Ilmu kepelatihan
Nama: Herdiansyah Nim:220301500108
Dosen pengampu:Dr.Ahmaf Adil M.pd
Prinsip prinsip latihan
Prinsip latihan merupakan hal-hal yang harus ditaati, dilakukan
atau dihindari agar tujuan latihan dapat tercapai sesuai dengan yang
diharapkan. Prinsip-prinsip latihan memiliki peranan penting terhadap
sek fisiologis dan psikologis atlet. Dengan memahami prinsip-prinsip
•
latihan, akan mendukung upaya dalam meningkatkan kualitas latihanDalam mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip latilhan ini
harus hati-hati, serta memerlukan ketelitian, ketepatan dalam penyu-
sunan dan pelaksanaan program. Pada dasarnya latihan olahraga adalah
merusak, tetapi proses perusakan yang dilakukan agar berubah menjadi
lebih baik, tetapi dengan syarat pelaksanaan latihan harus mengacu dan
•
berpedomarn pada prinsip-prinsip latihan.A.Prinsip kesiapan (Readiness)
Pada prinsip kesiapan, materi dan dosis latihan harus disesuai.
Kan dengan usia atlet. Artinya, pelatih harus mempertimbangkan dan
memperhatikan tahap pertumbuhan dan perkembangan dari setiap atlet.
Sebab kesiapan setiap atlet akan berbeda-beda antara anak yang satu
•
dengan yang lainnya meskipun di antara atlet memiliki usia yang sama.Latihan aerobik kurang efektif diberikan kepada atlet yang sedang memasuki masa awal pubertas karena kondisi atlet sedang
dalam masa perubahan dan transisi sehingga konsentrasi energi untuk
digunakan lebih ke arah perkembangan. Latihan anaerobik juga kurang
efektif diberikan kepada atlet yang masih muda karena kemampuan
anaerobiknya berkaitan erat dengan tingkat kematangan anak sehingga
•
hampir sebagian energinya digunakan untuk proses kematangan.Latihan bagi atlet yunior lebih ditekankan pada pengembangan
keterampilan untuk pengayaan gerak dan yang bersifat menyenangkan.
Terutama untuk mengembangkan kemampuan fisiologis anak dalam
menerima beban latihan. Berikut ini gambaran dari tujuan latihan yang
•
disesuaikan dengan usia dan kesiapan anakB.Prinsip individual
Individual adalah salah satu syarat utama latihan sepanjarng
masa. Syarat t individual yang harus dipertimbangkan oleh pelatih adalah
kemampuan atlet, potensi, dan karakteristik pelatihan, dan kebutuhan
kecabangan atlet. Setiap atlet memiliki ciri fisiologis dan psikologis yang
•
Aibutuhkan sebagai pengembangan sebuah rencana latihan.Setiap atlet memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap
beban latihan yang diberikan oleh pelatih. Ada atlet yang menganggap beban latihan tersebut terlalu ringan, ada yang melakukannya dengan sUSah payah sehingga harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk melakukan latihan tersebut, dan ada yang sama sekali tidak mampu ntuk melakukan latihan tersebut. Oleh karena itu, beban latihan tidak
• dapat begitu saja disamaratakan bagi semua atlet.
Artinya, dalam merespon beban latihan untuk setiap atlet
berbeda-beda sehingga beban latihan bagi setiap atlet tidak sama. Hal ini
dipengaruhi oleh faktor keturunan, kematangan, gizi, waktu istirahat, dan tidur, tingkat kebugaran, pengaruh lingkungan, rasa sakit dan
cedera, dan motivasi. Oleh sebab itu, agar para pelatih berhasil dalam melatih, perlu menyadari bahwa setiap anak memiliki perbedaan-
• perbedaan tersebut, terutama dalam merespon bebarn latihan.
1.Keturunan
Faktor yang berkaitan dengan keturunan adalah keadaan fisik,
jenis otot, ukuran jantung dan paru. Tingkat kebugaran aerobik dan
ketahanan merupakan faktor keturunan yang +25%, sedangkan
Sisanya dapat ditingkatkan melalui latihan (Martens, 1990;
•
Sukadiyanto, 2005: 14).2.kematangan
Tingkat kematangan berpengaruh besar terhadap kemampuan
dalam merespon beban. Kematangan berkaitarn dengan umur/usia,
pertumbuhan dan n perkembangan, mental, dan fisik.
Semakin matang
kondisi Seseorang maka semakin mampu m menerima intensitas beban
•
latihan yang tinggi.C.Prinsip Adapatasi
Organ tubuh manusia cenderung selalu mampu beradaptasi
terhadap perubahan lingkungannya. Latihan menyebabkan terjadinya proses adaptasi pada organ tubuh. Namun, tubuh memerlukan jangka waktu tertentu agar dapat mengadaptasi seluruh beban selama proses berlatih. Bila latihan beban ditingkatkan secara progresif, maka organ tubuh akan menyesuaikan terhadap perubahan tersebut dengan baik.
Tingkat kecepatan atlet dalam mengadaptasi setiap beban latihan berbeda-beda, tergantung dari usia/umur, usia latihan, kualitas
kebugaran otot, kebugaran energi, dan kualitas latihannya (Sukadiyanto,
• 2005:17).
D.Prinsip Beban Lebih (Overload)
Prinsip ini menyatakan bahwa beban latihan yang diberikan
kepada anak haruslah cukup berat dan harus diberikan berulang kali dengan intensitas yang cukup tinggi. Johansyah Lubis (2013: 17)
menyatakan overload adalah penerapan pembebanan latihan yang
semakin hari semakin meningkat, atau beban yang diberikan melebihi yang dapat dilakukan saat itu. Sehingga dapat disimpulkan, beban lebih artinya beban latihan harus mencapai atau melampaui sedikit di atas
• batas ambang rangsang.
E.Prinsip progresif
Latihan progresif artinya dalam pelaksanaan latihan dilakukan
dari yang mudah ke yang sukar, sederhana ke kompleks, umum ke
khusus, bagian ke keseluruhan, ringan ke berat, dan dari kuantitas ke kualitas, serta dilaksanakan secara ajeg, maju, dan berkelanjutan.
Peningkatan beban latihan ini akan memberikan rangsangan kepada organ-organ tubuh untuk lebih berkembang dalam mengatasi beban
• latihan yang diterimanya, kian hari kian meningkat.
F.Prinsip Spesifikasi(Khususan)
Setiap bentuk latihan yang dilakukan oleh atlet memiliki tujuan
khusus sehingga materi latihan harus dipilih sesuai dengan kebutuhan
cabang olahraganya. Adapun pertimbangan dalam menerapkan prinsip
spesifikasi, antara lain ditentukan oleh: (a) spesifikasi kebutuhan energi,
(b) spesifikasi bentuk dan model latihan, (c) spesifikasi ciri gerak dan