• Tidak ada hasil yang ditemukan

Home - Open Access Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Home - Open Access Repository"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

Orang yang sudah memahami pokok bahasan atau materinya harus mampu menjelaskan dengan mengatakan Contoh: orang tua yang tahu. Misalnya: orang tua dapat merencanakan apa yang harus dilakukan untuk melindungi anaknya dari tetanus dan difteri. Wali adalah orang pribadi atau badan yang sebagai orang tua sebenarnya menjalankan perwalian atas seorang anak.

Pada manusia, orang tua adalah pengasuh seorang anak (dimana "anak" mengacu pada keturunan, bukan usia). Beberapa orang tua mungkin adalah orang tua angkat yang mengasuh dan membesarkan anak tersebut tetapi tidak memiliki hubungan biologis dengan anak tersebut. Anak yatim piatu tanpa orang tua angkat dapat diasuh oleh kakek dan neneknya atau anggota keluarga lainnya.

Dengan kemajuan kedokteran terkini, dimungkinkan untuk memiliki lebih dari dua orang tua kandung. Ibu adalah “seorang perempuan dalam hubungannya dengan anak atau anak yang dilahirkannya” ('Parents', 2023). Orang tua dalam hal ini terdiri dari (keluarga; ayah, ibu dan saudara kandung).

Menurut Wibowo (2012:80), pihak yang paling bertanggung jawab dalam mendidik, mendidik dan membesarkan anak pada generasi tangguh adalah orang tua.

Imunisasi

Jadwal Pemberian

Pada bulan Agustus, imunisasi campak-rubella kelas I dan HPV diberikan kepada anak perempuan kelas 5 dan 6 ('Kebijakan dan Situasi Imunisasi' kelas 5. Kemasan vaksin 10 dosis per vial. Setiap dosis vaksin MR berisi: 1000 CCID50 campak virus 1000 CCID50 virus rubella.

Manfaat vaksin MMR: Imunisasi campak dan rubella dapat melindungi anak dari kecacatan dan kematian akibat pneumonia, diare, kerusakan otak, tuli, kebutaan, dan penyakit jantung bawaan. Kontraindikasi: - Orang yang menjalani pengobatan dengan kortikosteroid, imunosupresan dan terapi radiasi - Wanita hamil, leukemia, anemia berat dan penyakit darah lainnya - Disfungsi ginjal berat - Decompensatio cordis - Setelah pemberian gamma globulin atau transfusi darah - Riwayat alergi terhadap komponen vaksin (neomycin ) Imunisasi sebaiknya dilakukan pada keadaan : - Demam, Batuk, Pilek, Diare. Vaksin DT adalah suspensi koloid homogen berwarna putih susu dalam vial, mengandung toksoid tetanus murni dan toksoid difteri yang teradsorpsi dalam aluminium fosfat.

Dosis DT kedua tidak boleh diberikan jika anak mengalami reaksi parah terhadap dosis sebelumnya. Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis 0,5 ml Sebelum menggunakan vaksin, periksa terlebih dahulu label VVM. Dosis kedua dan selanjutnya tidak boleh diberikan kepada individu yang mengalami reaksi parah terhadap dosis sebelumnya.

Vaksin HPV adalah jenis vaksin yang mencegah infeksi HPV (human papillomavirus) penyebab kutil kelamin, kanker serviks, kanker mulut dan tenggorokan, serta kanker penis atau dubur. Vaksinasi HPV dapat dilakukan dalam dua dosis, dengan selang waktu 6-12 bulan antar pemberian (vaksin HPV – manfaat, prosedur dan risiko, tidak ada tanggal). Vaksin HPV yang beredar di Indonesia dibuat menggunakan teknologi rekombinan. Imunisasi vaksin HPV direkomendasikan ditujukan untuk anak perempuan mulai usia 9 tahun dan dimasukkan dalam program mulai tahun 2023.

Anak Usia Sekolah .1 Pengertian

Pertumbuhan fisik pada masa ini rata-rata 3-3,5 kg dan 6 cm per tahun, Lingkar kepala hanya bertambah 2-3 cm, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan otak melambat karena proses melinisasi berakhir pada usia tersebut. dari 7. Rata-rata pertambahan berat badan anak usia sekolah 6-12 tahun adalah sekitar 3,2 kg per tahun.Pada masa anak usia sekolah ini, perbedaan pertambahan berat badan secara individu disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. 6 tahun baik untuk laki-laki maupun perempuan memiliki panjang yang sama yaitu kurang lebih 115 cm. Anak usia sekolah mengalami perubahan ukuran tubuh, dimana ukuran tubuh tampak lebih tinggi dibandingkan anak usia prasekolah. Memasuki fase perkembangan psikoseksual dimana pada periode ini anak mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang berjenis kelamin sama dan dimulailah ketertarikan terhadap lawan jenis.Pada fase ini anak mulai mandiri, mengembangkan keterampilan, dapat menerima instruksi sistematis dan berpartisipasi dalam pertemanan.

Selain itu, anak juga dapat bekerja sama dengan baik, memiliki jiwa kompetitif dan menghargai orang lain serta teman sebayanya. Ciri khas fase ini adalah intensitas hubungan anak dengan teman sebayanya meningkat dan ketergantungan anak terhadap keluarga menurun.Pada fase ini hubungan atau kontak sosial menjadi lebih baik dari sebelumnya, sehingga anak lebih senang bermain dan berbicara di lingkungan sosialnya. lingkungan (Prasetyo, 2020) Hal lain yang terlihat pada fase ini adalah anak mulai membentuk citra diri sebagai anggota kelompok sosial di luar keluarga. Anak usia sekolah dasar mempunyai ciri berpikir yang unik. Cara berpikir mereka berbeda dengan cara berpikir anak-anak dan orang dewasa usia prasekolah. Dalam teorinya, Piaget menjelaskan bahwa anak usia sekolah dasar yang umumnya berusia antara 7 hingga 11 tahun berada pada tahap perkembangan kognitif ketiga, yaitu tahap operasional konkrit (Piaget $inhelder, 2010). Pada tahap ini, anak diharapkan mampu bernalar secara logis.

Pada tahap ini berpikir meningkat atau menjadi lebih logis dan koheren, anak mampu mengklasifikasikan benda dan tatanan serta memecahkan masalah secara konkrit dan sistematis sesuai dengan apa yang diterimanya dari lingkungannya. untuk memecahkan masalah Anak sudah dapat memikirkan konsep waktu dan mengingat kejadian masa lalu serta menyadari adanya aktivitas yang berulang-ulang, namun pemahamannya belum mendalam, kemudian akan berkembang lebih lanjut pada akhir usia sekolah atau awal masa remaja. Anak masih dalam tahap operasi konkrit Usia perilaku penting 7-11 tahun. Menurut Fowler, anak usia sekolah berada pada tahap perkembangan spiritual yang ke-2, yaitu pada tahap mitos-faktual. Anak-anak belajar membedakan antara fantasi dan kenyataan. Fakta spiritual (fakta) merupakan keyakinan yang diterima oleh suatu kelompok agama, sedangkan fantasi adalah pemikiran dan gambaran yang terbentuk dalam pikiran anak. Orang tua dan tokoh agama membantu anak membedakan antara kenyataan dan khayalan. Orang tua dan tokoh agama mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan teman sebayanya dalam hal spiritual (Fowler, 2011). J, W., 1981; Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011). Pada masa ini, anak belum dapat memahami peristiwa tertentu, seperti penciptaan dunia, mereka menggunakan imajinasinya untuk menjelaskan. Pada masa ini, anak usia sekolah dapat banyak bertanya tentang Tuhan dan agama serta umumnya percaya bahwa Tuhan itu baik dan selalu ada, pertolongan. Sebelum memasuki masa pubertas, anak – anak mulai menyadari bahwa doanya tidak selalu terkabul dan merasa kecewa.

Perubahan pola pikir dari egosentrisme ke cara berpikir yang lebih logis. Dengan adanya perubahan kemampuan mempersepsi dan memahami, anak mempunyai moral yang tinggi. Anak mengikuti aturan karena pengaruh luar. Pada tahap ini, anak juga mempercayai perkataan yang diucapkan. orang yang lebih dewasa yang mengetahui bagaimana menilai perbuatan baik dan buruk.Perkembangan anak menurut Kohlberg didasarkan pada perkembangan kognitif anak dan terdiri dari tiga tahap utama yaitu. Pada tahap ini anak sudah berorientasi pada hubungan interpersonal timbal balik dengan kelompok, mereka sudah mampu bekerjasama dengan kelompok dan belajar serta menerima norma-norma yang ada dalam kelompok tanpa memperhatikan norma-norma lingkungan keluarganya. Anak mempersepsikan perilakunya baik bila anak menyebabkan dirinya diterima oleh keluarga atau kelompok temannya. Anak-anak akan mempersepsikan perilakunya sebagai.

Anak memandang keadilan adalah hubungan yang saling menguntungkan antar individu, anak menjunjung tinggi norma tersebut dengan menggunakan norma-norma tersebut dalam mengambil keputusan, sehingga sangat penting adanya contoh karakter yang baik seperti kejujuran, kesetiaan, kemurahan hati, baik dari keluarga maupun teman kelompok. Freud menggambarkan anak usia sekolah (usia 6-12 tahun) sedang memasuki fase laten. Pada fase ini, fokus pembangunan adalah pada aktivitas fisik dan intelektual, sedangkan kecenderungan seksual tampak ditekan (Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2011). Pada masa laten, anak menggunakan energi fisik dan psikis yang merupakan media untuk mengeksplorasi pengetahuan dan pengalamannya melalui aktivitas fisik dan sosial. Pada fase laten, anak perempuan lebih memilih teman perempuan dan laki-laki lebih memilih laki-laki. Pertanyaan anak mengenai gender semakin banyak dan bervariasi, sehingga mengarah pada sistem reproduksi.

Selain orang tua dan sekolah, kelompok teman sebaya mempunyai pengaruh yang besar terhadap anak karena mereka belajar bagaimana mendominasi dan mengatasi permusuhan dalam menjalin pertemanan.Anak menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk mengikuti kegiatan kelompok. Perubahan fisik, emosi, dan sosial yang terjadi pada anak mempengaruhi citra tubuh anak (body image) lebih banyak dalam interaksi sosial.

Kerangka konsep

Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Proliferating T cells differentiate into effector T cells that do not require co-stimulation to act Cell surface molecules alteration in activated T- cells CD8-T cells activation •

Many loca non-governmental organizations with which I had interviews either were established after 2011 with a specific aim to work with refugees[2] or shifted their operational