• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan kepatuhan sop dan penggunaan apd

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan kepatuhan sop dan penggunaan apd"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

Judul : Hubungan Kepatuhan SOP Dan Penggunaan APD Dengan Kejadian Insiden Tertusuk Jarum Di Rumah Sakit X Untuk Mencegah Kecelakaan Tahun 2019 Judul : Hubungan Kepatuhan SOP Dan Penggunaan APD Dengan Kejadian Tertusuk Jarum Di Rumah Sakit X Untuk Mencegah Kecelakaan Di Tahun 2019 .

PENUTUP 1. Simpulan

PENDAHULUAN

Ruang lingkup penelitian

Penelitian dengan judul “Hubungan Kepatuhan SOP dan Penggunaan APD dengan Kejadian Tertusuk Jarum Pada Perawat di Rumah Sakit X Untuk Mencegah Kecelakaan Tahun 2019” Pengamatan dari peneliti di lapangan bertahan selama 3 bulan yaitu dari bulan April sampai Juni oleh peneliti, dimana kejadian jarum suntik merupakan angkanya. cedera jarum suntik meningkat dari tahun ke tahun. Hasil wawancara dengan peneliti dan perawat yang bekerja di ruang rawat inap RS X mengungkapkan beberapa kejadian jarum suntik sesuai SOP dan penggunaan alat pelindung diri saat pemberian obat dan pengambilan sampel darah kepada pasien.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari

Dengan kata lain, esensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak berbeda dengan pemahaman bagaimana kita mengendalikan risiko (risk management) agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kesehatan Kerja

Tujuan akhir dan lingkungan kerja adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat kesehatan 4.

Keselamatan Kerja

Ilmu dan seni yang berkaitan dengan identifikasi, penilaian dan pengendalian faktor lingkungan dan stres yang timbul di tempat kerja yang dapat menyebabkan penyakit, masalah kesehatan dan kesejahteraan atau menyebabkan ketidaknyamanan bagi pekerja dan lingkungannya 5. mencegah kemungkinan bekerja . kecelakaan dan penyakit 7. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat udara, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, dasar tempat kerja dan lingkungan serta cara melakukan pekerjaan. Menurut Undang-Undang Keselamatan Kerja, persyaratan keselamatan kerja untuk semua aspek pekerjaan berbahaya dan jenis bahaya akan diatur dengan peraturan perundang-undangan.

Kecelakaan Kerja

  • MANAJEMEN RESIKO

Manajemen risiko meningkatkan kemungkinan keberhasilan, mengurangi kemungkinan kegagalan dan ketidakpastian dalam mengelola keseluruhan tujuan organisasi. Oleh karena itu, sangat penting pada tahap ini untuk menentukan tebakan terbaik agar nantinya kita dapat memprioritaskan penerapan rencana manajemen risiko dengan benar.

Tinjauan Tentang Alat Pelindung Diri (APD)

  • Program Penggunaan APD
  • Pemilihan dan Persyaratan APD
  • Jenis-Jenis APD
  • Masker penyaring debu
  • Masker berhidung
  • Masker Bertabung

Sebagai pelaku pembangunan, perlu dilakukan upaya perlindungan baik dari aspek ekonomi, politik, sosial, teknis dan medis dalam mewujudkan kesejahteraan tenaga kerja. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pengusaha/pengurus perusahaan wajib menyediakan APD secara cuma-cuma kepada pekerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja. Melindungi tenaga kerja melalui upaya teknis untuk melindungi lokasi, peralatan dan lingkungan kerja merupakan prioritas yang sangat penting.

Sepatu safety harus melindungi pekerja dari kecelakaan yang disebabkan oleh beban berat pada kaki, paku atau benda tajam lainnya yang dapat diinjak, logam yang membara, zat asam, dll. Armor di sol diperlukan untuk melindungi pekerja dari tertusuk benda tajam dan tajam, terutama dalam pekerjaan konstruksi. Sarung tangan harus diberikan kepada pekerja dengan mempertimbangkan bahaya dan persyaratan yang diperlukan.

Topi pengaman (helm) wajib dikenakan oleh pekerja yang mungkin kepalanya terbentur benda jatuh atau terbang atau benda bergerak lainnya. Pakaian untuk pekerja mesin laki-laki harus berlengan pendek, rapat (tidak longgar) di bagian dada atau punggung, tanpa ikatan dan tanpa lipatan yang dapat menimbulkan bahaya.

Tinjauan Tentang Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2007) sikap adalah reaksi atau tanggapan seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1983) dalam Maulana (2009) sikap adalah reaksi atau tanggapan yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Maulana (2009), faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku berupa lingkungan fisik, fasilitas kesehatan atau sumber dukungan dan keterjangkauan khusus.

Faktor ini meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku aparat, termasuk petugas kesehatan. Termasuk di sini adalah peraturan perundang-undangan baik pusat maupun daerah yang berkaitan dengan kesehatan. a) Pola pengendalian. Masker dipakai untuk mencegah percikan yang terjadi saat petugas kesehatan atau ahli bedah berbicara, batuk, bersin, dan untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh yang terkontaminasi masuk ke hidung atau mulut petugas kesehatan.

Pelindung mata melindungi petugas kesehatan dari percikan darah atau cairan tubuh lain yang terkontaminasi pelindung mata. Celemek terbuat dari karet atau plastik sebagai penahan air pada bagian depan tubuh tenaga kesehatan.

Tinjauan Tentang Kepatuhan

Sepatu bot karet atau kulit menawarkan perlindungan lebih, tetapi harus selalu bersih dan bebas dari kontaminasi darah atau cairan tubuh lainnya. Seorang ibu ingin membawa anaknya ke posyandu, mengetahui bahwa anaknya akan ditimbang untuk mengetahui pertumbuhannya dan akan mendapat imunisasi untuk mencegah penyakit. Faktor pemungkin adalah faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan.

Faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau sarana untuk terjadinya perilaku hidup sehat, misalnya puskesmas, posyandu, rumah sakit, makanan bergizi. Keluarga yang sudah mengetahui masalah kesehatan melakukan upaya agar keluarganya menggunakan air bersih, makan makanan bergizi, dll. Perilaku kesehatan, yaitu tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya, meliputi tindakan pencegahan penyakit, menjaga makanan, kebersihan.

Perilaku sakit, yaitu segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit. Perilaku peran sakit, yaitu tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sakit untuk disembuhkan.

TEORI DOMINO

  • Hereditas
  • Sikap dan kondisi tidak aman
  • Kecelakaan kerja
  • Dampak kerugian

Sementara itu, kondisi tidak aman antara lain pencahayaan yang kurang memadai, alat kerja yang tidak sesuai, tidak adanya rambu-rambu keselamatan, atau APD yang tidak lengkap. Kecelakaan kerja seperti terpeleset, terbakar, tertimpa benda di tempat kerja terjadi akibat kontak dengan sumber bahaya. Menurut Heinrich, kunci pencegahan kecelakaan kerja adalah menghilangkan sikap dan kondisi yang tidak aman (kartu ketiga).

Sesuai dengan analogi efek domino, jika kartu ketiga tidak ada lagi, meskipun kartu pertama dan kedua jatuh, ini tidak akan menyebabkan semua kartu jatuh. Ada spasi atau jarak dari kartu kedua ke kartu keempat, jika kartu kedua jatuh, ini tidak akan menghancurkan kartu keempat. Laporan kecelakaan kerja meliputi jenis kecelakaan kerja, jumlah kecelakaan kerja, kerugian akibat kecelakaan kerja, dll.

UNSAFE ACTION

Berdasarkan kerangka teori pada BAB II, peneliti menggunakan beberapa konsep yang dijadikan variabel dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan pendekatan ilmiah dan praktis untuk menghadapi potensi bahaya dan.

KECELAKAAN TERTUSUK

JARUM UNSAFE CONDITION

Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari cidera atau penyakit yang diakibatkan oleh kontak dengan tempat kerja bahaya (hazards) di rumah sakit yang dilakukan oleh perawat, pada saat pemberian obat dan pengambilan darah untuk kejadian tertusuk jarum suntik dan lainnya 8 Di aplikasikan pada pekerjaan, seorang petugas harus selalu menggunakan Alat Pelindung Diri yang sesuai, dimana dalam penggunaannya seorang petugas harus mengetahui betapa pentingnya penggunaan APD saat bekerja atau saat berada di laboratorium kesehatan.

KEPATUHAN TERHADAP SOP

TERTUSUK JARUM

KEPATUHAN TERHADAP APD

  • Jenis dan Rancangan Penelitian
  • Lokasi dan waktu
  • Populasi dan Sample Penelitian .1 Populasi
    • Sample Penelitian
  • Definisi Operasional
  • Teknik Pengumpulan Data Penelitian .1 Pengumpulan Data
    • Sumber Data
  • INSTRUMEN PENELITIAN
  • Teknik Analisa Data 5.8.1 Analisa Data
  • Uji Validitas
  • Uji reliabilitas
    • Metode pengolahan data dan analisis data 1. Pengolahan Data
  • Analisis Data
  • Penyajian Data
  • Visi
  • Misi
  • Jenis Pelayanan RS X Jakarta Barat
  • Analisis Univariat 1 Deskripsi Usia
  • Hubungan Kepatuhan SOP dengan Kejadian Tertusuk Jarum
  • HASIL PEMBANDING PENELTIAN SEBELUMNYA

Jenis pertanyaan dirancang untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan SOP dan APD terhadap kejadian needlesticks di rumah sakit X. Nilai OR adalah 5667 atau dibulatkan menjadi 6 yang artinya jika kepatuhan SOP tidak konsisten maka kemungkinan terjadinya needlesticks lebih kecil . 6 kali lebih tinggi dibandingkan pada saat kepatuhan SOP B. Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai P sebesar 0,004, dimana nilai P kurang dari alpha (0,05) maka H0 ditolak yang berarti kepatuhan penggunaan penggunaan alat pelindung diri secara signifikan terkait dengan terjadinya needlesticks.

Nilai OR adalah 7.778 atau dibulatkan menjadi 8 yang berarti peluang tertusuk jarum 8 kali lebih besar jika kepatuhan penggunaan alat pelindung diri tidak diikuti. Bagian pembahasan ini akan memaparkan pembahasan yang menjelaskan tentang hubungan kepatuhan SOP dengan penggunaan APD pada kasus luka jarum suntik pada perawat di Rumah Sakit X untuk pencegahan kecelakaan tahun 2019. Aspek-aspek yang dikaji dalam penelitian ini dijabarkan ke dalam variabel-variabel yaitu: kepatuhan SOP, kepatuhan penggunaan alat pelindung diri dan jarum suntik pada perawat di rumah sakit X untuk pencegahan kecelakaan tahun 2019. a) Kaitan kepatuhan SOP dengan insiden jarum suntik Kepatuhan berasal dari kata patuh yang artinya Saya suka mematuhi, mematuhi perintah, aturan, disiplin.

Nilai OR sebesar 5,667 atau dibulatkan menjadi 6 yang berarti jika kepatuhan SOP tidak konsisten maka peluang jarum tertusuk 6 kali lebih besar dibandingkan jika kepatuhan SOP sesuai. Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai P sebesar 0,004, dimana nilai P kurang dari alpha (0,05), H0 ditolak yang artinya kepatuhan penggunaan APD berhubungan signifikan dengan kejadian jarum suntik. tongkat. Nilai OR adalah 7,778 atau dibulatkan menjadi 8 yang berarti jika kepatuhan penggunaan APD tidak konsisten maka peluang tertusuk jarum 8 kali lebih besar dibandingkan jika kepatuhan penggunaan APD sesuai.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya jarum suntik adalah pengawasan, prosedur operasi standar, wadah dan penggunaan handcoon alat pelindung diri, metode: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi.

PENUTUP

Saran

Diharapkan Kepala Rumah Sakit X mensosialisasikan dan memberikan pelatihan kepada perawat tentang pentingnya penggunaan APD sesuai standar SOP di ruang rawat inap yang baik dan benar melalui pelatihan atau training, penyuluhan atau seminar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menggunakan penelitian ini sebagai masukan dan informasi serta melakukan penelitian tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di rumah sakit dengan variabel lain yang relevan. Hubungan kepatuhan SOP dan penggunaan APD terhadap kejadian needlestick pada perawat di RS U untuk mencegah.

2 Apakah perawat bekerja sama untuk memastikan kondisi kerja yang aman dan bekerja sesuai SOP rumah sakit. 3 Apakah perawat sering membaca SOP cara penyuntikan di rumah sakit untuk menghindari kesalahan dalam mengambil tindakan. 6 Apakah perawat yang menyuntik pasien mematuhi standar dan SOP rumah sakit?

14 Apakah perawat menggunakan alat pelindung diri saat meletakkan wadah benda tajam sedekat mungkin dengan tempat penyuntikan (Point of Care. 18 Apakah perawat menggunakan alat pelindung diri saat menutup wadah benda tajam setelah ¾ penuh dengan jarum suntik atau benda tajam.

JARUM SUNTIK

12 Apakah perawat langsung membuang jarum ke wadah benda tajam setelah memberikan suntikan dan tetap menggunakan APD? 25 Apakah perawat pernah mendapatkan pelatihan tentang cara perawat menyuntik yang benar, tepat dan aman?

Gambar

Tabel 3.1: Kerangka Konsep...........................................................................
Tabel 3.5    Definisi Operasional....................................................................
Gambar : Kerangka Teori Kecelakaan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji menunjukkan t hitung - 10,38 ( p-value 0,0001 ) yang berarti terdapat perbedaan tingkat kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada perawat bangsal kelas

Data yang di peroleh di RS PKU Muhammadiyah Sekapuk di ruang IGD dan Rawat Inap Dewasa Umum dengan jumlah 20 perawat, angka kepatuhan perawat terhadap penggunaan APD saat

Menurut peneliti, tingginya motivasi perawat dalam penggunaan APD dalam penelitian ini dikarenakan responden mengetahui tentang dampak dari tidak memakai APD

Hubungan Pengawasan dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada petugas Cleaning Service di BLUD RSUD Kota Langsa Tahun 2019 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 60 responden

Terjadinya perubahan perilaku perawat antara sebelum dan setelah dilakukan sosialisasi SOP APD dalam penelitian ini dipengaruhi oleh adanya faktor pendukung

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI SESUAI SOP DI RSUD ULIN BANJARMASIN Fitria Cahya Ningsih1,MeilyaFarika Indah2, Nuning

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KETERSEDIAAN ALAT PELINDUNG DIRI APD DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA PEKERJA ART GLASS DI KABUPATEN GRESIK Oleh: DESI MUNAWAROH

Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri Apd Pada Petugas Penyapu Jalan Di Kecamatan Singkil Dan Tuminting... Analisis Faktor Yang