• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Efikasi Diri Dengan Strategi Coping Mahasiswa Yang Menyusun Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Hubungan Efikasi Diri Dengan Strategi Coping Mahasiswa Yang Menyusun Skripsi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

JPI: Jurnal Psikologi Islam Vol. 02, No. 01 (2023), pp. 1-15 ISSN. (Online); ISSN. Print)

DOI:

Homepage: https://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/jps

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN STRATEGI COPING MAHASISWA YANG MENYUSUSN SKRIPSI

Lenny Herlinda1, Desmita2

1. Universitas Mahmud Yunus Batusangkar 2. Universitas Mahmud Yunus Batusangkar

E-mail: [email protected], [email protected]

Abstract

The purpose of this study was to see the relationship between self-efficacy and coping strategies in students who were preparing their thesis at the Ushuluddin Adab and Da'wah Faculty. The population in this study was 345 people. The type of sampling is using simple random sampling technique, using the slovin formula with an error limit of 5%, the number of samples in this study is 138 respondents. Based on the product moment correlation test analysis in the table above, a significance value of 0.648 is obtained with a correlation coefficient value of 0.039. This shows that there is no relationship between self-efficacy variables and coping strategies. For the correlation coefficient value of rcount (0.039) and for the rtable value of 0.167. So 0.039 is included in the weak category. Referring to the correlation results, the Ha hypothesis is rejected because the significance value is 0.648 > 0.05 and the correlation coefficient is 0.039. So that the two variables do not have a significant relationship.

Keywords: self-efficacy, students, coping strategies

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan efikasi diri dengan stratrgi coping pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah. Populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 345 oarang. Jenis pengambilan sampel yaitu menggunkan teknik simple random sampling, dengan menggunakan rumus slovin batas kesalahan 5% maka jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 138 orang responden.

Berdasakan analisis uji korelasi product moment pada tabel diatas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,648 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,039. Hal ini menunjukkan bahwasanya tidak ada hubungan antara variabel efikasi diri dengan strategi coping. Untuk nilai koefisien korelasi sebesar rhitung (0,039) dan untuk nilai hitung rtabel sebesar 0,167.

Maka 0,039 masuk kedalam kategori lemah. Merujuk pada hasil korelasi tersebut maka hipotesis Ha ditolak karena nilai signifikansinya 0,648 > 0,05 dan koefisien korelasi 0,039. Sehingga kedua variabel tidak memiliki hubungan yang signifikan.

Kata Kunci: efikasi diri, mahasiswa, strategi coping

(2)

PENDAHULUAN

Perguruan Tinggi atau Universitas merupakan salah satu instansi atau lembaga pendidikan tertinggi dalam strata pendidikan. Dalam UU No. 12 tahun 2012, yang menyebutkan bahwa pendidikan/pergururan tinggi merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional, yang memiliki peran penting dalam yang mempersiapkan sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan program studi yang diambil. Proses pembelajaran di perguruan tinggi tidak ubahnya seperti pelaksanaan pendidikan di jenjang pendidikan sebelumnya, yaitu dengan adanya tugas- tugas yang harus diselesaikan, menyelenggarakan ujian tengah semester dan ujian akhir semester, serta tugas-tugas lainnya. Perbedaannya terletak dalam menentukan kelulusan pada jenjang pendidikan perguruan tinggi, mahasiswa harus menyelesaikan Skripsi.

Skripsi merupakan salah satu jenis karya tulis ilmiah yang disusun oleh mahasiswa berdasarkan hasil penelitian yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata (S1). Skripsi tersebut adalah bukti kemampuan akademik mahasiswa yang bersangkutan dalam penelitian yang berhubungan dengan masalah pendidikan sesuai dengan bidang studinya. Skripsi juga merupakan karangan ilmiah yang ditulis melalui tahap perencanaan, pelaksanaan dan tahap penyusunan laporan hasil dari penelitiannya.

Proses belajar dalam skripsi berlangsung secara individual, hal tersebut berbeda ketika mahasiswa mengikuti mata kuliah lain yang umumnya dilakukan secara klasikal atau berkelompok. Proses belajar secara individual menuntut mahasiswa untuk dapat mandiri dalam mencari pemecahan dari masalah-masalah yang dihadapinya.(Rafikasari, 2015)

Setiap tahap kegiatan penyelesaian penyusunan skripsi biasanya mahasiswa akan memiliki masalah, masalah yang pertama dapat berawal dari dalam diri mahasiswa yaitu tahap perencanaan, seperti kesulitan dalammenentukan tema atau masalah yang akan diangkat, kesulitan menentukan judul, sampel dan alat ukur skripsi. Pada tahap selanjutnya di dalam pelaksanaan permasalahan yang akan muncul adalah kesulitan dalam mendapatkan referensi, proses revisi yang terjadi berulang-ulang dan kesalahan dalam melakukan tata tulis. Pada tahap terakhir yaitu proses hasil dari penelitian yaitu keterbatasan waktu penelitian dan hasil penelitian yang tidak sesuai. (Iqramah & Nurbaity, 2018).

Masalah kedua dapat berasal dari luar diri seperti kesulitan mencari dosen pembimbing yang akan membimbing skripsi. Selain itu, dalam pelaksanaan dan pengolahan hasil penelitian

(3)

terdapat keterbatasan dana penelitian, dosen pembimbing yang sibuk dan sulit untuk ditemui, lamanya umpan balik dari dosen pembimbing dan kurangnya konsultasi dengan dosen pembimbing ketika menyelesaikan skripsi maka akan menjadi kendala yang selama ini terjadi.

Tidak jarang juga adanya mahasiswa yang beranggapan bahwasanya skripsi merupakan suatu tugas yang menguras tenaga, waktu dan biaya. Dari semua hambatan yang dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir tersebut akan memicu sumber terjadinya stres. (Iqramah &

Nurbaity, 2018)

Lulus tepat waktu adalah harapan setiap mahasiswa, namun lulus tepat waktu harus memiliki tekad dan niat yang kuat dari setiap mahasiswa yang ingin lulus tepat waktu. Cepat atau lambat tergantung dari usaha masing-masing mahasiswa. Lulus tepat waktu bagi sebagian mahasiswa mungkin hal biasa atau dianggap mudah. Bagi mereka yang tekun dan memiliki semangat tinggi,dan tidak memiliki hambatan. Tapi bagi sebagian mahasiswa lainnya, lulus tepat waktu mungkin butuh pengorbanan. Penyusunan skripsi bisa dilakukan oleh mahasiswa idealnya pada semester 7-8 atau 3,5 tahun sampai 4 tahun. Namun kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua mahasiswa yang dapat menyelesaikan skripsi pada jangka waktu standar tersebut ada sebagian mahasiswa yanng menyelesaikan studiny lebih dari 4 tahun.

Individu yang dihadapkan dengan permasalahan tersebut terdorong untuk melakukan coping. Coping adalah sebuah proses individu berusaha mengatur pertentantangan antara tuntutan dan sumber daya yang ada dalam situasi yang menimbulkan stres di mana manajemen ini mengidentifkasikan bahwa usaha coping sangat bervariasi dan tidak secara selalu mengarah pada pemecahan masalah. (Danusatyawati, 2020)

Rafikasari, (2015) mengemukakan bahwa, strategi coping sangat dibutuhkan oleh para mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, karena maahasiswa yang memiliki permsalahan dalam mengerjakan skripsi yang terlalu lama, akan sering menunda dalam mengerjakan skripsinya dan menganggap skripsi sebagai beban hidup. Sejalaan dengan itu Silvana (2012), menganggap dengan strategi coping mahasiswa dapat mengelola jarak yang ada antara tuntutan, baik itu tuntutan yang berasal dari dalam diri mahasiswa maupun dari luar seperti lingkungan, dengan menggunakan sumber daya mereka berupa pikiran dan perilaku untuk menghadapi stres selama menyusun skripsi.(Murfika et al., 2021)

Peneliti disini mengambil tempat penelitian di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) UIN Mahmud Yunus Batusangkar, alasan peneliti mengambil tempat peneliti di FUAD di karenakan masih ada 54 orang mahasiswa angkatan 2018 yang belum bisa lulus tepat pada

(4)

waktunya. Dikarenakan oleh itu peneliti megambil tempat penelitian di FUAD dengan subjek penelitan angkatan 2018 dan 2019 dengan populasi 267 orang.

Banyak hal yang dapat mempengaruhi cara menghadapi stres, salah satunya adalah faktor internal, yaitu efikasi diri. Efikasi Diri merupakan keyakinan individu akan kemampuannya untuk sukses dalam melakukan suatu tugas tertentu. Efikasi diri juga didefinisikan sebagai kepercayaan individu terhadap kemampuannya dalam mengontrol perilaku dan peristiwa lingkungan. Efikasi diri adalah keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu (dalam Nur Ghufron. 2012).

Efikasi diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat berHubungan bagi kehidupan manusia. Seperti yang di kemukakan oleh Efendi (2013) bahwa efikasi diri sangat menentukan dan memHubungani individu dalam menangani stressor, lingkungan dan prestasi.

Efikasi diri sangat berperan dalam penentuan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap individu, orang dengan efikasi diri tinggi akan berusaha dan bekerja lebih keras untuk dapat mencapai tujuannya, sebaliknya dengan orang efikasi diri rendah akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan. (dalam Murfika et al., 2021)

Hambatan dan masalah tersebut merupakan stressor yang dapat ditekankan oleh mahasiswa dalam penyusunan skripsinya. Oleh karena itu, mahasiswa perlu bekerja keras untuk mengatasi masalah dan hambatan dalam penyusunan skripsinya. Upaya mengatasi penyebab stres ini dikenal dengan strategi coping. Strategi coping dibutuhkan mahasiswa untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan, baik tuntutan yang berasal dari diri mahasiswa maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan, dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan berupa pikiran dan perilaku untuk menghadapi situasi yang dinilai mengakibatkan stres dalam menyusun skripsi untuk menghadapi masalah yang dimilikinya dalam menyusun skripsi agar dapat menyelesaikan tugas akhirnya tepatpada waktunya, kemampuan mengatasi masalah yang dihadapi (Problem Focused Coping) dan juga untuk mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan permasalahan yang dihadapi dalam penulisan skripsi (Emotion Focused Coping).

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh (Monica, 2021) yang menyatakan bahwa efikasi diri dan strategi coping memiliki Hubungan dalam penyesuaian diri dokter muda di lingkunngan kerja RSUP Sanglah. Mayoritas dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang menjalani pendidikan profesi di RSUP Sanglah memiliki efikasi diri yang tergolong tinggi, memiliki strategi fokus koping yang tergolong tinggi. Dari penelitian ini jugalah yang melandasi peneliti untuk mengambil judul penelitian tentang Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Strategi

(5)

Coping Mahasiswa Yang Menyusun Skripsi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah(FUAD) UIN Mahmud Yunus Batusangkar”

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Pada penelitian kuantitatif ini penulis menggunakan teknik kuantitatif korelasional, dengan pendekatan kuantitatif yang merupakan suatu karakteristik dari suatu variabel yang nilai-nilainya dinyatakan dalam bentuk angka, kemudian temuan penelitian tersebut menggunakan statistik berserta analisisnya. (Sugiyono, 2013)

Dalam pendekatan kuantitatif ini pendekatan yang terkait dengan teknik- teknik observasi, wawancara, kuesioner, analisis statistik dan lain sebagaiannya. Penelitian kuantitatif korelasional yaitu jenis penelitian yang melihat hubungan fungsional antar variabel X terikat (Independen) dengan variabel Y bebas (Dependen). Yang mana dalam penelitian ini peneliti melihat hubungan antara efikasi diri dengan strategi coping mahasiswa yang menyusun skripsi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar. Waktu penelitian lebih kurang 4 bulan dengan 138 sampel. Metode analisis ini dibantu dengan bantuan program SPSS 21.

Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala. Menurut Bungin (2005) skala adalah serangkaian atau daftar pernyataan yang disusun secara sistemetis dengan aturan tertentu, kemudian diberikan kepada subjek penelitian. Peneliti menggunakan skala likert. Skala likert adalah suatu himpunan butir perskripsian sikap yang dipandang kira-kira sama dengan nilai persepsi. Subjek menanggapi setiap butir pernyataan dengan mengungkapkan intensitas dan taraf kesesuaian atau ketidaksesuaian terhadap pernyataan tersebut.

Instrumen penelitian adalah suatu alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dengan instrumen penlitian berguna bagi peneliti untuk mencari informasi lengkap megenai suatu masalah dengan dimaksudkan untuk menghasilkan data akurat yaitu dengan menggunakan skala likert. (dalam Sugiyono, 2013).

Adapun langkah-langkah pengembangan skala adalah sebagai berikut:

(6)

1. Membuat kisi-kisi skala

Agar dapat dilakukannya pengukuran, maka seluruh variabel penelitian harus dijabarkan dalam beberapa indikator, sehingga peneliti membuat indikator sebagai tolak ukur untuk menyusun instrumen penelitian. Peneliti menyusun dan mengembangkan pernyataan instrumen berdasarkan penjabaran teori efikasi diri dan strategi coping.

Setelah peneliti membuat blueprint skala penelitian sebagai pedoman dalam membuat skala, lalu penulis menulis aitem atau butir pernyataan sekaligus memilih model skala. Jika peneliti sudah selesai membuat aitem dan memilih model skala yang akan digunakan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan validasi kepada ahli yang menggeluti kajian terhadap konstrak yang akan diteliti, ahli bahasa, dan ahli psikometri.

Langkah ini sering kali disebut juga dengan professional judgment (Saifuddin, 2020). Pada tahap ini, peneliti biasanya menerima beberapa penilaian dari ahli (validator) untuk instrumen yang akan digunakan sebagai penelitian lebih lanjut.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Intrumen Penelitian

Sebelum dibagikan kepada responden skala tersebut akan dilakukan uji reliabilitas dan validitas dari kedua skala tersebut. Yang dimaksud dengan Uji validitas dan reliabilitas yaitu;

a. Uji Validitas

Valid berarti syah atau layak dipercaya. Validitas suatu tes menggambarkan sejauh mana tes tersebut mengukur apa yang ingin diukur. Validitas alat ukur menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud (Reksoatmodjo, 2009)

(Azwar, 2005) mengemungkakan bahwa validitas alat ukur adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Suatu alat tes atau instrument pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tes tersebut mampu menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi. Uji validitas isi diestimasi lewat pengujian isi skala dengan analisis rasional atau professional judgement melalui panel expert, yaitu dengan meminta penilaian pada orang yang memiliki kompetensi dalam hal penggunaan bahasa yang tepat dan pemahaman akan materi yang diteliti. Analisis rasional atau professional judgement

(7)

dalam penelitian ini melalui panel expert yang berasal dari Dosen yang sudah ahli dalam bidang pengukuran dan penyusunan tes psikologi.

Panel expert dari dosen yang sudah ahli dalam bidang pengukuran dan penyusunan tes psikologi akan diminta untuk memberikan penilaian terhadap kelayakan aitem-aitem, dan kesesuaian isi aitem sebagai jabaran dari indikator keperilakuan atribut yang diukur. Penilaian dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan angka 1 yaitu untuk aitem yang sangat tidak relevan, angka 2 untuk aitem yang tidak relevan, angka 3 untuk aitem yang cukup relevan, angka 4 untuk aitem yang relevan, dan 5 untuk aitem yang sangat relevan.

Validasi Konstrak

Validitas konstrak merupakan proses berkelanjutan seiring dengan perkembangan konsep terkait konstrak yang hendak diukur (Azwar, 2010).

Pengajuan dengan validitas ini ialah dengan meminta pendapat ahli (expert judgement) terhadap aitem yang telah dirancang. Validitas konstrak dalam penelitian ini peneliti buat untuk mengukur efikasi diri dan strategi coping pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di FAkultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar. Expert judgement bertujuan untuk melihat kesesuain antara aitem denngan konstrak yang diukur, peneliti meminta pendapat dari Sri Putri Rahayu Z, M.A, dan Mutia Aini Ahmad, M.Psi., Psikolog

Validitas Isi

Validitas isi merupakan pengukuran untuk melihat sejauh mana alat ukur yang digunakan mewakili aspek yang hendak diukur. (Abdullah, 2015). Setelah melakukan riview aitem. Aitem akan dilakukan uji coba dengan subjek yang setara dengan subjek penelitian, lalu di lakukan analisis kuantitatif yaitu uji validitas isi.

Menurut Periantalo (2019) indek daya beda aitem disebut juga validitas aitem secara kuantitatif. Pada umumnya indek daya beda aitem yang digunakan sebesar 0,300, apabila tidak terpenuhi skor tersebut maka bisa ditoleransi sampai dengan 0,250. Perontalo mengklasifikasikan daya beda aitem tersebut sebagai berikut.

Tabel 1 Klasifikasi Indeks Daya Beda Aitem

Skor Klasifikasi

≥ 0,400 Sangat Bagus

(8)

0,300-0,399 Bagus

0,250-0,259 Cukup Bagus

0,200-0,249 Agak Bagus

< 0,200 Jelek

- (minus) Sangat Jelek

b. Uji Reliabilitas

(Azwar, 2005) Menyatakan bahwa uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan perkuran terhadap subjek yang sama diperoleh yang relative sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.

Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angka berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas. Koefisien Alpha Cronbach yang diharapkan dalam sebuah alat ukur minimal adalah 0,6-0,9.

Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas skala dalam penelitian ini adalah teknik analisis varians dari Alpha Cronbach, alasan digunakan formula Alpha Cronbach adalah karena hasil reliabilitas yang diperoleh dapat lebih cermat dan mendekati hasil sebenarnya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 21.0 for windows.

Namun, sebelum dilakukan uji reliabililitas skala, terlebih dahulu aitem tiap skala akan dipilih berdasarkan indeks daya diskriminasi atau daya beda aitem. Hal ini untuk mengetahui bahwa aitem yang bersangkutan memang berfungsi sama seperti fungsi skala. Setelah aitem skala dikonsultasikan dengan ahli, selanjutnya dilakukan uji coba instrumen untuk menguji setiap butir instrumen. Pengujian daya diskriminasi atau daya beda aitem ini dapat dikoreksi menggunakan teknik Part Whole dari Pearson yaitu melalui pengujian terhadap korelasi antar tiap aitem corrected item total correlation (CITC) dengan skor total nilai jawaban sebagai kriteria.

(9)

Nilai CITC dinyatakan memenuhi daya beda yaitu aitem yang memiliki nilai 0,3 ke atas, jika jumlah aitem yang lolos belum sesuai dengan yang diinginkan, nilai CITC dapat diturunkan menjadi 0,25, menurunkan batas kriteria di bawah 0,2 sangat tidak disarankan. Jika koefisien korelasinya atau CITC rendah mendekati nol berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur tes dan daya bedanya tidak baik. Pengujian nilai CITC ini dilakukan dengan bantuan komputer SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 21.0 for windows.

Teknik Analisis Data

Skala dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson, yang merupakan salah satu teknik untuk mencari keterkaitan Hubungan antara variabel independen dengan dependen. Teknik analisis data dalam peneltian kuantitatif mengunakan statistik. Sehingga penelitian ini menggunakan statistik inferensi. Yang mana statistic inferensi adalah bagian statistik yang mempelajari penafsiran dan penarikan kesimpulan yang berlaku secara umum dari data yang tersedia.

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menentukan hasil data.

Metode analisis data meupakan langkah yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Tujuan adalah untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitian.

Adapun teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasi, dimana penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan atau Hubungan dua variabel atau lebih.

Berdasarkan jenis data yang akan terkumpul dari model skala yang dipakai dalam intstrumen, maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik parametrik, dengan rumus korelasi pearson. Sehingga akan memperlihatkan ada atau tidak adanya hubungan antara kedua variabel. Dan menggunakan product moment. Serta dalam melakukan perhitungan tersebut peneliti menggunakan bantuan program IBM SPSS. 20.0 For Windows. Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dalam beberapa tahap sebagai berikut:

(10)

1. Uji Normalitas

Metode yang digunakan intuk menguji normalitas adalah dengan menguci Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansi dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov > 0,05 maka asumsi normalitas terpenuhi.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier secara signifikasi atau tidak. Suatu uji yang dilakukan harus berpedoman pada dasar pengambilan data yang jelas. Dalam uji linieritas dapat dilakukan dengan cara melihat nilai signifikansi pada output SPSS. Jika nilai signifikansi >0,05 maka terdapat hubungan linear secara signifikansi antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). sebaliknya, jika nilai signifikansi < 0,05, maka tidak terdapat hubungan yang linear antara variabel bebas dan variabel terikat.

3. Korelasi product moment

Untuk menjawab permasalahan apakah ada hubungan antara efikasi diri dengan strategi coping mahasiswa yang sedang menyususn skripi, maka digunakan metode analisis korelasi product moment dengan bantuan program computer IBM SPSS 20.0 for windows.

Rumus korelasi Product moment dengan angka kasar dari pearson

HASIL DAN PEMBAHASAN

Skala efikasi diri dan skala strategi coping disebarakan kepada 138 orang mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) UIN Mahmud Yunus Batusangkar skala efikasi diri berjumlah 27 aitem dan skala strategi coping berjumlah 48 aitem yang terdiri aitem favorable dan aitem unfavorable.

Tabel 1 Deskriptive data statistic

Variabel N Min Max Range Mean SD

Hipotetik Efikasi Diri 138 27 135 108 81 18

Strategi Coping 138 48 240 192 144 32

Nilai minimum yang diperoleh dari 138 subjek pada variabel efikas diri adalah 27 dan nilai

(11)

maksimum 135. Untuk variabel strategi coping nilai minimal yaitu 48 dan nilai maksimal 240.

Pada variabel efikasi diri didapatkan nilai mean 81 dan 144 pada variabel strategi coping.

Analisis statistik digunakan untuk menguji hipotesis dalan penelitian ini. Analisis data yang digunakan yaitu korelasi spearman rho dengan bantuan program SPSS 21. Hasil pengolahan data disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2

Korelasi kebefungsian keluarga dengan konsep diri Correlations

Efikasi Strategi Pearson Correlation 1 ,039

Efikasi Sig. (2-tailed) ,648

N 138 138

Pearson Correlation ,039 1 Strategi Sig. (2-tailed) ,648

N 138 138

Berdasarkan analisis uji korelasi pada tabel di atas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,648 dengan nilai koefesien korelasi sebesar 0,039. Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara kedua variabel efikasi diri dengan strategi coping. Menurut hasil korelasi tersebut, hipotesis Ha penelitian ditolak karena signifikan 0,00< 0,05 dan koefisien korelasi 0,039.

Sehingga kedua variabel tidak memiliki hubungan yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan pada varibel efikasi diri di dapatkan kategori sedang sebanyak 58 orang dengan persentase sebesar 42%, dan pada kategori tinggi terdapat 80 orang dengan persentase sebesar 58%.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa efikasi diri mahasiswa yang sedang menyusun skripsi berada pada kategori tinggi. Sedangkan pada strategi coping di dapati hasil bahwa terdapat 1 orang dengan kategori rendah dengan persentase 7%, pada kategori sedang terdapat 12 orang dengan persentase sebesar 8,7%, dan pada kategori tinggi terdapat 125 orang dengan persentase sebesar 90,6%. Dapat diartikan bahwa strategi coping pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di FUAD berada pada kategori tinggi.

(12)

Berdasakan analisis uji korelasi product moment diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,648 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,039. Hal ini menunjukkan bahwasanya tidak ada hubungan antara variabel efikasi diri denngan strategi coping. Untuk nilai koefisien korelasi sebesar rhitung (0,039) dan untuk nilai hitung rtabel sebesar 0,167. Maka 0,039 masuk kedalam kategori lemah. Merujuk pada hasil korelasi tersebut maka hipotesis Ho diterima karena nilai signifikansinya 0,648 > 0,05 dan koefisien korelasi 0,039. Sehingga kedua variabel tidak memiliki hubungan yang signifikan.

Hasil penelitian ini sedianya tidak menemukan signifikansi antara efikasi diri dengan strategi coping yaitu adanya hubungan antara efikasi diri degan strategi coping pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Yang mana pada hasil penelitian ini mendpatkan hasil Ho diterima yaitu tidak adanya hubungan antara efikasi diri dengan strategi coping. Namun dari hasil penelitian yang telah penliti lakukan, mahasiswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi cenderung menggunakan emotional focused coping sebagai strategi coping utama dalam menyelesaikan permasalahan yang dialami selama pengerjaan menyusun skripsinya. Yang berarti, adanya hubungan antara efikasi diri dengan aspek strategi coping, yaitu pada aspek emotional focused coping .

Dari hasil penelitian di atas diketahui bahwa tidak ada hubungan antara efikasi diri dengan stretegi coping pada mahasiswa yang menyusun skripsi. Hal ini sesuai dengan penelitian (Warsito, 2014) bahwa pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, efikasi diri yang dimiliki oleh mahasiswa memungkinkan dirinya memiliki motivasi untuk bertindak dan berusaha untuk menyusun skripsi, sebaliknya apabila mahasiswa kurang memiliki efikasi diri maka kurang memiliki dorongan yang kuat dalam dirinya dalam menyusun skripsi dan mahasiswa tersebut tidak berusaha menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dalam menyusun skripsi.

Sehingga didalam strategi coping dibutuhkan efikasi diri untuk menangani tingkat stres yang dialami individu, dengan memiliki strategi coping dan efikasi diri individu tidak akan rentan terhadap permasalahan yang dihadapi, sehingga tidak menimbulkan stres.

Efikasi diri yang tinggi menyebabkan akan semakin tinggi pula strategi coping seseorang karena efikasi diri dengan strategi coping merupakan dua faktor yang berpengaruh terhadap tingkat stres yang dialami seseorang, individu dengan efikasi diri yang rendah akan rentan dalam menghadapi tekanan. Sedangkan individu dengan efikasi diri yang tinggi akan bangkit dan bertahan saat menghadapi tantangan, mereka akan memasuki situasi yang penuh tekanan dengan percaya diri. (Warsito, 2014)

(13)

Berdasarkan hasil analisis, diketahui efikasi diri pada mahasiswa yang menyusun skripsi memiliki kategorisasi yang cukup tinggi. Sedangkan, pada hasil hitung dari data strategi coping per aspek dapat di ketahui bahwa rata-rata perolehan skor yang didapatkan pada hasil sebaran skala permasing-masing aspek adalah sebanyak 8 Orang yang menggunkan aspek problem focused coping, 15 orang yang menggunkan aspek less useful coping, dan ada sebanyak 115 orang mahasiswa yang cenderung menggunkan aspek emotional focused coping yang mana dapat disimpulkan bahwasanya pada hasil penelitian ini mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah dalam penyeleseaian skripsinya cenderung menggunakan aspek emotional focused coping.

KESIMPULAN

Berdasarkan pada penelitian ini diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,648 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,039. Hal ini menunjukkan bahwasanya tidak ada hubungan antara variabel efikasi diri denngan strategi coping. Untuk nilai koefisien korelasi sebesar rhitung (0,039) dan untuk nilai hitung rtabel sebesar 0,167. Merujuk pada hasil korelasi tersebut maka hipotesis Ho diterima karena nilai signifikansinya 0,648 > 0,05 dan koefisien korelasi 0,039. Sehingga kedua variabel tidak memiliki hubungan yang signifikan.

SARAN

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya. Namun alangkah lebih baiknya peneliti selanjutnya menggunakan sampel yang lebih banyak lagi dengan variabel yang berbeda.

REFERENSI

Arifin, S. (2017). Dukungan Sosial, Emotional Focus Coping dan Stres Peserta Program Keluarga Harapan.

Azmi, S. F. (2016). Hubungan Antara Optimisme dengan Kemempuan Problem Focused Coping pada Mahasiswa yang Bekerja Part Time. Skripsi.

Azwar, S. (2005). Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Belajar.

Danusatyawati, R. A. (2020). Hubungan Efikasi Diri Dengan Strategi Coping Pada Mahasiswa

(14)

Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir Di Universitas Sahid Surakarta. Vol.XV No., 207–221.

Gufron, M.N. & Rini, R. (2012). Teori-Teori Psikologi. Ar-Ruzz Media.

Iqramah, N., & Nurbaity. (2018). Strategi Coping (Problem Focused Coping dan Emotional Focused Coping) Dalam Menghadapi Stres Pada Mahasiswa Penyusun Skripsi FKIP Universitas Syiah Kuala. 3, 75–83.

Kemper, T. D., & Lazarus, R. S. (1992). Emotion and Adaptation. Contemporary Sociology, 21(4), 522.

Kertamuda, F., & Haris, H. (2009). Pengaruh Strategi Coping Terhadap Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru. Jurnal Universitas Paramadina, 6, 11–23.

Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Sress, Appraisal, and Coping. Springer Publishing Company.

Manalu, L. J. (2020). Gambaran Strategi Coping Stress Pada Mahasiswa Yang Kecanduan Game Online Di Kota Medan. E-Jurnal USU Library.

Maryam, S. (2017). Strategi Coping : Teori Dan Sumberdayanya. Konseling Andi Matappa, 1, 101–

107.

Monica, A. A. (2021). Efikasi Diri dan Strategi Koping Pada Penyesuaian Diri Dokter Muda. 9(2), 187–204.

Murfika, M., Kaimuddin, S. M., & Bahar, H. (2021). Efikasi Diri dengan Strategi Coping Mahasiswa yang Sedang Menyusun Skripsi. Jurnal Sublimapsi, 2(2), 51.

Pratiwi, H., Ismail, M., & Irayana, I. (2021). Jurnal Smart Paud. 4(1), 11–22. Priyatama, A. N., &

Karyanta, N. A. (2008). Hubungan Antara Emotional Focused

Coping dan Kecerdasan Emosional dengan Kecendrungan Bunuh Diri Pada Remaja. 59–73.

Putra, M. M. A. (2022). Hubungan Efikasi Diri dan Strategi Coping Pada Karyawan Usia Dewasa Awal yang Mengalami PHK Selama Pandemi Covid -19 Di Semarang.

Rafikasari, M. (2015). Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Strattegi Coping Pada Mahasiswa Menyusun Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rahmawati, W. D. (2018). Gambaran Coping Pada Single Mother. 12–36.

Reksoatmodjo, T. (2009). Statistika Untuk Psikologi dan Pendidikan. PT Refika Aditama.

Safaria, T. & S. (2012). Managemen Emosi. Jilid 2. Edisi 1. PT Bumi Aksara. Smet. (1994). Psikologi Kesehatan. Grasindo.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

(15)

Warsito. (2014). Hubungan Antara Self Efficacy dengan Penyesuaian Akademik. Vol.

14, N.

Wijayanti, N. (2013). Strategi Coping Menghadapi Stress Dalam Penyusunan Tugas Akhir Pada Mahasiswa Program S1 Faakultas Ilmu Pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Berpikir positif dan efikasi diri akademik pada mahasiswa Jurusan Psikologi berada dalam kategori tinggi.Metode analisis menggunakan Product Moment dengan

Berdasarkan penelitian mengenai hubungan efikasi diri dengan coping stress pada mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Riau dapat disimpulkan bahwa

Faktor dan sumber dapat menunjukkan perbedaan efikasi diri antara mahasiswa laki-laki maupun perempuan ketika sedang menyusun skripsi.Perbedaan laki-laki dengan perempuan

De-ngan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, ini artinya ter- dapat korelasi yang signifikan antara tingkat stres dengan penggunaan strategi coping pada mahasiswa yang

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa strategi-strategi coping stress pada mahasiswa yang menyusun skripsi adalah sebuah cara bagaimana

Berdasarkan penelitian mengenai hubungan efikasi diri dengan coping stress pada mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Riau dapat disimpulkan bahwa

Hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan positif antara efikasi diri dengan flow akademik pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.. Adapun kriteria subjek penelitian yang

Hubungan Antara Efikasi Diri dan Religiusitas dengan Flow Akademik Pada Mahasiswa Univesitas Muhammadiyah Sidoarjo.. Prosiding Seminar Nasional Dan Call Paper Mahasiswa,