• Tidak ada hasil yang ditemukan

ilide.info kelon persiapan koass radiologi dr valdi pr 6b8158ce43785e91a6e39ad22222f01d

N/A
N/A
123doccs

Academic year: 2024

Membagikan "ilide.info kelon persiapan koass radiologi dr valdi pr 6b8158ce43785e91a6e39ad22222f01d"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

Kelon Persiapan Koas

Radiologi

MEDIKO made the med-easy!

(2)

CT-SCAN

Part 1 : Essential Koass By MEDIKO.ID

(3)

• Densitas pada CT Scan :

- Isodensitas ( = dgn parenkim otak ) - Hipodensitas ( < dari parenkim otak) - Hiperdensitas ( > dari parenkim otak )

• Satuan pada CT scan  Houndsfield Unit (HU)  CT Number

(4)

Imaging

• Axis potongan : Orbito – Meatal

• Jenis potongan : - Axial - Coronal - Sagital

(5)

Potongan lateral

(6)
(7)
(8)

Radiologi – CT Scan Kepala Non Kontras

Indikasi

Skor GCS <15 setelah 2 jam pasca trauma

Dicurigai adanya fraktur impresi terbuka atau tertutup

Adanya tanda fraktur basis kranii (hemotimpani, raccoon eyes, rhinorea/otorhea, battle sign)

Muntah >2 kali

Usia >65 tahun

Beresiko tinggi untuk dilakukan tindakan bedah saraf

Hilang kesadaran >5 menit

Amnesia sebelum kejadian >30 menit

Mekanisme yang membahayakan (penumpang terlempar dari kendaraan, jatuh dari ketinggian) Beresiko sedang untuk terjadi cedera otak

(9)

Evaluasi CT Scan Kepala

Membandingkan kedua hemisfer untuk kesamaan densitas dan kesimetrisan

Hematoma intraserebral area hiperdens

Kontusio cerebri area punctata hiperdens

Diffuse axonal injury normal/scattered

1. Periksa komponen SCALP (Skin, Connective tissue, Aponeurosis, Loose areolar tissue, Perikranium) 2. Mencari adanya fraktur tengkorak (hati-hati membedakan dengan sutura)

3. Periksa kesimetrisan gyrus dan sulci

4. Periksa hemisfer cerebral dan cerebellar

Kontusio serebri Hematoma intraserebral

(10)

Periksa ukuran dan kesimetrisan

Lesi massa besar mengubah bentuk ventrikel terutama ventrikel lateral

Peningkatan TIK penurunan ukuran ventrikel

Perdarahan intraventrikel hiperdens 6. Periksa ventrikel

Garis tengah membentang krita galli di anterior ke inion di posterior

Pergeseran 5 mm atau lebih dianggap sebagai lesi massa yang indikatif dan perlu dilakukan tindakan pembedahan untuk dekompresi

7. Tentukan adanya pergeseran garis tengah

Fraktur tulang wajah

Rongga udara sinus dan mastoid melihat air- fluid level

8. Periksa struktur maksilofasial

Contrast, Clot, Cellularity (tumor),Calcification 9. Mencari adanya 4C di daerah hiperdens

(11)
(12)

Fraktur Kranium

Fraktur Linear

Fraktur dengan bentuk garis tunggal/stellata pada tulang tengkorak, mengenai seluruh ketebalan tulang kepala

Fraktur Diastasis

Fraktur yang terjadi pada sutura tulang tengkorak yang mengakibatkanpelebaran sutura

Fraktur Kominutif

Fraktur lebih dari 1 fragmen tulang dalam satu area fraktur

Fraktur Kominutif Fraktur Linear

(13)

Fraktur Impresi

Fraktur disertai fragmen patahan tulang terdorong ke dalam

Dianggap bermakna bila segmen tabula eksterna yang impresi masuk di bawah segmen tabula interna tulang yang sehat (>1 diploe)

Perlu dilakukan CT Scan menentukan dalamnya penekanan, menyingkirkan adanya hematoma intracranial/kontusio

Indikasi operasi : Fraktur impresi >1 diploea, terdapat lesi intrakanial dibawah segmen, terdapat deficit neurologis

(14)

Cedera Otak Difus

Cedera otak difus berkisar mulai dari konkusio ringan hingga cedera iskemik hipoksik berat

Konkusio gangguan neurologis non fokal sesaat disertai hilangnya kesadaran

Shearing injuries/diffuse axonal injury sindrom klinis dari cedera otak berat dengan bentuk bervariasi, dengan outcome yang buruk

(15)

Trauma Capitis

Epidural Hematoma Subdural

Hematoma Subarachnoid

Hemorrhage ICH Gejala khas Lucid interval Perunan kesadaran

perlahan Thunderclap

headache Nyeri kepala, muntah proyektil

PF umum umum Meningeal sign (+) (-)

Pembuluh darah a. Meningea media Vena penghubung Sering pada daerah

vertebrobasiller. PD intracerebral Temuan CT-Scan Biconvex/lenticular

shape Semilunar/crescent

shape Filling the sulci, gambaran stelata, hiperdensitas pada cysterna basalis.

Hiperdens pada daerah cerebri

Tatalaksana SUPPORTIF, KONTROL TIK dan EVAKUASI ATAS INDIKASI

(16)

SAH

EDH

SDH

ICH

(17)
(18)

Menghitung Volume Perdarahan EDH

A = Tebal EDH pada slice CT-Scan paling tebal (cm) B = Panjang EDH pada slice yang sama dengan A

C = Tinggi dari EDH (dihitung dari jumlah slice CT Scan yang menunjukkan gambaran hiperdens)

Volume Perdarahan (ml) = A x B x C x 0.5

(19)

Trauma Center Data Bank (TCDB) 1993 1. Midline Shifting

2. Asimetris sistema ventrikel 3. Sisterna perimesencepalik

Dari gambaran CT scan dapat perkirakan adanya peningkatan tekanan intrakranial

Tanda Peningkatan TIK

(20)

Perdarahan intraparenkimal, terdapat gambaran hiperdensitas pada daerah lobus temporal

dextra.

Infark kronik terdapat hipodensitas dan atrofi pada otak

(21)

Pasien post kecelakaan lalu lintas dengan GCS 10 sempat sadar kemudian pingsan 1. Apa nama pemeriksaan radiologis

tersebut?

2. Deskripsikan kelainan yang tampak!

3. Apa diagnosis nya?

Tampak lesi hiperdens, berbatas tegas, berbentuk bikonveks, pada regio

temporoparietalis sinistra disertai hematom subgaleal pada regio temporoparietalis dekstra

(22)

Pasien post kecelakaan lalu lintas dengan GCS 10

1. Apa nama pemeriksaan radiologis tersebut?

2. Deskripsikan kelainan yang tampak!

3. Apa diagnosis nya?

Tampak lesi hiperdens, berbatas tegas, berbentuk bulan sabit, pada regio fronto-parietalis dextra

(23)

Foto Thorax

Part 2 : Essential Koass By MEDIKO.ID

(24)

TORAKS NORMAL

- Perhatikan label atau marker  sangat penting terutama pada dekstrokardia atau situs inversus

- Organ yang dinilai : - Jantung

- Aorta

- Mediastinum superior - Trachea

- Hilus - Paru

- Diafragma

- Sinus kostofrenikus - Tulang

- Jaringan lunak ekstra pulmonum

(25)
(26)

RADIOGRAFI TORAK NORMAL

Syarat kondisi foto standard : 1. Simetris

2. Kualitas baik

3. Inspirasi maksimal 4. Skapula di luar paru 5. Identitas dan marker

Syarat Gambaran Torak normal : 1. CTR < 50%

2. Aorta tidak melebar, tidak kalsifikasi dan tidak elongasio

3. Mediastinum superior tak melebar 4. Trachea di tengah

5. Hilus tak menebal, tak suram dan tak melebar

6. Corakan bronchovaskular < 2/3 paru, tak tampak infiltrat/ lesi

7. Diafragma licin

8. Sinus kostofrenikus lancip 9. Tulang intak

10. Jaringan lunak ekstrapulmonum baik

(27)

Urutan membaca foto thorax

Identitas: nama, sex, usia, tgl foto, R/L, PA/AP

Inspirasi cukup bila diafragma setinggi VThX, costa 6 anterior memotong

ABCDEFGHI

Airway

Bone

Costophrenic angle

Diafragma

Edge of heart

Field of lung

Gastric bubble

Hilum

Instrument

L

(28)

Syarat X-Foto Thorax

Diafragma kanan setinggi Costae 9-10 posterior.

Posisi vertebrae di tengah

Kondisi sinar cukup

(29)

Abnormalitas Black*

White*

*

Emphysema Pneumothorax

Costophrenic Angle

Within Lung

Pleural Effusion

Batas Tak Jelas

Batas Jelas

Batas Meniscus

Batas Tak Beraturan, dibatasi fisura

Masih Cair

Organized Pocketed

Encapsulated (Fissura)

Air Bronchogram +🡪Pneumonia

-🡪Bronchopneumonia

Bentuk Garis Bentuk Milier Memenuhi Lobus

Pneumonia Atelectasis

Fibrosis luas Inverted S

Milliary

TB Milliary

Metastasis

Abses Cavitas TB

Divergen

dari hilus Tidak sesuai

vaskuler Horizontal Bercabang

spt. pohon Normal Pulmonal Vascularity

Central

BatwingAppearance Lung Edema

Fibrosis Kerley Lines Interstitial Lung Edema Tepi irreguler

Tumor Paru (ganas)

Tanda penarikan Berbentuk Lubang

Bronchiectasis di puncak paru

+Air-fluid Honey-comb appearance

Tepi reguler Tumor Mediastinum atau Tumor Paru (jinak)

Bentuk koin Metastasis

**Radio-opaque

*Radio-lucent

(30)
(31)

Kasus Kardiomegali

CTR > 50% dan apex tertanam ke

diafragma CTR > 50% dan apex terangkat ke atas

(32)

Kasus Kardiomegali

LVH : penyempitan ruang

retrocardial RVH : penyempitan ruang retrosternal

(33)

Gambaran Left atrial enlargement

Gambaran double contour dan peninggian bronkus kiri, pinggang jantung mendatar

Right atrial enlargement :

Pelebaran batas jantung kanan.

(34)

Batwing appearance

Kerley-Lines

Oedema Pulmo

(35)

Bronkiektasis

Cincin-cincin lusen membentuk gambaran honeycomb

appearance

Abses Paru

Tampak kavitas pada lapangan tengah paru dinding tebal, tepi regular, gambaran air-fluid level

(36)

DESKRIPSIKAN FOTO BERIKUT!

• Pasien datang dengan keluhan sesak nafas, dengan hasil pemeriksaan fisik sebagai berikut :

• Inspeksi : Asimetris, hemithoraks tertinggal pada sinistra

• Palpasi : Deviasi trakea ke sinistra, Fremitus sinistra turun

• Perkusi : Redup sinistra

• Auskultasi : Suara nafas menurun pada sinistra

Kesimpulan diatas?

(37)

ATELEKTASIS

1. Nama pemeriksaan : X foto thoraks proyeksi PA 2. Deskripsi :

Tampak gambaran OPAQUE HOMOGEN BATAS TEGAS, pada seluruh Hemithorax sinistra, disertai :

1. Penarikan trakea, bronkus, jantung ke arah sinistra

2. Penyempitan sela iga 3. Diagnosis : Atelektasis sinistra

(38)

Pasien datang dengan keluhan sesak nafas, dengan hasil pemeriksaan fisik sebagai berikut :

Inspeksi : Asimetris, hemithoraks tertinggal pada sinistra

Palpasi : Deviasi trakea ke dextra, Fremitus sinistra turun

Perkusi : Redup

Auskultasi : Suara nafas menurun, friction rub (+)

Kesimpulan gambar?

DESKRIPSIKAN FOTO BERIKUT!

(39)

EFUSI PLEURA

• Nama pemeriksaan : X foto thoraks proyeksi PA

• Deskripsi :

• Tampak gambaran OPAQUE HOMOGEN BATAS TEGAS pada seluruh Hemithorax sinistra disertai :

Pendorongan trakea, bronkus, jantung, ke arah dextra

Sudut costrophrenicus sinistra tampak tumpul

• Diagnosis : Efusi pleura sinistra

(40)

Tampak perselubungan homogen pada tengah paru, dan

membentuk gambaran coin lesion

Tampak perselubungan homogen setinggi SIC IV pada hemithorax dextra, dengan gambaran meniscus

sign

Sudut costophrenicus yang tumpul pada efusi pleura dextra.

(41)

Tampak perselubungan homogen pada tengah paru, dan

membentuk gambaran coin lesion

Tampak perselubungan homogen setinggi SIC IV pada hemithorax dextra, dengan gambaran meniscus

sign

Sudut costophrenicus yang tumpul pada efusi pleura dextra.

(42)

DESKRIPSIKAN FOTO BERIKUT!

Pasien datang dengan keluhan Batuk

berdahak dan Demam > 40oC, dengan hasil pemeriksaan :

Inspeksi : Asimetris, gerak nafas menurun pada sinistra

Palpasi : Fremitus meningkat

Perkusi : Pekak (konsolidasi)

Auskultasi : Ronki basah halus (fine crackles)

Interpretasi?

(43)

Pneumonia pada lingula paru kiri Menunjukkan adanya silhoutte sign (batas paru jantung kabur )

PNEUMONIA

bercak konsolidasi paru disertai adanya air bronkogram

(44)

Pneumonia

Gambaran konsolidasi pada paru, air bronchogramnya positif

Bronchopneumonia Bercak infiltrate dan air bronchogramnya negatif

(45)

TB primer (pada anak) Limfadenopati pada hillus kiri

TB post primer

Cavitas pada lobus atas paru kanan

TB MILIER

Nodul kecil – kecil

Ukuran sama

Menyebar difus

Sampai ke perifer

(46)

EMFISEMA

• Nama pemeriksaan : X foto thoraks proyeksi PA

• Deskripsi :

• Tampak gambaran LUSEN pada seluruh hemithorax kanan dan kiri, disertai :

Pelebaran sela iga

Diafragma rendah

Jantung pendulum

• Diagnosis : Emfisema hemithoraks dextra dan sinistra

(47)

PNEUMOTORAKS

• Nama pemeriksaan : X foto thoraks proyeksi PA

• Deskripsi :

• Tampak gambaran LUSEN pada seluruh hemithorax sinistra disertai :

Avascular pattern

Pelebaran sela iga

Pendorongan mediastinum ke arah dextra

• Diagnosis : Pneumothoraks hemithoraks sinistra

(48)

BRONKIEKTASIS

• Nama pemeriksaan : X foto thoraks proyeksi PA

• Deskripsi :

• Tampak gambaran LUSEN pada seluruh hemithorax kanan dan kiri, disertai :

Honeycomb appearance

Corakan bronkovaskular kasar

• Diagnosis : Bronkiektasis pada lobus bawah hemithoraks dextra dan sinistra

(49)

Foto Abdomen

Part 3 : Essential Koass By MEDIKO.ID

(50)

FOTO POLOS ABDOMEN

INGAT PROYEKSI APA!

PENILAIANNYA APA!

(51)

FOTO POLOS ABDOMEN NORMAL

NORMAL FPA YANG HARUS DIEVALUASI

• Pre peritoneal fat line

• Kontur kedua ginjal

• Psoas line

• Jumlah udara usus

• Distribusi udara usus

• Dilatasi/distensi loop usus

• Opasitas patologis

• Skeletal yang tervisualisasi

(52)

INDIKASI FPA

1. Nyeri renal atau bilier atau kolik yang khas (curiga batu radioopaq)

2. Obstruksi usus (curiga ileus)

3. Perforasi gaster, duodenum, usus (pneumoperitoneum)

4. Bayi baru lahir, muntah menetap atau mekonium tidak keluar

5. Lain lain : benda asing tertelan, post trauma, askariasis

(53)

Proyeksi FPA

1. Supine (paling sering) 2. Prone

3. Left Lateral Dicubitus(LLD) 4. Erect atau semi erect

Pada kasus obstruktivus biasanya digunakan proyeksi > 1 atau cukup 1 proyeksi erect dengan sinar

horisontal

(54)
(55)

Pola Normal Udara Dalam Saluran Pencernaan

Lambung : Udara selalu (+)

Usus kecil : terlihat 2-3 loop usus, tak ada distensi.

Diameter < 3cm

Rectum dan Sigmoid : selalu terlihat

Udara dalam lambung Udara terlihat pada

bbrpa loop usus halus

Udara dalam Rectum &

Sigmoid

Normal Gas Pattern

(56)

PNEUMOPERITONEUM

• Udara bebas intraperitoneum atau ekstraluminer

• Causa :

1. Robeknya dinding saluran cerna (trauma, iatrogenik, kelainan di saluran cerna),

2. Tidakan melalui permukaan peritoneal (transperitoneal manipulasi, endoscopic biopsy, abdominal needle biopsy)

3. Intraperitoneal ( gas forming peritonitis, ruptur abses )

(57)

PNEUMOPERITONEUM

Gambaran Radiologi :

• Cupula sign

• Foot ball sign

• Double wall sign /Rigler sign

Cupula sign

Cupula sign

(58)

Free Intraperitoneal Air Air on both sides of bowel wall – Rigler’s Sign

Tampak udara bebas berupa gambaran lusen dibawah diafragma berbentuk kubah membentuk gambaran cupula sign

(59)
(60)

Pemeriksaan Penunjang

Foto abdomen 3 posisi  supine, semierect,/erect, LLD

FISHBONE Coil-spring

appearance

Step-ladder/air fluid level

(61)

Perbedaan SBO dan LBO

Large bowel Small Bowel

Peripheral ( diameter 8 cm max)

Presence of haustration

Central ( diameter 5 cm max)

Valvulae conniventes

Ileum: may appear tubeless

(62)

Illeus obstruktif letak tinggi vs letak rendah

(63)

SBO

Deskripsi :

Tampak gambaran dilatasi dan distensi usus halus dengan

gambaran coil spring, herring bone, dan step ladder pattern, tidak tampak udara pada rectum dan usus besar

Diagnosis : Small Bowel Obstruction

(64)

Large bowel Obstruction

(65)

SENTINEL LOOP

- Deskripsi :

Terdapat dua loop usus kecil yang dilatasi persisten serta terdapat udara dalam rectum sigmoid (+)

- Diagnosis : Sentinel loop

(66)

HPS  Single bubble

Tampak dilatasi dari lambung membentuk gambaran gelembung

udara single bubble

(67)

ATRESIA DUODENUM : DOUBLE BUBBLE

Tampak dilatasi dari lambung dan duodenum gambaran dua gelembung

udara, double bubble

(68)

ATRESIA JEJUNUM : TRIPLE BUBBLE

Tampak dilatasi dari lambung, duodenum, dan usus dibawah ligamentum treitz membentuk gambaran tiga gelembung udara

(triple bubble)

(69)

HIRSCHSPRUNG DISEASE

Tampak distensi dan dilatasi dari usus besar dan usus halus

(70)

Peritonitis : hilangnya

preperitoneal fat line Volvulus : terdapat gambaran coffee bean sign

(71)

Urogenitalia

Part 4 : Essential Koass By MEDIKO.ID

(72)

RADIOLOGI UROGENITAL

FOTO POLOS ABDOMEN KASUS UROGENITAL

• Tujuan : untuk melihat Batu Radiopaq SYARAT FPA UROGENITAL:

• Usus dibersihkan dengan pencahar

• Pemotretan saat ekspirasi, agar ginjal sejajar dengan film

(73)
(74)

NEFROLITIASIS

Tampak banyangan radioopak yang berlapis-lapis pada daerah

hipokondrium sinistra setinggi corpus vertebra L1-L4

(75)

NEFROLITIASIS USG

Tampak gambaran hyperechoic dengan acoustic shadow

(76)

CYSTITIS VESIKOLITIASIS

Tampak gambaran hyperechoic dengan acoustic shadow

Tampak penebalan dinding vesica urinaria

(77)

Serial dari foto polos abdomen yang diambil setelah injeksi kontras iodin water-soluable

Indikasi: gross-haematuria, renal and ureteric

calculi, ureteric fistulas and strictures and complex UTI (termasuk TB)

Kontraindikasi: Absolut: Alergi; Relatif: Diabetes insipidus, Multipel Mieloma, Hipotensi, Kehamilan

Persiapan UIV

(78)

Persiapan: puasa 4 jam, pembatasan cairan, pemberian pencahar

Media kontras diinjeksikan dengan cepat, dosis standar: 1 cc/ kg BB dengan konsentrasi 350-370 mg/ml

Potensi reaksi alergi (+), sehingga perlu ditanyakan mengenai riwayat alergi pasien dan dimintakan informed concent, perlu pula dipersiapakan obat emergensi, oksigen, dan peralatan resusitasi

(79)

FASE NEFROGRAM

• 1- 3 menit post injeksi

• Simetris

• Bentuk dan ukuran

• Posisi

- ginjal kiri (Th.12 – L.4)

- ginjal kanan ( 1 korpus vert.

lebih rendah dari kiri)

• Orientasi renal ( sejajar dengan garis psoas )

• Kontur

• Struktur parenkim

(80)

FASE PIELOGRAM

⚫Menilai PCS dan ureter

⚫Visualisasi optimal PCS ± 12-15 menit

 pelebaran? Batu lusen?

⚫Visualisasi optimal ureter ± 15-45 menit  pelebaran/ penyempitan?

Batu lusen?

(81)

FASE SISTOGRAM

⚫saat vesika urinaria penuh

⚫Penuh pada ± 45-60 menit

⚫Dinilai dinding, filling defect, additional shadow, indentasi

POST MIKSI

⚫Penilaian kemampuan pengosongan vesika urinaria

(82)

GRADE HIDRONEFROSIS

MILD HIDRONEFROSIS

Grade I : Dilatasi pelvis tanpa dilatasi kaliks, tidak ada atrofi parenkimal

Grade II : Dilatasi pelvis dan kaliks, tidak ada atrofi parenkim (Flattening)

MODERATE HIDRONEFROSIS

Grade III : Rounding/Clubbing pelvis dan kaliks, penipisan korteks ringan

SEVERE HIDRONEFROSIS

Grade IV : Ballooning pelvis dan kaliks, hilangnya batas antara pelvis dan kaliks, penipisan korteks

(83)

FPA : Tampak gambaran opasitas berbentuk bulat batas tegas tepi ireguler ukuran sekitar 2x1,5 cm di para vetebra kiri di VL 1-2

IVP : Tampak pelebaran PCS sinistra berbentuk clubing , tampak sisa urin minimal di VU.

Diagnosis : Nefrolitiasis sinistra disertai Hidronefrosis ren sinistra grade 3

(84)

Deskripsi : Tampak gambaran radioopak multiple berbatas tegas di ginjal kanan setinggi VL 1-3. Tampak gambaran pelebaran pcs ren dex, membentuk gambaran flatening (grade II-III)

Diagnosis : Hidronefrosis dextra et causa Nefrolitiasis dextra

(85)

Muskuloskeletal

Part 5 : Essential Koass By MEDIKO.ID

(86)

MUSKULO SKELETAL

Ingat Tulang!

Ingat Regio!

(87)

Urutan membaca foto MSK

ABCs

Systematic Evaluation

a.A lignment b.B one

c.C artilage (joint space)

d.S oft tissue

(88)
(89)
(90)
(91)

Joint anatomy

(92)
(93)

FOTO POLOS

SYARAT :

1. 2 PROYEKSI

1. SATU/ DUA SENDI TERFOTO

1. BANDINGKAN YANG NORMAL DAN YANG SAKIT

(94)

FRAKTUR

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang baik bersifat total maupun parsial.

Dengan etiologi karena trauma langsung dan trauma tidak langsung.

Penilaian Fraktur

1. Lokasi 2. Tipe

3. Arah garis fraktur (konfigurasi) 4. Alignment dan aposisi.

o Displacement.

o Angulasi.

o Rotasi.

o Overlapping – distraction.

(95)

LOKASI FRAKTUR

• Tulang apa, kanan-kiri

• Bagian dari tulang : Caput, colum, tochanter, supracondylar, epicondylar

• Diafise : 1/3 tengah, 1/3 proksimal, 1/3 distal

Fraktur 1/3 Proksimal (a), 1/3 tengah (b). 1/3 distal (c)

supracondiler intraartikular

(96)

JENIS FRAKTUR

Fraktur komplit dan inkomplit.

Fraktur komplit : garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui korteks tulang.

Fraktur inkomplit : garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang, biasanya terjadi pada anak-anak karena periosteum masih tebal.

Hairline fracture Buckle fracture Greenstick fracture

(97)

Fraktur Incomplete : Bowing, Torus, Greenstick

Bowing

Torus

Greenstick

(98)

ARAH FRAKTUR

(99)

Segmental Spiral

Obliq

(100)

ALIGNMENT DAN APOSISI

1. Displacement (pergeseran) : Medial, Lateral.

2. Angulasi: Apeks di lateral (varus)/ Apeks di medial (valgus).

3. Rotasi: interna, eksterna.

4. Ujung fragmen: overiding (overlapping), distraksi (menjauh)

(101)

Berdasarkan ada tidaknya pergeseran

Fraktur displaced Terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur (dislokasi fragmen) Fraktur undisplaced Garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser

(102)

Fraktur Forearm

Monteggia Galeazzi

Fraktur Proksimal Ulna Distal Radius

Dislokasi Caput Radius (Proksimal) Distal sendi radio-ulnar Mekanisme

trauma

Jatuh dalam posisi pronasi forearm

Jatuh dalam posisi fleksi siku

Tatalaksana ORIF Reduksi terbuka (dewasa)

Reduksi tertutup (anak- anak)

Monteggia Galeazzi

(103)

Colles Smith

Fraktur Distal radius

Displace Ke arah posterior Ke arah anterior

Angulasi Dorsal Ventral/palmar

Colles Smith

(104)

Pasien post kecelakaan lalu lintas mengeluhkan pergelangan nyeri dan bengkak 1. Apa nama pemeriksaan radiologis tersebut?

2. Deskripsikan kelainan yang tampak!

3. Apa diagnosis nya?

(105)

Pasien post kecelakaan lalu lintas mengeluhkan

pergelangan nyeri dan bengkak

1. Apa nama pemeriksaan radiologis tersebut?

2. Deskripsikan kelainan yang tampak!

3. Apa diagnosis nya?

(106)

Pasien post kecelakaan lalu lintas mengeluhkan lengan bawah dekat sikunyeri dan bengkak

1. Apa nama pemeriksaan radiologis tersebut?

2. Deskripsikan kelainan yang tampak!

3. Apa diagnosis nya?

(107)

Pasien post kecelakaan lalu lintas mengeluhkan lengan bawah nyeri dan bengkak 1. Apa nama pemeriksaan

radiologis tersebut?

2. Deskripsikan kelainan yang tampak!

3. Apa diagnosis nya?

(108)

Pasien post kecelakaan lalu lintas mengeluhkan nyeri pada paha kanan

1. Apa nama pemeriksaan radiologis tersebut?

2. Deskripsikan kelainan yang tampak!

3. Apa diagnosis nya?

(109)
(110)
(111)

Waters

Sinus maksilaris, arkus zygoma, os nasal

Pemeriksaan Radiologi THT

Posisi kepala terhadap film x ray

(112)
(113)

Schedel AP dan Lat

AP sinus frontal

Lateral sinus frontal, sphenoid, maxillary dan ethmoid

Px Radiologi THT

Schedel PA View Schedel Lateral View

Pemeriksaan Radiologi THT

(114)
(115)

Gambar

Foto Thorax
Foto Abdomen
FOTO POLOS  ABDOMEN
FOTO POLOS ABDOMEN NORMAL
+3

Referensi

Dokumen terkait

Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada

Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung,

Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada

Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun

Trauma ekstra kranial akan dapat menyebabkan adanya laserasi pada kulit kepala atau fraktur pada tulang tengkorak yang selanjutnya bisa menimbulkan perdarahan karena mengenai pembuluh