• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum dan Pranata dalam Pembangunan

N/A
N/A
Atirah Rais

Academic year: 2024

Membagikan "Hukum dan Pranata dalam Pembangunan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

HUK UM PRANATA HUK UM PRANATA

DA N PE MBANGUNA N DA N PE

Dosen: Pratiwi Juniar A. Gani,ST.,M.Sc

MBANGUNA N

Nama: Atirah Rais Kelas: B2

Nim: 03420220043

(2)

Hukum

Hukum merupakan seperangkat kaidah,norma serta nilai-nilai yang tercermin dalam masyarakat yang menentukan apa yang boleh dan yang tidak dibolehkan untuk dilaksanakan.

Pranata

Pranata adalah sistem tingkah laku sosial yg bersifat resmi serta adat-istiadat dan norma yg mengatur tingkah laku itu, dan seluruh perlengkapannya guna memenuhi berbagai kompleks kebutuhan manusia dl masyarakat; institusi

Pembangunan

Pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Beberapa ahli di bawah ini memberikan definisi tentang pembangunan

Hubungan hukum dan pranata Hubungan hukum dan pranata

pembangunan

pembangunan

(3)

Hukum pranata pembangunan “suatu peraturan interaksi pelaku pembangunan untuk menghasilkan tata ruang suatu daerah menjadi lebih berkualitas dan kondusif.Hukum pranata pembangunan untuk menyempurnakan tatanan pembangunan pemukiman yang lebih teratur,berkualitas dan berkondusif bagi pengguna dan pemerintah daerah.Di karenakan kurangnya lahan terbuka untuk penghijauan dan resapan air hujan untuk cadangan air tanah dalam suatu kawasan/daerah. Pelaku pembangunan ini meliputi Arsitektur, pengembang, kontraktor, dinas tata kota dan badan hukum.

Pembangunan harus juga ditujukan bagaimana merubah prilaku rakyat bangsa Indonesia, dari perilaku yang serba terbelakang menuju kearah perilaku yang lebih maju sosial ekonomi, budaya, akhlak serta perilaku yang sejahtera dengan memahami hak dan kewajibannya sebagai warganegara. Dalam konteks ini jelas pembangunan tidak dapat dipisahkan dari kesadaran dan kepatuhan manusia atau masyarakat terhadap nilai-nilai hukum. Pembangunan hukum harus dilakukan secara simultan dengan perencanaan pembangunan lainnya yang dilaksanakan dalam proses perencanaan pembangunan suatu bangsa secara global, karena sasaran akhir (goal end) perencanaan pembangunan adalah “prilaku manusia” yang mematuhi nilai-nilai pembangunan itu sendiri.

Hubungan Hukum dan Pranata Hubungan Hukum dan Pranata

Pembangunan

Pembangunan

(4)

Contoh bentuk kerja sama antar pelaku Contoh bentuk kerja sama antar pelaku

pembangunan pembangunan

Project Title : SPRINGHILL SWISS-BELINN & OFFICE PROJECT Location : Jalan Benyamin Suaeb Kemayoran, Jakarta Pusat

Floor Area/Unit : Hotel ± 10.439 m2, Kantor ± 14.375 m2, Total ± 35.996 m2 / 159 kamar Floor :

2 lantai Basement,

Hotel 10 lantai (B2, B1, Dasar, 1-10), Kantor 13 lantai (B2, B1, Dasar, 1-13)

Owner : PT. GRAHA CIPTA PROPERINDO

Construction Management : PT. PROMACO CIPTA BERSAMA Architectural Consultant : PT. URBANE INDONESIA

Structural Consultant : PT. PENTA REKAYASA]

Mechanical / Electrical Consultant : PT. SIGMATECH TATAKARSA

(5)

Pihak pihak yang menghendaki suatu pekerjaan dilaksanakan oleh pihak lain sehubungan dengan kepentingannya atas hasil pekerjaan tersebut, atau wakilnya yang ditunjuk dalam Pekerjaan.

Tugas pemilik proyek atau owner adalah:

1) Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.

2) Mengadakan kegiatan administrasi.

3) Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan proyek.

4) Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau manajemen konstruksi (MK).

5) Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.

Wewenang yang dimiliki pemilik proyek atau owner adalah:

1) Membuat surat perintah kerja (SPK)

2) Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.

3) Meminta pertanggungjawaban kepada pelaksana proyek atas hasil pekerjaan konstruksi.

4) Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.

Pemberi Tugas ( Owner )

(6)

Manajemen Konstruksi (Construction Management)

Bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas dalam memimpin,

mengkoordinir,dan mengawasi pelaksaan pekerjaan di lapangan pada batas-

batas yang telah ditentukan baik teknis maupun administratif. Dalam

menjalankan tugasnya MK dibantu oleh beberapa orang yang masing-masing

mempunyai keahlian dalam disiplin ilmu yang diperlukan proyek.

(7)

Badan/Organisasi yang berada langsung di bawah owner, karena memegang peranan penting untuk perencanaan awal/konsep desain dari segi arsitektur dan estetika ruangan. Tugasnya yaitu:

Membuat gambar/desain dan dimensi bangunan secara lengkap dengan spesifikasi teknis, fasilitas dan penempatannya.

Menentukan spesifikasi bahan bangunan untuk finishing pada bangunan proyek ini.

Membuat gambar-gambar rencana dan syarat-syarat teknis secara administrasi untuk pelaksanaan proyek.

Membuat perencanaan dan gambar-gambar ulang atau revisi bilamana diperlukan.

Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang dibuatnya apabila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Konsultan Perencana Arsitektur (Architectural

Consultant)

(8)

Badan/Organisasi yang bertugas merencanakan dan merancang struktur yang sesuai dengan keinginan pemilik proyek melalui kontraktor utama, baik struktur atas maupun struktur bawah dengan mempertimbangkan beberapa hal, antara lain: kondisi tanah, fungsi bangunan, bentuk bangunan (segi arsitektur), kondisi lahan, serta kondisi alamnya. Tugas & wewenangnya:

Membuat perhitungan seluruh proyek berdasarkan teknis yang telah ditetapkan sebelumnya.

Membuat rancangan detail yang meliputi pembuatan gambar-gambar detail serta rincian volume pekerjaan.

Memberikan penjelasan atas permasalahan yang timbul selama masa konstruksi.

Konsultan Perencana Struktur (Structural

Consultant)

(9)

Badan/Organisasi yang ahli dalam bidang Mechanical dan Electrical.

Merencanakan instalasi yang menggunakan tenaga mesin dan listrik serta berbagai perlengkapan utilitas seperti misalnya AC, perlengkapan penerangan, plumbing, generator, pemadam kebakaran, telepon, dan sound system sesuai dengan keadaan dan fungsi bangunan.

Memberikan penjelasan pada waktu rapat, menyusun dokumen pelaksanaan dan melakukan pengawasan berkala dan melaporkannya pada kontraktor utama.

Konsultan Perencana Mekanik & Elektrik

(Mechanical / Electrical Consultant)

(10)

Konsultan Pengawas

Konsultan ini adalah konsultan yang melakukan pengawasan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh kontraktor. “Pengawas Konstruksi adalah penyedia jasa orang

perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli di bidang pengawasan jasa konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal

pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserah terimakan.”

Undang – Undang Tentang Jasa Konstruksi, BAB I, Pasal 1, ayat 11. Konsultan pengawas bertanggung jawab penuh untuk mengawasi pelaksanaan kerja kontraktor serta

mengusulkan, menyetujui, dan menolak pekerjaan yang diusulkan oleh kontraktor.Hak

dan kewajiban Konsultan Pengawas antara lain:

(11)

Konsultan Pengawas

Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.

Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan pekerjaan.

Melakukan penghitungan prestasi pekerjaan.

Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.

Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari pembengkakan biaya.

Mengatasi dan memberikan solusi terhadap persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas, serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.

Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.

Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku.

Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).

Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan bertambah atau berkurangnya pekerjaan.

(12)

Landasan hukum

Pembangunan, yang dilakukan oleh penyedia jasa konstruksi melalui tahapan perencanaan dan pelaksanaan dengan diawasi pembangunannya oleh pemilik bangunan gedung. Pembangunan bangunan gedung dapat dilaksanakan setelah rencana teknis bangunan gedung disetujui oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk IMB.

Pembangunan bangunan gedung ini sendiri dapat dilakukan baik di tanah milik sendiri maupun di tanah milik pihak lain.

Pemanfaatan, yang dilakukan oleh pemilik atau pengguna bangunan gedung setelah bangunan gedung tersebut dinyatakan memenuhi persyaratan laik fungsi. Bangunan gedung dinyatakan memenuhi persyaratan laik fungsi apabila telah memenuhi persyaratan teknis. Agar persyaratan laik fungsi suatu bangunan gedung tetap terjaga, maka pemilik gedung atau pengguna bangunan gedung wajib melakukan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala terhadap bangunan gedung.

Pelestarian, yang dilakukan khusus untuk bangunan gedung yang ditetapkan sebagai cagar budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan.

Pembongkaran, alasan-alasan bangunan gedung dapat dibongkar apabila bangunan gedung yang ada:

tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki;

dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatan bangunan gedung dan/atau lingkungannya;

tidak memiliki IMB.

PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG

Penyelenggaraan bangunan gedung tidak hanya terdiri dari penggunaan bangunan gedung, melainkan juga meliputi kegiatan:

1.

2.

3.

4.

(13)

Landasan hukum

Pemilik bangunan gedung mempunyai hak yaitu antara lain:

melaksanakan pembangunan bangunan gedung setelah mendapatkan pengesahan dari Pemerintah Daerah atas rencana teknis bangunan gedung yang telah memenuhi persyaratan;

mendapatkan surat ketetapan serta insentif untuk bangunan gedung dan/atau lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan dari Pemerintah Daerah;

mengubah fungsi bangunan setelah mendapat izin tertulis dari Pemerintah Daerah;

mendapatkan ganti rugi apabila bangunannya dibongkar oleh Pemerintah Daerah atau pihak lain yang bukan diakibatkan oleh kesalahannya.

Pemilik bangunan gedung mempunyai kewajiban yaitu antara lain:

melaksanakan pembangunan sesuai dengan rencana teknis bangunan gedung;

memiliki IMB;

meminta pengesahan dari Pemerintah Daerah atas perubahan rencana teknis bangunan gedung pada tahap pelaksanaan bangunan.

Selain mengatur tentang persyaratan bangunan gedung, UU Bangunan gedung juga mengatur mengenai hak dan kewajiban pemilik bangunan.

1.

2.

(14)

Landasan hukum

mengetahui tata cara atau proses penyelenggaraan bangunan gedung;

mendapatkan keterangan tentang peruntukan lokasi dan intensitas bangunan pada lokasi dan/atau ruang tempat bangunan akan dibangun;

mendapatkan keterangan tentang ketentuan persyaratan keandalan dan kelayakan bangunan gedung;

mendapatkan keterangan tentang bangunan gedung dan/atau lingkungan yang harus dilindungi dan dilestarikan.

memanfaatkan serta memelihara bangunan gedung sesuai dengan fungsinya secara berkala;

melengkapi petunjuk pelaksanaan pemanfaatan dan pemeliharaan bangunan gedung;

membongkar bangunan gedung yang telah ditetapkan dapat mengganggu keselamatan dan ketertiban umum serta tidak memiliki perizinan yang disyaratkan.

3. Pemilik dan pengguna bangunan gedung mempunyai hak yaitu antara lain:

4. Pemilik dan pengguna bangunan gedung mempunyai kewajiban yaitu antara lain:

(15)

Landasan hukum

data pemilik bangunan gedung rencana teknis bangunan gedung

tanda bukti status kepemilikan hak tanah atau tanda bukti perjanjian pemanfaatan tanah dan hasil analisis mengenai dampak lingkungan bagi bangunan gedung, yang menimbulkan dampak penting terhdapa lingkungan sekitar.

Dalam pasal 15 ayat 1 PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang bangunan gedung di jelaskan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi saat proses pengajuan izin mendirikan bangunan, yaitu:

1.

2.

3.

4.

Dasar hukum tentang izin membangun bangunan (IMB)

Pasal 7 ayat 1 dan 2 Undang Undang NO. 28/2020 tentang Bangunan Gedung, menjelaskan bahwa

dalam mendirikan bangunan kita harus memiliki hak atas tanah, status kepemilikan bangunan

serta IMB.

(16)

Landasan hukum

Sanksi menurut Pasal 115 ayat 1 PP 36/2005

Pasal 40 ayat 2 huruf b Undang Undang Bangunan Gedung menjelaskan bahwa ketersediaan IMB dalam proses pembangunan rumah wajib hukumnya, hal ini menjadi keharusan bagi pemilik hunian.

Pasal 14 ayat 1 dan 2 PP no. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung menyatakan

“Setiap orang yang ingin mendirikan bangunan gedung harus memiliki Izin Mendirikan Bangunan yang diberikan oleh pemerintah daerah (Pemda) melalui proses permohonan izin”

Sanksi jika mendirikan bangunan tanpa Izin Mendirikan Bangunan 1.

Pada pasal ini, dijelaskan bahwa pemilik rumah tnapa IMB bisa dikenakan sanksi administratif

hingga penghentian sementara proses pembangunan, jangka waktunya sampai dengan izin

tersebut terbit.

(17)

Landasan hukum

2. Sanksi menurut pasal 115 ayat 2 PP 36/2005

Masih dalam UU yang sama, jika pemilik rumah tidak mengindahkan himbauan dari pihak terkait maka sanksi yang akan diterima orang tersebut adalah pembongkaran bangunan rumah.

3. Sanksi menurut pasal 45 ayat 2 Undang Undang No. 28 Tahun 2002 tentang bangunan gedung

Pada pasal yang lain juga dijelaskan, pemilik bangunan tanpa IMB bisa dikenakan sanksi berupa denda sebesar 10% dari nilai bangunan yang ia miliki. Hal ini juga berlaku untuk rumah/ bangunan yang sedang di bangun.

Berkenaan dengan sanksi dalam hal adanya pelanggaran atas UU Bangunan Gedung, pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung dapat dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi pidana. Yang masuk dalam ruang lingkup sanksi administratif yaitu dapat diberlakukan pencabutan IMB sampai dengan pembongkaran bangunan gedung serta dapat dikenakan sanksi denda maksimal 10% (sepuluh persen) dari nilai bangunan yang sedang maupun telah dibangun. Sedangkan sanksi pidana yang diatur dalam UU Bangunan Gedung ini dapat berupa sanksi kurungan penjara selama-lamanya 5 (lima) tahun penjara dan/atau pidana denda paling banyak 20% (dua puluh persen) dari nilai bangunan gedung jika karena kelalaiannya mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain.

Referensi

Dokumen terkait

Pranata agama sebagai badan dari pranata sosial adalah sistem norma yang khusus untuk mengatur hubungan antara manusia dengan.. penciptanya dan sesama manusia sehingga ketentraman dan

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik dan seluruh kaidah baik struktur sosial, pranata sosial,kelompok sosial yang ada dalam

Terkait dengan perjanjian ruilslag, pada hakikatnya pranata hukum ruilslag dilihat dari aspek hukum perdata merupakan hubungan hukum perdata biasa, yakni perjanjian

Adanya pranata-pranata hukum terkait pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum adalah merupakan bentuk perlindungan hukum bagi semua pihak dengan

a) Menjadi SDM pranata Humas PTN dan PTS yang memiliki kapasitas membangun hubungan dengan media (media relations) untuk mengoptimalkan publisitas positif

Dalam Franchise Offering Circular Australia dibuat lebih mendetail daripada Franchise Offring Circular yang diatur oleh pranata Hukum Indonesia. Setelah membandingkan

Dengan demikian dapat dipahami bahwa kaitan pranata lingkungan dengan hukum Islam yaitu bahwa Islam telah memberikan aturan dan penugasan kepada manusia untuk menjadi khalifah di bumi

Adanya pranata-pranata hukum terkait pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum adalah merupakan bentuk perlindungan hukum bagi semua pihak dengan melandaskannya dengan