• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan dukungan keluarga dengan pengelolaan sampah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan dukungan keluarga dengan pengelolaan sampah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI PINANG

THE RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT WITH HOUSEHOLD WASTE MANAGEMENT IN THE WORKING AREA OF SUNGAI PINANG PUSKESMAS

Chandra

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia

Email : chandrafauzankarim@gmail.com ABSTRACT

The waste problem is the main problem faced by the community in Sungai Pinang Village, Banjar Regency. The poor waste management system is even the unavailability of temporary waste collection facilities (TPS) so that the culture of community behavior in Sungai Pinang Village, Banjar Regency in handling waste by burning and throwing it into the river so that it can have a negative impact on the environment and directly on the health of the local community. The purpose of this study is to determine the relationship between family knowledge, attitudes, and support with household waste management in the Sungai Pinang Health Center Working Area. This type of research is an analytical survey with a cross-secional approach. The population in this study was all housewives in the Sungai Pinang Health Center Working Area in 2022 as many as 416 housewives. The sample taken was 81 respondents using proportional sampling techniques. Statistical test using Chi square test. The results showed that there was a relationship Dalam penelitian ini, akan sangat bermanfaat bagi peneliti untuk menambah wawasan yang lebih luas yang nantinya dapat diterapkan untuk mempraktekkan teori dan pengalaman yang diperoleh begitu mereka terjun ke lapangan, walaupun sebenarnya sulit untuk digabungkan, hal ini diimbangi dengan pengalaman yang didapat.there was a relationship between family support and household waste management (p = 0.040). It is recommended that housewives should manage household waste as for the sake of creating a clean and healthy environment.

Keywords : Household Waste; Family Support ABSTRAK

Permasalahan sampah merupakan masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat yang ada di Desa Sungai Pinang Kabupaten Banjar. Sistem pengelolaan persampahan yang buruk bahkan tidak tersedianya sarana pengumpulan sampah sementara (TPS) sehingga budaya perilaku masyarakat yang ada di Desa Sungai Pinang Kabupaten banjar dalam Penanganan sampah dengan cara membakar dan membuang ke sungai sehingga dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan maupun secara langsung terhadap kesehatan masyarakat setempat.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga dengan pengelolaan sampah rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Pinang. Jenis penelitian ini yaitu survey analitik dengan pendekatan cross secsional.

Populasi pada penelitian ini seluruh ibu rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Pinang Tahun 2022 sebanyak 416 ibu rumah tangga. Sampel yang diambil sebanyak 81 responden menggunakan teknik proportional sampling. Uji statistik menggunakan Uji Chi square. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara pengetahuan dengan dukungan keluarga dengan pengelolaan sampah rumah tangga (p=0,040). Disarankan agar ibu rumah tangga agar melakukan pengelolaan sampah rumah tangga sebagaimana demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.

Kata Kunci : Pengelolaan Sampah; Dukungan Keluarga

(2)

PENDAHULUAN

Sampah merupakan isu yang banyak dibicarakan saat ini, baik secara lokal maupun global.

Masalah sampah yang tidak habis-habisnya di kota- kota di Indonesia terutama disebabkan oleh sistem pembuangan yang tidak memadai. Pengelolaan sampah yang tidak tepat dapat menimbulkan dampak lingkungan seperti: Penyebab penyakit, pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan gangguan “estetika”. Dampak lingkungan sampah dapat timbul dari sumber sampah, perilaku masyarakat yang terbiasa membuang sampah, kurangnya sarana dan prasarana pengelolaan sampah dan sumber daya, pemerintah dan instansi terkait mempersulit pengelolaan sampah (1).

Pengelolaan sampah pada dasarnya merupakan titik balik dalam fase perlindungan lingkungan, yang dapat diukur dengan peningkatan timbulan sampah. Pertumbuhan sampah global begitu signifikan sehingga Bank Dunia memperkirakan jumlah sampah akan meningkat menjadi 2,2 miliar ton pada tahun 2025. negara berkembang anggota yang tergabung pada Organization For Economic Co-operation and Development (OECD) berperan sebagai penyumbang sampah terbesar di dunia, dimana timbulan sampah yang dihasilkan mencapai 572 juta ton per tahun dengan rentangan nilai perkapita 1,1 sampai 3,7 kilogram per orang perharinya (2). Semakin bertambahnya jumlah penduduk di suatu daerah, maka jumlah sampah juga semakin meningkat. Pola konsumsi barang primer, sekunder, dan tersier oleh rumah tangga dan masyarakat umum berkontribusi pada peningkatan jumlah sampah yang semakin beragam. Sampah merupakan bagian dari masalah lingkungan yang memerlukan penanganan serius.

Sampah yaitu barang-barang yang tidak terpakai atau tidak diinginkan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia yang perlu dibuang (3).

Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada tahun 2020. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), 37,3%

sampah di Indonesia berasal dari kegiatan rumah tangga. Sumber sampah terbesar kedua yaitu dari pasar konvensional sebesar 16,4%. 15,9% sampah berasal dari daerah setempat. Dan 14,6% sampah berasal dari sumber lain. 7,29% sampah berasal dari perdagangan. Hingga 5,25% sampah dari lembaga publik. Saat ini, 3,22% sampah dihasilkan dari

perkantoran. Meski tergantung jenisnya, 39,8%

sampah yang dibuang oleh pemerintah kota yaitu sampah makanan. Sampah plastik berada di urutan berikutnya dengan pangsa 17%. Hingga 14,01%

sampah berupa kayu atau ranting. Sampah berupa kertas dan karton mencapai 12,02%. Kemudian 6,94%

sampah dihasilkan dalam bentuk jenis lain. Hingga 3,34% limbah yaitu logam. Terdapat 2,69% limbah berserat. Selanjutnya sampah berupa kaca, karet dan kulit masing-masing sebesar 2,29% dan 1,95%. Tahun lalu, 55,87% sampah berhasil diolah. Sisanya 44,13%

sampah tertinggal karena tidak dibuang (4).

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menemukan volume sampah di Indonesia mencapai 21,88 juta ton pada 2021. Jumlah ini turun 33,33% dari tahun sebelumnya 32,82 juta ton.

Berdasarkan sumbernya, rumah tangga merupakan penyumbang terbesar sampah domestik. Itu 42,23%.

Sumber sampah terbesar kedua berasal dari pengecer dengan pangsa 19,11%. Pasar menyumbang 15,26%

dari limbah domestik. Saat itu, sampah kantor sebanyak 6,72%. Kontribusi instansi pemerintah dan daerah terhadap sampah di Indonesia masing- masing sebesar 6,71% dan 6,42%. Sedangkan 3,55%

sampah berasal dari sumber lain (5).

Menurut PERDA No. 08 Tahun 2018, pemerintah daerah bertanggung jawab untuk menjamin lingkungan yang sehat dan memberikan pelayanan publik untuk mencapai kesejahteraan bersama, sesuai dengan tujuan pemerintah daerah yang mandiri. Peningkatan jumlah dan jenis sampah jika tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan masalah sampah lokal yang berdampak pada kesehatan masyarakat dan lingkungan. Menghindari masalah dan dampak pengelolaan sampah memerlukan implementasi yang komprehensif dan terintegrasi di tingkat lokal untuk memberikan manfaat ekonomi, kesehatan masyarakat, keamanan lingkungan dan peluang untuk mengubah perilaku masyarakat (6).

Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan telah menjadi wilayah dengan tingkat pengelolaan sampah tertinggi di negara ini pada tahun 2020. Menurut data Dinas Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), tingkat pengelolaan sampah di Banjar mencapai 109,26%. . Kota Batu di Jawa Timur menempati urutan kedua dengan tingkat pengelolaan sampah sebesar 107,78%. Kota Tangerang, Provinsi Banten, diikuti dengan

(3)

pencapaian tingkat pengelolaan sampah 100%.

Kedua, tingkat pengelolaan sampah di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan yaitu 99,45%. Di sisi lain, tingkat pengelolaan sampah Kota Padang Panjang, Sumatera Barat yaitu 99,36%. Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, pengelolaan sampah yaitu proses mengubah sampah dengan mengubah sifat, komposisi, dan kuantitasnya.

Pengelolaan bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah dan memanfaatkan nilai yang terkandung dalam sampah (4). Di Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar pada Tahun 2021 memiliki jumlah penduduk sebanyak 15.319 jiwa. Yang meliputi 11 desa dan bagian darinya desa Sungai Pinang, dengan penduduk yang berjumlah 1413 jiwa dan memiliki 416 kepala keluarga yang terdiri dari 04 RT.

Merupakan bagian dari wilayah yang berada di Kabupaten Banjar dengan akses menuju wilayah, bisa di akses mengunakan teransportasi roda 2 dan roda 4. Dengan kondisi jalan sebagian masih terbilang terjal untuk menuju wilayah Desa Sungai Pinang. Karena wilayah Desa Sungai Pinang masih dikelilingi pegunungan (7).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di wilayah kerja Puskesmas Sungai Pinang pada tanggal 17 Mei Tahun 2022 dengan metode wawancara kepada 10 orang warga dalam pengelolaan sampah yang dihasilkan dari buangan rumah tangga tersebut didapatkan 7 orang warga tidak mengelola sampahnya sedangkan 3 orang mengelola sampahnya, 5 orang mengatakan tidak mengetahui cara pengelolaan sampah, 9 orang mengatakan bahwa lebih baik mengumpulkan sampah menjadi satu dan membakar atau membuang sampahnya langsung kesungai dibandingkan memilah sampahnya, dan 7 orang mengatakan tidak mendapatkan dukungan dari keluarga dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik. Studi analitik yaitu penyelidikan atau studi yang mencoba mencari tahu bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan terjadi. Oleh karena itu, analisis kuantitatif dari data yang terkumpul dilakukan ketika melakukan temuan.

Populasi penelitian yaitu subjek penelitian atau subjek penelitian secara keseluruhan (8). Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu rumah tangga yang

tinggal di Desa Sungai Pinang wilayah kerja Puskesmas Sungai Pinang sebanyak 416 KK pada tahun 2022. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 10% atau 0,1. Oleh karena itu, sampel untuk survei ini berjumlah 81 responden. Analisis data ini menggunakan analisis univariat dan bivariat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Karakteristik Responden dan Dukungan Keluarga Pada Ibu Rumah Tangga Dalam Pengelolaan Sampah Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Pinang Desa Sungai Pinang

Karakteristik Responden

n %

Umur

20 – 30 tahun 16 20

31 – 40 tahun 40 49

41 – 50 tahun 13 16

> 50 tahun 12 15

Pekerjaan

Guru 5 6

IRT 76 94

Pendidikan

Tidak Sekolah 7 9

Tamat SD 55 68

Tamat SLTP 5 6

Tamat SLTA 10 12

Perguruan Tinggi 4 5

CPS

Di Bakar 35 43

Ke Sungai 46 57

Dukungan Keluarga

Ada Tidak Ada

17

64 21

79

Total 81 100

Tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 81 responden dengan proporsi umur terbesar yaitu pada kelompok umur 31 - 40 tahun sebesar 49% dan 20 – 30 tahun sebesar 20% dan 41 – 50 tahun sebesar 16%, sedangkan yang memiliki proporsi terendah berada pada kelompok umur >50 tahun sebesar 15%, proporsi pekerjaan terbesar yaitu pada Ibu Rumah Tangga sebanyak 94%, sedangkan yang memiliki proporsi terendah pekerjaan Guru sebanyak 6%

orang, dan lainnya 0 responden, proporsi tertinggi pada pendidikan Tamat SD sebanyak 68%, dan Tamat SLTA sebanyak 12% , Tamat SLTP sebanyak

(4)

6%, Tidak Sekolah sebanyak 9%, dan proporsi terendah pada pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 5% dan proporsi nilai tertinggi cara pengelolaan sampah ke sungai sebanyak 57%, dan nilai proporsi terendah dengan pengelolaan sampah di bakar sebanyak 43% dan lainnya 0 responden.

Berdasarkan proporsi dukungan keluarga terhadap

pengelolaan sampah yang adanya dukungan sebanyak 21% dan yang bersifat tidak ada dukungan sebanyak 79%

.

Tabel 3 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Variabel

Pengelolaan Sampah Jumlah p-Value

Baik Tidak Baik

n % n % n %

Dukungan Keluarga

Ada 7 41,2 10 58,8 17 100 0,042

Tidak Ada 10 15,6 54 84,4 64 100

Total 17 21 64 79 81 100

PEMBAHASAN

Dukungan Keluarga Dengan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Pinang Tahun 2022

Berdasarkan hasil analisis univariat menunjukan bahwa dari 81 ibu rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Pinang dukungan keluarga ada sebanyak 17 orang atau (21,0%), dukungan keluarga tidak ada sebanyak 64 orang atau (79,0%). Data tersebut menunjukkan bahwa keluarga kurang membantu ibu rumah tangga dalam melakukan penampungan, pemilahan dan pembuangan sampah dari kegiatan rumah tangga, ini berarti sebagian besar ibu hanya seorang diri melakukan tugas untuk mengelola sampah rumah tangga.

Dukungan keluarga yang kurang berarti keluarga belum optimal memberikan bantuan kepada ibu rumah tangga dalam mengelola sampah.

Dukungan keluarga yang kurang dalam penelitian ini dapat dilihat dari aspek informasional, emosional, instrumental, dan penilaian. Dukungan informasional yaitu bantuan dalam menjelaskan situasi dan segala sesuatu tentang masalah yang dihadapi orang tersebut. Dukungan ini meliputi pemberian nasihat, bimbingan, masukan, atau penjelasan tentang bagaimana seseorang berperilaku.

Aplikasi pendukung informasi yang dapat dibuat oleh kepala rumah tangga kepada ibu dimaksudkan untuk menginformasikan kepada ibu tentang pembuangan sampah yang baik dan benar.

Dukungan emosional yaitu dukungan yang mencakup ekspresi empati seperti: B. Mendengarkan, keterbukaan, percaya dalam mengeluh, kesediaan untuk mengerti, kasih sayang. Dukungan emosional membuat penerima merasa dihargai, nyaman, aman, aman, dan dicintai. Penerapan dukungan emosional yang dapat diberikan oleh kepala rumah tangga kepada ibu antara lain dukungan emosional, mendengarkan dengan seksama pengalaman ibu selama proses pengelolaan sampah, memahami setiap ketidakpuasan dan bagaimana dia mempersepsikannya, termasuk merawat dan merawat.

Dukungan instrumental yaitu bantuan yang diberikan secara langsung berupa fasilitas atau barang. Penerapan dukungan instrumental yang dapat diberikan oleh rumah tangga kepada ibu membantu menjaga kebersihan lingkungan, membantu ibu menyediakan tempat sampah, memberikan kesempatan ibu untuk beristirahat, dan membantu ibu membuang sampah pada tempatnya. . Dukungan evaluasi yaitu dukungan yang dapat berupa evaluasi positif, konfirmasi untuk melakukan sesuatu, umpan balik, atau perbandingan sosial yang membuka diri orang yang sedang stres.

Aplikasi tersebut seperti penghormatan kepada ibu- ibu terkait proses pengelolaan sampah. Dukungan keluarga mungkin tidak memadai karena keluarga hanya fokus pada peran masing-masing dalam rumah dan pekerjaan setiap anggota keluarga.

Mereka tidak bisa membantu ibu rumah tangga.

(5)

Dukungan keluarga yaitu kondisi yang menguntungkan bagi seorang individu untuk mendapatkan dari orang lain yang mereka percaya untuk membiarkan mereka tahu bahwa mereka peduli, menghormati dan mencintai mereka.

Dukungan keluarga yaitu sikap, perilaku, dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga.

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Tahun 2022

Berdasarkan hasil analisis bivariat dari 81 responden antara dukungan keluarga dengan pengelolaan sampah rumah tangga lebih banyak responden yang dukungan keluarganya ada yaitu 7 responden atau (41,2%) yang mendapat dukungan terhadap pengelolaan sampah. Hasil uji statistik/Chi-Square didapat nilai p-value = 0,040 (sig.<0,05). Maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pengelolaan sampah rumah tangga pada ibu rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Sungai Pinang Tahun 2022.

Pada dukungan keluarga yang memberikan dukungan secara optimal maka akan mendorong kemampuan ibu rumah tangga untuk melakukan pengelolaan sampah dengan optimal. Keluarga yang membantu memberikan informasi mengenai pengelolaan sampah maka akan bertambah pengetahuan dan pemahaman ibu rumah tangga sehingga ibu rumah tangga tersebut akan melakukan sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannya tersebut mengenai pengelolaan sampah rumah tangga dengan baik dan benar. Ketika anggota keluarga membantu membuang sampah, itu membuat pekerjaan ibu rumah tangga lebih mudah, dan dia dapat mencurahkan lebih banyak waktu untuk memilah sampah berdasarkan jenisnya. Ibu rumah tangga sebagai istri mengikuti saran suami agar ibu dapat menangani sampah sebanyak mungkin. Dukungan keluarga merupakan faktor penting dalam kelancaran pekerjaan seorang ibu rumah tangga, dan dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin baik seorang ibu rumah tangga dapat membuang sampah rumah tangga.

Jadi ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pembuangan sampah rumah tangga. Hubungan antara keluarga dan kesehatan anggotanya sangat erat hubungannya. Keluarga yaitu sistem pendukung penting bagi sebuah keluarga. Setiap keluarga dapat berperan aktif saling

mendukung dalam mewujudkan pengelolaan sampah rumah tangga untuk kesehatan yang optimal. Keterikatan manusia dengan orang lain di dalam keluarga juga terkait dengan kesehatan manusia di dalam keluarga, sehingga memungkinkan identifikasi pola kesehatan keluarga (10).

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Pinang Tahun 2022 dengan nilai p-value 0,040. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar Puskesmas Sungai Pinang, khususnya pemegang program untuk dapat mengoptimalkan semua indikator pengelolaan sampah rumah tangga, selain itu juga diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan hasil penelitian ini menjadi penelitian kuantitatif, sehingga dapat dianalisis lebih lanjut menggunakan uji statistik antara keterkaitan pengelolaan sampah yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

1. Jaspi, K., Yenie, E., & Elystia, S., 2015, Studi Timbulan Komposisi & Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, vol. 2, no. 1, Universitas Riau.

2. Mia, D. A. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan Penerapan 3R (Reduce, Reuse Dan Recycle) di Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Kota Padang Tahun 2018.

http://scholar.unand.ac.id/33571/2/BAB%201%

20Pendahuluan.pdf

3. Dewi, I. N., Royani, I., Sumarjan, & Jannah, H.

(2020). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah Skala Rumah Tangga Menggunakan Metode Komposting. Sasambo:

JurnalAbdimas (Journal of Community Service), 2(1), 13

4. Rizaty Monavia Ayu. 2021. “Tingkat Pengelolaan Sampah di Kabupaten Banjar Tertinggi Nasional

pada 2020”.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/20 21/07/09/tingkat-pengelolaan-sampah-di- kabupaten-banjar-tertinggi-nasional-pada- 2020#:~:text=Kabupaten%20Banjar%2C%20Kali

(6)

mantan%20Selatan%20menjadi,Banjar%20menca pai%20109%2C26%25

5. Mahdi M Ivan. 2022. “Mayoritas Sampah Indonesia Berasal dari Rumah Tangga”.

https://dataindonesia.id/ragam/detail/mayorit as-sampah-indonesia-berasal-dari-rumah-tangga 6. PERDA Kalimantan Selatan, 2018. Peraturan

Daerah NO.08 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Sampah. Banjarmasin: Perda Prov. Kalimantan Selatan

7. Puskesmas Sungai Pinang. 2021. Profil UPT.

Puskesmas Sungai Pinang Tahun 2021.

8. Notoatmodjo 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

9. Setiadi. 2014. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu.

10. Viona Eka Rista. 2019. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dengan Tindakan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Rw 01 Kelurahan Johar Baru. Jakarta : Cendikia

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu perilaku keluarga dalam pengelolaan sampah yaitu setiap keluarga di Jorong Brastagi mengumpulkan dan membuang sampah ke sungai, parit, mengumpulkan sampah pada petugas

Hasil penelitian ini menunjukkan: 1 pengembangan media mobile learning berbasis aplikasi appypie pada pembelajaran teks eksposisi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gamping Sleman; 2