• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan sikap pendapatan dan pola asuh dengan perilaku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan sikap pendapatan dan pola asuh dengan perilaku"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN SIKAP PENDAPATAN DAN POLA ASUH DENGAN PERILAKU SULIT MAKAN PADA ANAK DI TK KARTINI KECAMATAN BUNGUR

BARU KABUPATEN TAPIN TAHUN 2020

Fatma Warni

1,

Netty

2

, Siska Dhewi

3M. Bahrul Ilmi4

1Mahasiswa Prodi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

2,3,4

Dosen Prodi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

E-mail:ema.net210@gmail.com ABSTRAK

Prevalensi kesulitan makan di Indonesia terjadi pada anak sekitar 20%, dengan anak yang memiliki perilaku memilih makanan sekitar 44,5%. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan sikap pendapatan dan pola asuh dengan perilaku sulit makan pada Anak di Tk Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020. Metode penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh ibu yang memiliki anak bersekolah di TK Kartini sebanyak 42 orang. Sampel sebanyak 42 responden menggunakan teknik Total Sampling. Uji statistik menggunakan uji Spearman Rank Test. Hasil penelitian sebagian besar sulit makan sebanyak 23 orang (54,8%), sebagian besar positif sebanyak 30 orang (71,4%), sebagian besar rendah sebanyak 22 orang (52,4%), sebagian besar kurang sebanyak 26 orang (61,9%), Ada hubungan sikap orang tua (p-value = 0,018), tingkat pendapatan orang tua (p-value = 0,013), pola asuh orang tua (p-value = 0,016) dengan perilaku sulit makan. Saran diharapkan sebagai bahan informasi mengenai kejadian sulit makan pada anak dapat menurun dan terpenuhi kebutuhan nutrsi pada anak.

Kata kunci : Sulit Makan, Sikap, Pendapatan, Pola Asuh ABSTRACT

The prevalence of eating difficulties in Indonesia occurs in children at 20%, with children having food choice behaviors 44.5%. The study aims determine the relationship between income aptitude and parenting with difficult eating behaviors in children of TK Kartini Bungur Baru Tapin in 2020. The analytical research method is a Cross Sectional. The population of all mothers who have children in TK Kartini is 42 people. A sample of 42 respondents used the total sampling technique. Statistical test using the Spearman Rank Test. The Result most of them had difficulty eating to 23 respondents (54.8%), attitude positive to 30 respondents (71.4%), Income under to 22 people (52, 4%), parenting than 26 people (61.9%), There is a relationship between parental attitudes (p-value = 0.018), parental income level (p-value = 0.013), parenting styles (p- value) = 0.016) and difficult feeding behavior. Suggestions as information material on the incidence of eating difficulties in children may decrease and nutritional needs are met in children.

Keywords: hard to eat, attitude, income, parenting

(2)

PENDAHULUAN

Berdasarkan data dari UNICEF pada tahun 2018 menunjukkan data di Inggris anak yang berumur 3 tahun sekitar 17% yang menggambarkan memiliki nafsu makan yang kurang sebesar 12% karena memilih-milih makanan. Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di negara Eropa di New Zealand dilaporkan sebanyak 24% responden menganggap anaknya memiliki masalah kesulitan makan di usia tiga tahun dan 18% diantaranya berlanjut hingga usia lima tahun (UNICEF, 2018) .Prevalensi kesulitan makan di Indonesia terjadi pada anak sekitar 20%, dengan anak yang memiliki perilaku memilih makanan sekitar 44,5% yang mengalami malnutrisi ringan sampai sedang, dan sekitar 79,2% mengalami kesulitan untuk makan atau cenderung pilih- pilih makanan (picky eater) lebih dari 3 bulan (Priyanti, 2018). Dampak kesulitan makan yang tidak segera diatasi dapat mengakibatkan keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan akibat kekurangan nutrisi dan gangguan perilaku pada anak (Murharyani, 2015). Masalah perilaku makan yang timbul dapat bervariasi dari memilih makan makanan tertentu, membatasi jumlah asupan makanan, makan berlebihan, sampai terjadinya gangguan makanan yang berimbas pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan (Marmi, 2013).

Kesulitan makan pada anak dapat disebabkan oleh faktor organik dan non-organik serta psikologis.

Faktor organik disebabkan antara lain, kelainan organ bawaan dan abnormalitas fungsi saluran pencernaan. Faktor non-organik disebabkan, antara lain pola asuh orangtua, sikap orang tua, pendapatan keluarga, jenis dan cara pemberian makanan. Faktor psikologis yaitu kepribadian, serta kondisi emosional anak (Marmi, 2013).

TK Kartini terletak di Desa Bungur Baru Kabupaten Tapin terletak di Desa Bungur Baru Kabupaten Tapin dengan status sekolah swasta, status kepemilikan yayasan mandiri dengan Nomor SK pendirian sekolah KEP.18/I15.a3/I/87 berdiri sejak 18 April 1987 dengan izin operasional pada tanggal 28 Oktober 2019 status akredetasi B dengan kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum 2013.

Alasan memilih TK Kartini dikarenakan dari 3 buah TK di Desa Bungur Baru Kabupaten Tapin yang di jumpai, pada TK Kartini ditemui banyak siswa yang mengalami masalah sulit makan. Berdasarkan hasil obervasi pendahuluan yang di lakukan peneliti pada tanggal 20 Februari 2020 didapatkan jumlah siswa di TK Kartini terletak di Desa Bungur Baru Kabupaten Tapin sebanyak 42 orang. Dari hasil wawancara terhadap 10 responden ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun ,didapatkan 6 responden ibu mengatakan bahwa anaknya mengalami kesulitan makan, anak lebih suka memilih-milih makanan yang mereka sukai. Untuk mengatasi masalah ini para orang tua sering memaksa agar anak mau makan. Hal ini menyebabkan emosi anak meningkat sehingga di khawatirkan nutrisi anak tidak terpenuhi secara baik. Maka berdasarkan hasil temuan ini, penulis tertarik mengambil judul “Hubungan sikap pendapatan dan pola asuh dengan perilaku sulit makan pada Anak di Tk Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020”.

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan sikap pendapatan dan pola asuh dengan perilaku sulit makan pada Anak di Tk Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020.

METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang anak nya berusia 4-6 tahun bersekolah di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin sebanyak 42 orang dengan sampel dalam penelitian ini sebanyak 42 orang. Ada pun teknik pengambilan sampel dengan cara Total Sampling Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (variabel independen) adalah sikap pendapatan dan pola asuh dan Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah perilaku sulit makan pada anak. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Uji stati stik yang dipakai adalah uji Sperman Rank Test dengan menggunakan derajat kepercayaan 95%. Jika p ≤ α 0,05 maka Ho ditolak, berarti ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Jika p > α 0,05 maka Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden

a. Umur Ibu

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur di Tk Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

No Umur n %

1. 19-29 Tahun 26 61,9

2. 30-49 Tahun 16 38,1

Total 42 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden 19-29 tahun sebanyak 26 orang (61,9%) sedangkan berumur 30-49 tahun sebanyak 16 orang (38,1%).

b. Pekerjaan Ibu

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan Ibu di Tk Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

No Pekerjaan n %

1. Tidak Bekerja/IRT 22 52,4

2. Pegawai Swasta 8 19,0

3. PNS 2 4,8

4. Pedagang 10 23,8

Total 42 100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja/IRT sebanyak 22 orang (52,4%) sedangkan PNS sebanyak 2 orang (4,8%).

c. Pendidikan Ibu

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Ibu di Tk Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

No Pendidikan n %

1. Pendidikan dasar 20 47,6

2. Pendidikan Menengah 15 35,7

3. Pendidikan Tinggi 7 16,7

Total 42 100

Berdasarkan tabel 4.3 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar berpendidikan dasar sebanyak 20 orang (47,6%) sedangkan berpendidikan tinggi sebanyak 7 orang (16,7%).

d. Umur Anak

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Anak di Tk Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

No Umur n %

1. 4 Tahun 16 38,1

2. 5 Tahun 20 47,6

3. 6 Tahun 6 14,3

Total 42 100

(4)

e. Jenis Kelamin Anak

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin Anak di Tk Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

No Jenis Kelamin n %

1. Laki-laki 20 47,6

2. Perempuan 22 52,4

Total 42 100

Berdasarkan tabel 4.5 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak berjenis kelamin perempuan sebanyak 22 orang (52,4%) sedangkan laki-laki sebanyak 20 orang (47,6%).

2. Analisis Data b. Analisis Univariat

1) Perilaku sulit makan pada anak TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Perilaku Sulit Makan Pada Anak TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

No Perilaku Sulit Makan n %

1. Tidak Sulit 19 45,2

2. Sulit 23 54,8

Total 42 100

Berdasarkan tabel 4.6 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak responden sulit makan sebanyak 23 orang (54,8%) sedangkan tidak sulit makan sebanyak 19 orang (45,2%).

2) Sikap orang tua pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur baru Kabupaten Tapin Tahun 2020 Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi sikap orang tua pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

No Sikap n %

1. Positif 30 71,4

2. Negatif 12 28,6

Total 42 100

Berdasarkan tabel 4.7 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sikap positif sebanyak 30 orang (71,4%) sedangkan negatif sebanyak 12 orang (28,6%).

3) Tingkat pendapatan orang di TK Kartini Kecamatan Bungur baru Kabupaten Tapin Tahun 2020 Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi tingkat pendapatan orang di TK Kartini Kecamatan Bungur baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

No Tingkat Pendapatan n %

1. Tinggi 20 47,6

2. Rendah 22 52,4

Total 42 100

Berdasarkan tabel 4.8 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendapatan rendah sebanyak 22 orang (52,4%) sedangkan tinggi sebanyak 20 orang (47,6%).

(5)

4) Pola asuh orang tua di TK Kartini Kecamatan Bungur baru Kabupaten Tapin Tahun 2020.

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi pola asuh orang tua di TK Kartini Kecamatan Bungur baru Kabupaten Tapin Tahun 2020.

No Pola Asuh n %

1. Baik 16 38,1

2. Kurang 26 61,9

Total 42 100

Berdasarkan tabel 4.9 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pola asuh kurang sebanyak 26 orang (61,9%) sedangkan baik sebanyak 16 orang (38,1%).

b. Analisis Bivariat

a. Hubungan sikap orang tua dengan perilaku sulit makan pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

Tabel 4.10

Hubungan sikap orang tua dengan perilaku sulit makan pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

No Sikap

Perilaku Sulit Makan Jumlah

Tidak Sulit Sulit

n %

n % n %

1. Positif 17 56,7 13 43,3 30 100

2. Negatif 2 16,7 10 83,3 12 100

Jumlah 19 45,2 23 54,8 42 100

p-value= 0,018 < α 0,05

Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa dari 20 responden yang memiliki sikap positif sebagian besar perilaku anak tidak sulit makan sebanyak 17 orang (56,7%), sedangkan dari 12 responden yang memiliki sikap negatif sebagian besar perilaku anak sulit makan sebanyak 10 orang (83,3%).

Hasil uji statistik dengan korelasi Spearman Rank Test di dapatkan nilai p-value = 0,018 <

α 0,05 maka Ho di tolak artinya ada hubungan sikap orang tua dengan perilaku sulit makan pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020.

b. Hubungan tingkat pendapatan orang tua dengan perilaku sulit makan pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

Tabel 4.11

Hubungan tingkat pendapatan orang tua dengan perilaku sulit makan pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020 No Tingkat

Pendapatan

Perilaku Sulit Makan Jumlah

Tidak Sulit Sulit

n %

n % n %

1. Tinggi 13 65,0 7 35,0 20 100

2. Rendah 6 27,3 16 72,7 22 100

Jumlah 19 45,2 23 54,8 42 100

p-value= 0,013 < α 0,05

Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa dari 20 responden yang memiliki pendapatan tinggi sebagian besar perilaku anak tidak sulit makan sebanyak 13 orang (65,0%), sedangkan dari 22 responden yang memiliki pendapatan rendah sebagian besar perilaku anak sulit makan sebanyak 16 orang (72,7%).

Hasil uji statistik dengan korelasi Spearman Rank Test di dapatkan nilai p-value = 0,013 < α 0,05 maka Ho di tolak artinya ada hubungan tingkat pendapatan orang tua dengan perilaku sulit makan pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin

(6)

c. Hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sulit makan pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

Tabel 4.12

Hubungan tingkat pola asuh orang tua dengan perilaku sulit makan pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

No Pola Asuh

Perilaku Sulit Makan Jumlah

Tidak Sulit Sulit

n %

n % n %

1. Baik 11 68,8 5 31,3 16 100

2. Kurang 8 30,8 18 69,2 26 100

Jumlah 19 45,2 23 54,8 42 100

p-value= 0,016 < α 0,05

Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa dari 16 responden yang memiliki pola asuh baik sebagian besar perilaku anak tidak sulit makan sebanyak 11 orang (68,8%), sedangkan dari 26 responden yang memiliki pla asuh kurang sebagian besar perilaku anak sulit makan sebanyak 18 orang (69,2%).

Hasil uji statistik dengan korelasi Spearman Rank Test di dapatkan nilai p-value = 0,016

< α 0,05 maka Ho di tolak artinya ada hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sulit makan pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020.

PEMBAHASAN

1. Perilaku sulit makan pada anak TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak responden sulit makan sebanyak 23 orang (54,8%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Maria Fransiska (2019) di RA Pesantren Almadaniyah Landungsari Kecamatan Daun Kabupaten Malang menunjukkan bahwa anak yang mengalami perilaku sulit makan di TK Desa Palelon sebanyak 22 anak (62,9%) dan yang tidak mengalami perilaku sulit makan sebanyak 13 anak (37,1%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Loka (2018) menunjukkan bahwa sebagian besar anak di TK Arrahmatul Abadiyyah Kelurahan Alalak Selatan Banjarmasin memiliki perilaku tidak sulit makan sebanyak 19 orang (59,375%). Sedangkan anak dengan perilaku sulit makan sebanyak 14 orang (40,625%).

Dalam penelitian ini usia anak sebagian besar berumur 5 tahun sebanyak 20 orang (47,6%) anak pada usia lebih dari 6 bulan cenderung milih-milih makanan yang disukai sehingga menyebabkan perilaku sulit makan. Selain itu karakteristik responden jenis kelamin anak cenderung sulit makan pada anak laki-laki dikarenakan anak laki-laki cenderung lebih aktif bermain dan sering melupakan makan sehingga memiliki perilaku sulit makan.

Anak mempunyai perilaku sulit makan dapat dilihat pada kuesioner perilaku sulit makan seperti anak sering makan harus di suapi sebanyak 24 orang (57,1%), anak sering tidak menghabiskan makanannya sebanyak 21 orang (50,0%), anak sering sulit menelan makanan sebanyak 25 orang (59,5%), dan anak sering sulit untuk mencoba makanan baru sebanyak 21 orang (50,0%). Selain itu anak yang memiliki perilaku sulit makan dikarenakan sebagian besar responden berumur muda yaitu paling muda berumur 25 tahun, ibu muda cenderung memaksa anak untuk menghabiskan makananya, seharusnya orang tua tidak perlu memaksa anaknya karena hal tersebut akan membuat anak merasa tidak nyaman dan berdampak pada pengalaman yang tidak menyenangkan saat makan.

2. Sikap orang tua pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur baru Kabupaten Tapin Tahun 2020 Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sikap positif sebanyak 30 orang (71,4%) sedangkan negatif sebanyak 12 orang (28,6%). Hasil penelitian ini sejalan penelitian Fitiyanti (2018) di TK At Nurus Sholihah kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan menunjukkan bahwa dari 40 responden, lebih banyak ibu yang memiliki sikap kurang baik yaitu sebanyak 25 responden (62,5%).

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif dapat dilihat dari hasil jawaban responden yang sebagian besar setuju bahwa makanan yang diberikan pada anak harus selalu mengandung nilai gizi sebanyak 23 orang (54,8%) dan waktu pemberian makan anak harus teratur sebanyak 22 orang (52,4%). Namun pada penelitian ini masih ada sebagian responden yang memiliki sikap negatif seperti orang tua setuju dan mengizinkan anak untuk jajan sembarangan sebanyak 19 orang (45,2%) dan responden setuju dalam penyusunan menu untuk anak berdasarkan menu yang disukai responden sebanyak 14 orang (33,3%). Sikap responden negatif dikarenakan pendidikan responden dalam penelitian ini sebagian besar berpendidikan dasar sebanyak 20 orang

(7)

(47,6%), hal ini yang dapat menyebabkan ibu mempunyai sikap negatif dikarenakan pendidikan yang rendah berpengaruh terhadap kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian makan yang baik pada anak yang akan menyebabkan sikap ibu menjadi negatif.

Sikap ibu yang negatif sangat berpengaruh bagi kesehatan makan anak, hal ini dikarenakan ibu yang memiliki sikap negatif cendrung tidak peduli pada asupan makanan yang diberikan kepada anak. Ketika anak susah diberi makan seharusnya ibu langsung mencari solusi agar anaknya mau makan tentunya tidak mengurangi zat gizi makanan tersebut, lain halnya bagi ibu yang mempunyai sikap negatif cendrung memberikan makanan yang anak sukai saja agar anaknya mau makan, tanpa memikirkan kandungan zat gizi yang baik untuk tumbuh kembang anak. Maka ibu yang memiliki sikap negatif terhadap gizi beresiko memiliki anak yang mengalami sulit makan.

3. Tingkat pendapatan orang di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendapatan rendah sebanyak 22 orang (52,4%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fitriyanti (2018) di TK At Nurus Sholihah Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendapatan rendah sebesar 50,7%.

Dari hasil penelitian pendapatan ibu rendah dikarenakan sebagian besar responden tidak bekerja/IRT sebanyak 22 orang (52,4%) sehingga pendapatan rata-rata dalam keluarga setiap bulannya masih rendah yang akan berdampak pada daya beli ibu untuk membeli bahan makanan bervariasi yang mengandung gizi seimbang.

4. Pola asuh orang tua di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pola asuh kurang sebanyak 26 orang (61,9%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Maria Fransiska (2019) di RA Pesantren Almadaniyah Landungsari Kecamatan Daun Kabupaten Malang menunjukkan bahwa anak yang mendapat pola asuh yang kurang baik dari ibunya memiliki perilaku sulit makan sebanyak 20 anak (57,1 %) dan anak yang mendapat pola asuh yang baik dari ibunya memiliki perilaku sulit makan sebanyak 2 anak (5,7 %). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Karlie (2017) di TK Desa Palelon Kecamatan Modoinding Minahasa Selatan menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak yang bersekolah di TK Desa Palelon lebih banyak menerapkan pola asuh yang kurang baik kepada anaknya sebanyak 20 responden (57,1%) dan yang menerapkan pola asuh yang baik sebanyak 15 responden (42,9%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pola asuh orang tua baik dapat dilihat dari hasil jawaban responden sebagian besar memberikan makanan yang mengandung zat gizi kepada anak sebanyak 31 orang (73,8%) dan mengganti menu makanan jika anak mulai bosan dan sulit makan sebanyak 28 orang (66,7%). Namun masih ada sebagian responden yang memiliki pola asuh kurang dikarenakan masih sering memberikan hukuman terutama hukuman fisik bila anak sulit makan sebanyak 26 orang (61,9%), marah jika anak mengunyah makanan terlalu lama sebanyak 26 orang (61,9%) dan memperbolehkan anak saya jajan sembarangan sebanyak 27 orang (64,3%).

Selain itu pola asuh kurang dikarenakan sebagian ibu sibuk bekerja sebanyak 20 orang (47,6%) sehingga pengasuhan anak diserahkan kepada orang lain selama bekerja seperti pada orang tua, mertua dan orang terdekat sehingga pemberian makan tergantung dari pengasuhan, beda pengasuhan beda pula cara pemberian makan sehingga anak cenderung sulit makan.

5. Hubungan sikap orang tua dengan perilaku sulit makan pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden yang memiliki sikap positif sebagian besar perilaku anak tidak sulit makan sebanyak 17 orang (56,7%), sedangkan dari 12 responden yang memiliki sikap negatif sebagian besar perilaku anak sulit makan sebanyak 10 orang (83,3%). Hasil uji statistik dengan korelasi Spearman Rank Test di dapatkan p-value = 0,018 < α 0,05 maka Ho di tolak artinya ada hubungan sikap orang tua dengan perilaku sulit makan pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Fitiyanti (2018) di Tk At Nurus Sholihah Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan menunjukkan bahwa ada hubungan sikap ibu dengan perilaku sulit makan pada anak prasekolah dengan p-value=0,020 dengan nilai koefisien kolerasi sebesar 0,363 yaitu rendah dengan arahnya positif yang berarti semakin positif sikap orang tua cenderung anak tidak mengalami sulit makan.

Sikap ibu yang memaksa dalam pemberian makan akan membuat emosi anak meningkat, sehingga menurunkan produksi cairan lambung yang dapat mengakibatkan fungsi cerna terhambat sehingga anak sulit untuk makan. Ada orang tua yang bersikap terlalu melindungi dan ada orang tua yang terlalu memaksakan anaknya makan terlalu banyak melebihi keperluan anak. Keadaan

(8)

merasakan proses makan sebagai saat yang tidak menyenangkan, hal ini berakibat menimbulkan sikap anti terhadap makanan (Marmi, 2013).

6. Hubungan tingkat pendapatan orang tua dengan perilaku sulit makan pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 responden yang memiliki pendapatan tinggi sebagian besar perilaku anak tidak sulit makan sebanyak 13 orang (65,0%), sedangkan dari 22 responden yang memiliki pendapatan rendah sebagian besar perilaku anak sulit makan sebanyak 16 orang (72,7%). Hasil uji statistik dengan korelasi Spearman Rank Test di dapatkan p-value = 0,013 < α 0,05 maka Ho di tolak artinya ada hubungan tingkat pendapatan orang tua dengan perilaku sulit makan pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020 dengan nilai koefisien kolerasi sebesar 0,379 yaitu rendah dengan arahnya positif yang berarti semakin tinggi pendapatan orang tua maka cenderung anak tidak mengalami sulit makan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fitriyanti (2018) di TK At Nurus Sholihah Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pendapatan ibu dengan kejadian sulit makan pada anak pada anak usia pra sekolah dengan p value

=0,011.

7. Hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sulit makan pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

Berdasarkan menunjukkan bahwa dari 16 responden yang memiliki pola asuh baik sebagian besar perilaku anak tidak sulit makan sebanyak 11 orang (68,8%), sedangkan dari 26 responden yang memiliki pla asuh kurang sebagian besar perilaku anak sulit makan sebanyak 18 orang (69,2%).Hasil uji statistik dengan korelasi Spearman Rank Test di dapatkan p-value = 0,016 < α 0,05 maka Ho di tolak artinya ada hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sulit makan pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020 dengan nilai koefisien kolerasi sebesar 0,371 yaitu rendah dengan arahnya positif yang berarti semakin baik pola asuh orang tua maka cenderung anak tidak mengalami sulit makan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Loka (2018) di TK Arrahmatul Abadiyyah Kelurahan Alalak Selatan Banjarmasin menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola pemberian makan dengan perilaku sulit makan pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) dengan p-value=0,000.

Hasil penelitian ini sejalan dnegan penelitian Karlie (2017) menunjukkan bahwa ada hubungan pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) di TK Desa Palelon Kecamatan Modoinding Minahasa Selatan dengan p-value=0,000.

Ibu dengan pola asuh dengan pemberian makan yang baik yaitu mulai dari penyusunan, pengolahan, penyajian dan cara memberikan makan pada anak yang baik, menarik serta teratur maka hal ini secara tidak sengaja akan memberikan rasa ingin tahu anak, sehingga dapat membuat anak menjadi tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang disediakan. Ketika anak makan dan rewel, lalu direspons orangtua dengan tidak sabar dan memaksa anak, makan peristiwa makan menjadi hal yang tidak menyenangkan akibatnya, anak pun jadi susah makan (Marmi, 2013). Pola asuh orang tua yang kurang baik akan menyebabkan anak mengalami kesulitan makan yang berdampak pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan (Nafrilawati,2014).

PENUTUP a. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perilaku anak sebagian besar sulit makan sebanyak 23 orang (54,8%) di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020

2. Sikap sebagian besar positif sebanyak 30 orang (71,4%) di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020.

(9)

3. Tingkat pendapatan sebagian besar rendah sebanyak 22 orang (52,4%) di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020.

4. Pola asuh sebagian besar kurang sebanyak 26 orang (61,9%) di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020.

5. Ada hubungan sikap orang tua dengan perilaku sulit makan pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020 dengan p-value = 0,018.

6. Ada hubungan tingkat pendapatan orang tua dengan perilaku sulit makan pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020 p-value = 0,013.

7. Ada hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sulit makan pada anak di TK Kartini Kecamatan Bungur Baru Kabupaten Tapin Tahun 2020 p-value = 0,016.

b. Saran

1. Bagi TK Kartini

Diharapkan sebagai bahan informasi mengenai kejadian sulit makan pada anak dapat menurun dan terpenuhi kebutuhan nutrsi pada anak dan mengadakan kegiatan makan bersama orang tua satu bulan sekali.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini sebagai acuan untuk dapat di gunakan sebagai data dasar penelitian selanjutnya menganai kejadian sulit makan pada anak dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan sampel yang berbeda seperti jenis dan cara pemberian makanan dan kondisi emosi anak.

REFERENSI

Fitiyanti, Lia. 2018. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan sulit makan Pada anak prasekolah di TK At Nurus Sholihah kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan. Program Studi DIII Keperawatan Universitas MH. Thamrin Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 10 (1); Maret 2018. Di akses 18 Februari 2020.

Karlie Bellafilly Karaki. 2017. Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Perilaku Sulit Makan Pada Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun) di TK Desa Palelon Kecamatan Modoinding Minahasa Selatan. ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1 Februari 2016. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran. Di akses 18 Februari 2020.

Loka, Lola Vita. 2018. Hubungan Pola Pemberian Makan Dengan Perilaku Sulit Makan Pada Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun). STIKES Suaka Insan Banjarmasin. Di akses 18 Februari 2020.

Maria Fransiska Adriana Nyanyi. 2019. Pola Asuh Ibu Yang Mempengaruhi Perilaku Sulit Makan Pada Anak Prasekolah (4-6 tahun ). Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Nursing News Volume 4, Nomor 1 Tahun 2019. Di akses 18 Februari 2020.

Marmi. 2013.Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Murharyani, P. W. 2015. Hubungan Kontrol Makanan, Model Peran Dan Keterlibatan Anak Dengan Sulit Makan Pada Anak.Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 2 (1). 10-21. Di akses 17 Februari 2020.

Nafratilawati, M. 2014. Hubungan antara pola asuh dengan kesulitan makan pada anak prasekolah (3-5 tahun) di TK Leyangan Kabupaten Semarang. Stikes Ngudi Waluyo. Di akses 17 Februari 2020.

Priyanti. 2018.. Pengaruh Perilaku Makan Orang Tua Terhadap kejadian Picky Eater (Pilih-Pilih Makanan) Pada Anak Toddler di Desa Karang Jeruk Kecamatan Jati Rejo Mojokerto. Medica Majapahit. Di akses 17 Februari 2020.

Rohmasari, A. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sulit Makan pada Balita di Kelurahan Tonatan Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Di akses 20 Februari 2020.

UNICEF. 2018. Undernutrition contributes to nearly half of all deaths in children under 5 and is widespread in Asia and Africa.

Referensi

Dokumen terkait

1 kisi-kisi instrument penelitian Variabel Aspek Bentuk Perilaku Kemandirian Anak TK Mandiri emosi − Mau ditinggal orang tua saat belajar − Berani tampil di depan − Mampu

dari 91 responden dapat diketahui bahwa pola asuh orang tua yang positif dengan perkembangan anak yang sesuai sebanyak 72 orang 79,13%, pola asuh orang tua yang positif dengan