Implementasi
Pengelolaan Limbah
Proyek Pembangunan Pabrik di Cikarang
Salva Achmad Lail
Syahrul Kahfi Al-Fajari
Sabila Ika Cahyani
Dalam studi ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pengelolaan limbah proyek pembangunan pabrik di
cikarang guna untuk meminimalisir pencemaran
lingkungan yang terjadi akibat limbah pabrik yang tidak dikelola dengan baik yang merupakan faktor utama dari pencemaran lingkungan yaitu pencemaran akibat limbah industri konstruksi, pengelolaan Limbah Konstruksi
merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan agar terciptanya pembangunan berkelanjutan, dari hasil
pengamatan masih banyak limbah proyek yang terbuang lanjut
Abstrak
proyek Limbah konstruksi merupakan sisa atau debris yang dihasilkan selama pembangunan, perbaikan, atau pembongkaran bangunan . Ini bisa termasuk berbagai material seperti beton, batu bata, kayu, logam, kaca, dan plastik. Selain itu, limbah konstruksi juga bisa mencakup berbagai bagian bangunan seperti puing, genteng pecah, dan pipa bekas.
Apa itu limbah konstruksi :
Pembangunan infrastuktur di Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan yang pesat.Hal ini dikarenakan
Rencana Strategi yang dilakukan oleh Kementerian PUPR 2020-2024 untuk memprioritaskan pembangunan
infrastuktur yang mendukung pelayanan dasar serta
pembangunan perkotaan dan perekonomian.Pembangunan infrastuktur ini diharapkan dapat memberikan banyak
dampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian
Indonesia.Namun, dalam pelaksanaannya seringkali dijumpai pembangunan imfrastuktur yang mempunyai permasalahan terkait ketidakpatuhan terhadap standar kualitas yang telah ditetapkan dalam hal ini di bidang pengelolaan
lingkungan.Hal ini yang mendasari penerapan kualitas yang diharapkan khususnya dalam hal lingkungan hidup di proyek konstruksi masih kurang mendapat perhatian.
Tinjauan Pustaka
Permasalahan lingkungan hidup tersebut meliputi
pencemaran tanah, air, udara, zat dan limbah berbahaya baik berupa fisik, kebisingan atau suara, radiasi, getaran,
penggunaan bahan, konsumsi energi, dan kesehatan serta keselamatan pekerja.
Dalam rangka mewujudkan pembangunan konstruksi yang patuh terhadap kualitas pengelolaan lingkungan, PT. Taisei Pulauintan Construction International selaku kontraktor
pembangunan Pabrik X di Cikarang menerapkan sistem
manajemen lingkungan sesuai dengan ISO 14001 yang dalam penerapannya di lapangan pihak kontraktor melakukan
tindakan-tindakan bentuk pengelolaan limbah konstruksi guna untuk meminimalisir dampak negatif yang dihasilkan
oleh limbah konstruksi baik kepada pihak kontraktor maupun lingkungan
Tinjauan Pustaka
Metode yang kami lakukan yakni metode kualitatif dengan Memahami fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman secara mendalam. fenomena yang kami dapat berdasarkan pengamatan di lapangan yang terjadi pada pembangunan proyek serta pelakunya dari
pekerja proyek itu sendiri, sehingga dari hasil pengamatan tersebutlah akan dilakukan banding dengan implementasi pengelolaan yang telah teruji efektif dan efisien untuk
memecahkan masalah yang terjadi.
Metode Penelitian
Limbah konstruksi dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan sifat dan karakteristiknya:
Limbah Berbahaya: Termasuk material beracun seperti cat berbasis timbal, asbestos, serta bahan kimia berbahaya lainnya.
1.
Limbah Non-Berbahaya: Meliputi material seperti kayu, kertas, plastik, dan logam non-beracun.
2.
Limbah Inert: Ini adalah material yang tidak mudah terurai dan tidak berinteraksi secara kimia, seperti beton, batu bata, dan keramik.
3.
Limbah Organik: Termasuk sisa-sisa bahan organik seperti sisa makanan dari pekerjaan konstruksi atau landscaping.
4.
Pembahasan
Hierarki Pengelolaan Limbah Konstruksi
Reduction
Pengurangan material yang berlebihan
01
Recycling
pemrosesan material lama menjadi material baru
03
Reuse
pemindahan kegunaan suatu barang ke gunaan lain
02
Landfilling
Pembuangan ke tempat pembuangan akhir
04
Reduction
·Merupakan cara terbaik dan efisien dalam meminimasi limbah yang dihasilkan.
·Cara-cara untuk pengurangan:
Perencanaan dan desain yang matang 1.Penggunaan material yang efisien
2.Pemilihan material yang ramah lingkungan
3.Penggunaan kembali material yang masih bisa digunakan pada penerapan ini adalah tidak menggunakan kayu sekali pakai sebagai penyangga atap dak tetapi menggunakan Scaffolding
4.
·Adalah pemindahan kegunaan suatu barang ke kegunaan lain.
·Cara-cara untuk penggunaan kembali:
Penggunaan kembali material bekas untuk konstruksi 1.Donasi material bekas ke organisasi nirlaba
2.Penjualan material bekas 3.
Reuse
Recycling
·Adalah pemindahan kegunaan suatu barang ke kegunaan lain.
·Cara-cara untuk penggunaan kembali:
Penggunaan kembali material bekas untuk konstruksi 1.Donasi material bekas ke organisasi nirlaba
2.Penjualan material bekas 3.