PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan Internet berbanding lurus dengan perkembangan media sosial yang telah menyebar luas dan memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat di seluruh belahan dunia. Media sosial merupakan kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan individu dan komunitas berkumpul, berkomunikasi, dan berkolaborasi atau bermain satu sama lain. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2018) menyatakan rata-rata durasi penggunaan media sosial masyarakat Indonesia adalah enam jam per hari dan 76,67% masyarakat Indonesia mengakses Internet tiga kali dalam satu jam per hari.
Menurut penelitian dari Universitas Oxford, durasi ideal penggunaan media sosial dalam sehari adalah 257 menit atau sekitar 4 jam 17 menit. Oleh karena itu, sangat penting bagi pelajar untuk menggunakan media sosial dengan bijak untuk menjaga kualitas dan kuantitas tidur, karena hal ini dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari, produktivitas dan kesehatan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “hubungan penggunaan media sosial dengan risiko insomnia pada mahasiswa STIKES Medistra Indonesia di Bekasi”.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Keaslian Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah responden yang mengalami insomnia sama dengan yang mengakses media sosial lebih dari lima jam, sama dengan mayoritas (98%) jenis media sosial yang aktif digunakan. pelajar yaitu WhatsApp. Hasil penelitian ini menunjukkan sebesar 47,1%. responden yang menggunakan media sosial <5 jam dan 52,9% responden. Angka kejadian insomnia pada siswa SMA. . yang menggunakan media sosial ≥ 5. Terdapat 78,7% responden yang mengalami insomnia dan 21,3% responden yang tidak mengalami insomnia. . Seluruh siswa SMA Advent Likupang Barat berada pada rentang usia remaja awal.
“Penggunaan media sosial dan prevalensi insomnia pada remaja di SMK Gunung Jati Tanjung Priok Jakarta Utara.”
TINJAUAN PUSTAKA
- Tinjauan Teori
- Kerangka Teori
- Kerangka Konsep
- Hipotesis
Beberapa situs media sosial yang populer saat ini adalah : Whatsapp, Facebook, Youtube, Twitter, Instagram, Wikipedia, Blog, dll. Blog merupakan media sosial yang memungkinkan penggunanya untuk mengunggah, berkomentar dan berbagi aktivitas sehari-hari, termasuk link web lain, informasi dan lain sebagainya. pada. Mikroblog, seperti majalah online, adalah suatu bentuk media sosial yang memungkinkan pengguna untuk menulis dan mempublikasikan aktivitas dan/atau opini mereka.
Website berbagi media adalah salah satu jenis media sosial yang memungkinkan penggunanya untuk berbagi media mulai dari dokumen (file), video, audio, gambar, dll. Orang-orang yang terjebak dalam media sosial mempunyai kelemahan utama, yaitu risiko mengabaikan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Ho: Tidak ada hubungan antara penggunaan media sosial dengan risiko insomnia pada mahasiswa STIKES Medistra Indonesia angkatan 2021.
METODE PENELITIAN
- Jenis dan Rancangan Penelitian
- Populasi, Dan Sampel
- Ruang Lingkup Penelitian
- Variabel Penelitian
- Definisi Operasional
- Jenis Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Instrumen Penelitian
- Pengelola Data
- Analisa Data
- Etika Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup hubungan penggunaan media sosial dengan risiko insomnia pada mahasiswa STIKES Medistra Indonesia Bekasi. Pada penelitian ini digunakan analisis bivariat untuk melihat hubungan penggunaan media sosial dengan risiko insomnia pada mahasiswa STIKES Medistra Indonesia di Bekasi. Distribusi frekuensi pengguna media sosial di kalangan mahasiswa STIKes Medistra Indonesia di Bekasi pada tahun 2021 (n = 103). Sumber: Data primer dari peneliti, Agustus 2021).
Analisis bivariat digunakan untuk menguji apakah ada hubungan antara penggunaan media sosial dengan risiko insomnia pada mahasiswa STIKes Medistra Indonesia di Bekasi tahun 2021. Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat diartikan ada hubungan hubungan penggunaan media sosial dengan risiko insomnia pada mahasiswa STIKes Medistra Indonesia di Bekasi. Tahun 2021. Hasil penelitian diperoleh dari 103 responden, sebagian besar mahasiswa STIKes Medistra Indonesia menggunakan media sosial dalam kategori aktif yaitu 84 responden (81,6%).
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ulfiana (2018) yang menyatakan bahwa penggunaan media sosial di kalangan pelajar. Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Hubungan Penggunaan Media Sosial Dengan Risiko Insomnia Pada Mahasiswa STIKES Medistra Indonesia Tahun 2021”, dan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut. Mahasiswa STIKes Medistra Indonesia mayoritas menggunakan media sosial dalam kategori aktif yaitu 84 responden (81,6%).
Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh p-value sebesar 0,012 hal ini menunjukkan bahwa p-value (0,012) < α-value (0,05) artinya ada hubungan antara penggunaan media sosial dengan risiko insomnia pada STIKES Medistra. Penggunaan Mahasiswa se-Indonesia di Bekasi Tahun 2021. HUBUNGAN DENGAN KENYAMANAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DAN KEJADIAN PASOMNIA PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI : Bet The Social Media Ri20le20. sk Insomnia pada Mahasiswa STIKES Medistra Indonesia di Bekasi Tahun 2021.
Distribusi frekuensi hubungan penggunaan media sosial dengan risiko insomnia pada mahasiswa STIKES Medistra Indonesia di Bekasi tahun 2021.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Berdiri pada tanggal 4 April 2002, dan mendapat izin penyelenggaraan Program Studi berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 67/D/O/2002. STIKes Medistra Indonesia, awalnya berlokasi di Jalan Dr. Sahardjo yang berkedudukan di Jakarta menyelenggarakan pendidikan program studi Bachelor of Science Keperawatan dan D3 Kebidanan. Pada tahun 2005, kegiatan pendidikan kemudian berpindah ke Jalan Cut Mutia Raya, Bekasi, dengan sarana prasarana dan bangunan yang lengkap dan berkembang di atas tanah seluas kurang lebih 7000 m2.
Pengakuan kredibilitas STIKes Medistra Indonesia sebagai lembaga pendidikan diakui dengan nilai B melalui akreditasi BAN PT nomor 226/SK/BAN-PT/Akred/PT/X/2018. Unit Kampus STIK Medistra Indonesia mempunyai beberapa bangunan utama yaitu Gedung A sebagai ruang kantor, ruang kelas dan asrama wanita, Gedung B sebagai asrama pria, Gedung C sebagai ruang kelas, aula dan asrama wanita serta Gedung D sebagai Aula 2 dan asrama wanita. . Menjadi perguruan tinggi bidang kesehatan yang memiliki keunggulan kompetitif, berkarakter humanistik dan menjadi pemimpin di tingkat regional pada tahun 2036.
Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui bahwa dari 103 responden mayoritas berada pada kategori aktif yaitu 84 responden (81,6%), pengguna media. Distribusi frekuensi risiko insomnia pada mahasiswa STIKes Kedokteran Indonesia di Bekasi pada tahun 2021 (n= 103). Sumber: Data primer dari peneliti, Agustus 2021). Berdasarkan tabel 4.3 di atas, distribusi frekuensi risiko insomnia pada pelajar sebanyak 103 responden sebagian besar adalah insomnia ringan yaitu 50 responden (48,5%), insomnia berat yaitu 34 responden (33,0%), insomnia sangat berat yaitu 12 responden. (11,7%), dan tidak ada keluhan yaitu 7 responden (6,8).
Berdasarkan tabel 4.4 diatas terlihat bahwa dari 103 responden, mayoritas responden yang menggunakan media sosial berada pada kategori aktif yaitu sebanyak 84 responden (81,6%), dengan klasifikasi responden mengalami risiko insomnia ringan sebanyak 42 responden. responden (40,8%), disusul responden 31 responden (30,1%) mempunyai risiko insomnia berat, 8 responden (7,8%) mempunyai risiko insomnia sangat berat, dan 3 responden (2,9%) tidak mempunyai keluhan tidak tidur. memiliki Sedangkan responden yang menggunakan media sosial berjumlah 19 orang termasuk dalam kategori kurang aktif, sebanyak 8 responden (7,8%) tergolong berisiko mengalami insomnia ringan, disusul tidak sama sekali.
Pembahasan
UIN Alauddin Makasar dari 44 responden ditemukan 41 atau 93,2% responden termasuk dalam kategori aktif menggunakan media sosial selama 6-8 jam dan lebih dari 7 kali sehari (Ulfiana, 2018). Oleh karena itu peneliti menyarankan dalam menggunakan media sosial seseorang harus dapat memanfaatkan jenis media sosial tersebut sesuai kebutuhan, mempunyai manajemen waktu yang baik dan menyesuaikan pembelajaran dengan hobi, hiburan dan bersosialisasi. Pelajar yang mengalami insomnia ringan akibat penggunaan media sosial sangat bervariasi, ada yang berselancar dalam waktu sangat singkat, ada yang hanya berselancar sedang, bahkan ada yang cukup lama (Fernando & Hidayat, 2020).
Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square diperoleh p-value sebesar 0,012 hal ini menunjukkan bahwa p-value (0,012) < α-value (0,05) sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat hubungan antara penggunaan media sosial dengan risiko insomnia pada mahasiswa STIKES Medistra Indonesia di Bekasi tahun 2021. Berdasarkan analisis bivariat terhadap 103 responden, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menggunakan media sosial dalam kategori aktif. 84 responden (81,6)%). Durasi penggunaan media sosial dapat mempengaruhi tingkat risiko insomnia, yaitu semakin lama durasi penggunaan media sosial maka semakin tinggi pula risiko insomnia pada generasi muda.
Ketidakmampuan mahasiswa dalam mengatur waktu dengan baik dalam menggunakan media sosial baik saat berada di kampus maupun di rumah akan berdampak pada pola istirahat dan tidur mahasiswa yang tidak teratur sehingga dapat menimbulkan risiko insomnia. Berdasarkan uji chi-square diperoleh nilai p value 0,002 < 0,05. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara durasi penggunaan media sosial dengan risiko terjadinya insomnia pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Tahun 2020 (Fernando & Hidayat, 2020). Dengan adanya penelitian ini diharapkan mahasiswa dapat menggunakan media sosial secara bijak dan menyeimbangkan waktunya antara menggunakan media sosial untuk belajar, berdiskusi, dan menyelesaikan tugas kuliah serta menekuni hiburan, hobi, dan bersosialisasi.
Diikuti oleh jenis media sosial Instagram yang digunakan untuk menyebarkan informasi umum dan pribadi (ig story, ig tv dan ig feed), berbagi foto dan video, mencari berita terkini, bersosialisasi, serta kegiatan komersial, dan. Media sosial YouTube jenis ini digunakan untuk menyebarkan informasi dalam bentuk video, membuat konten sendiri atau berkolaborasi, menonton live streaming, dan lain sebagainya. Jadi jika tidak memanfaatkan media sosial dengan benar, Anda bisa berisiko mengalami insomnia ringan hingga sangat parah.
Oleh karena itu peneliti menyarankan agar siswa dalam penggunaan media sosial dapat mengatur proses belajar, mengerjakan tugas, mencari hiburan, hobi dan bersosialisasi.
Keterbatasan Penelitian
Mahasiswa STIKes Medistra Indonesia sebagian besar mengalami risiko insomnia ringan yaitu sebanyak 50 responden (48,5%). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa untuk memperhatikan frekuensi dan durasi penggunaan media sosial agar terhindar dari risiko insomnia dan memberikan edukasi tentang penggunaan media sosial yang berisiko terjadinya insomnia. Peneliti menyarankan agar mahasiswa pengguna media sosial dapat menggunakan media sosial sesuai dengan kebutuhannya, mempunyai manajemen waktu yang baik, dan menyeimbangkan antara belajar, berdiskusi, dan menyelesaikan tugas kuliah dengan hobi, hiburan, dan bersosialisasi sedemikian rupa sehingga dapat meminimalkan risiko. dari insomnia.
Bagi pelajar yang berisiko mengalami insomnia berat atau sangat berat, peneliti menyarankan agar pelajar tersebut mengurangi mobilitas akibat penggunaan gawai dan menyarankan agar mereka berkonsultasi dengan dokter mengenai faktor penyebab, gejala yang dialami, dan tatalaksana lanjutan dari insomnia yang sangat parah. insomnia parah yang mereka alami. mengalami. Kami berharap penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain di luar penggunaan media sosial yang mungkin mempengaruhi risiko insomnia dan dapat meningkatkan jumlah sampel dalam penelitian. Eksistensi media sosial, YouTube, Instagram dan Whatsapp di masa pandemi Covid-19 di kalangan komunitas virtual Indonesia 1 Hendra A.
HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN INSOMNIA PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH ADVENT TANAH PUTIH Media sosial adalah istilah yang menggambarkan berbagai teknologi yang digunakan, yang paling banyak digunakan adalah Facebook dan T. Saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam survei bertajuk “Hubungan Penggunaan Media Sosial Dengan Risiko Insomnia Mahasiswa STIKES Medistra Indonesia di Bekasi Tahun 2021”, dimana beliau menjelaskan tujuan dan manfaat responden survei. Jenis media sosial yang sering Anda gunakan (pilih maksimal 1): Centang (√) pada kolom yang tersedia.
Distribusi frekuensi karakteristik responden (kelas dan jenis media sosial) Penggunaan media sosial, jenis media sosial dan risiko insomnia.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
PROGRAM STUDI PROFESIONAL WANITA YANG BERLIBAT - PROGRAM STUDI MAHASISWA (S1) PROGRAM STUDI FARMASI (S1) - PROGRAM STUDI MAHASISWA (D3) FORMULIR APLIKASI HASIL Tesis.