TUGAS HUKUM BISNIS Hukum Perjanjian
Nama Anggota :
Marcell Valentino 3103021003 Rebecca Akilina Anatesya 3103021015 Gabrielle Amelia Yolanda 3103021017 Michelle Maria Susanto 3103021032 Kintan Natalie Sutedja 3103021037
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hukum Perjanjian adalah salah satu bentuk hukum yang terbentuk akibat adanya perjanjian antara kedua pihak atau lebih yang saling mengaitkan dirinya dan berjanji untuk melakukan suatu hal tanpa ada paksaan atau yang bersifat sepihak. Perjanjian tersebut harus memenuhi syarat-syarat diantaranya, ada kata sepakat dari mereka yang mengaitkan dirinya, cakap dalam membuat suatu perikatan yang berarti dilakukan oleh pihak yang telah dewasa, adanya suatu hal tertentu atau obyek yang diperjanjikan, dan adanya suatu sebab atau causa yang halal yaitu tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Terdapat lima asas penting dalam Hukum Perjanjian. Pertama, Asas kebebasan berkontrak dimana para pihak pembuat perjanjian bebas untuk membuat perjanjian.
Kedua, Asas Konsensualisme yaitu menekankan pada persetujuan umum dan perjanjian dikatakan telah lahir apabila telah ada kata sepakat dan kesesuaian kehendak dari pihak- pihak yang membuat perjanjian. Ketiga, Asas pacta sunt servanda mengikat para pelaku pembuat perjanjian untuk melaksanakan kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat.
Keempat, Asas itikad baik dalam melaksanakan perjanjian harus dilandasi oleh kejujuran atas kehendak dan tujuan para pihak yang terkait agar perjanjian dapat berjalan dengan baik. Kelima, Asas Kepribadian adalah asas dimana asas tersebut menentukan bahwa seseorang yang akan melakukan dan atau membuat perjanjian hanya untuk kepentingan perorangan saja. Adapun pengecualian, orang tersebut dapat memperjanjikan hak-hak bagi orang lain(pihak ketiga).
Enam macam perjanjian diantaranya, jual beli, tukar menukar (barter), sewa menyewa, sewa beli, leasing, dan perjanjian melakukan pekerjaan.
1.2. Landasan Teori 1.2.1 Jual Beli
Melibatkan dua pihak yaitu Penjual berjanji menyerahkan hak milik atas suatu barang dan pembeli berjanji membayar harga atas sejumlah uang sebagai imbalan perolehan atas hak miliki tersebut. Barang yang menjadi objek perjanjian jual beli harus dapat ditentukan wujud dan jumlahnya. Harga pembelian berdasarkan kesepakatan bersama dan adanya kelayakan antara harga yang ditawarkan dengan barang yang dijual.
1.2.2 Tukar Menukar (Barter)
Dalam Hukum Belanda yaitu Bugerlijk Wetbook (BW), aktivitas tukar menukar sebagai bentuk persetujuan dimana para pihak yang mengaitkan diri untuk saling memberi dalam bentuk barang sebagai pengganti barang lain yang diperoleh.
1.2.3 Sewa Menyewa
Terdapat pihak yang menyerahkan barangnya untuk dinikmati pihak lain, dengan cara pihak lain tersebut harus membayar “harga sewa” atas kenikmatan yang diperoleh dan dengan tujuan hanya untuk dipakai, dinikmati kegunaan atau penyerahan kekuasaannya saja. PS 1553, resiko barang yang disewakan ditanggung oleh pemilik barang. Berakhirnya waktu sewa sesuai dengan waktu yang dituangkan dalam perjanjian atau berakhir dengan memperhatikan tenggang waktu tertentu, biasanya salah satu pihak memberitahukan masa berakhir sesuai kebiasaan setempat.
1.2.4 Sewa Beli
Adalah bentuk dari jual-beli akan tetapi dengan angsuran. Dimana ketika angsuran belum dibayar lunas kita masih menjadi penyewa dan barang tersebut masih menjadi milik penjual. Namun ketika angsurannya sudah lunas barang
tersebut resmi menjadi milik kita. Saat barang sudah diterima boleh dijual kembali asal sisa angsurannya tetap dibayar dan diselesaikan.
1.2.5 Leasing
Merupakan perjanjian sewa menyewa dimana “Lesor”(orang yang menyewakan) yang menyewakan peralatan perusahaan / barang modal termasuk pemeliharan, servis alat tersebut kepada lessie (penyewa) untuk jangka waktu tertentu.
1.2.6 Perjanjian Melakukan Pekerjaan
Perjanjian antara pekerja dengan perusahaan atau pemberi kerja dengan syarat- syarat kerja, hak, dan kewajiban. Perjanjian pekerjaan biasanya berupa:
a) Perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu, dimana satu pihak menghendaki pihak lainnya melakukan suatu pekerjaan dan pihak yang menghendaki bersedia membayar upah
b) Perjanjian kerja/perburuhan, perjanjian antara pekerja dan pemberi pekerjaan ditandai dengan adanya gaji dalam jumlah tertentu, dan adanya hubungan yang dimana pemberi kerja dapat memberikan perintah yang wajib dilakukan dan ditaati oleh pekerja
c) Perjanjian pemborong pekerjaan, perjanjian antara seorang pemborong pekerjaan dan pihak yang memborong pekerjaan dimana pihak pertama menginginkan suatu hasil pekerjaan yang disanggupi oleh pihak satunya
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Contoh Kasus Hukum Perjanjian Jual-Beli
Kasus jual beli tanah, Bos Pasar Turi dituntut 4 tahun penjara
Bos pengembang Pasar Turi Baru, PT Gala Bumi Perkasa, Henry Jacosity Gunawan dituntut 4 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya, di persidangan Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, yang diketuai Unggul WaroJaksa Ali Prakoso menilai, perbuatan terdakwa Henry J Gunawan terbukti bersalah, karena melakukan penipuan dan penggelapan jual beli tanah di kawasan Celaket, Malang yang dilaporkan Notaris Caroline C Kalempung. Kasus ini berawal dari transaksi jual beli tanah di kawasan Malang, Jawa Timur, dengan nilai Rp4,5 miliar, pada tahun 2015. Transaksi jual beli tanah tersebut dilakukan di Surabaya, dengan melibatkan seorang notaris Caroline yang beralamatkan di Jalan Kapuas.
Di luar perkara ini, pengusaha yang dikenal dengan julukan Bos Pasar Turi itu telah divonis oleh banyak kasus pidana lainnya. Salah satunya adalah pemalsuan akta otentik terkait perjanjian pengakuan utang dan "personal guarantee" dengan PT Graha Nandi Sampoerna sebagai pemberi utang senilai Rp17,325 miliar, yang disahkan di hadapan notaris Atika Ashibilie SH di Surabaya pada 6 Juli 2010. Selain itu, Henry juga dijatuhi hukuman 2,5 tahun penjara karena terbukti menipu 12 pedagang Pasar Turi atas pungutan sertifikat "strata title" dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), serta divonis 3 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Surabaya terkait perkara penipuan terhadap tiga kongsinya dalam pembangunan Pasar Turi.
Sumber berita :
- https://www.merdeka.com/peristiwa/kasus-jual-beli-tanah-bos-pasar-turi-dituntut-4- tahun-penjara.html
- https://surabaya.liputan6.com/read/4337222/bos-pengembang-pasar-turi-surabaya- meninggal-dunia-di-rutan-medaeng
● Sumber hukum yang mengatur jual beli : 1. Pasal 19 UUPa :
(1) Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(2) Pendaftaran tersebut dalam ayat (1) pasal ini meliputi:
(a) pengukuran perpetaan dan pembukuan tanah;
(b) pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut;
(c) pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.
(3) Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat keadaan Negara dan masyarakat, keperluan lalu-lintas sosial-ekonomi serta kemungkinan penyelenggaraannya, menurut pertimbangan Menteri Agraria.
(4) Dalam Peraturan Pemerintah diatur biaya-biaya yang bersangkutan dengan pendaftaran termaksud dalam ayat (1) diatas, dengan ketentuan bahwa rakyat yang tidak mampu dibebaskan dari pembayaran biaya-biaya tersebut.
Berdasarkan modul buku modul aspek hukum dalam ekonomi mengatakan bahwa : “Jual beli tanah harus dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh dan dihadapan pejabat pembuatan akta tanah (PPAT). Hak milik atas tanah juga berpindah pada saat dibuatnya akta dimula pejabat tersebut."
2. Pasal 1338 KUHP : "Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan- alasan yang ditentukan oleh undang-undang. Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik."
3. Pasal 1457 KUHP : "Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang dijanjikan."
● Analisis subjek hukum dan objek hukum :
- Subjek hukum : PT Gala Bumi Perkasa dan Notaris Caroline - Objek hukum : tanah di kawasan Malang, Jawa Timur
● Solusi permasalahan :
Henry J Gunawan harus menjalani hukuman di Rutan Medaeng setelah tersangkut berbagai persoalan hukum yang menjeratnya, namun ditengah masa tahannya Henry J Gunawan meninggal dunia di Rutan Kelas 1 Surabaya, Medaeng, Sidoarjo. Diketahui penyebab meninggalnya direktur utama PT Bumi Gala Perkasa ini karena serangan jantung pada Sabtu, 21 Agustus 2020 malam. Sehingga melalui hal ini pula mendiang yang telah melakukan peristiwa pidana tersebut dan meninggal dunia maka tuntutan atas peristiwa tersebut dinyatakan telah habis (Pasal 77 KUHP).
Sumber berita : https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5143427/bos-pasar-turi-henry-j- gunawan-meninggal-di-rutan-medaeng-ini-jejak-panjang-kasusnya
2.2 Contoh Kasus Hukum Tukar-Menukar/Barter
Terobosan Baru, Indonesia-Meksiko Jalin Kerja Sama Imbal Dagang Business to Business Jakarta, 3 Juli 2021 – Kementerian Perdagangan memfasilitasi penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) kerja sama skema imbal dagang business- to-business (B-to-B) antara perusahaan di dalam negeri dan perusahaan di Meksiko. Selain meningkatkan hubungan dan kerja sama perdagangan bilateral kedua negara, perjanjian ini dapat mendorong perdagangan dalam rantai nilai global dan membantu pemulihan ekonomi dunia dari pandemi Covid-19. Penandatanganan dihadiri secara virtual antara lain oleh Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Mexico City Husodo Kuncoro Yakti dan Koordinator Fungsi
Ekonomi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Mexico City Aji Nugroho. Sebagai proyek percontohan (pilot project) kerja sama imbal dagang dengan Meksiko, Indonesia akan mengekspor pupuk urea, pupuk batu bara, arang batok kelapa, dan ragam rempah-rempah yaitu kayu manis, pala, dan lada. Sementara itu, Meksiko menawarkan biji wijen dan minyak nabati berupa kanola dan biji bunga matahari.
Sumber: https://pressrelease.kontan.co.id/release/terobosan-baru-indonesia-meksiko-jalin-kerja- sama-imbal-dagang-business-to-business?page=all
· Sumber Hukum yang mengatur Hukum Tukar-Menukar/Barter
Perjanjian Tukar Menukar terdapat pada Pasal 1541 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
“Tukar menukar adalah suatu perjanjian, dengan mana kedua belah pihak mengikatkan dirinya untuk saling memberikan suatu barang secara bertimbal balik, sebagai gantinya suatu barang lain.”
Meskipun tukar-menukar merupakan cara/adat lama, namun masih tetap digunakan hingga masa sekarang dengan nilai yang sebanding. Seperti pada kasus di atas, Indonesia dan Meksiko melakukan imbal dagang dengan masing-masing produk yang berbeda namun disepakati karena menurut mereka, value yang ditawarkan sama.
Adapun Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Ketentuan Imbal Beli untuk Pengadaan Barang Pemerintah Asal Impor.
· Subjek Hukum dan Objek Hukum
Subjek hukum adalah pihak-pihak yang diatur dalam hukum. Dalam kasus di atas terdapat dua subyek yang terdiri dari Negara Indonesia dan Negara Meksiko.
Dalam penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU), Negara Indonesia diwakili oleh Direktur Utama PT Perusahaan Dagang Indonesia(PPI) dan Negara Meksiko diwakili oleh Cluster de l+D y TICs.
Objek hukum adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi subjek hukum. Objek hukum dalam kasus di atas adalah obyek yang tidak bergerak.
Objek yang diberikan oleh Indonesia kepada Meksiko adalah pupuk urea, pupuk batu bara, arang batok kelapa, dan ragam rempah-rempah yaitu kayu manis, pala, dan lada.
Objek yang diberikan Meksiko kepada Indonesia adalah menawarkan biji wijen dan minyak nabati berupa kanola dan biji bunga matahari.
· Kesepakatan dalam Kasus Tukar-Menukar antara Indonesia dengan Meksiko.
Penandatanganan dilaksanakan secara virtual oleh Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Mexico City, Husodo Kuncoro Yakti dan Koordinator Fungsi Ekonomi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Mexico City Aji Nugroho. Perwakilan Pemerintah Meksiko yaitu Director of Foreign Trade Lizzette Calderon mewakili Secretaria De Desarrollo Economico Estado de Mexico. Penandatanganan MoU ini adalah tahap awal antarbadan pelaksana imbal dagang dalam membuat komitmen kerja sama. Transaksi riil diwujudkan untuk segara dilaksanakan.
· Solusi kasus
Solusi untuk kasus tukar-menukar di atas adalah diharapkan kedua negara dapat segera menindaklanjuti dengan mentransfer obyek-obyek riel yang disepakati bersama antara Indonesia dan Meksiko. Penandatangan kerja sama sudah ditandangani tinggal merealisasikan apa yang menjadi prestasi atau kewajiban baik dari Negara Indonesia mengekspor pupuk urea, pupuk batu bara, arang batok kelapa, dan ragam rempah-rempah yaitu kayu manis, pala, dan lada. Lalu, Negara Meksiko mengimpor biji wijen dan minyak nabati berupa kanola dan biji bunga matahari.
2.3 Contoh Kasus Hukum Perjanjian Sewa Menyewa
Polemik Tutup Gerai, Matahari dan Pasaraya Saling Gugat
PT Matahari Department Store Tbk menutup dua gerai yang berlokasi di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai pada akhir bulan September 2017 akibat pusat perbelanjaan tersebut sepi pengunjung dan selanjutnya menggugat Pasaraya karena Matahari menuding Pasaraya tidak menjalani komitmen terkait konsep mall yang telah disepakati dalam sewa menyewa tahun 2015 lalu yang mengakibatkan Matahari mengalami kerugian ratusan milyar dan memilih menutup gerainya. Hal ini membuat Pasaraya membuat gugatan balasan kepada pihak matahari perihal wanprestasi lantaran matahari tak membayar biaya layanan di kedua gerainya tersebut serta penutupan gerai tak sesuai kesepakatan perjanjian pada 2015 yang akan berlangsung hingga 11 tahun.
Perseteruan ini mengakibatkan mereka saling memasukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dari pihak Pasaraya telah mengklaim memberikan berbagai sarana maupun fasilitas kepada Matahari selaku penyewa tempat seperti lahan sewa, fasilitas sarana jalan, meningkatkan jumlah pengunjung ke kawasan Pasaraya Blok M yang mencapai lebih dari 10.000 hingga 12.000 orang per hari.
Sedangkan pihak Matahari mengatakan klaim soal adanya tunggakan biaya layanan adalah tidak benar, karena kenyataannya pihak Pasaraya masih menahan uang jaminan (security deposit) dengan nilai yang lebih dari mencukupi untuk membayar sewa dan biaya layanan tersebut.
Sumber:https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180117154452-92-269634/polemik-tutup- gerai-matahari-dan-pasaraya-saling-gugat
● Sumber Hukum:
Perjanjian Sewa menyewa diatur dalam Pasal 1547 – 1600 KUH Perdata.
Menurut Pasal 1548 KUH Perdata, Sewa menyewa adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikatkan diri untuk memberikan kenikmatan suatu barang kepada pihak yang lain selama waktu tertentu, dengan pembayaran suatu harga yang disanggupi oleh pihak tersebut terakhir itu. Orang dapat menyewakan pelbagai jenis barang, baik yang tetap maupun yang bergerak.
Hak dan Kewajiban para pihak dalam perjanjian sewa diatur dalam Pasal 1550 – 1600 KUH Perdata.
Secara ringkas, Hak dan Kewajiban Pihak yang Menyewakan (Pemilik) addalah:
● Menyerahkan barang yang disewakan kepada Penyewa
● Memelihara barang yang disewakan, sehingga barang tersebut dapat dipakai untuk keperluan yang dimaksudkan
● Memberi si Penyewa kenikmatan yang tenteram dari barang yang disewakan dan selama waktu berlangsungnya sewa.
Kewajiban Utama Pihak Penyewa adalah:
● Memakai barang sewaan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diberikan pada benda itu menurut perjanjian
● Membayar uang sewa pada waktu yang telah ditentukan.
Analisis Subjek dan Objek Hukum:
Dalam contoh kasus di atas, pihak Matahari saling gugat dengan Pihak Pasaraya. Terlihat dalam gugatan Pihak Pasaraya kepada Matahari atas tidak dipenuhinya tanggung jawab (Wanprestasi) atas pembayaran biaya layanan dan malah menutup 2 gerainya dengan alasan kerugian masif, padahal masa perjanjian sewa menyewa baru berlangsung 2 tahun sedangkan waktu di perjanjian sewa menyewa ialah hingga 11 tahun.
Sesuai dengan Pasal 1243 KUH Perdata yang berbunyi, “Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan lalai, tetap lalai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang melampaui waktu yang telah ditentukan.”
Maka Pihak Pasaraya berhak menuntut penggantian biaya dan kerugian terutama dalam gugatannya yang meminta pembayaran lunas dari beberapa kewajiban Matahari yakni, perjanjian
sewa tempat di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai dengan masing-masing sebesar Rp 17,38 miliar dan Rp 12,24 miliar. Kemudian sisa pembayaran sewa sejumlah Rp 230,74 miliar di Blok M dan Rp 125,9 miliar di Manggarai.
Lalu apakah tindakan Matahari ini termasuk dalam tindakan melawan hukum?
Dalam Pasal 1365 KUHPerdata yang dimaksud tindakan melawan hukum adalah Setiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.
Tindakan Matahari dengan tidak membayar uang sewa dengan alasan pihak Pasaraya masih menahan uang jaminan (security deposit) dengan nilai yang lebih dari mencukupi untuk membayar sewa dan biaya layanan tersebut dirasa tidak tepat karena dengan tidak membayar uang sewa sesuai kesepakatan merupakan bentuk ingkar janji (wanprestasi) dan bukan tindakan melawan hukum.
● Solusi (ditemukan titik terang atas kasus ini)
Saling gugat antara PT Pasaraya Tosersajaya dengan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) berakhir dengan adanya Perjanjian Damai pada 15 Februari 2018.
Perjanjian damai tersebut berisikan 4 poin:
1. Para pihak setuju tidak melakukan gugatan satu sama lain dan membebaskan dari segala macam tuntutan hukum dalam bentuk apapun juga baik sekarang maupun di kemudian hari sehubungan dengan perjanjian sewa dan pengakhirannya.
2. Para pihak setuju dan sepakat untuk melepaskan hak-hak hukum serta membebaskan masing-masing pihak dari kewajiban hukum apapun yang timbul berdasarkan perjanjian sewa baik yang telah ditagihkan maupun belum, yang telah dibayarkan atau yang akan dibayarkan, baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari.
3. Masing-masing pihak sepakat untuk menyerahkan perjanjian perdamaian ini kepada Majelis Hakim atas gugatannya masing-masing sebagai akta perdamaian (Akte Van Dading.)
4. "Dengan ditandatanganinya perjanjian ini. Para pihak dengan ini menyatakan perjanjian sewa dengan ini telah diakhiri oleh para pihak terhitung sejak tanggal 20 September 2017. Selanjutnya di antara para pihak tidak terdapat lagi hubungan hukum sewa menyewa.
Sumber: https://nasional.kontan.co.id/news/ini-isi-perjanjian-damai-pasaraya-dan-matahari
2.4 Contoh Kasus perjanjian sewa beli
Kasus sengketa Lahan, BSDE Klaim Telah Penuhi Kewajiban
PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) memberikan peringatan kepada Swiss German University (SGU) yang memakai lahan mereka menunjukkan itikad tidak baik. Swiss German University dinilai telah memanipulasi fakta yang ada dalam perjanjian jual beli tanah dan bangunan. Swiss German University sebelumnya pernah menyatakan,tidak akan membayar cicilan tanah sebelum PT Bumi Serpong Damai Tbk menyerahkan tanah stage II dan bangunan stage 1B. Pihak dari PT Bumi Serpong Damai melakukan gugatan Dengan kata lain Swiss German University sebagai pembeli belum membayar cicilan selama 7 tahun.Di dalam PPJB juga tidak terdapat ketentuan yang menyatakan bahwa PT Bumi Serpong Damai harus menyerahkan tanah dan bangunan terlebih dahulu baru kemudian pihak Swiss german University mulai melakukan pembayaran cicilan harga tanah dan bangunan.
● Sumber Hukum Perjanjian Sewa beli
Perjanjian sewa beli termasuk dalam perjanjian yang tidak diatur secara khusus dalam KUH perdata,tetapi karena KUH Perdata menganut sistem terbuka maka para pihak boleh membuat perjanjian yang tidak diatur secara khusus. Dengan demikian perjanjian sewa beli sebagai suatu perjanjian yang termasuk kedalam perjanjian yang tidak bernama (Innominaat)yang juga tunduk kepada ketentuan umum tentang Perjanjian.
Sumber Kasus Sengketa Lahan, BSDE Klaim Telah Penuhi Kewajiban (kompas.com)
● Analisis subjek dan objek hukum
Subjek hukum yaitu PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan Swiss German University (SGU). Objek hukumnya padah contoh kasus ini merupakan objek tidak bergerak dima pihak PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menjual tanah dan gedung.
● Solusi Kasus
Solusi untuk kasus diatas adalah jika kita melaksanakan jual beli.penjual harus memperhatikan setiap pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dengan pelunasan atas harga benda yang telah disepakati bersama dan terikat dalam perjanjian.selanjutnya adanya penentuan untuk hak milik atas benda tersebut baru beralih dari penjual kepada pembeli setelah harganya dibayar lunas oleh pembeli kepada penjual
Namun menurut Pasal 1244-1252 KUH Perdata menjelaskan mengenai ganti rugi atas wanprestasi yaitu dengan membayar kerugian yang dialami,ongkos-ongkos yang dirugikan,serta dibolehkan untuk menuntut kehilangan keuntungan yang diharapkan.jadi PT Bumi Serpong Damai Tbk dapat menuntun Swiss German University atas wanprestasi yang dilakukanya.
2.5 Contoh kasus Hukum Perjanjian Leasing/Sewa Guna
Garuda Kembalikan 12 Pesawat Bombardier CRJ 1.000 dan meminta pemutusan kontrak Kepada NAC
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) telah sepakat untuk melakukan penyelesaian kontrak sewa lebih awal (early termination) atas pesawat Biombardier CRJ-1000 PT Garuda menyewa pesawat tersebut di Nordic Aviation Capital (NAC). Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia (Irfan Setiaputra) biaya operasional pesawat CRJ-1000 mengakibatkan kerugian sebesar US$ 30 juta/tahun. Belum termasuk biaya sewa pesawat senilai US$ 27 juta/tahunnya. Selain itu Covid-19 juga menjadi pertimbangan dan memaksa PT Garuda untuk melakukan efisiensi besar-besaran.
Kontrak 12 pesawat tersebut seharusnya 12 tahun dan berakhir pada tahun 2027. Akan tetapi PT Garuda memutuskan untuk mengakhiri kontrak dan mengembalikan ke 12 pesawat kepada NAC (lessor). PT Garuda sendiri mengetahui bahwa bila ingin memutuskan kontrak lebih awal, Garuda harus membayar sisa biaya hingga masa kontrak tersebut berakhir/penalti. PT Garuda menyebutkan telah berupaya untuk melakukan negosiasi kepada NAC dan belum mendapatkan respon yang baik. Bukannya harga turun malah tapi malah naik setiap nego.
Pihak NAC masih belum menerima rencana early termination atas 12 armada pesawat dari PT Garuda. NAC masih melanjutkan diskusi ini tetapi belum ada kesepakatan sampai saat ini.
NAC berharharap Garuda terus memenuhi komitmen kontraktualnya.
https://www.cnbcindonesia.com/market/20210212150901-17-222970/cerita-lengkap-garuda- bombardier-hingga-tanggapan-nac/2
● Sumber Hukum Perjanjian Leasing
Leasing secara formal dikenal pada tahun 1974, lalu dikeluarkannya Surat
Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor : No.122/MK/IV/1/1974; No.32/M/SK/2/1974; dan No.30/Kpb/I/1974, tertanggal 17 Februari 1974
Di Indonesia yang menjadi dasar hukum leasing adalah Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing).Keputusan Menteri Keuangan No. 125/KMK.O13/1988
Untuk membuat hukum perjanjian dalam KUHPerdata menganut sistem terbuka berdasarkan Pasal 1338 Ayat 1 KUHPerdata yang menyatakan: “Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1169/KMK.01/1991:
❖ Leasing (Sewa guna usaha) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa-guna-usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh Lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
❖ Lessor adalah perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa-guna-usaha yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dan melakukan kegiatan sewa-guna- usaha;
❖ Lessee adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari Lessor;
● Subjek Hukum & Objek Hukum Contoh Kasus
Subjek hukum adalah PT Garuda Indonesia (GIAA) dan Nordic Aviation Capital (NAC).
Objek hukum pada contoh kasus ini merupakan objek hukum bergerak. Dimana NAC menyediakan barang modal (menyewakan) berupa pesawat kepada PT Garuda Indonesia
● Solusi Kasus
Hambatan-hambatan perjanjian leasing ada 3, yaitu Konsensus, Wanprestasi, dan Force Mejeure. Early termination PT Garuda ini sendiri dapat dikategorikan force mejeure. Dimana untuk force mejeur terjadi karena kerugian yang cukup besar dan ditambah pandemi covid-19 yang mengharuskan melakukan efisiensi besar-besaran. PT Garuda melakukan early termination di tahun 2021 yang dimana kontrak harusnya selama 12 tahun/sampai 2027. Konsekuensi yang akan diterima PT Garuda bila early termination diterima oleh NAC adalah wajib membayar pinalti yang ditentukan.
Solusi lain dari kasus sewa guna antara PT Garuda dan NAC adalah dengan cara melakukan negosiasi dan diskusi hingga mencapai suatu kesepakatan. PT Garuda sendiri mengalami kerugian dan merasa biaya sewa pesawat CRJ-1000 termasuk mahal. Sedangkan NAC menginginkan PT Garuda tidak memutus kontrak, karena lessor sendiri sedang mengalami kesulitan (banyak maskapai yang tidak mampu melanjutkan pembayaran hingga mencicil hutang). Karena ke 2 perusahaan sedang dalam posisi ingin bertahan di tengah pandemi,
alangkah baiknya diambil jalan tengah. Bisa dengan cara NAC menawarkan harga yang lebih murah untuk sewa pesawat mereka dan sesuai dengan kemampuan PT Garuda (kesepakatan 2 pihak).
2.6 Contoh Kasus Hukum Perjanjian dalam Pekerjaan
Penyimpangan Perilaku PLN terhadap Pegawai Outsourcing.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan terjadi perbudakan modern di PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terhadap pekerja alih daya (outsourcing). Pertama, pekerjaan yang diberikan tumpang tindih. Kedua, buruh outsourcing bekerja di vendor (agen) namun mereka mendapatkan perintah kerja dari direksi PLN. Ketiga, lembur atau kelebihan jam kerja tidak dibayarkan. Keempat, pemberian pekerjaan di luar kontrak dengan vendor. Terakhir, pembayaran tunjangan hari raya (THR) tidak sesuai aturan yang berlaku dalam 10-15 tahun terakhir.
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210610153033-85-652737/buruh-bongkar- perilaku-pln-kepada-pegawai-outsourcing
· Sumber Hukum
Dasar Hukum outsourcing (alih daya) di Indonesia, diantaranya:
1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Pasal 1601b KUH Perdata
Perjanjian pemborongan kerja ialah suatu persetujuan bahwa pihak kesatu, yaitu pemborong, mengikatkan diri untuk menyelesaikan suatu pekerjaan bagi pihak lain, yaitu pemberi tugas, dengan harga yang telah ditentukan.
2. UU no.13 Tahun 2003
Secara eksplisit tidak ada istilah outsourcing tapi yang dimaksud dalam UU dikenal dengan nama pemborongan pekerjaan dan penyediaan pekerja/buruh sebagaimana diatur dalam Pasal 64, Pasal 65, dan Pasal 66.
3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI Nomor: KEP.101/MEN/VI/2004 Tentang Tata Cara Perijinan Perusahaan Jasa Pekerja/ Buruh
4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 220/MEN/X/2004 Tentang Syarat-Syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain
· Subjek dan Objek Hukum
Ada 3 pihak yang saling mengikatkan diri dalam perjanjian outsourcing:
1. Pekerja
2. Perusahaan penyedia jasa atau pemborongan pekerjaan 3. Perusahaan Pemberi Kerja
Dalam kasus diatas dapat diketahui 3 pihak yang terlibat ialah karyawan/buruh outsourcing, PT PLN (pihak perusahan pemberi kerja), dan Vendor (Perusahaan penerima pekerjaan yang harus berbadan hukum)
Obyek Hukum:
1. Permasalahan terkait Pekerjaan (pekerjaan yang tumpang tindih, Buruh outsourcing mendapat perintah kerja langsung dari direksi PLN, Pekerjaan yang diberikan diluar kontrak antara PT PLN dengan Vendor)
Sesuai UU no.13 Tahun 2003 Pasal 64 “Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis.”
· Ada 2 tahapan perjanjian:
a) Perjanjian antara perusahaan pemberi pekerjaan dengan perusahaan penyedia pekerja/buruh b) Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pekerjaan kepada perusahaan lain melalui perjanjian
pemborongan pekerjaan atau perjanjian penyediaan jasa pekerja yang dibuat secara tertulis.
· Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan lain harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a) dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama
b) dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi pekerjaan c) merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan
d) tidak menghambat proses produksi secara langsung.
· Bentuk perjanjian kerja yang lazim digunakan dalam outsourcing adalah Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). PKWT adalah Perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk kerja.
2. Terkait Upah dan Tunjangan (Tidak mendapat upah lembur, Pembayaran THR yang tidak sesuai)
Dalam UU no.13 Tahun 2003 Pasal 88 ayat (1) “Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”
Sedangkan kebijakan pengupahan diatur dalam UU no.13 Tahun 2003 Pasal 88 ayat (2), meliputi:
1. upah minimum;
2. upah kerja lembur;
3. upah tidak masuk kerja karena berhalangan;
4. upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya;
5. upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya;
6. bentuk dan cara pembayaran upah;
7. denda dan potongan upah; www.hukumonline.com 8. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah;
9. struktur dan skala pengupahan yang proporsional;
10. upah untuk pembayaran pesangon; dan 11. upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
· Solusi Permasalahan
Apabila masalah diatas jika terjadi masalah keterlambatan upah oleh perusahaan.pekerja bisa melakukan perundingan antara pekerja dengan perusahaan. Jika masalah itu belum selesai maka pekerja atau perusahaan dapat melakukan mediasi tripartit atau melibatkan orang ke 3 dengan dinas, jika masih belum ada solusi maka masalah dapat dibawa ke pengadilan Hubungan industrial.
Dalam kasus THR sudah ada itikad baik dari pihak PLN, pihaknya berjanji akan segera melakukan pelunasan kekurangan pembayaran THR untuk pekerja outsourcing. "Akhirnya menginstruksikan vendor-vendor untuk segera membayar kekurangan THR paling lambat 18 Juni 2021," kata Abdul Rais (Ketua Umum Serikat Pekerja dan Federasi Serikat Pekerja) dalam konferensi pers, Rabu (16/6/2021).
Namun para pekerja outsourcing masih memiliki beberapa tuntutan mengenai hak pegawai outsourcing terutama dalam pembuatan kerja sama yang dapat mengakomodir hak dan perlindungan para pekerja. Langkah selanjutnya adalah pembuatan PKB (Perjanjian Kerja
Bersama) yang menjadi pedoman kerjasama antara pekerja dan perusahaan dan membantu kedua belah pihak untuk menyelesaikan masalah/ perselisihan dalam bekerja.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Hukum perjanjian adalah salah satu hukum yang penting dan umum dalam kehidupan sehari- hari. Contoh hukum perjanjian seperti jual-beli, tukar-menukar, sewa menyewa, sewa beli, leasing dan perjanjian dalam melakukan pekerjaan.
2. Hukum perjanjian adalah sebuah hukum yang mengatur antara individu dengan individu dan tidak melibatkan badan hukum formal sehingga terkadang banyak pihak yang meremehkan hukum perjanjian. Hukum perjanjian termasuk dalam hukum privat atau perdata sehingga pemerintah tidak ikut campur tangan dalam pelaksanaannya.
3. Banyak pihak dalam pelaksanaan hukum perjanjian tidak melaksanakan syarat-syarat dan kewajiban sesuai isi perjanjian. Pihak yang tidak melaksanakan kewajibannya disebut wanprestasi.
Adapun wanprestasi yang dapat diakibatkan oleh dua hal, kesalahan yang terjadi karena lalai ataupun sengaja dan keadaan memaksa (overmacht).
4. Agar perjanjian terlaksana dengan baik dan benar, menurut KUH Perdata Pasal 1320, terdapat empat syarat sah pembuatan kontrak yaitu kesepakatan para pihak dalam perjanjian, kecakapan para pihak dalam perjanjian, hal-hal tertentu yang dijanjikan dalam kontrak, dan sebab yang halal.
3.2 Saran
1. Sebaiknya semua hukum perjanjian dibuat secara tertulis agar terdapat bukti otentik yang kuat dan bisa dipertanggungjawabkan dan apabila ada masalah dapat dibawa ke pengadilan. Bukti otentik tersebut disebut Akta Notaris. Akta otentik dibuat oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan Undang-Undang.
2. Apabila terdapat usaha bersama dalam keluarga, tetap dibuatkan hukum perjanjian agar terdapat kepastian di antara pihak yang melakukan perjanjian. Sekalipun terdapat masalah internal dalam keluarga, usaha bersama yang dijalankan tidak akan dapat terganggu.
3. Kepada para pihak yang terikat dalam sebuah perjanjian harus sadar betapa pentingnya melaksanakan kewajiban, agar tidak disebut wanprestasi dan tidak merugikan pihak yang bekerja sama dengannya.
4. Wanprestasi harus diberi sanksi agar tidak mengingkari dan mengulangi kesalahan yang sama dalam suatu perjanjian. Sanksi ditentukan secara bersama tergantung keputusan dari kedua belah pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Elisa, Anis. 2009. “Perlindungan Hukum Bagi Pekerja dalam Perjanjian Pemborongan Pekerjaan secara Outsourcing Antara PLN (Persero) dengan PT. Musdipa Inti Sejahtera Kabupaten Wonogiri”. Skripsi Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
“Buruh Bongkar Perilaku PLN kepada Pegawai Outsourcing.”
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210610153033-85-652737/buruh-bongkar- perilaku-pln-kepada-pegawai-outsourcing. 10 Januari 2021. (20 Agustus 2021)
“Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 1169/KMK.01/1991”.
https://perpajakan.ddtc.co.id/peraturan-pajak/read/keputusan-menteri-keuangan-1169kmk- 011991. (26 Agustus 2021)
Lavinda. 2018. “Polemik Tutup Gerai, Matahari dan Pasaraya Saling Gugat”.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180117154452-92-269634/polemik-tutup-gerai- matahari-dan-pasaraya-saling-gugat. 17 Desember. (27 Agustus 2021).
Muznah. 2016. “Tanggung Jawab Lessor Dalam Perjanjian Leasing Dengan Sistem Operating Lease Sebagai Salah Satu Alternatif Pembiayaan Suatu Perusahaan (Studi PT.Summit Oto Finance Palu)”. Makalah Studi PT.Summit Oto Finance Palu.
Ramadhiani, Arimbi.2016.’’Kasus Sengketa Lahan, BSDE Klaim Telah Penuhi Kewajiban’’.Kasus Sengketa Lahan, BSDE Klaim Telah Penuhi Kewajiban (kompas.com) 21 Desember. (27 Agustus 2021)
Septiadi, Anggar. “Ini Isi Perjanjian Damai Pasaraya dan Matahari”.
https://nasional.kontan.co.id/news/ini-isi-perjanjian-damai-pasaraya-dan-matahari. 4 Maret.
(27 Agustus 2021).
Susanto, Bruriy. 2018 “Kasus jual beli tanah, Bos Pasar Turi dituntut 4 tahun penjara”.
https://www.merdeka.com/peristiwa/kasus-jual-beli-tanah-bos-pasar-turi-dituntut-4-tahun- penjara.html. 26 Februari. (29 Agustus 2021)
Wareza, Monica. 2021. “Cerita Lengkap Garuda & Bombardier, Hingga Tanggapan NAC Cerita
Lengkap Garuda & Bombardier, Hingga Tanggapan NAC.
https://www.cnbcindonesia.com/market/20210212150901-17-222970/cerita-lengkap- garuda-bombardier-hingga-tanggapan-nac. 12 Februari. (25 Agustus 2021)