• Tidak ada hasil yang ditemukan

D{IH{KAN MENURUT HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "D{IH{KAN MENURUT HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang dikemukakan adalah seperti berikut: Apakah tafsiran Buya Hamka tentang d}ih{kan dalam tafsir al-Azhar. Penggunaan Akademik Dari segi akademik, kajian ini disusun bagi memenuhi tugas akhir sebagai syarat untuk mendapatkan ijazah sarjana (setaraf dengan satu) dalam bidang al-Quran dan Tafsir.

Kajian Pustaka

18 Muhammad Nasrullah Asnawi Ihsan, Disertasi, "Tertawa dalam Kajian Tematik Al-Qur'an>n dengan Pendekatan Psikologis." (Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2004). Adapun kajian literatur lainnya yang membahas ketawa dalam artikel berupa jurnal antara lain: Esterina Fitri Lestari, “Pengaruh Pelatihan Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada Lanjut Usia (Lansia) yang Tinggal di Panti Hargo Dedali Werdge,” Journal of Psychology Vol. 1, April 2011.20 Sheni Desinta dan Neila Ramadhani, “Terapi Tertawa Untuk Mengurangi Stres Pada Penderita Hipertensi,” Jurnal Psikologi Undip, Vol.

1, April 2012.21 Anggun Resdasari Prasetya dan harlina Nurtjahjanti, “Pengaruh Penggunaan Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Stres Kerja Karyawan Kereta Api”, Jurnal Psikologi Undip, Vol. 20 Esterina Fitri Lestari, “Pengaruh Pelatihan Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada Lanjut Usia (Lansia) yang Tinggal di Panti Asuhan Hargo Dedali Werdge”, Jurnal Psikologi Vol. 21 Sheni Desinta dan Neila Ramadhani, “Terapi Tertawa Untuk Mengurangi Stres Pada Penderita Hipertensi,” Jurnal Psikologi Undip, Vol.

22 Anggun Resdasari Prasetyo dan harlina Nurtjahjanti, ‚Pengaruh Penerapan Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat Stres Kerja Karyawan Creta Api,‛ Jurnal Psikologi Undip, Vol. Jun 1, 2014.23 Anggun Resdasari Prasetyo, dkk, “Menurunkan Tingkat Stres Kerja Pada Pilot Militer Melalui Penerapan Terapi Yoga Ketawa,” Jurnal Psikologi Undip, Vol.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, tafsir Buya Hamka terhadap al-Azhar digunakan sebagai sumber data primer, sedangkan ayat-ayat yang dikaji sebagai bahan kajian penelitian ini adalah QS. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku, dokumen, artikel, majalah, jurnal, hadits yang bersumber dari aplikasi Lidwa Pusaka i Software Kitab 9 Imam Hadits dan terjemahan al-. Dalam proses pengumpulan data, penulis akan menggunakan metode dokumentasi yaitu untuk mencari data yang berkaitan dengan pembahasan penelitian, baik data tersebut berupa buku, jurnal, ensiklopedia dan data lainnya.

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder yang terdapat di media cetak dan internet. Setelah semua data yang diperlukan telah terkumpul, langkah selanjutnya adalah pengolahan atau analisis data. Klasifikasi yang dilakukan pada tahap ini adalah mengklasifikasikan ayat-ayat yang telah dikumpulkan, baik yang menyebutkan kata (d}ih{kan) maupun yang mengetahui (Asbab An-Nuzul), jika diperlukan, dan waktu turunnya ayat tersebut. diturunkan antara (Makiyah) dan (Madaniyah).

Reduksi, penulis merangkum dan memilih hal-hal yang paling penting dan memfokuskan pada hal-hal penting yang berkaitan dengan kajian penelitian. Analisis Pada tahap ini dilakukan analisis pandangan Buya Hamka terhadap (d}ih{kan) yang diperoleh dari berbagai data.

Sistematika Pembahasan

Bab ketiga akan membahas riwayat hidup Buya Hamka, memaparkan latar belakang leluhur Hamka, latar belakang pendidikan Hamka, latar belakang organisasi Hamka, karya-karya Buya Hamka. Begitu juga dengan uraian kitab Tafsir al-Azhar yaitu sejarah nama tafsir al-Azhar, latar belakang penulisan tafir al-Azhar, corak tafsir al-Azhar, mazhab tentang tafsir al-Azhar, sistematika dan metode tafsir, sumber tafsir al-Azhar dan penilaian ulama atas tafsirnya. Bab keempat membahas tentang tafsir Buya Hamka terhadap ayat-ayat d}ih}kan dan analisis penulis.

TINJAUAN UMUM TENTANG D{IH{KAN

  • Term Kata D}ih{kan dalam Al-Qur’an
  • Kebolehan Tertawa
  • Batasan Tertawa
  • Manfaat Tertawa untuk Kesehatan

Al-Qur'a>n Al-Kari>m karya Muhammad Fuad 'Abd Al-Baqi istilah De{ih{kan terdapat pada 10 ayat dalam 8 surah yaitu dalam QS. Ayat ini menyebut tentang orang-orang yang ditinggalkan oleh Rasulullah SAW kerana meminta izin untuk tidak menyertai peperangan dan mereka bergembira. Maksudnya: 'Dan berdirilah isterinya (di sebalik tabir) lalu dia tersenyum, lalu Kami beri khabar gembira kepadanya (kelahiran) Ishak dan Ishak (akan lahir anaknya) Ya'qub.

Maksudnya: “Maka tatkala Dia datang kepada mereka dengan mukjizat Kami, mereka serta merta mentertawakan Dia”. Ayat ini menjelaskan bahawa orang-orang yang berdosa itu, ketika mereka di dunia, mentertawakan, menghina dan meremehkan orang-orang yang beriman. Mungkin kerana kemiskinan dan penampilannya yang lusuh, kelemahan dan ketidakberdayaannya menangkis ketakutan mereka, dan dia kelihatan seperti orang bodoh.

Tetapi orang-orang yang beriman menerimanya dengan sabar, tegas dan sopan sebagai orang yang beriman. Di dalam Tafsir Tafsir Fi Z{hila>lil Qur'an> dijelaskan bahawa Allahlah yang menjadikan manusia ketawa dan menangis. Maksudnya: Uthman bin Abu Syaibah dan Ishaq bin Ibrahim al-Hanzali keduanya menceritakan kepada kami dari Jarir, Uthman berkata, Jarir menceritakan kepada kami dari Manshur dari Ibrahim dari 'Abidah dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata, "Sesungguhnya aku melihat Rasulullah. sallallahu 'alaihi wasallam ketawa sehingga nampak gigi gerahamnya." 19.

Maksudnya: Abbas bin Abdul Azhim Al Anbari memberitahu kami, An Nadlr bin Muhammad Al Jurasyi Al Yamami memberitahu kami, Ikrimah bin Ammar memberitahu kami, Abu Zuamail memberitahu kami daripada Malik bin Martsad daripada bapanya daripada Abu Dzarr katanya; Rasulullah sallallahu 'alayhi wasallam bersabda: "Senyumanmu kepada saudaramu adalah sedekah" (HR. Tirmizi). 21 D. Ukuran sedikit atau banyak bergantung kepada 'urf (tradisi atau adat). 25 Menurut jumhur ulama, tersenyum ketika mengerjakan solat adalah sah dan tidak sah menurut Imam Abu Hanifa 26. 24 Gamal Komandoko, Risalah Solat Lengkap dan Wiridan Berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis, Mutiara Media, 2013), hlm. Ertinya: 'Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdullah bin Yunus, dia memberitahu kami Zuhair menceritakan kepada kami Simak (dan diriwayatkan dari baris kedua) Yahya bin Yahya memberitahu kami dan lafaznya dalam ini, katanya; Abu Khaitsamah menceritakan kepada kami dari Simak bin Rekel ialah Harb; Aku berkata kepada Jabir bin Samurah, "Mungkin kamu pernah duduk bersama Rasulullah saw."

Antara kesalahan yang dilarang oleh undang-undang ialah orang berjaga malam di masjid untuk bercakap tentang hal dunia, ketawa dengan kuat, sering bertepuk tangan dan bersiul sehingga mengganggu orang yang solat dan orang yang beribadat. Maksudnya: Hisyam bin Ammar memberitahu kami, Hafsh bin Sulaiman memberitahu kami, Katsir bin Syinzhir memberitahu kami daripada Muhammad bin Sirin daripada Anas bin Malik, katanya; Maksudnya: Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Ali bin Muhammad sama-sama memberitahu kami; menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah daripada Al A'masy daripada Abu Shalih daripada Abu Hurairah katanya;.

BIOGRAFI BUYA HAMKA

Kitab Tafsir Al-Azhar

Dari penjelasan di atas, yang tertawa adalah Sarah istri Nabi Ibrahim, dia menertawakan dirinya sendiri karena terkejut setelah lama tidak haid pada hari itu, haidnya tidak terasa. Buya Hamka dalam tafsir ayat ini tidak meninggalkan ayat sebelum dan sesudahnya yaitu tentang penyesalan orang yang tersesat, dikalahkan oleh hawa nafsunya sendiri dan dimasukkan ke dalam neraka, mereka bertanya apakah diberi kesempatan untuk kembali ke dunia dan menjalani kehidupan yang lebih baik lagi. Sikap orang yang sesat terhadap orang yang beriman adalah untuk dicemooh, ditertawakan dan ditertawakan.

Dari penjelasan di atas, yang tertawa adalah kaum Quraisy yang menertawakan orang-orang mukmin, alasan mereka tertawa karena memandang rendah teman-teman sekelas Nabi. Dari penjelasan tafsir di atas, maka orang yang tertawa adalah Nabi Sulaiman kepada semut yang ingin menangkal bencana yang akan menimpanya. Dari penjelasan tafsir di atas, maka yang tertawa adalah Fir'aun dan kelompoknya yang menertawakan Nabi Musa as karena menganggap perkataan Nabi Ibrahim lucu, yang mengatakan bahwa beliau diangkat sebagai rasul oleh Allah SWT.

Dari penjelasan pengertian di atas, orang yang tertawa adalah orang yang pada umumnya senang karena senang, tetapi diharamkan untuk tertawa berlebihan karena tertawa berlebihan akan mengandung kesedihan. Dari penjelasan di atas, orang yang tertawa pada umumnya adalah orang yang lalai karena kenikmatan dunia. Dari penjelasan di atas, orang yang tertawa adalah orang yang beriman karena timbangan kebaikan lebih berat dari timbangan keburukan.

Dijelaskan bagaimana sikap orang durhaka terhadap orang mukmin, ketika bertatap muka tertawa. Meskipun orang-orang fasik menuduh orang-orang beriman telah sesat karena tidak lagi mengikuti jalan kemusyrikan. Dari penjelasan di atas, orang yang tertawa adalah ketika di dunia orang durhaka menertawakan orang mukmin dan ketika di akhirat orang mukmin tertawa balik.

Jadi jangan menghina dan menertawakan orang lain, mungkin orang yang ditertawakan adalah orang yang lebih mulia dari yang ditertawakan. Dari penjelasan di atas, orang yang tertawa adalah orang munafik yang menertawakan Nabi Muhammad dan orang mukmin karena tertawa karena senang tidak berperang. Abasa/80: 39, Buya Hamka mengartikan orang yang menertawakan ayat ini sebagai mukmin karena kadar kebaikannya lebih berat dari pada kadar keburukannya.

Hu>d/11: 71, dari tafsir Buy Hamka dalam ayat ini bahwa yang tertawa adalah Sarah istri Nabi Ibrahim, menertawakan dirinya sendiri karena terkejut setelah lama tidak haid dan pada hari dia merasakan haidnya. Tawa orang mukmin pada orang kafir, dimana orang kafir menertawakan orang mukmin di dunia, tapi sekarang orang kafir sedang disiksa di akhirat 10.

Tabel 4.1 Sekema ringkas dari ayat yang dikaji  No  Ayat dan Term  Tempat di
Tabel 4.1 Sekema ringkas dari ayat yang dikaji No Ayat dan Term Tempat di

Gambar

Tabel 4.1 Sekema ringkas dari ayat yang dikaji  No  Ayat dan Term  Tempat di

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, GPN adalah sebuah sistem transaksi pembayaran yang mengkoneksikan berbagai bank, sehingga kartu ATM dan atau kartu debet suatu bank dapat digunakan di ATM/EDC/instrumen bank