati di atas bisa menjadi pelajaran yang baik mengenai bentuk yan g tepat.

4. Murah Hati tidak mengharapkan imbalan

Jika kita mengaplikasikan kemurahan hati berdasarkan sebab akibat dan untung rugi, itu tidak akan pernah mendapat pembenaran dari Tuhan. Memberi hanya karena membalas pemberian orang, atau berharap diberi kembali, berbuat baik karena orang baik kepada kita, mengasihi o rang karena mereka mengasihi kita, itu semua masih terlalu dangkal. Yesus mengatakan "Apa bila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cuk ai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudar amu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak men genal Allahpun berbuat demikian?" (Matius 5:46-47). Dan inilah yang dituntut dari kita: "Kare na itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (ay 4 8). Seperti halnya Bapa di surga mengasihi semua orang dengan sempurna, seperti itu pula kit a dituntut untuk berlaku. Membantu, memberi tanpa pamrih, tergerak dan terpanggil untuk m elakukan sesuatu secara nyata bukan karena mengharap imbalan atau memiliki tujuan tersem bunyi di belakangnya, tapi murni karena belas kasihan, sebuah kemurahan hati yang didasari kasih. Bukan sembarang kasih, tetapi seperti kasih Allah yang tinggal diam di dalam diri kita.

5. Kemurahan hati itu digerakkan oleh kasih

Yesus menyampaikan "Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, i a harus juga mengasihi saudaranya." (1 yoh 4:21) Yesus juga berkata: "Aku memberikan perin tah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasi hi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yohanes 13:34). Sesungguhnya kemur ahan hati yang digerakkan oleh kasih memiliki posisi yang sangat tinggi dalam kekristenan. S udahkah kita memilikinya, dan sudahkah kita mewujudkannya lewat perbuatan-perbuatan nya ta kita? Sudahkah kita peka terhadap kesulitan orang di sekeliling kita dan bergerak untuk me mberikan bantuan nyata? Atau kita masih berhenti pada rasa iba tanpa perbuatan, masih berhi tung untung rugi, memikirkan manfaat apa yang bisa kita peroleh dibaliknya, atau malah tida k peduli sama sekali? Simpati atau iba itu baik, tapi tidak akan ada hasilnya jika tidak diikuti dengan perbuatan nyata. Dan itu haruslah berasal dari hati yang mengasihi. Itulah sebuah ke murahan hati yang selayaknya dimiliki oleh kita. Kehidupan secara global semakin berat, itu

(3)

artinya semakin banyak orang yang butuh uluran tangan saudara-saudaranya.

Satu hal yang pasti, Paulus sudah mengingatkan kita akan hal ini: "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6).

Kalau begitu, siapkah kita mencerminkan pribadiNya yang murah hati dan penuh kasih dala m kehidupan sehari-hari? Kita harus siap datang kepada sesama kita, tanpa memandang latar belakang ras, suku, agama, golongan atau kepentingan politis dan menunjukkan kemurahan h ati lewat tindakan nyata yang:

(1) berasal dari kasih karunia Allah, (2) merupakan cerminan Allah, dan (3) berasal dari kasih

Referensi

Dokumen terkait

Myers (2012, h.190) juga mengatakan bahwa suasana hati juga memengaruhi perilaku prososial pada seseorang. 2) mengatakan bahwa untuk mendapatkan emosi yang baik maka

Doa : “Tuhan Yesus yang baik, ajar kami ya… memiliki hati yang penuh kasih supaya kami bisa membuat papa mama dan orang lain bisa tersenyum, dalam nama

Orang yang berbuat riya’ dan tidak mau menolong orang lain, karena shalat mereka tidak mempunyai pengaruh dalam hati mereka, sehingga mencegah kebaikan dari hamba-hamba

Allah untuk berbuat kebaikan kepada orang lain, (e) umat Islam yang tidak punya kekayaan dapat menyumbangkan tenaganya untuk kegiatan social, (f) larangan berbuat baik karena

Sehingga dengan bercermin dari kisah orang Samaria yang baik hati, kita dapat melihat, memutuskan, dan menjalankan secara komperehensif perlakuan yang baik, tepat, dan sesuai

”Yehuwa, Yehuwa, Allah yang berbelas- kasihan dan murah hati, lambat marah dan berlimpah dengan kebaikan hati yang penuh kasih dan kebenaran, yang terus memberikan kebaikan hati

TeRUsLAH Berbuat baik…Berkata baik…wALAU tak banyak orang yang mengenali kebaikan kita, tetapi KeBAiKAn yang kita lakukan adalah KeBAHAgiAAn dimana perbuatan BAiK kita puji Tuhan

Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata-sementara perkataan-Mu adalah benar-di kitabmu yang