HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIER SISWA
CORRELATION BETWEEN THE INTERNAL LOCUS OF CONTROL AND STUDENTS’ CAREER MATURITY
Oleh:
Lianti Hanifah1), Dodi Priyatmo Silondae2)
1)SMPN 9 Kendari, 2)Universitas Halu Oleo Email: [email protected] Kata Kunci:
Locus Of Control, Kematangan Karier
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Locus Of Control Internal dengan Kematangan Karier Siswa SMK Negeri 1 Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 179 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik propotional random sampling dengan rumus alokasi proportional, sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 64 siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan skala locus of control internal dan skala kematangan karier. Data diolah dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa 1) Locus Of Control Internal siswa mayoritas berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 52 (81,25,%), 2) kematangan karier siswa mayoritas berada pada kategori tinggi yaitu 56 (87,5%), dan 3) Hasil analisis korelasi menunjukan ada hubungan positif yang kuat antara Locus Of Control Internal dengan Kematangan Karier Siswa SMK Negeri 1 Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur. Hal tersebut berdasarkan nilai indeks koefisien korelasi sebesar 0,688.
Keywords:
Locus Of Control, Career Maturity
ABSTRACT
This study aims to determine the relationship between internal locus of control and students' career maturity. It is quantitative correlational research.
The population in this study consisted of 179 students. A proportional random sampling technique with proportional allocation formula was applied, and 64 students chosen as the samples. Data were collected using an internal locus of control scale and career maturity scale. Data were processed using descriptive statistics and inferential statistics. Data analysis results show that most students' internal locus control was in the high category, namely 52 (81.25,%). Similarly, most students' career maturity was in the high category, namely 56 (87.5%). Moreover, correlation analysis results show a robust positive relationship between internal locus of control with the students' career maturity. It is based on the correlation coefficient index value of 0.688.
Pendahuluan
Kematangan karier membutuhkan pengetahuan tentang diri dan rencana di masa depan termasuk pekerjaan dan sekolah lanjut yang akan ditempuh setelah menyelesaikan pendidikan di SMK. Jurusan di SMK ini bermanfaat sebagai langkah awal dalam menggiring siswa untuk dapat konsentrasi pada bidang keilmuan yang kelak akan menjadi cita-cita dan karier mereka. Jika kematangan karier siswa rendah, maka siswa akan mengalami kesulitan dan kebingungan dalam pengambilan keputusan dalam menentukan karier. Kematangan karier juga merupakan tahap perkembangan karier individu yang ditandai oleh adanya persiapan untuk meraih masa depan. Persiapan tersebut meliputi mencari informasi karier, memahami diri dalam bentuk mencari tahu dan menemukan bakat dan minat diri untuk mencapai karier yang sesuai.
Hasil studi awal yang peneliti lakukan masih terdapat siswa dengan kematangan karier rendah.
Hal ini dikemukakan oleh guru BK yang mengatakan bahwa “tingkat kematangan karir siswa SMK pada umumnya tergolong tinggi, namun juga masih terdapat siswa dengan tingkat kematangan karier rendah”. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan dua orang siswa yang menunjukkan siswa memiliki kematangan karier rendah yang ditandai belum memahami sepenuhnya jurusan yang telah ia masuki, belum mengetahui secara luas berbagai pekerjaan dan kemungkinan mendapatkannya, serta hal-hal lain yang terkait dengan karier siswa.
Siswa dalam usahanya untuk mencapai kematangan karier yang diinginkan sering mengalami suatu hambatan, sehingga diperlukan usaha dari siswa untuk mengatasi hambatan tersebut. Tingkat usaha siswa untuk mengatasi hambatan yang dialami dalam mencapai kematangan karier yang diinginkan dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah faktor kepribadian. Super (Hamzah, 2019: 98) mengatakan salah satu faktor yang memengaruhi kematangan karier adalah kepribadian, pada saat memasuki bidang pekerjaan tertentu sifat kepribadian tersebut akan lebih berpengaruh terhadap kemampuan diri untuk bertahan dan berhasil dalam kariernya, faktor kepribadian yang dimaksud adalah locus of control.
Dengan adanya locus of control individu akan mampu untuk memilih dan menentukan karier sesuai dengan kemampuan. Locus of control terbagi menjadi dua dimensi yaitu internal dan external.
Individu dengan kecenderungan locus of control internal memiliki keyakinan bahwa apapun yang terjadi pada dirinya baik itu keberhasilan ataupun kegagalan ditentukan oleh usahanya sendiri.
Artinya, jika seorang siswa memiliki kecenderungan locus of control internal, ia akan meyakini bahwa kematangan kariernya dapat diperoleh melalui usaha yang dilakukannya dalam menyelesaikan tugas perkembangan karier sedangkan siswa yang memiliki kecenderungan locus of control eksternal, ia akan meyakini bahwa kematangan karier berupa keberhasilan ataupun kegagalan tidak ditentukan oleh dirinya sendiri melainkan dari orang lain.
Pada dasarnya locus of control internal merupakan keyakinan individu dalam memandang faktor penyebab keberhasilan maupun kegagalan yang dialami adalah berasal dari diri sendiri bukan dari orang lain. Siswa yang memunyai locus of control internal ketika dihadapkan pada pemilihan karier, maka siswa akan melakukan usaha untuk mengenali diri, mencari tahu tentang pekerjaan dan langkah-langkah pendidikan serta berusaha mengatasi masalah berkaitan dengan pemilihan karier (Zulkaida, 2007: 1).
Fenomena rendahnya kematangan karier di SMK Negeri 1 Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur harus ditangani lebih dalam, karena kematangan karier seseorang saat ini akan menentukan hasil akhir dari karier yang dimiliki di masa depan. Oleh karenanya untuk mengetahui keterkaitan locus of control internal dengan kematangan karier menjadi langkah awal untuk menentukan langkah selanjutnya sehingga dapat meningkatkan kematangan karier siswa serta pengembangan layanan bimbingan dan konseling. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui hubungan locus of control internal dengan kematangan karier siswa SMK Negeri 1 Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur.
Pengertian kematangan karier
Super (Saifuddin, 2018: 12) mendefinisikan kematangan karier sebagai suatu keberhasilan yang didapatkan individu ketika dapat menyelesaikan tugas perkembangan karier yang khas. Kematangan karier dimaknai sebagai kemampuan individu untuk membuat pilihan serta keputusan karier yang
tepat dan realitas. Creed dan Prideaux (Hamzah, 2019: 95) mendefinisikan kematangan karier sebagai kesiapan individu sebagai untuk mengatasi tugas-tugas perkembangan pada tahap-tahap perkembangan pertumbuhan, eksplorasi, pemantapan, pembinaan dan penurunan.
Berdasarkan definisi dan penjelasan yang dirumuskan oleh beberapa ahli tersebut, maka peneliti memahami bahwa kematangan karier merupakan suatu tahap perkembangan karier individu yang ditandai dengan adanya persiapan untuk meraih masa depan. Persiapan yang dilakukan tersebut meliputi merencanakan karier, mencari informasi, memahami diri dalam bentuk menelusuri dan menemukan bakat dan minat, memilih karier di masa depan dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai karier yang sesuai.
Faktor-faktor yang memengaruhi kematangan karier
Rice (Saifuddin, 2018: 92) menyebutkan faktor-faktor yang memengaruhi kematangan karier adalah:
1. Orangtua. Orangtua merupakan model bagi anak. Harapan orangtua terhadap anak akan memengaruhi minat, aktivitas, dan nilai pribadi anak, yang kemudian memengaruhi pemilihan karier anak.
2. Teman sebaya. Orangtua dan teman sebaya berpengaruh kuat dalam pemilihan karier individu.
Teman sebaya juga berpengaruh terhadap pemilihan karier, karena teman memerkuat aspirasi orangtua karena individu memilih lingkungan pergaulan yang memiliki tujuan yang konsisten dengan tujuan orangtua.
3. Sosial ekonomi. Kondisi sosial ekonomi menyangkut kemampuan orangtua dalam membiayai bidang pendidikan anaknya. Anak dengan kemampuan intelektual tinggi kadang tidak dapat menikmati pendidikan yang baik karena keterbatasan ekonomi. Kondisi ini pula yang akhirnya digunakan oleh anak dalam pemilihan kariernya.
4. Lingkungan. Lingkungan yang memengaruhi kehidupan karier individu yaitu, a) lingkungan kehidupan masyarakat, membentuk sikap anak dalam menentukan pola kehidupan yang pada gilirannya akan memengaruhi pemikirannya dalam menentukan jenis pendidikan dan karier yang diidamkan; b) lingkungan lembaga pendidikan atau sekolah yang bermutu baik, memunyai kedisiplinan tinggi akan memengaruhi pembentukan sikap dan perilaku kehidupan pendidikan anak dan pola pikir dalam menghadapi karier; c) lingkungan teman sebaya, pergaulan dengan teman sebaya akan memberikan pengaruh langsung terhadap kehidupan pendidikan.
5. Pandangan hidup dan nilai. Pandangan hidup merupakan bagian yang terbentuk karena lingkungan. Pada akhirnya pandangan hidup tersebut akan tampak pada pendirian seseorang, terutama dalam menyatakan cita-cita hidupnya.
6. Gender. Remaja dipengaruhi secara kuat oleh pengharapan sosial untuk memilih tipe pekerjaan sesuai dengan peran laki-laki dan perempuan. Perempuan terbatas dalam memperoleh kesempatan dan kategori pekerjaan yang layak didapatkannya, berbeda halnya dengan laki-laki.
7. Inteligensi. Inteligensi sangat penting untuk pemilihan karir karena inteligensi berkaitan dengan kemampuan individu untuk membuat keputusan dan inteligensi berkaitan dengan tingkat aspirasi.
8. Bakat dan kemampuan khusus. Setiap pekerjaan membutuhkan bakat dan kemampuan khusus yang berbeda. Bakat sangat penting karena memungkinkan individu untuk mencapai keberhasilan dalam bekerja.
9. Minat. Minat merupakan faktor penting yang memengaruhi keberhasilan karier, serta minat berkaitan dengan bidang dan tingkat pilihan karier.
Selanjutnya, Super (Hamzah, 2019: 98) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kematangan karier, yaitu:
1. Faktor bio-sosial, adalah informasi yang lebih spesifik, perencanaan, penerimaan, tanggung jawab individu dalam perencanaan karier, orientasi pilihan karier berhubungan dengan faktor bio- sosial seperti umur dan kecerdasan.
2. Faktor lingkungan, adalah indeks kematangan karier individu berkorelasi positif dengan tingkat pekerjaan orangtua, kurikulum sekolah, stimulasi budaya, dan yaitu tingkat pekerjaan orangtua, sekolah, stimulus budaya, dan kohesivitas keluarga.
3. Faktor kepribadian, meliputi konsep diri, locus of control, bakat khusus, nilai-nilai dan tujuan hidup.
4. Faktor vokasional, kematangan karier individu berkorelasi positif dengan aspirasi vokasional, tingkat kesesuaian aspirasi dan ekspektasi karier.
5. Faktor prestasi individu, meliputi prestasi akademik, kebebasan, partisipasi dalam kegiatan ko- kurikuler dan ekstrakurikuler.
Aspek-aspek kematangan karier
Super (Saifuddin, 2018: 17) mengemukakan terdapat empat aspek penyusunan kematangan karier remaja, yaitu:
1. Perencanaan
Kesadaran individu bahwa dirinya harus membuat pilihan pendidikan dan karier serta mempersiapkan diri untuk membuat pilihan tersebut.
2. Eksplorasi
Individu secara aktif menggunakan berbagai sumber untuk memperoleh informasi mengenai dunia kerja umumnya dan untuk memilih salah satu bidang pekerjaan dan studi lanjut khususnya.
3. Kompetensi informasional
Individu dengan kompetensi yang berkembang dengan baik memiliki pengetahuan yang cukup untuk menggunakan informasi tentang studi lanjut dan karier yang dimiliki untuk dirinya, serta mulai mengkristalisasikan pilihan pada bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.
4. Pengambilan keputusan
Individu mengetahui apa yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan pendidikan dan karier, kemudian membuat pilihan studi lanjut dan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan.
Locus of control internal
Crider (Ghufron dan Risnawita 2014: 68) mengemukakan definisi locus of control adalah sumber keyakinan yang dimiliki individu dalam mengendalikan peristiwa yang telah terjadi baik itu dari segi sendiri ataupun dari luar individu dirinya. Locus of control dibagi dua kategori yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Dalam penelitian ini akan dibahas lebih lanjut tentang locus of control internal. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian, yang didefinisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib sendiri (Kreitner dan Kinicki, 2003: 125).
Selanjutnya, Ghufron dan Risnawita (2014: 66) menyatakan bahwa individu dengan kecenderungan locus of control internal berusaha keras untuk memperoleh suatu keahlian melalui lingkungan, suka bekerja keras, inisiatif tinggi, selalu menemukan pemecahan masalah berdasarkan pertimbangan sendiri dan selalu mencoba berfikir seefektif mungkin. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti memahami bahwa locus of control internal merupakan salah satu variabel kepribadian yang didefinisikan sebagai keyakinan bahwa keberhasilan atau kegagalan dalam kehidupannya berada di bawah kontrol dirinya sendiri bukan dari orang lain.
Aspek-aspek locus of control internal
Rotter (Ghufron dan Risnawita, 2014: 66) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki locus of control internal selalu menghubungkan peristiwa yang dialaminya dengan faktor dalam dirinya, karena mereka percaya bahwa hasil dan perilakunya disebabkan faktor dari dalam dirinya. Faktor dalam aspek internal antara lain:
1. Kepercayaan diri, seseorang yang memiliki kepercayaan diri bahwa dirinya mampu mengontrol kehidupannya adalah hasil dari faktor internal.
2. Berusaha dan percaya untuk mencapai suatu tujuan, dengan kemampuan, keterampilannya sendiri dan bertanggung jawab.
3. Memunyai keyakinan bahwa konsekuensi positif akan diperoleh pada situasi tertentu sebagai imbalan tingkah lakunya.
4. Kemampuan, seseorang yakin bahwa kesuksesan dan kegagalan yang telah terjadi sangat dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki.
5. Usaha, seseorang yang memiliki locus of control internal bersikap optimis, pantang menyerah dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengontrol perilakunya.
6. Minat, seseorang memiliki minat yang lebih besar terhadap kontrol perilaku, peristiwa dan tindakannya.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Tirawuta, Desa Matabondu Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur pada bulan September 2019 sampai bulan Januari 2020. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis korelasional. Penelitian korelasional merupakan suatu tipe penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih variabel penelitian (Siswanto dan Suyanto, 2018: 8). Pertimbangan penggunaan penelitian korelasional adalah bahwa penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara locus of control internal dengan kematangan karier siswa.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur yang berjumlah 179 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 64 orang siswa yang penentuan ukuran sampelnya menggunakan rumus Slovin yaitu:
Jumlah anggota sampel bertingkat (berstrata) dilakukan dengan cara pengambilan sampel secara proportional random sampling yaitu menggunakan rumus alokasi proportional, maka jumlah sampel kelas XI berdasarkan masing-masing jurusan SMK Negeri 1 Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Populasi dan Sampel Penelitian
Kelas Kelas Sampel Teknik Komputer dan Jaringan XI.A 11
XI.B 11
Akuntansi XI 6
Perkantoran XI 11
Otomotif XI 13
Teknik Gambar dan Bangunan XI 12
Jumlah 64
Data dalam penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara dan skala likert.
Skala pada penelitian ini menggunakan skala adaptasi dari penelitian terdahulu yaitu penelitian Rifai (2013). Dalam penelitan ini data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif persentatif dan analisis inferensial untuk menentukan apakah ada hubungan antara kedua variabel. Perhitungan analisis dilakukan dengan meggunakan bantuan program SPSS 16.0.
Hasil Peneltian dan Pembahasan Hasil Penelitian
Analisis deskriptif persentatif
Gambaran umum locus of control internal siswa SMK Negeri 1 Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur dpat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Locus Of Control Internal Siswa Internal Kategori Frekuensi Persentase
>108 Tinggi 52 81.25%
72-108 Sedang 12 18.75%
<72 Rendah 0 0%
Jumlah 64 100
Melalui tabel 2 di atas, diperoleh informasi bahwa dari 64 sampel, tidak terdapat siswa yang memiliki tingkat locus of control internal yang rendah, terdapat 52 orang (81,25%) siswa yang memiliki tingkat locus of control internal yang tinggi dan terdapat 12 (18,75%) siswa yang memiliki tingkat locus of control internal yang sedang sehingga dapat dipahami bahwa secara distribusi frekuensi tingkat locus of control internal siswa berada pada kategori tinggi. Selanjutnya, gambaran umum kematangan karier siswa SMK Negeri 1 Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur dapat dilihat melalui tabel berikut:
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Kematangan Karier Siswa Internal Kategori Frekuensi Presentase
>102 Tinggi 56 87.5%
68-1028 Sedang 8 12.5%
<68 Rendah 0 0%
Jumlah 64 100
Berdasarkan tabel 3 di atas, diperoleh informasi bahwa dari 64 sampel, tidak terdapat siswa yang memiliki kematangan karier yang rendah, 58 orang (87,5%) memiliki kematangan karier yang tinggi, dan 8 orang (12,5%) memiliki kematangan karier yang sedang. Hal ini dapat dipahami bahwa secara distribusi frekuensi tingkat kematangan karier siswa berada pada kategori tinggi.
Analisis inferensial 1. Uji korelasi
Tabel 4
Korelasi product Moment Pearson Correlations Locus of Control
Internal
Kematangan Karier Locus of
control internal
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 64
.688**
.000 64 Kematangan
Karir
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.688**
.000 64
1
64 **Correlation is significant at the level (2-tailed).
Berdasarkan data pada tabel 4 dapat diketahui bahwa variabel locus of control internal berkorelasi positif dengan variabel kematangan karier siswa dengan koefisien korelasi sebesar
0,688, dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi locus of control internal siswa maka semakin tinggi kematangan karier siswa. Sebaliknya, semakin rendah locus of control internal yang dimiliki maka semakin rendah kematangan karier siswa.
2. Uji Signifikansi
Tabel 5
Output Uji Signifikansi Penelitian Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2- tailed) Mean
Std Deviasi
on
Std Deviasi
on
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Paired
I
Locus of Control Internal
Kematangan Karier - 4.656
3.818 .477 - 5.610
- 3.703
- 9/756
63 .000
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa nilai sig. sebesar 0,000. Bila nilai tersebut dibandingkan dengan nilai probabilitas sebesar 0,05 maka nilai nilai sig. = 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang berbunyi “terdapat hubungan signifikan antara antara locus of control internal dengan kematangan karier siswa SMK Negeri 1 Tirawuta” dinyatakan diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara locus of control internal dengan kematangan karier siswa SMK Negeri 1 Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur.
Pembahasan
Uji hipotesis yang dilakukan mendapatkan koefisien korelasi sebesar 0,688 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p ≤ 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima. Bentuk hubungan locus of control internal dengan kematangan karier adalah positif. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi locus of control internal yang dimiliki siswa maka akan semakin tinggi kematangan karier siswa.
Hasil penelitian ini memperkuat penelitian yang dilakukan Primantia (2015) dengan judul hubungan konsep diri dengan kematangan karir peserta didik Kelas X SMKN 1 Bogor. Berdasarkan hasil analisis data dengan mengunakan korelasi product moment pearson yang dibantu dengan software SPSS versi 16.00 diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa r hitung sebesar 0.764 pada probabilitas ( sig.2-tailed)) 0,000 dengan df = 58-2= 56 sedangkan nilai r tabel = 0,266 (pada taraf signifikansi α= 5%). Dengan hasil tersebut diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar dari pada r tabel,
yang berarti ada hubungan signifikan konsep diri dengan kematangan karier.
Hasil penelitian ini juga memperkuat penelitian yang dilakukan Anggriana, dkk (2018) yang berjudul pengaruh efikasi diri dan internal locus of control terhadap perencanaan karir mahasiswa prodi bimbingan dan konseling IKIP PGRI Madiun. Berdasarkan pada uji t parsial untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap perencanaan karier diperoleh nilai t sebesar 0,137 dengan taraf signifikansi 0,394 (p < 0,05; signifikan). Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan efikasi diri terhadap perencanaan karier. Selanjutnya, uji t parsial untuk mengetahui pengaruh internal locus of control terhadap perencanaan karier diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,374 dengan taraf signifikansi 0,024 (p < 0,05; signifikan). Hal ini menunjukkan ada pengaruh signifikan internal locus of control terhadap perencanaan karier.
Locus of control internal seseorang dapat ditingkatkan dengan memotivasi diri sendiri. Cara yang dapat dilakukan antara lain berfikir optimis bahwa diri sendiri mampu, berusaha memanfaatkan peluang yang ada, dan melatih kemampuan yang dimilikinya. Pengaruh dari orang lain juga dapat meningkatkan locus of control internal seseorang. Misalnya, Orangtua yang selalu memberi dorongan dan memfasilitasi anaknya untuk terus maju dan berkembang. Super (Saifuddin, 2018: 12) mendefinisikan kematangan karier sebagai suatu keberhasilan yang didapatkan individu ketika dapat
menyelesaikan tugas perkembangan karier yang khas. Kematangan karier dimaknai sebagai kemampuan individu untuk membuat pilihan serta keputusan karier yang tepat dan realitas. Individu yang memiliki kematangan karir tentunya locus of control internal juga baik.
Zulkaida (2007: 1) menjelaskan siswa yang memunyai locus of control internal, ketika dihadapkan pada pemilihan karier, maka siswa akan melakukan usaha untuk mengenali diri, mencari tahu tentang pekerjaan dan langkah-langkah pendidikan serta berusaha mengatasi masalah berkaitan dengan pemilihan karier. Jadi dapat disimpulkan bahwa locus of control internal berkorelasi dengan kematangan karier. Semakin tinggi locus of control internal siswa maka semakin tinggi pula kematangan karier yang dimiliki. Sebaliknya, semakin rendah locus of control internal yang dimiliki maka semakin rendah pula kematangan karier yang dimiliki siswa.
Hasil deskriptif menunjukkan bahwa mayoritas siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur memiliki kematangan karier termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 56 orang (87,5%). Hal ini mengindikasikan siswa sudah memiliki kesiapan untuk terjun di dunia kerja, tetapi masih perlu pendampingan Orangtua maupun guru di sekolah untuk memberi masukan dan pengarahan sehingga kematangan karier siswa dapat meningkat. Berdasarkan teori, siswa SMK kelas XI masuk dalam fase eksplorasi. Dalam fase ini, siswa memiliki tugas perkembangan kristalisasi (sub tahap sementara). Dengan didampingi oleh guru BK melalui layanan bimbingan, diharapkan siswa dapat meningkatkan kematangan kariernya dalam kurun waktu satu tahun ke depan. Sukardi (2008: 67) mengatakan bahwa layanan bimbingan karier untuk individu yang berada dalam tahap eksplorasi membantu individu memahami faktor-faktor relevan dan memperoleh pengalaman membuat pilihan karier, mengeksplorasi bidang-bidang pekerjaan dalam hubungannya dengan minat dan kemampuan, membuat perencanaan dan mengembangkan strategi pencapaiannya.
Dalam hal ini, peran guru BK sangat diharapkan. Guru BK sebagai pendamping siswa di sekolah sebaiknya memberi gambaran tentang dunia kerja dan hal-hal yang penting untuk disiapkan.
Hal ini meliputi peluang karier yang sesuai bidang studi, pembuatan CV dan surat lamaran yang benar, tata cara interview yang baik, serta dunia kerja yang penuh dengan tantangan. Guru bimbingan dan konseling dapat meningkatkan motivasi yang ada dalam diri siswa sehingga locus of control internal siswa juga meningkat. Pihak sekolah dapat berperan dengan cara menambah jam praktek di lapangan. Tujuan adanya jam kerja praktek di lapangan agar siswa tidak kaget dalam menghadapi dunia kerja yang akan datang.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa locus of control internal mayoritas siswa berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 52 orang atau sebesar 81,25%. Kematangan karier mayoritas siswa berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 56 orang atau sebesar 87,5%. Berdasarkan analisis korelasi product moment pearson variabel locus of control internal berhubungan kuat dengan variabel kematangan karier siswa dengan koefisien korelasi sebesar 0,688 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p ≤ 0,05). Bentuk hubungannya adalah positif yang artinya semakin tinggi locus of control internal siswa maka semakin tinggi kematangan karier siswa. Sebaliknya, semakin rendah locus of control internal yang dimiliki maka semakin rendah kematangan karier siswa.
Saran
1. Bagi guru BK
Diharapkan dapat membantu menanamkan dan mengarahkan siswa melalui pemberian layanan ataupun melalui bimbingan karier dengan memasukkan materi tentang locus of control internal sehingga siswa mampu memiliki locus of control internal yang baik sehingga mampu berdampak baik pula pada kematangan karier siswa.
2. Bagi Siswa
Diharapkan terus berusaha meningkatkan locus of control internal sehingga siswa yakin dalam memulai merencanakan karier untuk masa depan serta terus mencari informasi yang akan membantu dalam mencapai karier yang diharapkan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat meneliti hal lain yang ada hubungannya dengan kematangan karier siswa sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan serta menambah masukkan untuk guru BK dalam memaksimalkan kinerjanya di sekolah.
Daftar Pustaka
Anggriana, T.M dkk. (2018). Pengaruh Efikasi Diri dan Internal Locus Of Control Terhadap Perencanaan Karir Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling IKIP PGRI Madiun. Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen. Vol 6 ,No.3, Hal. 225-240.
Ghufron, M. N dan Rini R. (2014.) Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hamzah, A. (2019). Kematangan Karier. Malang: Literasi Nusantara.
Harapan, A. (2012). Kamus Internasional 30 Triliun. Surabaya. Pustaka Agung Harapan.
Ihsanuddin, R. (2013). Hubungan Antara Locus Of Control Internal Dengan Kematangan Karier Pada Siswa Kelas XI Di SMK Muhammadiyah 1Wates Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Kreitner, R. dan Angelo K. (2003). Perilaku Organisasi Organizational Behavior. Malang: Salemba Empat.
Primantia, A. (2015). Hubungan Konsep Diri dengan Kematangan Karir Peserta Didik Kelas X SMK N 1 Bagor Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Saifuddin, A. (2018). Kematangan Karier.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Siswanto dan Suyanto. (2018). Metodologi Penelitian Kuantitatif Korelasional. Yogyakarta:
Bossscript.
Sukardi, D. K. (2008). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.
Zulkaida, ddk. (2007). Pengaruh Locus Of Control dan Efikasi Diri Terhadap Kematangan Karir Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Proceeding Pesat, 2, B1-B4. Available FTP:
ejournal.gunadarma.ac.id.