• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemantauan Terapi Obat Pasien HIV dan TB paru

N/A
N/A
S. Alkornisa

Academic year: 2023

Membagikan "Pemantauan Terapi Obat Pasien HIV dan TB paru"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

farmasi.ump.ac.id

farmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Pemantauan Terapi Obat Pasien HIV dan TB paru Dhani Adriati Koswara

2220801005

Magister Ilmu Farmasi

(2)

farmasi.ump.ac.id

farmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

IDENTITAS PASIEN

 Nama Pasien : BM

 No RM : 932XXX

 Ruang : PS3 Kamer Tindakan

 Umur : 23 tahun

 MRS : 11 Juli 2023

 KRS : 14 Juli 2023

 Status : BPJS

 Outcome Klinik : Perbaikan

(3)

farmasi.ump.ac.id

farmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

 Keluhan Utama : Nyeri perut

 Diagnosa : Abdominal pain et cause dyspepsia + HIV + TB

on OAT

(4)

farmasi.ump.ac.id

farmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluhkan nyeri perut dari 2 hari yang lalu, nyeri perut bawah menjalar ke punggung, makan dua suap, setiap malam menggigil

(5)

farmasi.ump.ac.id

farmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

 Riwayat Penyakit Dahulu : HIV dan TB paru

 Alergi Obat : Tidak ada

 Riwayat Penggunaan Obat : ARV dan OAT FDC

(6)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Nama Obat Jumlah Obat Aturan Pakai Dilanjutkan Pada

Saat Rawat/Pulang Keterangan

ARV 1 x 1 YA Dari rumah

Dolutegravir 1 x 50 mg YA

OAT FDC 1 x 3 tab YA

Kotrimoksazole 1 x 960 mg YA

Omeprazole inj 1 x 40 mg TIDAK Selama perawatan di

Ondancentron inj 3 x 4 mg YA IGD

Keterolac inj 1 x 30 mg YA

Lansoprazole inj 1 X 30 mg Tidak Selama perawatan di

Ondancetron inj 3 x 4mg Tidak ruangan

Keterolac inj 3 x 30 mg Tidak

Kotrimoksazole tab 1 x 960 mg Ya

ARV tab 1 x 1 tab Ya

Dolutegravir 1 x 50 mg Ya

OAT FDC 1 x 3 tab Ya

REKONSILIASI OBAT

(7)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Terapi Rute Dosis 12/07 13/07 14/07

Lansoprazole IV 1 x 40 mg V V V

Ondancentron IV 1 x 8 mg V V V

Keterolac IV 1 x 30 mg V V V

OAT FDC PO 1 x 3 tab V V V

Kotrimoksazole PO 1 x 960 mg V V V

ARV PO 1 X 1 tab V V V

PRC IV 2 labu V

Terapi Inap

(8)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

TERAPI PULANG

Terapi Rute Dosis

Lansoprazole PO 1 x 40 mg

Ondancentron PO 1 x 8 mg

Asam Folat PO 1 x 30 mg

OAT FDC PO 1 x 3 tab

Kotrimoksazole PO 1 x 960 mg

ARV PO 1 X 1 tab

(9)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

ANALISIS SOAP

(10)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

PARAMETER TANGGAL

IGD (11/07) 12/07 13/07 14/07

Nyeri perut ++ + + -

Sesak + + - -

Muntah - + + -

Mual + + + -

Lemas + + + +

SUBJECTIVE

(11)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

PARAMETER NILAI NORMAL TANGGAL

IGD (11/07) 12/07 13/07 14/07 Tekanan darah <120/80 mmHg 107/62 121/85 90/52 110/80

Suhu 36,5-37,5 36,7 36 37 36,6

Nadi 60-100 x/menit 119 97 104 100

Respiratory rate 16-20 x/menit 20 20 20 20

OBJECTIVE

TANDA-TANDA VITAL

(12)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Laboratorium / Kultur Nilai Normal IGD 11/07 12/07 13/07 14/07

Hemoglobin 12 – 16 g/dL 6,4 8,5

Lekosit 4rb – 10rb/µL 2.670 2.430

Eritrosit 4,5 – 6 jt/µL 2,4 jt 3,13jt

Hematokrit 37 – 54 % 19,4% 25,5

AST (SGOT) <37 43 60

ALT (SGPT) <40 48 40

HASIL LABORATORIUM

(13)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

ASSESSMENT

Terapi Inap-Ketepatan Indikasi

Terapi Indikasi Literatur Kondisi Pasien Literatur

Lansoprazole Terapi erosive esophagitis, tukak

lambung dan duodenum yang diinduksi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) (David A Gremse, 2001)

Nyeri perut sesuai

Ondancentron Terapi antiemetik (Roila F, Del Favero A,

1995) Mual dan muntah sesuai

Keterolac Analgetik (Anderson, 2001) Nyeri Sesuai

OAT FDC Terapi infeksi TB dan HIV

(Permenkes,2019) TB sesuai

ARV Terapi HIV (Permenkes, 2022) HIV sesuai

Kotrimoksazole Terapi pasien dengan infeksi TB dan HIV harus diberikan kotrimoksazol untuk pencegahan infeksi lain (Permenkes, 2022)

TB dan HIV sesuai

Dolutegravir Terapi tambahan pasien HIV dengan TB

paru (Permenkes, 2022) HIV dan TB paru sesuai

(14)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

K E T E P A T A N I N D IK A S I T E R A P I P U L A N G

Terapi Indikasi Literatur Kondisi Pasien Literatur

Lansoprazole

cap Terapi erosive esophagitis, tukak lambung dan duodenum yang diinduksi obat

antiinflamasi nonsteroid (NSAID) (David A Gremse, 2001)

Nyeri perut sesuai

Ondancentron

tab Terapi antiemetik (Roila F, Del Favero A,

1995) Mual dan muntah sesuai

Asam Folat Suplemen defisiensi folat (Katzung, 2017) Hb rendah sesuai

OAT FDC Terapi infeksi TB dan HIV (Permenkes,2019) TB sesuai

ARV Terapi HIV (Permenkes, 2022) HIV sesuai

Kotrimoksazole Terapi antibiotik pasien dengan infeksi TB dan HIV harus diberikan kotrimoksazol untuk pencegahan infeksi lain (Permenkes, 2019)

TB dan HIV sesuai

Dolutegravir Terapi tambahan pasien HIV dengan TB

paru (Permenkes, 2022) HIV dan TB paru sesuai

ASSESSMENT

(15)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

ASSESSMENT

Ketepatan Dosis – Terapi Inap

Terapi Dosis Literatur Dosis yang diberikan Keterangan

Lansoprazole 4-8 minggu 30mg/hari (Anderson,et.al,

2002) 1 x 30 mg IV sesuai

Ondancentron 2 X 4 mg ((Roila F, Del Favero A, 1995) 3 x 4 mg tidak sesuai Keterolac IM atau IV 30 atau 60 mg sekali, lalu15–

30 mg setiap 6 jam (Anderson,2001) 3 x 30 mg sesuai

OAT FDC 2RHZE/4RH (Permenkes,2019) 1 x 3 tab sesuai

ARV ARV TLD + DG (Permenkes, 2022) ARV TLD 1 X 1

DG 1 X 1 sesuai

Kotrimoksazole 1 X 960 mg (Permenkes, 2022) 1 x 960 mg sesuai

Dolutegravir 1 x 50 mg (Permenkes, 2022) 1 x 50 mg sesuai

(16)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

ASSESSMENT

Terapi Dosis Literatur Dosis yang diberikan Keterangan

Lansoprazole 4-8 minggu 30mg/hari (Anderson,et.al,

2002) 1 x 30 mg PO sesuai

Ondancentron 2 X 4 mg ((Roila F, Del Favero A, 1995) 2 x 4 mg PO sesuai

Asam Folat 1 mg/ hari (Katzung, 2017) 3 x 30 mg sesuai

OAT FDC 2RHZE/4RH (Permenkes,2019) 1 x 3 tab sesuai

ARV ARV TLD + DG (Permenkes, 2022) ARV TLD 1 X 1

DG 1 X 1 sesuai

Kotrimoksazole 1 X 960 mg (Permenkes, 2019) 1 x 960 mg sesuai

Dolutegravir 1 x 50 mg (Permenkes, 2022) 1 x 50 mg sesuai

Ketepatan Dosis – Terapi pulang

(17)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Obat Efek Samping Literatur

Lansoprazole Efek merugikan jangka pendek yang paling sering adalah sakit kepala, diare, mual, dan nyeri perut.

Gejala seperti flu, konstipasi, kelelahan, malaise, kram otot, nyeri sendi, mialgia, kecemasan, ruam kulit, kebingungan, gangguan tidur, dan penyimpangan pengecapan kadang-kadang terjadi.

anafilaktikreaksi, ginekomastia, anemia hemolitik, trombositopenia, dan gangguan psikis jarang terjadi. Kasus langka dari reaksi kulit yang parah (misalnya, Stevens-Johnsonsindrom, nekrolisis epidermal toksik), gagal hati, ikterus kolestatik, kreatitis pan, nefritis interstitial, dan agranulositosis telah terjadi. Penggunaan jangka panjangPPI telah diduga menyebabkan kanker lambung, sel enterochromaffin lambunghiperplasia, tumor karsinoid, pertumbuhan bakteri yang berlebihan, gastritis atrofi, dan penurunan penyerapan nutrisi tertentu. (Anderson, 2002)

Ondancentron Sakit kepala, rasa tidak nyaman, sembelit, kelelahan

Keterolac Dalam dosis terapeutik, peningkatan ringan reversibel enzim hati kadang-kadang dapat terjadi.

Dengan dosis yang lebih besar, pusing, kegembiraan, dan disorientasi dapat terjadi.(Katzung, 2017) OAT FDC Neuropati perifer, ruam kulit, ikterik tanpa penyakit hepar, bingung, gangguan penglihatan, syok,

purpura, gagal ginjal akut (jarang terjadi), anoreksia, mual, nyeri perut, nyeri sendi, mengantuk, air kemih berwarna merah, sindrom flu. (Permenkes,2019)

ARV reaksi alergi, gangguan neuropsikiatri, anemia, demam (Permenkes, 2022)

Kotrimoksazole Pada pasien AIDS, reaksi alergi kulit, ruam (biasanya menyebar,eritematosa atau makulopapular, dan pruritus) sering terjadi dan mungkin berhubungandengan demam, leukopenia, neutropenia, trombositopenia, dan peningkatan kadar transaminase. (Anderson, 2002)

Dolutegravir hiperglikemi., depresi, sakit kepala, meningkatkan kadar AST, Insomnia, lemes

E F E K S A M P IN G T E R A P I IN A P

(18)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

E F E K S A M P IN G T E R A P I P U L A N G

Obat Efek Samping Literatur

Lansoprazole Efek merugikan jangka pendek yang paling sering adalah sakit kepala, diare, mual, dan nyeri perut.

Gejala seperti flu, konstipasi, kelelahan, malaise, kram otot, nyeri sendi, mialgia, kecemasan, ruam kulit, kebingungan, gangguan tidur, dan penyimpangan pengecapan kadang-kadang terjadi.

anafilaktikreaksi, ginekomastia, anemia hemolitik, trombositopenia, dan gangguan psikis jarang terjadi. Kasus langka dari reaksi kulit yang parah (misalnya, Stevens-Johnsonsindrom, nekrolisis epidermal toksik), gagal hati, ikterus kolestatik, kreatitis pan, nefritis interstitial, dan agranulositosis telah terjadi. Penggunaan jangka panjangPPI telah diduga menyebabkan kanker lambung, sel enterochromaffin lambunghiperplasia, tumor karsinoid, pertumbuhan bakteri yang berlebihan, gastritis atrofi, dan penurunan penyerapan nutrisi tertentu. (Anderson, 2002)

Ondancentron Sakit kepala, rasa tidak nyaman, sembelit, kelelahan

Asam folat bronkospasme, eritema, malaise, pruritus, ruam, kemerahan ringan (Katzung, 2017)

OAT FDC Neuropati perifer, ruam kulit, ikterik tanpa penyakit hepar, bingung, gangguan penglihatan, syok, purpura, gagal ginjal akut (jarang terjadi), anoreksia, mual, nyeri perut, nyeri sendi, mengantuk, air kemih berwarna merah, sindrom flu. (Permenkes,2019)

ARV reaksi alergi, gangguan neuropsikiatri, anemia, demam (Permenkes, 2022)

Kotrimoksazole Pada pasien AIDS, reaksi alergi kulit, ruam (biasanya menyebar,eritematosa atau makulopapular, dan pruritus) sering terjadi dan mungkin berhubungandengan demam, leukopenia, neutropenia, trombositopenia, dan peningkatan kadar transaminase. (Anderson, 2002)

Dolutegravir hiperglikemi., depresi, sakit kepala, meningkatkan kadar AST, Insomnia, lemes

(19)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Nama Obat Mekanisme Interaksi Saran

Rifampisin/Pyrazinamid/Isoniazid +

Tenofovir DF Rifampisin / Pyrazinamid / Isoniazid menurunkan kadar tenofovir dengan mempengaruhi metabolism enzim hati/usus (Medscape)

• Obat OAT diminum pagi hari saat perut kosong

• Obat ARV diminum malam hari

• Monitoring kadar SGOT dan SGPT Rifampisin/Pyrazinamid/Isoniazid +

Lansoprazole Rifampisin / Pyrazinamid / Isoniazid menurunkan kadar lansoprazole dengan mempengaruhi metabolism enzim

hati/usus (Medscape)

• Obat OAT diminum pagi hari saat perut kosong

• Untuk mengganti lansoprazole dengan ranitidine

• Monitoring kadar SGOT dan SGPT Isoniazid + Ondancetron Isoniazid meningkatkan kadar

ondancentron dengan mempengaruhi metabolisme enzim hati / usus dan menurunkan klirens ondancetron (Medscape)

• Obat OAT diminum pagi hari saat perut kosong

• Untuk mengganti obat antiemetik yang lain seperti domperidon

• Monitoring kadar SGOT dan SGPT

ASSESSMENT

INTERAKSI OBAT

(20)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Nama Obat Mekanisme Interaksi Saran

Rifampisin + Isoniazid Farmakokinetik (mayor) Rifampisin meningkatkan toksisitas isoniazid dengan meningkatkan metabolisme isoniazid menjadi metabolit

hepatotoksik

• Monitoring kadar SGOT dan SGPT

INTERAKSI OBAT

(21)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Nama Obat Mekanisme Interaksi Saran

Isoniazid + makanan Isoniazid memerlukan medium asam agar dapat diabsorbsi. Makanan yang mengandung karbohidrat dapat menurunkan kecepatan absorbsi obat sebanyak 57% dan konsentrasi obat dalam plasma sebanyak 30

%. Isoniazid menghambat enzim monoamin oksidase sehingga obat tidak boleh diminum bersamaan dengan makanan yang mengandung tiramin dan histamin seperti keju dan ikan tuna. Gejala yang timbul bila terjadi interaksi seperti berkeringat, diare, pruritus, sakit kepala, dan menggigil (Arbex et al., 2010).

Diminum 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan (saat perut kosong) (American Pharmacist Association, 2011).

Rifampisin +

makanan Makanan menurunkan absorbsi obat sebanyak 26%, memperpanjang waktu yang dibutuhkan obat untuk mencapai konsentrasi maksimum, dan menurunkan konsentrasi obat sebanyak 15- 36% (Arbex et al., 2010).

Diminum 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan (saat perut kosong) (American Pharmacist Association, 2011).

ASSESSMENT

INTERAKSI MAKANAN

(22)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Nama Obat Mekanisme Interaksi Saran

Ondancentron + makanan Adanya makanan dalam saluran cerna dapat meningkatkan ketersediaan hayati dari ondansetron, sehingga kemungkinan efek antiemetic dari ondansetron dapat meningkat (Baxter,2008)

Diminum 30 menit sampai satu jam sebelum makan

Lansoprazole+makanan Adanya makanan dapat menurunkan ketersediaan hayati lansoprazole sampai 70%, sehingga menurunan efek dari lansoprazole itu sendiri.Adanya makanan dapat menghambat absorbsi dari lasoprazole (Ismail, 2009).

Diminum 30 menit sampai satu jam sebelum makan (Anderson,2002)

INTERAKSI MAKANAN

(23)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Jenis DRPd Penilaian Saran

Ada indikasi tidak diobati Tidak ada Tidak ada indikasi tapi diobati Tidak ada Pemilihan obat yang tidak tepat Tidak ada

Dosis rendah Tidak ada

Dosis tinggi Tidak ada

Efek samping Tidak ada

Interaksi obat Ada • Untuk mengganti lansoprazole

dengan ranitidine

• Untuk mengganti ondancentron dengan domperidone

• Memberikan jarak minum

obatlansoprazole, ondancentron, OAT dengan waktu makan

Ketidakpatuhan pengobatan Tidak ada

ASSESSMENT

DRUG RELATED PROBLEM

(24)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Rekomendasi kepada dokter untuk mengganti terapi lansoprazole dengan ranitidine dan ondancentron dengan domperidone

Monitoring kadar SGOT dan SGPT

Monitoring darah rutin

Melakukan komunikasi dengan pasien untuk memberikan informasi dan edukasi terkait obat yang digunakan. Adapun hal yang penting untuk disampaikan diantaranya:

a. Menjelaskan manfaat obat yang saat ini dan akan digunakan oleh pasien.

b. Menjelaskan cara penggunaan obat lansoprazole, ondancentron, OAT yang diminum saat perut kosong yaitu 30 menit atau 1 jam sebelum makan

c. Menjelaskan kepada pasien pentingnya meminum obat tersebut agar tidak ada dosis yang terlewat dan pasien menyelesaikan pengobatannya hingga waktu yang telah ditentukan.

d. Harus tepat waktu saat minum obat OAT

e. Jangan panik apabila buang air seni berwarna merah karena efek dari obat OAT

PLAN

(25)

farmasi.ump.ac.idfarmasi.ump.ac.i d

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Fakultas Farmasi UMP

Arbex, M. A., Marília de Castro Lima Varella, Hélio Ribeiro de Siqueira, Fernando Augusto Fiúza de Mello. 2010. Antituberculosis drugs: drug interactions, adverse effects, and use in special situations. Part 1: first-line drugs. J. bras. pneumol. 36(5).

Bushra, Rabia., Nousheen Aslam., Arshad Yar Khan., 2011., “ Food Drug Interactions

, Oman Medical Journals, Vol. 26 No. 2:77-83

Ismail, Mohammed Yahya Mohammed., 2009, “ Drug – Food Interactions And Role Of Pharmacists “ Asian Journal Of Pharmaceutical And Clinical Research vol 2 No 4 Philip Anderson, James Knoben, William Troutman.2002.Handbook Of Clinical Drug Data 10

th

Edition. North America:Mc Graw-Hill Inc.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya potensi interaksi obat antihipertensi, frekuensi potensi interaksi obat, pola mekanisme interaksi, jenis obat

Penelitian ini mengkaji tentang frekuensi kejadian interaksi obat antihipertensi pada pasien hipertensi di puskesmas di kota Medan, mekanisme interaksi, mengidentifikasi

Pada terapi yang diberikan terdapat interaksi obat antara Miniaspi dengan Amlodipin dimana kedua obat dapat dapat meningkatkan tekanan darah (Medscape,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kejadian interaksi obat, persentase kejadian interaksi OAT dengan non OAT seperti penggunaan isonazid dengan

Gambaran histopatologis ini sesuai dengan gambaran Penatalaksanaan pasien ini sesuai dengan regimen obat anti tuberkulosis kategori I, yaitu Rifampisin 600 mg/hari,

Mintohardjo didapatkan kesimpulan dari 82 pasien sebesar 87,80% teridentifikasi mempunyai potensi terjadinya interaksi obat yang didominasi oleh interaksi obat dengan mekanisme

1-3 Case Report PEMANTAUAN TERAPI OBAT PADA PASIEN PENYAKIT ANEMIA DI RUMAH SAKIT X MONITORING OF MEDICINE THERAPY IN PATIENTS ANEMIA IN THE GENERAL HOSPITAL X Meliliyanti1*,

Hasil penelitian menunjukkan jenis DRPs paling banyak terjadi adalah dosis obat kurang 42%, diikuti interaksi obat 31%, dosis obat lebih 19%, reaksi obat yang merugikan 8%, indikasi