1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jumlah penduduk di dunia 18% atau sekitar 1,2 milyar jiwa adalah merupakan remaja (WHO, 2015). Sedangkan di Indonesia jumlah remaja adalah 44.079.486 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2020). Menurut WHO, dikatakan remaja pada usia 10 – 19 tahun, sedangkan menurut Permenkes RI nomor 25 Tahun 2014, remaja adalah penduduk Indonesia dengan usia 10 – 18 tahun.
Sementara itu menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) remaja adalah mereka yang berusia 1 - 24 tahun yang belum menikah.
Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini merupakan masa pubertas dimana terjadi perubahan yang cepat pada kematangan fisik seperti perubahan tubuh dan hormonal, dimana hormon ini mempengaruhi remaja untuk bereksploitasi. Kondisi ini membuat remaja terdorong untuk mencoba hal-hal baru yang sifatnya menantang, bahkan untuk hal-hal yang terlarang sekalipun (dr. Nurussakinah daulay M.Psi et all, 2020).
Remaja ingin mencari jati diri dan identitas baru yang berbeda dari sebelumnya. Oleh karena itu mereka cenderung ingin mencoba-coba sesuatu yang baru. Proses pencarian identitas baru ini jika tidak dibimbing dengan baik akan menjadi berbagai permasalahan. Beberapa masalah yang dihadapi remaja di Indonesia antara lain tingginya angka pemakai narkoba dikalangan remaja, adanya seks bebas dikalangan remaja yang belum menikah, hingga munculnya angka kejadian kasus HIV/ AIDS pada remaja (Fitria Novita Sari, 2020).
Faktor predisposisi yang mempengaruhi prilaku seseorang diantaranya adalah pengetahuan dan persepsi menurut Lawrence Green. Persepsi diperlukan dalam
suatu usaha untuk mengemukakan tanggapan, pendapat, dan pandangan terhadap sesuatu yang nantinya dapat memberikan pengaruh pada tingkah laku berikut pengambilan keputusan seseorang. Jika pengetahuan remaja tentang seks bebas baik maka akan mempengaruhi persespi remaja tentang seks bebas itu sendiri.
Jika persepsi remaja tentang seks bebas itu positif berarti akan mempengaruhi niat remaja untuk tidak melakuka seks bebas (Elin Eria Putri, dkk, 2021).
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, jika tidak diobati virus ini akan berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom). Populasi terinfeksi HIV terbesar di dunia adalah di benua Afrika (25,7 juta orang), kemudian di Asia Tenggara (3,8 juta), dan di Amerika (3,5 juta). Sedangkan yang terendah ada di Pasifik Barat sebanyak 1,9 juta orang. Tingginya populasi orang terinfeksi HIV di Asia Tenggara mengharuskan Indonesia untuk lebih waspada terhadap penyebaran dan penularan virus ini (UNAIDS, 2019).
Penyebaran HIV di Indonesia memiliki dua pola setelah masuk pada tahun 1987 sampai dengan tahun 1996. Pada awalnya hanya muncul pada kelompok homoseksual. Pada tahun 1990, model penyebarannya melalui hubungan seks heteroseksual. Presentase terbesar pengidap HIV Aids ditemukan pada kelompok usia 15-49 tahun sebesar 82,9%, sedangkan kecendrungan cara penularan yang paling banyak adalah melalui hubungan seksual beresiko sebesar 95,7%, yang terbagi dari heteroseksual 62,6% dan pria homoseksual/ biseksual 33,1% (Natal Kristiono dan Indri Astuti, 2019).
Penyakit HIV AIDS tidak hanya menyerang orang dewasa tetapi juga remaja. Dari data UNICEF tahun 2021, sekitar 1,71 juta remaja yang berusia 10-19 tahun hidup dengan virus HIV, sekitar 5% dari semua penderita HIV adalah remaja (UNICEF, 2021).
Data dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) 1.188 anak positif HIV berdasarkan periode Januari-Juni 2022. Paling banyak adalah pada usia 15- 19 tahun sebanyak 741 orang atau sekitar 3,3% yang terinfeksi HIV (IDAI, 2022).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2022, Kalimantan Selatan mengalami peningkatan pada tahun 2019 sebesar 458 kasus. Banjarmasin merupakan kota tertinggi dengan penderita mencapai 242 kasus di tahun 2017 disusul Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebesar 148 kasus ditahun 2020 serta Kabupaten Banjar pada tahun 2019 yang mencapai 61 kasus (Dinkes Provinsi Kalimantan Selatan, 2022).
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar pertahun 2022 kasus HIV meningkat menjadi 71 kasus, usia >50 tahun 5 orang, usia 25-49 tahun 56 orang, usia 20-24 tahun 15 orang, usia 15-19 tahun 2 orang, usia <
4 tahun 3 orang. Dari sekian pasien yang terinfeksi HIV tersebut dilaporkan bahwa terdapat 1 orang remaja berusia 15-19 tahun berjenis kelamin laki- laki terinfeksi virus HIV di wilayah kerja UPTD Puskesmas Aluh-Aluh.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Aluh- Aluh kelas XII sebanyak 10 orang didapatkan bahwa 4 orang memiliki pengetahuan tentang HIV/AIDS cukup, 3 orang kurang, 3 orang lagi memiliki pengetahuan baik. Untuk kuisioner persepsi didapatkan hasil 6 orang sdh berpacaran dan pernah berciuman dan meraba area sensitif, 1 orang berpacaran jarak jauh dan hanya bertukar kabar melalui media sosial, sisanya belum pernah berpacaran. Dari 10 orang remaja hanya 3 yang belum berpacaran. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dengan persepsi seks bebas pada siswa SMA Negeri 1 Aluh-Aluh Tahun 2023.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada Hubungan Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS dengan Persepsi Seks Bebas pada Siswa SMA Negeri 1 Aluh-Aluh Tahun 2023
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dengan persepsi seks bebas pada siswa SMA Negeri 1 Aluh-Aluh Tahun 2023.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa SMA Negeri 1 Aluh-Aluh.
1.3.2.2 Mengidentifikasi persepsi seks bebas pada siswa SMA Negeri 1 Aluh-Aluh.
1.3.2.3 Menganalisis hubungan antara pengetahuan HIV/AIDS remaja dengan persepsi seks bebas pada siswa SMA Negeri 1 Aluh- Aluh.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah perpustakaan baru di prodi S1 Keperawatan yang dapat dijadikan tambahan dalam rangka peningkatan preventif dan promotif kualitas dan pengetahuan mahasiswa dan mahasiswi Program Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin khususnya mengenai hubungan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dengan persepsi seks bebas pada usia remaja.
1.4.2 Bagi UPTD Puskesmas Aluh-Aluh
Penelitian Ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai acuan dalam rangka meningkatkan program pelayanan kesehatan sesuai standar kepada penderita HIV/AIDS khususnya dalam hal promotif dan
preventif serta sebagai acuan dalam perencanaan program yang akan datang.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan (SMA Negeri 1 Aluh-Aluh)
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi untuk anak didik agar terhindar dari perilaku seks bebas supaya tidak terjerumus pada penyakit HIV/AIDS
1.4.4 Bagi Peneliti
Hasil penilitian ini dijadikan sebagai penambahan wawasan ilmu bagi peneliti, sarana pembelajaran dan dijadikan sebagai salah satu sumber perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
1.5 Penelitian Terkait
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini adalah :
1.5.1 Jurnal Keperawatan Jiwa (JKI), Volume 9 No.1 Hal 161-170, Februari 2021 yang berjudul “Persepsi remaja tentang seks pranikah di Sekolah Menengah Atas”. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik cluster sampling dan menggunakan online survey. Didapatkan hasil uji
validitas > 0,361 dan reliabilitas cronbach alfa 0,783 degan 320 remaja kelas X-XI-XII di 7 SMA dengan hasil persepsi remaja sebagian mendukung untuk tidak melakukan seks pranikah.
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan random sampling, melalui pembagian kuesioner secara langsung dan hasil uji stattistik menggunakan spareman rank.
1.5.2 Jurnal Wahana Konseling (JUANG), Volume 5 No.1 Maret 2022 yang berjudul “ Perbedaan Persepsi Terhadap Perilaku Seks Bebas antara Remaja yang Tinggal di Daerah Wisata Karaoke Bandungan dengan Bergas Kidul”. Penelitian ini menggunakan causal comparative untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terkait, dengan
pengumpulan data melalui wawancara, hasil penelitian dianalisis menggunakan Uji Mann Withney dibantu Program IBM Statistic SPSS 25.0. dengan hasil ada perbedaan yang signifikan persepsi terhadap perilaku seks bebas antara remaja yang tinggal di Daerah Wisata karaoke Bandungan dengan Bergas Kidul.
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan random sampling, melalui pembagian kuesioner secara langsung dan hasil uji stattistik menggunakan spareman rank.
1.5.3 Jurnal Medika Udayana (JMU), Volume 11, No.11 November 2022 yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Persepsi terhadap Perilaku Pencegahan HIV/AIDS pada Remaja di Sekolah Menengah Atas”.
Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, melalui pembagian kuesioner secara online dengan menggunakan google form. Hasil penelitian dianalisis menggunakan Program IBM Statistic SPSS 21.0. Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan persepsi serta antara pengetahuan dan perilaku, namun tidak ada hubungan antara persepsi dan perilaku.
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah peneliti menggunakan teknik random sampling, melalui pembagian kuesioner secara langsung dan hasil uji stattistik menggunakan spareman rank.