• Tidak ada hasil yang ditemukan

ILMU POLITIK : Marketing Politik Kelas 4

N/A
N/A
Bayu Senoaji CTARSA

Academic year: 2023

Membagikan " ILMU POLITIK : Marketing Politik Kelas 4"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2021-2022 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA Program Studi : ILMU POLITIK

Mata Kuliah : Marketing Politik

Semester : IV

Nama : Bayu Senoaji

NIM : 205120507111022

Nomor Presensi/Kelas : 27/B-4

Dosen Penguji : Wawan Sobari, S.IP., MA., Ph.D.

Menerapkan Teori Marketing Politik untuk Marketing Saya Sebagai Calon Anggota DPRD Kabupaten Bogor dalam Pemilu 2024

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, pemilihan anggota DPR, DPRD, atau bahkan presiden dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Biasanya, pemilihan umum (pemilu) untuk memilih anggota legislatif memiliki waktu yang berbeda dengan pemilu untuk memilih presiden. Pada tahun 2019, untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia pemilu dilakukan secara serentak untuk memilih anggota, DPR, DPRD, presiden, dan wakil presiden. Hal itu dilakukan karena merupakan salah satu cara yang efektif sehingga tidak membuang banyak dana dan waktu. Pada tahun 2024 mendatang, pemilu serentak kembali dijalankan dan akan dilakukan pada tanggal 14 Februari 2024. Adapun tujuan dari pelaksanaan pemilu ini adalah untuk membangkitkan demokrasi seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang demokratis.

Menjelang pelaksanaan pesta demokrasi atau pemilu, biasanya setiap calon atau pasangan calon kandidat melakukan kampanye atau promosi kepada rakyat. Proses ini dilakukan pada masa kampanye yang telah ditentukan ole Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Pada masa tersebut, para calon akan mempromosikan dirinya kepada rakyat dengan tujuan rakyat akan memilih dirinya pada pemilu. Hal tersebut termasuk salah satu jenis dari marketing politik. Seiring berkembangan zaman, marketing politik juga ikut berkembang dengan terus mengadaptasi teori marketing dan perkembangan teknologi yang ada. Cara peyampaian

(2)

marketing politik juga mengikuti perkembangan zaman dan hal ini dapat dilihat dari cara para calon berkampanye. Pada zaman dahulu para calon berkampanye melalui brosur ataupun baliho di jalan. Pada masa kini, hal tersebut secara perlahan berubah dengan berkampanye melalui media massa agar lebih mendapatkan atensi publik. Para calon juga harus menyesuaikan cara berkampanye dengan target yang akan dicapai. Dalam hal ini, banyak strategi dalam marketing politik yang dapat diterapkan oleh calon kandidat agar tujuan yang ingin diraih dapat tercapai.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penulis menerapkan teori Comprehensvie Political Marketing (CPM) menurut Jeniffer Lee- Marshment (2003) dalam marketing politik ?

2. Siapa segmen / target pasar politik dalam marketing politik sebagai calon anggota DPRD dalam pemilu 2024 ?

3. Bagaimana analisis perilaku pemilih dalam pemilihan anggota DPRD dalam pemilu 2024 ? 4. Apa saja strategi positioning penulis sebagai calon anggota DPRD dalam Pemilu 2024 ?

(3)

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Penerapan Comprehensive Political Marketing (CPM) Dalam Marketing Politik

Sebelum hari pelaksanaan pemilu, para calon kandidat akan melakukan kampanye yang dimana kampanye merupakan sarana para calon kandidat untuk mempromosikan diri kepada rakyat agar mendapatkan suara rakyat dan hal tersebut termasuk ke dalam jenis pendekaran dari marketing politik.

Jika ingin mencapai tujuan dari marketing politik, para calon kandidat perlu memahami pendekatan – pendekatan dalam marketing politik agar dapat mengetahui situasi yang tepat. Dalam hal ini, teori Comprehensive Political Marketing (CPM) merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan. Dalam teori CPM, calon kandidat akan mendapatkan sebuah prinsip kompas yang jika diikuti akan membantu untuk menempuh perjalanan yang lebih lama tetapi lebih bermanfaat. Lees-Marshment (2001) menyebut bahwa CPM memiliki lima prinsip utama, yaitu :

1. CPM menerapkan pemasaran ke seluruh perilaku organisasi politik 2. CPM menggunakan konsep pemasaran

3. CPM mengintegrasikan literatur politik ke dalam analisis

4. CPM mengadaptasi teori marketing agar sesuai dengan sifat politik 5. CPM menerapkan marketing untuk semua perilaku organisasi politik

Penelitian terkait CPM telah dilakukan terhadap perilaku partai – partai polirik besar di Inggris antara tahun 1979 dan 1997. Prinsip. Dalam pemahaman ilmu politik bahwa meskipun memiliki banyak tujuan, ambisi dari partai poitik adalah bersaing dalam pemilihan umum yang demokratis untuk menang dalam pemilihan. Pemahaman tersebut diambil menjadi salah satu prinsip dalam CPM.

Merujuk terhadap prinsip CPM lainnya bahwa prinsip ini menyarankan agar penggunaan konsep marketing tidak hanya menggunakan sebuah teknik, tetapi dapat dilihat dari pihak yang menerapkan produk, penjualan, atau orientasi pasar ketika ingin mencapai tujuan tertentu. Melalui pendekatan CPM, produk dikatakan sebagai sebuah perilaku yang memiliki banyak karakter dan dapat mengubah produk sesuai dengan kebutuhan yang ada di pasar. Dalam hal ini, saya sebagai calon anggota DPRD kabupaten Bogor, saya akan menggunakan intelejen pasar untuk mengidentifikasi tanggapan dan kebutuhan dari pemilih. Jika kebutuhan dari pemilih sudah diketahui, saya sebagai calon anggota

(4)

DPRD kabupaten Bogor dapat menerapkan metode marketing politik yang tepat dan sesuai dengan karakteristik dari pasar.

Dari pendekatan Comprehensive Political Marketing (CPM) yang menerapkan marketing ke seluruh perilaku organisasi politik, memanfaatkan konsep marketing, kebijakan, parlemen, dll saya sebagai calon anggota DPRD juga akan menerapkan salah satu teori dalam marketing yaitu product, price, promotion, dan place (4P). Dengan menerapkan teori 4P, tujuan yang ingin dicapai lebih mudah tercapai dengan menyesuaikannya dengan aspek politik. Membangun jalinan relasi dengan masyarakat, pasar, atau dengan organisasi politik juga dapat meningkatkan dukungan terhadap diri saya sebagai calon anggota DPRD kabupaten Bogor. Dalam menjalani masa kampanye, saya juga akan melakukan penyesuaian metode kampanye. Mengikuti perkembangan zaman yang semakin canggih dan sebagian besar kegiatan masyarakat masa kini yang tidak bisa lepas dari perangkat telepon pintar, saya akan membuat janji yang tentunya relevan baik di kalangan generasi tua hingga kalangan Generasi Z. Hal ini saya lakukan dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan yang maksimal dan stabil. Dengan membangun relasi, semua pihak dapat berorientasi terhadap produk dan berfokus kepada target pasar.

Dari orientasi target pasar, partai – partai atau organisasi politik akan berusaha untuk memastikan komunikasi yang dimiliki dengan publik dan turut membantu dalam pemilu. Organisasi politik juga akan membantu dalam memberikan pengaruhna terhadap orang lain dalam proses komunikasi.

2.2 Segmen / Target Pasar Politik Dalam Marketing Politik Sebagai Calon Anggota DPRD Dalam Pemilu 2024

Segmentasi pasar merupakan sebuah proses dalam mengidentifikasi jenis – jenis pemilih.

Dalam hal ini, segmentasi pasar dibutuhkan sebagai sebuah aktivitas indentifikasi, deteksi, evaluasi, dan pemilihan kelompok yang memiliki karakteristik sama sehingga terdapat peluang untuk mendesain sebuah rencana yang tepat. Dalam mengidentifikasi segmentasi pasar untuk pemilih, Bannon (2004) dan Lees-Marshment (2012) menyebutkan empat metode umum yaitu, kondisi geografis, demografis, perilaku, dan psikografik.

Dalam hal segmentasi pasar, saya sebagai calon anggota DPRD kabupaten Bogor akan menggunakan metode psikografik. Penggunaan metode psikografik adalah metode dengan cara menggabungkan data tentang pilihan gaya hidup seperti rekreasi, dan kebiasaan media. Dalam hal ini, saya melihat masyarakat kabupaten Bogor yang gemar mengunjungi tempat rekreasi baik itu wisata

(5)

alam, taman bermain, monumen nasional, atau bahkan kedai-kedai kopi. Pemerintah kabupaten Bogor mengatakan bahwa tempat rekreasi di kabupaten bogor terus bertambah dan berkembang seiring berjalannya waktu. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat kabupaten Bogor menyukai kegiatan rekreasi. Oleh karena itu, saya sebagai calon anggota DPRD kabupaten Bogor, saya ingin mengembangkan rekreasi di kabupaten Bogor menjadi lebih baik, modern, dan dapat diterima oleh semua kalangan usia. Dengan membuat tempat rekreasi di kabupaten Bogor yang menarik, secara tidak langsung akan mendatangkan pengunjung dari luar kabupaten Bogor yang dimana hal tersebut dapat membuat citra kabupaten Bogor menjadi lebih baik. Hal tersebut juga dapat meningkatkan citra saya dan dapat meningkatkan atensi dari masyarakat untuk memilih saya dalam pemilu tahun 2024.

Taget yang ingin saya capai dalam pemilu tahun 2024 adalah mendapatkan suara mayoritas dari kalangan usia 17-20 tahun. Hal ini dikarenakan kebanyakan pemilih pemula masih bimbang dalam memberikan suara karena mereka tidak mengenal calon dengan baik. Oleh karena itu, kesempatan ini akan saya gunakan sebaik-baiknya dengan cara memberikan sosialisasi yang dapat diterima oleh kalangan usia 17-20 tahun dengan membuat program untuk kalangan usia mereka yang berbasis digital.

Target yang terakhir adalah pihak yang dapat memberikan sponsor agar proses dalam kampanye dapat berjalan dengan baik.

2.3 Perilaku Pemilih Dalam Pemilu 2024

Perilaku pemilih dalam pemilu merupakan salah satu entuk perilaku politik. Mahendra (2005) mengatakan bahwa perilaku pemilih merupakan sebuah tindakan seseorang yang ikut serta dalam memilih orang, partai politik, ataupun isu tertentu. Dalam menganalisis perilaku pemilih dalam pemilu 2024, saya sebagai calon anggota DPRD kabupaten Bogor akan menggunakan tiga pendekatan perilaku pemilih dalam pemilu tahun 2024. Ketiga pendekatan perilaku pemilih tersebut adalah pendekatan psikologis, pendekatan sosiologis, dan pendekatan rasional. Dari ketiga pendekatan tersebut nantinya saya dapat menganalisis metode marketing atau kampanye seperti apa yang sesuai dengan perilaku pemilih.

A. Pendekatan Psikologis

Dalam pendekatan psikologis melihat sosialisasi sebagai determinasi dalam menentukan sebuah perilaku politik pemilih dan bukan melalui karakter sosiologi. Dalam pendekatan ini juga

(6)

mempelajari tingkah laku dan aktifitas masyarakat yang terpengaruh oleh akal individu. Dalam pendekatan ini, perilaku pemilih dipengaruhi oleh kekuatan psikologis dan berkembang pada diri seseorang. Pada pendekatan ini, perilaku pemilih juga didukung dengan adanya sebuah proses sosialisasi. Dari proses tersebut akan memunculkan ikatan psikologis yang kuat dari para pemilih.

B. Pendekatan Sosiologis

Pendekatan sosiologis merupakan sebuah pendekatan yang dimana perilaku pemilih dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial. Faktor sosial tersebut seperti etnis, agama, tempat tinggal, status sosial, pendidikan, gender, dan lain lain. Pendekatan sosiologis seringkali terjadi dan digunakan dalam pemilu di Indonesia. Pada pendekatan ini, lingkaran sosial sangat berdampak terhadap keputusan pemilih dalam memilih. Kelemahan dari pendekatan sosiologis adalah kegiatan memilih dijadikan sebuah kegiatan yang individual, seharusnya kegiatan memilih menjadi kegiatan yang kolektif. Akibatnya, banyak pemilih yang memilih calon kandidat berdasarkan persamaan sosial bukan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.

C. Pendekatan Rasional

Pendekatan rasional adalah pendekatan yang memiliki suatu tujuan dalam menunjukkan hal yang dianggap suatu kepentingan individu. Dalam pendekatan ini, pemilih akan memilih jika ia merasa terdapat timbal balik yang akan diterima. Pendekatan ini melihat adanya untung rugi dalam melihat perilaku pemilih.Pendekatan rasional juga memandang bahwa pemilih mengubah pilihan politiknya dari suatu pemilihan ke pemilihan dan disebabkan oleh kejadian politik tertentu. Pada pendekatan ini, pemilih memiliki ketertarikan terhadap isu – isu tertentu dan figur kandidat yang ditawarkan dari partai pol yang transparan dan adil, pemilih dapat menentukan nilai yang valid, dan pemilih rasional memiliki motivasi yang tinggi dan prinsip yang kuat serta memiliki pengetahuan yang luas terhadap calon kandidat, bukan faktor kebiasaan demi keuntungan pribadi.

Untuk membuat keputusan yang rasional, sifat yang dibutuhkan adalah individu dapat membuat keputusan saat berhadapan dengan serangkaian alternatif, individu dapat menyusun preferensi dirinya, dan memiliki sifat transitif pada susunan prefensi tersebut.

Melihat analisis perilaku pemilih berdasarkan tiga pendekatan diatas, saya sebagai calon anggota DPRD kabupaten Bogor yang akan mencalonkan diri di pemilu tahun 2024, akan berfokus terhadap pendekatan psikologis. Hal tersebut disebabkan oleh cara pendekatan psikologis yang lebih objektif dibandingkan dua pendekatan lainnya. Dalam pendekatan psikologis, suara dari pemilih bisa

(7)

didapatkan dengan cara yang adil yaitu dengan cara sosialisasi. Sosialisasi yang dilakukan akan terkait dengan program kerja, tujuan, dan lain - lain. Dengan begitu, suara dan atensi pemilih dapat dicapai dengan cara pendekatan psikologis.

2.4 Strategi Positioning Sebagai Calon Anggota DPRD

Proses positioning merupakan sebuah determinasi tentang bagaimana cara terbaik untuk menggambarkan calon kandidat kepada masyarakat dan juga untuk meyakinkan serta membujuk pemilih agar memilih calon kandidat tersebut. Positioning juga merupakan sebuah strategi yang memberikan pengaruh terhadap opini masyarakat melalui kelebihan, tujuan, janji, dan kekuatan dari calon kandidat agar mendapatkan atensi dari pemilih atau masyarakat. Dalam hal ini, saya sebagai calon anggota DPRD kabupaten Bogor akan melakukan sebuah sosialisasi dan kampanye terkait dengan program, tujuan, dan harapan yang akan saya berikan apabila saya terpilih menjadi anggota DPRD kabupaten Bogor. Dalam penggunaan media kampanye, saya akan melakukan kampanye melalui media digital dan media massa agar pesan yang ingin saya sampaikan dapat diterima oleh seluruh masyarakat kabupaten Bogor. Hal ini bertujuan untuk membangun citra yang baik agar masyarakat kabupaten Bogor dapat memilih saya pada saat pemilu tahun 2024. Membangun citra melalui anak – anak muda juga merupakan sebuah langkah yang tepat mengingat kabupaten Bogor yang mempunyai masyarakat kalangan usia muda yang tinggi. Membangun citra di depan ulama juga merupakan langkah yang tepat karena masyarakat kabupaten Bogor yang mayoritas beragama Islam.

(8)

BAB 3 KESIMPULAN

Dalam makalah ini, saya sebagai calon anggota DPRD kabupaten Bogor tahun 2024 menjelaskan tentang teori Comprehensive Political Marketing (CPM), penerapan, dan target yang ingin dicapai. Dalam hal ini marketing politik berperan dalam proses kampanye yang bertujuan untuk mendapatkan suara dan perhatian masyarakat yang akan memilih pada pemilu tahun 2024. Dalam penerapan teori CPM, saya sebagai calon anggota DPRD akan melakukan serangkaian identifikasi terhadap pasar agar dapat mengetahui produk seperti apa yang disukai oleh masyarakat. Dari hal tersebut, saya akan mendapatkan jenis produk yang diinginkan masyarakat. Selanjutnya saya dapat menentukan segmentasi atau target yang ingin dicapai. Segmentasi dan target yang ingin saya raih adalah melalui pembangunan fasilitas rekreasi di kabupaten Bogor dan merujuk kepada Generasi Z sebagai pemilih pemula. Saya akan melakukan proses sosialisasi terkait dengan tujuan, kelebihan, harapan, dan janji yang ingin saya bawa jika saya terpilih menjadi anggota DRPD kabupaten Bogor pada pemilu tahun 2024. Hal ini termasuk ke dalam strategi positioning yang dimana strategi ini merupakan sebuah usaha untuk membangun citra yang baik agar mendapatkan suara, dukungan, dan perhatian dari masyarakat. Masih harus dilakukan proses penelitian dan identifikasi terus menerus terhadap harapan dan kebutuhan masyarakat kabupaten Bogor agar saya dapat memberikan janji yang lebih menjanjikan. Oleh karena itu, strategi positioning dan proses identifikasi perilaku pemilih akan terus dilakukan guna mencapai suara dan dukungan yang maksimal dari masyarakat kabupaten Bogor di pemilihan umum tahun 2024.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Gerungan, I. I. (2015). PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT DESA TOULIANG PADA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SULAWESI UTARA 2015.

Media Neliti.

Less-Marshment, J. (2008). Political Marketing: How to Reach That Pot of Gold. Journal of Political Marketing.

Muhammad, S. (2012). ADAPTASI TEORI MARKETING DALAM DUNIA POLITIK.

INTEKNA, 152.

Ratri, H. L. (2013, Maret 25). Segmentasi dan Targeting Pasar Politik. Retrieved from slideshare.net:

https://www.slideshare.net/HeksaR/segmentasi-dan-targeting-pasar-politik [Diakses pada 31 Maret 2022]

Sobari, Wawan. 2022. Strategi Marketing Politik : Positioning. Prodi Ilmu Politik FISIP UB.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti PERANAN MARKETING POLITIK DALAM PEMERNANGAN PEMILU (Studi Kasus: Strategi Politik Oloan Simbolon, ST dalam

Sementara itu, posisi partai politik pengusung calon anggota legislatif ditempatkan sebagai kenderaan politik Hasil perolehan kursi DPRD di Kabupaten Samosir pada Pemilu Tahun

1) Pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota adalah pengurus partai politik, calon anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD

Mengenai pigur yang paling mempengaruhi pilihan pemilih atas calon Anggota DPRD Kabupaten Lombok Timur di Pemilihan Umum (PEMILU) diajukan enam item pilihan, yaitu

12 tahun 2003, tentang Pemilihan Umum pasal 65 Ayat 1 yang menyebutkan, “Setiap partai politik peserta pemilu dapat mengajukan anggota DPR, DPRD, Provinsi dan DPRD Kabupaten/ Kota

Hasil penelitian ini ialah partai Gerindra menerapkan strategi marketing politik dengan variabel penguatan figur-figur yang akan menjadi calon legislatif partai Gerindra dan

Pemilu Tahun 2014 untuk masing-masing Partai Politik pada 7 (tujuh) daerah pemilihan dalam susunan Daftar Calon Tetap Anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya pada Pemilu

131 STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK CALON LEGISLATIF TERPILIH DPRD TANGERANG SELATAN DALAM PEMILU TAHUN 2019 FRAKSI PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA Djoni Gunanto, Lusi Andriyani,