• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKATAN AKUNTAN INDONESIA: AKUNTASI PAJAK

N/A
N/A
Tata Saja

Academic year: 2024

Membagikan "IKATAN AKUNTAN INDONESIA: AKUNTASI PAJAK "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

MATA UJIAN : AKUNTASI PAJAK ANGKATAN : Brevet C Eksekutif 17 INSTRUKTUR : Hermanus

HARI/TANGGAL : Sabtu/25 Februari 2023 WAKTU : Sesuai Ketentuan IAI

SIFAT : Take Home

PETUNJUK UMUM

1. Sifat ujian "Open book"

2. Tulisan dan angka pada Lembar jawaban harus jelas terbaca 3. Kerjakan sesuai urutan pada soal,

BAGIAN A : ESSAY - (bobot70%)

1. PT. ABC mengadakan perjanjian Bangun guna Serah dengan Tuan A. dan telah disepakati untuk jangka waktu 25 Tahun. Biaya yang telah dikeluarkan untuk pembangunan seluruhnya berjumlah Rp. 40.000.000.000,-.maka :

a) Jika Bangunan tersebut pada tahun ke 15 dibangun bangunan tambahan/perbaikan dengan jumlah pengeluaran biaya sebesar Rp. 8.000.000.000, dan atas persetujuan Tuan A perjanjiannya diperpanjang selama 8 tahun lagi. Hitunglah Biaya Amortisasi pertahun oleh PT ABC

b) Jika Bangunan tersebut pada tahun ke 15 diserahkan pada tuan A dengan mendapatkan penggantian sebesar Rp. 10.000.000.000,-- dan harga pasar tahun ke 15 tersebut adalah Rp.

35.000.000.000,-- dan NJOPnya sebesar Rp. 36.500.000.000,- Bagaimana pencatatan yang harus dilakukan oleh PT. ABC pada kejadian tersebut diatas. Jelaskan pendapat Saudara

2. PT A sebagai pemilik tanah melakukan perjanjian Bangun Guna Serah dengan PT B untuk membangun gedung perkantoran. Setelah proses pembangunan selesai, PT B mempunyai hak untuk menggunakan Bangunan tersebut selama 20 (dua puluh) tahun. Setiap bulan sepanjang 20 (dua puluh) tahun tersebut PT B akan membayarkan Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) kepada PT A dan di akhir masa Bangun Guna Serah PT B menyerahkan Bangunan perkantoran tersebut kepada PT A.

PT B di tahun kedua dikenai denda Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) yang harus dibayarkannya kepada PT A dikarenakan tidak melaksanakan salah satu butir dalam kontrak yang telah disepakati. Hitunglah berapa PPh yang harus dipotong PT B setiap tahunnya.

(2)

3. Pada tanggal 13 November 2019, PT HHH mengajukan permohonan penilaian kembali aktiva tetap. Berdasarkan perkiraan wajib pajak, nilai pasar/nilai wajar aktiva tetap setelah penilaian kembali untuk kondisi per tanggal penilaian 1 November 2019 adalah sebesar Rp10 milyar. . Apabila diketahui nilai buku aktiva tetap Wajib Pajak sebelum penilaian kembali (tanggal 1 November 2019) adalah sebesar Rp 6 Milyar, maka :

a) Berapa besarnya PPh Final yang harus dibayar ?

b) Pada tanggal 1 Maret 2020, Wajib Pajak menyampaikan tambahan kelengkapan dokumen, diantaranya adalah hasil penilaian kembali aktiva tetap yang dilakukan dan ditetapkan pada tanggal 25 Februari 2020 oleh KJPP atau Ahli Penilai yang mendapat izin dari pemerintah. Berdasarkan hasil penilaian, nilai pasar/nilai wajar aktiva tetap per tanggal penilaian 1 November 2019 adalah sebesar Rp15 Milyar.Berapa besarnya PPh Final yang masih harus dibayar ?

c) Berdasarkan data diatas hitunglah penyusutan untuk tahun pajak 2019 dan 2020 .

4. Pada tanggal 1 Juli 2020, PT QQQ mengajukan permohonan penilaian kembali aktiva tetap.

Berdasarkan perkiraan wajib pajak, nilai pasar/nilai wajar aktiva tetap untuk kelompok 2 setelah penilaian kembali untuk kondisi per tanggal penilaian 1 Juli 2020 adalah sebesar Rp10 milyar. Wajib Pajak membayar PPh Final berdasarkan perkiraan pada tanggal 27 Juni 2020.

Sedangkan dari data yang ada Nilai perolehan aktiva tetap pada awal tahun 2019 adalah sebesar Rp8 Milyar.

a) Apabila diketahui nilai buku aktiva tetap Wajib Pajak sebelum penilaian kembali (tanggal 1 Juli 2020) adalah sebesar Rp 6 Milyar, Hitunglah PPh Final yang harus dibayar

b) Berdasarkan penelitian persyaratan, permohonan Wajib Pajak telah benar dan lengkap sehingga pada tanggal 8 Juli 2020 diterbitkan Surat Pemberitahuan Tambahan Kelengkapan Dokumen. Pada tanggal 30 September 2020, Wajib Pajak menyampaikan tambahan kelengkapan dokumen, diantaranya adalah hasil penilaian kembali aktiva tetap yang dilakukan dan ditetapkan pada tanggal 25 September 2020 oleh KJPP atau Ahli Penilai yang mendapat izin dari pemerintah. Berdasarkan hasil penilaian, nilai pasar/nilai wajar aktiva tetap per tanggal penilaian 1 Juli 2020 adalah sebesar Rp15 Milyar. Atas hasil penilaian ini, Wajib Pajak melunasi kekurangan PPh final pada tanggal 22 September 2020. Hitunglah Besarnya kekurangan PPh Final yang harus dilunasi oleh Wajib Pajak tersebut.

c) Berdasarkan data diatas hitunglah penyusutan untuk tahun pajak 2019 dan 2020 .

5. PT Elang Laut melakukan akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik untuk pengadaan Mesin dengan PT Lautan Finance Syariah , dg persyaratan sbb:

a. Periode lease 5 Tahun dimulai tanggal 1 Januari 2014

b. Jumlah sewa Rp 125.000.000 pertahun dibayar dimuka setiap tahun c. Taksiran umur ekonomis Mesin 5 tahun

d. Tingkat margin laba 15% per tahun

e. Taksiran nilai residual Mesin pada akhir periode lasing tidak ada

(3)

Hitunglah jumlah pembayaran dari akad tersebut tahun 2017 dan buatlah Jurnal Akuntansi menurut PT Elang Laut terkait pembayaran akad tersebut untuk tahun 2017.

6. PT KAGETAN merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur. Berdasarkan Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi yang disampaikan oleh PT KAGETAN, diketahui hal-hal sebagai berikut:

a) Liabilitas :(dalam Rupiah)

Liabilitas Posisi per 31 Desember

Tahun 2019 Tahun 2018 a. Utang Dagang

tanpa dibebani bunga 800.000.000

800.000.000 b. Pinjaman Tanpa Bunga dari PT Takagetin (Pihak

yang memiliki Hubungan Istimewa)

1.000.000.000 1.000.000.000 c. Utang Jangka Pendek:

utang kepada PTGakaget (Pihak yang memiliki Hubungan Istimewa)

2.000.000.000 1.500.000.000 d. Utang Jangka Panjang:

utang kepada PT Sukaribut

utang kepada PT Sukakasih.

utang kepada PT Kagetinaja.

(Pihak yang memiliki Hubungan Istimewa)

3.000.000.000 5.000.000.000 6.500.000.000

1.000.000.000 4.000.000.000 6.000.000.000

b) Ekuitas (dalam Rupiah)

Ekuitas Posisi per 31 Desember

Tahun 2019 Tahun 2018

a. Modal Saham 200.000.000 200.000.000

b. Laba Ditahan 300.000.000 250.000.000

c) Penghasilan bruto tahun 2019 sebesar Rp25.000.000.000 (dua puluh Lima milyar rupiah).

d) Pinjaman tanpa bunga tidak mengalami penambahan atau penurunan selama periode pembukuan Januari sd Desember 2019.

e) Biaya pinjaman tahun 2019 yang ditanggung sebesar Rp 1.875.000.000,- terdiri dari:

a. biaya pinjaman kepada PT Gakaget sebesar Rp300.000.000, b. biaya pinjaman kepada PT Sukaribut sebesar Rp325.000.000, c. biaya pinjaman kepada PT Sukakasih. sebesar Rp500.000.000 d. biaya pinjaman kepada PT Kagetinaja sebesar Rp 750.000.000

(4)

e) Data Saldo Bulanan dari Modal dan Utang tahun 2019 (dalam Rupiah)

Equitas Januari sd April Mei sd Agustus September sd Desember

Modal 200.000.000 200.000.000 200.000.000

Laba Ditahan 250.000.000 275.000.000 300.000.000

Utang ke Januari sd Maret April sd Juni Juli sd September Oktober sd Desember PT Gakaget 1.500.000.000 1.600.000.000 1.450.000.000 2.000.000.000 PT Sukaribut 1.000.000.000 1.350.000.000 2.250.000.000 3.000.000.000 PT Sukakasih 4.000.000.000 2.600.000.000 2.800.000.000 5.000.000.000 PT Kagetinaja 6.000.000.000 6.100.000.000 6.300.000.000 6.500.000.000 Berdasarkan data di atas , Hitunglah berapa biaya pinjaman yang dapat dibebankan secara fiskal.

BAGIAN B : REKONSILIASI FISKAL (bobot 30%)

PT. Gileaja bergerak dalam bidang industrikabel/Mesin. Perusahaan berlokasi di Jl Raya Bogor, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, dan terdaftar sebagai WajibPajak di KPP Pratama Depok. Data Laporan Kinerja menurut pembukuan sebelum dilakukan jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut :

(5)

Penjualan Lokal 78.901.234.000

Penjualan ekspor 14.904.033.400

Retur Penjualan (45.678.900)

Penjualan Bersih 93.759.588.500

70.370.256.500

Laba Bruto Usaha 23.389.332.000

Biaya Operasional

Biaya Penjualan 3.456.785.000

Biaya Administrasi dan umum 15.678.900.000

Jumlah 19.135.685.000

Laba Usaha 4.253.647.000

Penghasilan lain-lain 234.550.000

Biaya Lain-lain 2.345.000.000

(2.110.450.000)

Laba Bersih 2.143.197.000

Penjualan

Harga Pokok Penjualan

Informasi yg berhubungan dgn tahun buku 2015 adalah sebagai berikut :

1. Dalam pencatatan harga pokok, perusahaan menggunakan metode perpetual

2. Pada tanggal 29 Desember 2015 telah dilakukan pencatatan penjualan barang ke PT.ENTAHADA dengan nilai faktur Rp.125.000.000,- dimana syarat penjualan adalah FOB destination (franko gudang pembeli). Barang baru sampai ke pembeli tanggal 3 Januari 2016. Harga Pokok barang tersebut adalah sebesar Rp.100.000.000,- Barang tsb tidak termasuk dalam stock opname per 31 Desember 2015

3. Pada tanggal 29 Desember 2015 telah diterima pembelian bahanbaku dari PT KERENSKALI dengan nilai faktur Rp.125.000.000,- Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 belum dilakukan pencatatan. Namun demikian, bahan baku tersebut telah masuk dalam stock opname per 31 Desember 2015. Hal ini menyebabkan perbedaan antara saldo fisik dgn catatan bahan baku.Atas selisih tersebut oleh perusahaan dicatat dengan mendebet “Bahan Baku” dan “mengkredit” Harga Pokok Penjualan

4. Pada tanggal 11 Juli 2014, perusahaan membeli mesin seharga Rp.1.000.000.000, dgncara financial leasing dgn masa leasing 4 tahun diangsur setiap 6 bulan (Juni dan Desember) sebesar Rp.125.000.000,- belum termasuk bunga. Tingkat suku bunga 12%

pertahun. Berdasarkan Peraturan Perpajakan mesin tersebut masuk dalam kelompok III . Namun untuk kepentingan akuntansi mesin tsb disusutkan selama 8 tahun dengan metode garis lurus.

(6)

5. Pada tahun 2015 perusahaan melakukan penghapusan piutang sebesar Rp.23.000.000,- dengan mendebit akun “Cadangan Piutang TakTertagih” (syarat fiskal terpenuhi).

Untuk mengantisipasi tambahan piutang tak tertagih dari penjualan tahun 2015, perusahaan menambah cadangan piutang tak tertagih sebesar Rp.44.000.000,- keduanya tercatat pada biaya administrasi danUmum

6. Padatahun 2015, perusahaan juga melakukan penghapusan persediaan sebesar Rp.12.500.000,- dengan mendebit akun “Cadangan Penurunan Nilai Persediaan” (telah dibuat beritaa cara penghapusannya) Untuk mengantisipasi penurunan nilai persediaan perusahaan juga menambah saldo cadangan dan membebankan pada akun “Bahan Baku” digunakan sebesar Rp.9.500.000,-

7. Kepada Seluruh karyawan , perusahaan memberikan fasilitas sebagaiberikut : a. Makan siang, dgn biaya selama tahun 2015 sebesar Rp.188.000.000,-

b. Pengobatan dgn biaya selama tahun 2015 sebesar Rp.112.000.000,-yg langsung dibayar ke RS. Mitra Harapan.

8. DalamPenghasilan lain-lain terdapat transaksi sbb:

a. Penghasilan bunga deposito dan jasa giro sebesar Rp.37.456.000,- Rata-rata penempatan Deposito tahun 2015 adalah sebesar Rp.600.000.000,-

b. Imbalan bunga dari Direktorat Jenderal Pajak sebesar Rp.19.749.000,- c. Penghasilan penjualan scrapt sebesar Rp. 177.345.000,-

9. Dalam Biaya Lain-lain terdapat transaksi sbb :

a. Bunga Pinjaman Bank BRI sebesar Rp.1.320.000.000, dr rata-rata pinjaman tahun 2015 sebesar Rp.15.000.000.000,-

b. Biaya bunga financial leasing selama tahun 2015 sebesar Rp.73.500.000,-

c. Biaya STP PPh Pasal 25 Masa Maret-April sebesar Rp.12.100.000,- terdiri atas pokok pajak Rp.11.000.000,- dan sanksi administrasi sebesar Rp.1.100.000,- d. Sumbangan bantuan korban longsor di Cianjur Jawa Barat sebesar Rp.10.000.000,- 10. Atas Kerugian tahun 2012 (sudah ada surat ketetapan pajak) yang masih dapat

dikompensasikan pada laba tahun 2015 sebesar Rp.123.500.000. Pada tahun 2013 dan 2014 perusahaan memperoleh laba fiskal

11. Pajak yang telah dibayar atau dipotong oleh pihak ketiga selama tahun 2015 dicatat sebagai “Pajak dibayar dimuka” adalah :

(7)

- PPhPsl 22 sebesar Rp.136.000.000,- - PPhPsl 25 sebesar Rp.78.900.000,-

Pencatatan transaksi lainnya sudah sesuai dengan ketentuan pajak.

Hitunglah berapaLaba Fiskal tahun2015 dan berapa besarnya PPh yang kurang atau lebih dibayar !! (Buat Kertas Kerjanya)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil akhir menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara PPh terutang berdasarkan Norma Penghitungan dengan PPh Final wajib pajak orang pribadi usahawan

Untuk melihat apakah Wajib Pajak telah mengetahui tentang peraturan tersebut, maka dapat dilihat melalui jumlah Wajib Pajak yang melakukan pembayaran PPh Final PP

Ketentuan dalam PPh 23 UU PPh mengatur pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang berasal

PPh Pasal 21 meliputi PPh yang telah dipotong oleh pemotong PPh Pasal 21 dalam Tahun Pajak yang bersangkutan, baik terhadap Wajib Pajak sendiri maupun terhadap

*) coret yang tidak sesuai dan lampirkan surat kuasa khusus dalam hal selaku kuasa Wajib Pajak. **) diisi dengan 1 januari 2016 dalam hal penilaian kembali aktiva tetap

Berdasarkan kondisi dimana rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak badan yang telah dipaparkan diatas, maka dilakukan penelitian yang mengkaji tentang pengaruh

Mekanisme pembetulan jenis pajak yang telah dibayar oleh Wajib Pajak adalah melalui Pemindahbukuan.Pemindahbukuan dilakukan atas pembayaran PPh Pasal 25 yang telah disetor

Penghitungan dan pembayaran pajak final ini dilakukan setiap bulan, sehingga wajib pajak tidak lagi diwajibkan untuk setor angsuran (PPh pasal 25). Jika Wajib pajak yang