• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFIKASI HERBISIDA ISOPROPILAMINA GLIFOSAT TERHADAP PENGENDALIAN GULMA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PADA TANAMAN MENGHASILKAN

N/A
N/A
Pratama Pratama

Academic year: 2023

Membagikan "EFIKASI HERBISIDA ISOPROPILAMINA GLIFOSAT TERHADAP PENGENDALIAN GULMA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PADA TANAMAN MENGHASILKAN"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

Judul: Khasiat Herbisida Isopropylamine Glyphosate dalam Pengendalian Gulma Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Pada Produksi Tanaman. Alhamdulillahi rabbil'alamin, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah Subbahanahu wa Ta'ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efisiensi Pengendalian Herbisida Isopropilamina Glifosat”. Gulma Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dalam Produksi Tanaman.'' sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Syukria Ikhsan Zam, selaku Direktur Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Ahmad Taufiq Arminuddin, S.P., M.Sc., selaku Sekretaris Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Seluruh dosen, pegawai dan civitas akademika Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah membantu penulis dalam mengikuti perkuliahan. Pada tanggal 20 April 2021, ia dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar sarjana pertanian pada sidang tertutup program studi agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan disertasi yang berjudul “Khasiat Herbisida Isopropilamina Glifosat Dalam Pengendalian Gulma Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dalam memproduksi tanaman." Penelitian ini dilakukan di lahan perkebunan masyarakat Desa Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara dan Laboratorium Agronomi dan Agrostologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Tabel   Halaman
Tabel Halaman

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Hipotesis Penelitian

Berbagai faktor yang menyebabkan kerugian akibat persaingan antara tanaman perkebunan dan gulma antara lain pertumbuhan tanaman melambat sehingga produksi menjadi lebih lama berlangsung, kuantitas dan kualitas produksi tanaman berkurang, produktivitas tenaga kerja terganggu, gulma dapat menjadi sarang hama dan penyakit, dan biaya pengendalian gulma tinggi dan sangat mahal (Barus, 2003). Kelompok gulma yang umum adalah rumput-rumputan, biji-bijian, dan gulma berdaun lebar. Berbagai jenis gulma yang hidup di perkebunan kelapa sawit adalah Imperata cylinrica (alang-alang), Pakis (paku-pakuan), Cynodon dactylon (kering), Ishaemum timorence (rumput tembang), Mimosa pudica (putri malu), Borreria alata (kentang), Ageratum conyzoies (babandotan) dan Cyperus rotundus (umbi) (Tjokrowardojo dan Djauhariya, 2005).

Jenis gulma yang tumbuh pada suatu lahan dipengaruhi oleh jenis tanah, kondisi iklim, naungan, jenis tanaman yang ditanam, budaya teknis dan sejarah penggunaan lahan (Evizal, 2014). Herbisida adalah bahan kimia atau kultur biologis yang dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan tanaman (Cara pengendalian gulma dengan herbisida dinilai lebih praktis dan menguntungkan dibandingkan cara lain karena memerlukan tenaga kerja yang lebih sedikit dan waktu pengendalian yang relatif lebih singkat. Selain itu, pengendalian menggunakan herbisida akar Tanaman bersifat tidak merugikan hasil peralatan mekanis serta menghemat biaya, waktu dan tenaga (Purba et al., 2004).

Herbisida isopropilamina glifosat mempunyai spektrum sifat pengendalian yang luas karena mampu mengendalikan berbagai jenis gulma pada tanaman yang berbeda. Oleh karena itu, agar masyarakat mengetahui dosis herbisida yang paling aman dan efektif untuk digunakan dalam pengendalian gulma, maka dilakukan penelitian tentang khasiat herbisida isopropilamina glifosat dalam pengendalian gulma perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di produksi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh dosis herbisida isopropilamina glifosat yang efektif dalam pengendalian gulma dan toksisitasnya terhadap kelapa sawit pada tanaman dewasa.

Sosialisasi kepada petani dan mahasiswa pertanian mengenai dosis herbisida isopropilamina glifosat yang efektif untuk mengendalikan gulma di perkebunan kelapa sawit. Terdapat takaran herbisida isopropilamina glifosat yang efektif mengendalikan gulma pada tanaman kelapa sawit dewasa.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Botani Tanaman Kelapa Sawit
  • Gulma Pada Perkebunan Kelapa Sawit
  • Pengendalian Gulma di Perkebunan Kelapa Sawit
  • Herbisida Isopropilamina Glifosat

Spesies gulma penting yang tumbuh di lahan bergantung pada jenis tanah, kondisi iklim, naungan, jenis tanaman yang dibudidayakan, budaya teknis dan sejarah penggunaan lahan (gulma Evizal mendominasi pohon kelapa sawit berumur 8 tahun di Desa Kilangan, Kecamatan Muaro Bulian, Kabupaten Batang Hari, Jambi yang mempunyai jenis tanah ultra salin dengan pH rata-rata, suhu udara 26,75 °C dan kelembaban udara 82,75% adalah Paspalum conjugatum, Asystasia coromandeliana, Clidemia hirta, Axonopus kompresus, Eupatorium odoratum, Imperata cylindrica, Borreria alata, Euphorbia hirta dan Melastoma malabatricum. Gulma yang banyak ditemukan di kebun TM merupakan gulma dengan siklus hidup tahunan yaitu ada 5 jenis. Selain itu, gulma dengan morfologi herba ada 3 jenis, gulma ada 1 jenis. yang merupakan kelompok tumbuhan paku secara morfologi, dan terdapat 1 jenis gulma yang merupakan golongan morfologi samar.

Beberapa jenis gulma yang hidup di perkebunan kelapa sawit adalah Imperata cylinrica (alang-alang), pakis (fern), Cynodon dactylon (penggilingan), Ishaemum timorence (rumput tembang), Mimosa pudica (putri malu), Borreria alata (kentang) , Ageratum conyzoies (babandotan) dan Cyperus rotundus (umbi ubi). Pengendalian gulma adalah proses membatasi pertumbuhan dan perkembangan gulma agar tanaman dapat tumbuh secara produktif dan efisien (Sukman dan Yakup, 2000). Pengendalian gulma merupakan upaya untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dengan cara melemahkan daya saing gulma (Pahan, 2008).

Cara pengendalian gulma pada perkebunan kelapa sawit TBM dan TM secara umum tidak berbeda yaitu budidaya manual, kimia dan teknis. Pengendalian gulma pada perkebunan kelapa sawit umumnya dilakukan pada empat lokasi penting yaitu pada pelat, gawang, pasar pikul (pasar pikul) dan tempat pengumpulan hasil (TPH). Tujuan pengendalian gulma di padang rumput adalah untuk mengurangi persaingan dalam mendapatkan unsur hara, air dan sinar matahari serta menekan pertumbuhan dan penyebaran hama dan penyakit.

TPH merupakan lokasi akhir penyiapan buah-buahan yang dipotong dari pohonnya sebelum diangkut ke pabrik kelapa sawit. Gulma yang tumbuh di pelat dikontrol sepenuhnya, sedangkan gulma di sumbat dikontrol secukupnya agar tidak mengganggu (Lubis, 1992). Pengendalian gulma secara kimiawi dengan herbisida dinilai lebih praktis dan menguntungkan dibandingkan cara lain karena membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja dan waktu pengendalian yang relatif lebih singkat (Hastuti dkk. 2014).

1984) kelebihan penggunaan herbisida dibandingkan pengendalian mekanis atau fisik adalah dapat mengendalikan gulma yang sulit disiangi karena tumbuh berdampingan dengan tanaman budidaya, herbisida pra tumbuh mengendalikan gulma sejak awal, mengurangi kerusakan akar dan mengurangi erosi.

MATERI DAN METODE

  • Tempat dan Waktu
  • Alat dan Bahan
  • Metodologi Penelitian
  • Pelaksanaan Penelitian
  • Parameter Pengamatan
  • Analisi Data

Dan tata letak petak perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 1. Sebelum dilakukan pengaplikasian herbisida isopropilamina glifosat menggunakan alat penyemprot semi otomatis dengan nosel berwarna biru, metode luas terlebih dahulu dikalibrasi untuk mengetahui jumlah semprotan herbisida pada satu petak perlakuan. Larutan herbisida tersebut kemudian disemprotkan secara merata pada gulma yang ada pada cakram kelapa sawit. Pengamatan berat kering gulma dilakukan dengan mengambil sampel gulma dari petak perlakuan pada minggu ke 4, 8, dan 12 setelah aplikasi.

Gulma yang terkumpul disortir berdasarkan jenisnya dan dikeringkan dalam mesin pengering bersuhu 80°C selama 48 jam, setelah itu ditimbang berat kering gulma. Berat kering gulma kemudian dianalisis secara statistik dan dari data tersebut dapat diambil kesimpulan tentang efektivitas herbisida. Perhitungan SDR dilakukan untuk mengetahui jenis dan urutan gulma dominan pada areal kelapa sawit menghasilkan.

Pengamatan fitotoksisitas tanaman kelapa sawit pada unit plot perlakuan diamati secara visual pada 4, 8 dan 12 MSA. 0 = Tidak keracunan, 0 – 5% bentuk dan/atau warna daun dan/atau pertumbuhan tanaman kelapa sawit tidak normal. 1 = Keracunan ringan, >5 – 20% bentuk dan/atau warna daun dan/atau pertumbuhan tanaman kelapa sawit tidak normal.

2 = Keracunan sedang, >20 – 50% bentuk dan/atau warna daun dan/atau pertumbuhan tanaman kelapa sawit tidak normal. 3 = Keracunan berat, >50 – 75% bentuk dan/atau warna daun dan/atau pertumbuhan tanaman kelapa sawit tidak normal. 4 = Keracunan sangat berat, >75% bentuk dan/atau warna daun dan/atau pertumbuhan tanaman kelapa sawit tidak normal.

Data hasil pengamatan berat kering dan SDR gulma dianalisis secara statistik, sedangkan fitotoksisitas minyak sawit dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk persentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bobot Kering Gulma

Gulma pusleu merupakan masalah pada perkebunan muda atau pada perkebunan dengan jarak tanam yang luas seperti kelapa sawit (Tjitrosoedirdjo et al., 1984). Penggunaan herbisida ini biasanya dilakukan hanya pada pelat tanaman kelapa sawit dan tidak pada seluruh permukaan tanah yang ditumbuhi gulma. Gulma seperti Cyperus rotundus, Panicium repens, Paspalum conjugatum, Imperata cylindrica yang terdapat pada perkebunan kelapa sawit tergolong gulma sangat buruk karena penyebarannya luas, daya saing tinggi dengan tanaman pokok dan sulit dibunuh.

Sedangkan jenis gulma semi jahat yang banyak tumbuh di lahan kelapa sawit adalah Ageratum conyzoides dan Synedrella nodiflora. Pertumbuhan gulma tunggal pada tanah TM muda dan TM tua lebih sedikit dibandingkan pada tanah TBM karena persaingan antara gulma dengan pohon kelapa sawit sangat besar sehingga simpanan bibit gulma di dalam tanah lebih sulit berkembang. Hasil analisis varian menunjukkan bahwa pengaruh herbisida isopropilamina glifosat terhadap fitotoksisitas tanaman kelapa sawit berbeda sangat nyata (P>0,05).

Dengan tidak adanya fitotoksisitas pada daun tua dan muda, maka pertumbuhan dan produksi buah tanaman kelapa sawit ini diasumsikan tidak akan terganggu. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengendalian gulma pada perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan herbisida glifosat isopropilamina dengan dosis 2,25-5,25 ppm/hektar efektif dalam mengendalikan gulma pada perkebunan kelapa sawit, dan tidak menimbulkan efek racun atau toksik. di perkebunan kelapa sawit. Analisis Vegetasi Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kilangan, Muaro Bulian, Batang Hari.

Pengendalian Gulma Berasosiasi dengan Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Gunung Kemasan Estate oleh PT Bersama Sejahtera Sakti, Makalah Seminar Program Studi Agronomi dan Hortikultura. Kelapa Sawit Tukulan (Elaeis guineensis Jacq.) terhadap penggunaan beberapa jenis dan dosis herbisida di PTPN VIII Kebun Cisalak Baru. Pengelolaan pemanenan minyak sawit blok buah segar (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Teluk Siak, Perkebunan PT Aneka Intipersada Minamas Riau.

Pengelolaan pengendalian gulma pada tanaman belum menghasilkan di perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) PT.

Summed Dominance Ratio

Fitotoksisitas

Berdasarkan hasil penelitian, petani disarankan menggunakan herbisida isopropilamina glifosat dengan dosis 2,25-5,25 ppm/ha dalam pengendalian gulma pada tanaman kelapa sawit dewasa. Penerapan herbisida glifosat dan paraquat dengan dosis berbeda dalam sistem tanpa pengolahan (TOT) dan pengaruhnya terhadap sifat kimia tanah, sifat gulma, dan hasil kedelai. Pengaruh tingkat dosis herbisida isopropilamina glifosat dan lama pencucian setelah aplikasi terhadap efektivitas pengendalian gulma pada tanaman karet TBM (Havea brasiliensis).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Bagan percobaan menurut RAK

Herbisida Rexroot 480 SL

Bagan Alur Kegiatan Penelitian

Analisis Sidik Ragam

Dokumentasi Penelitian

Gambar

Tabel   Halaman
Gambar  Halaman
Gambar 1. Pemilihan Lokasi        Gambar 2. Pemilihan Lokasi
Gambar 5. Proses Pembuatan Dosis                    Gambar 6. Proses Pembuatan                     Perlakuan                                                             Dosis Perlakuan
+3

Referensi

Dokumen terkait

berlangsung; (2) Herbisida aminosiklopilaklor dosis 50,100, dan 200 g/ha mampu mengendalikan pertumbuhan gulma total pada pertanaman kelapa sawit sampai dengan 8 MSA; (3)

Uji Fitotoksisitas dan Efikasi Herbisida Aminosiklopiraklor Terhadap Gulma pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan. Petunjuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) herbisida ammonium glufosinat dosis 225 — 450 g/ha menekan bobot kering gulma total pada 4 dan 12 MSA, gulma daun lebar pada 4 dan 8

Herbisida IPA-glyphosate dengan konsentrasi 3 cc/liter dapat efektif menekan pertumbuhan gulma khususnya gulma berdaun sempit di perkebunan kelapa sawit mulai 8

Pada perkebunan besar kelapa sawit tanaman menghasilkan, perusahaan biasanya menggunakan herbisida untuk pengendalian gulma, tetapi dirasa perlu untuk melalukan

Hal ini disebabkan karena terjadi pertumbuhan gulma baru (new-growth) pada petak herbisida isopropilamina glifosat. Bobot Kering Gulma Golongan Teki. Sementara pada

Tujuan penelitian adalah sebagai untuk mengetahui efektivitas herbisida metil metsulfuron terhadap pengendalian pertumbuhan gulma total dan gulma dominan pada piringan

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui dosis herbisida isopropilamina glifosat yang efektif mengendalikan gulma di pertanaman karet TBM, (2) mengetahui