• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Marketing Politik Dalam Pemenangan Pemilu (Studi Kasus: Strategi Politik Oloan Simbolon, ST dalam Pemenangan Pemilu Legislatif 2009 dari Daerah Pemilihan VIII Sumatera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Marketing Politik Dalam Pemenangan Pemilu (Studi Kasus: Strategi Politik Oloan Simbolon, ST dalam Pemenangan Pemilu Legislatif 2009 dari Daerah Pemilihan VIII Sumatera"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN MARKETING POLITIK DALAM

PEMENANGAN PEMILU

(Studi Kasus: Strategi Politik Oloan Simbolon, ST dalam Pemenangan Pemilu Legislatif 2009 dari Daerah Pemilihan VIII Sumatera

Utara) Disusun

Oleh:

T. SAPRI SIDABALOK

NIM: 050906034

DEPARTEMEN ILMU POLITK

FAKULTAS ILMU SOSOIAL DAN ILMU POLITIK

UNVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1. Latar belakang Masalah ... 1

2. Perumusan Masalah ... 7

3. Tujuan masalah ... 7

4. Mamfaat Penelitian... 8

5. Kerangka Teori ... 8

5. 1. Marketing Politik ... 8

5. 2. Komunikasi Politik ... 12

5. 3. Konsep Positioning ... 14

5. 4. Jenis dan Strategi Positioning ... 17

5. 5. Political Branding ... 20

5. 6. Segmentasi Pemilih ... 21

5. 7. Faktor-faktor yang mempengaruhi Partisipasi Politik Masyarakat 24 6. Metode Penelitian ... 27

6. 1. Jenis Penelitian ... 27

6. 2. Lokasi penelitian ... 27

7. Teknik Pengumpulan Data ... 28

8. Teknik Analisis Data ... 28

(3)

PROFIL DAN DESKRIPSI PENENLITIAN ... 29

2. 1. Profil Calon Legislatif ... 29

2. 1. 1. Profil Oloan Simbolon, ST ... 30

2. 1. 2. Profil Maniur Rumapea, SPd... 32

2. 1. 3. Profil Antonius Pangondian Simamora, ST ... 34

2. 1. 4. Profil Nimrot Situmeang, SH ... 35

2. 1. 5. Profil Deborah Simanjuntak ... 34

2. 2. General Isu ... 36

2. 2. 1. Kabupaten Samosir ... 36

2. 2. 2. Kabupaten Tobasa ... 39

2. 2. 3. Kabupaten Tapanuli Utara ... 40

2. 2. 4. Kabupaten Tapanuli Tengah ... 45

2. 2. 5. Kabupaten HumbangHasundutan ... 46

2. 2. 6. Kota Sibolga ... 51

2. 3. Prinsip Pembangunan ... 53

2. 3. 1. Partisipasi ... 54

2. 3. 2. Keikutsertaan Para Pelaku/Stakeholder Involvement ... 55

2. 3. 3. Kepemilikan Lokal ... 55

2. 3. 4. Penggunaan Sumber daya yang berkelanjutan ... 56

2. 3. 5. Mewadahi Tujuan-tujuan Masyarakat ... 56

2. 3. 6. Daya Dukung ... 56

2. 3. 7. Monitor dan Evaluasi ... 57

(4)

2. 3. 9. Pelatihan ... 58

2. 3. 10. Promosi ... 58

2. 4. Kebijakan Umum ... 58

2. 4. 1. Ideologi ... 58

2. 4. 2. Politik ... 59

2. 4. 3. Birokrasi ... 60

2. 4. 4. Ekonomi dan Kesejahteraan ... 61

2. 4. 5. Sosial Budaya ... 61

2. 4. 6. Hukum ... 62

2. 4. 7. Pendidikan ... 62

BAB III ... 64

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 64

3. 1. Peran Marketing Politik Oloan Simbolon, ST dalam Pemilihan Umum Legislatif 2009 ... 65

3. 1. 1. Marketing Politik Oloan Simbolon, ST ... 67

3. 1. 2. Perencanaan Strategi ... 69

a. Pass Marketing ... 73

b. Push Marketing ... 78

c. Paid Media ... 85

3. 2. Pengaruh Marketing Politik Oloan Simbolon, ST dalam Pemilihan Umum Legislatif 2009 ... 92

3. 2. 1. Pengaplikasian dari Marketing Politik Oloan Simbolon, ST ... 92

(5)

b. Pass Marketing ... 94

c. Paid Media ... 96

3.2.3 Wawancara ... 100

BAB IV ... 104

KASIMPULAN DAN SARAN ... 104

4. 1. Kesimpulan ... 104

4. 2. Saran ... 107

(6)

ABSTRAK

Konsep marketing diutarakan Kotler ditahun 1972 mengemukakan bahwa

marketing berlaku baik pada sektor publik dan non-komersial. Cakupan dari

marketing ini sangatlah luas. Diungkapakan oleh Firmanzah (2004) bahwa

pertukaran yang terjadi tidak saja pertukaran ekonomi, pertukaran ini juga dapat

terjadi dalam konteks sosial secara luas, tidak hanya terbatas pada perusahaan

swasta, tetapi juga pada organisasi sosial non frofit, museum, rumah sakit

pemerintah, dalam bentuk pertukaran ide, norma dan symbol. Dalam hal ini,

konteks politik pun dalam mengaplikasikan konsep dan teori marketing.

Firmanzah meyakini bahwa marketing politik merupakan metode dan

konsep aplikasimarketing dalam konteks politik, marketing dilihat sebagai

seperangkat metode yang dapat memfasilitasi kontestan (individu atau partai

politik) dalam memasarkan insiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi

partai, karakteristik pemimpin partai dan program kerja partai kepada masyarakat

atau kontestan.

Oloan Simbolon, ST selaku ketua Pemuda Katolik Sumatera Utara melalui

kedekatan ideologis mulai memsuki wilayah daerah pemilihan VIII karena dengan

pendekatan ideologi juga menentukan kekuatan untuk menarik pemilih dalam

bilik suara dan mencoblos kontestan. Bauran antara karakteristik alasan yang

(7)

ABSTRAK

Konsep marketing diutarakan Kotler ditahun 1972 mengemukakan bahwa

marketing berlaku baik pada sektor publik dan non-komersial. Cakupan dari

marketing ini sangatlah luas. Diungkapakan oleh Firmanzah (2004) bahwa

pertukaran yang terjadi tidak saja pertukaran ekonomi, pertukaran ini juga dapat

terjadi dalam konteks sosial secara luas, tidak hanya terbatas pada perusahaan

swasta, tetapi juga pada organisasi sosial non frofit, museum, rumah sakit

pemerintah, dalam bentuk pertukaran ide, norma dan symbol. Dalam hal ini,

konteks politik pun dalam mengaplikasikan konsep dan teori marketing.

Firmanzah meyakini bahwa marketing politik merupakan metode dan

konsep aplikasimarketing dalam konteks politik, marketing dilihat sebagai

seperangkat metode yang dapat memfasilitasi kontestan (individu atau partai

politik) dalam memasarkan insiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi

partai, karakteristik pemimpin partai dan program kerja partai kepada masyarakat

atau kontestan.

Oloan Simbolon, ST selaku ketua Pemuda Katolik Sumatera Utara melalui

kedekatan ideologis mulai memsuki wilayah daerah pemilihan VIII karena dengan

pendekatan ideologi juga menentukan kekuatan untuk menarik pemilih dalam

bilik suara dan mencoblos kontestan. Bauran antara karakteristik alasan yang

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang Masalah

Marketing Politik adalah seperangkat metode yang dapat memfasilitasi

kontestan (individu atau partai politik) dalam memasarkan inisiatif politik,

gagasan politik, isu politik, ideologi politik, karakteristik pemimipim partai dan

program kerja partai kepada masyarakat, Firmanzah (2007). Ilmu marketing

mengalami perkembangan dari jaman ke jaman untuk menemukan bentuknya.

Defenisi dari Hughess dan Dann (20006), marketing adalah segala bentuk funsi

organisasi dan berbagai bentuk proses untuk menciptakan dan menyampaikan

nilai kepada konsumen sehingga dapat menguntungkan organisasi.

Iklim demokrasi yang berkembang di Indonesia semenjak era reformasi

telah membuka kesempatan bagi berbagai partai politik untuk berkembang.

Praktek politik di Indonesia sendiri telah berkembang sedemikian pesat dengan

memanfaatkan aplikasi berbagai disiplin ilmu manajemen seperti marketing. Hal

ini didorong oleh heterogennya masyarakat Indonesia serta meningkatnya taraf

ekonomi dan pendidikan masyarakat yang membuat partai politik harus

mengaplikasikan berbagai praktek marketing untuk dapat bersentuhan dengan

masyarakat.

Semakin banyaknya pilihan media komunikasi juga mendorong kebutuhan

(9)

sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai suatu disiplin ilmu, karena

aplikasinya di lapangan memerlukan metodologi yang kuat untuk dapat

memberikan hasil yang efektif. Sekedar ikut-ikutan saja tidak akan memberikan

hasil selain membuang biaya percuma. Dalam hal ini institusi kampus harus

mampu mengembangkan dan menawarkan ilmu ini sebagai suatu bidang studi.

Ahli-ahli political marketing akan semakin dibutuhkan di Indonesia.

Contoh penerapan marketing yang paling nyata di Indonesia adalah

positioning dalam kampanye politik. Mengingat keberagaman masyarakat

Indonesia, maka positioning seorang kandidat ataupun parpol harus dilakukan

secara berbeda untuk setiap segmen masyarakat yang berbeda. Pemahaman profil

pemilih atau calon pemilih di suatu wilayah menjadi sebuah keharusan bagi

parpol untuk bisa sukses. Pesan-pesan politik yang diangkat di satu wilayah harus

disesuaikan dengan situasi dan kondisi wilayah tersebut yang bisa jadi berbeda

dengan pesan yang diangkat di wilayah yang lain. Banyak hal yang dapat

mendukung kesuksesan kampanye politik di Indonesia, diantaranya adalah

popularitas dari seorang kandidat seperti artis yang terbukti cukup efektif sebagai

pendongkrak suara.

Umumnya parpol besar di Indonesia sudah memanfaatkan pula jasa

konsultan political marketing untuk membantu dalam meramu pesan yang akan

diangkat untuk setiap segmen pemilih yang dibidik serta memilih media

komunikasi yang sesuai. Bahkan pilihan warna yang digunakan dalam kampanye

(10)

Advertising melalui media televisi dapat menjadi alat yang sangat efektif

untuk meningkatkan popularitas kandidat maupun parpol walaupun diragukan

apakah dapat efektif pula mendongkrak tingkat elektabilitas seorang kandidat atau

parpol tersebut. Tingkat pendidikan masyarakat harus diperhatikan, karena

masyarakat berpendidikan tinggi mungkin cenderung merasa muak jika

dibombardir dengan pesanpesan yang sifatnya menonjolkan kandidat atau parpol.

Black campaign juga dinilai kurang efektif untuk Indonesia.

Salah satu cara yang sering dipakai adalah soft campaign melalui aksiaksi

sosial seperti perbaikan sekolah, layanan kesehatan, pembangunan tempat ibadah

maupun infrastruktur masyarakat. Menurut pengalaman selama ini, cara soft

campaign tersebut terbukti paling ampuh dan efektif. Memang diakui banyak

parpol yang sifatnya jor-joran untuk meraih suara dalam waktu singkat, namun

untuk keberlangsungan sebuah parpol dalam jangka panjang, kontinuitas dalam

pemasaran menjadi sebuah keharusan.

Memang semua aktivitas ini memerlukan biaya yang tidak sedikit, untuk

itu bagi parpol yang keuangannya tidak terlalu kuat akan memilih jalan pemasaran

secara gradual dengan cara mempertahankan basis pemilih yang sudah diperoleh

melalui aksi-aksi nyata mewujudkan program-program yang diangkat saat

kampanye sebelumnya dengan harapan pemilih atau simpatisan baru akan dapat

direkrut seiring semakin kuatnya track record parpol dalam mewujudkan

(11)

Pemilu Legislatif 2009 ini akan diwarnai dengan momen yang penting

bagi segenap bangsa Indonesia, yaitu pemilu legislatif dan presiden. Partai-partai

politik (parpol) saling bersaing mengusung calon anggota legislatif (caleg) Pemilu

Legislatif Tahun 2009 ini akan diwarnai dengan momen yang penting bagi

segenap bangsa Indonesia, yaitu pemilu legislatif. Partai-partai politik (parpol)

saling bersaing mengusung calon anggota legislatif (caleg) masing-masing agar

bisa menembus kursi DPR . Tak ayal, fungsi pemasaran sangat mereka butuhkan,

dalam hal ini pemasaran politik (political marketing).

Saat ini pemasaran politik bisa dilakukan oleh siapa pun, termasuk parpol.

Parpol menjanjikan pengharapan kepada para konstituennya, dengan pamrih

untuk meraup apresiasi dan dukungan dari mereka. Tiga hal utama yang mereka

tawarkan adalah organisasi parpol itu sendiri, sosok tokoh partainya, dan

acara-acara (events) yang mereka selenggarakan. Tujuan aktivitas pemasaran mereka

ada dua, yaitu untuk meraih pendukung baru dan mempertahankan pendukung,

baik yang lama maupun baru, setidak-tidaknya sampai pemilu berikutnya.

Untuk mendukung strateginya, parpol harus melakukan serangkaian

langkah yang lazim dalam pemasaran bisnis dan tidak terpisahkan, yaitu

segmentation, targeting, dan positioning. Sebagai fokus, positioning merupakan

upaya untuk membangun citra produk sehingga tampak sangat jelas (distinct) di

benak konsumen. Positioning yang sukses dibangun dengan menawarkan manfaat

(benefit) produk, alih-alih fiturnya, dan mengomunikasikan unique selling

(12)

mengidentifikasi manfaat dan USP-nya. Permasalahannya, kehadiran begitu

banyak jumlah parpol, caleg, membuat banyak calon pemilih kebingungan dalam

memutuskan sosok-sosok yang akan dipilih dalam pemilu kelak. Bagaimanapun

juga, calon pemilih memiliki persepsinya sendiri-sendiri terhadap barangan

dagangan yang dijajakan oleh para parpol, caleg, dan capres. Dalam hal citra

partai dan pemimpin partainya,

Kalau dipikir-pikir, yang lebih parah lagi adalah parpol dengan pemimpin

partai yang citranya sama-sama rendah. Sepertinya tiada harapan bagi mereka

nanti. Oleh karena itu, parpol harus terus bekerja keras dalam melakukan

pemasaran politik demi meraih dukungan calon pemilih. Para calon pemilih butuh

diyakinkan bahwa janji-janji parpol yang serba manis itu bisa benar-benar

terwujud seandainya mereka terpilih nanti terlebih karena para calon pemilih masa

kini cenderung kian rasional

Diperkirakan, sampai beberapa kali pemilu, di Indonesia Pemilu akan

senantiasa akan diikuti banyak partai. Dalam kondis seperti itu, para pemilih tak

akan mampu mengingat begitu banyak nama partai, proses awal yang penting

sebelum pemilih menetapkan pilihannya. Konon lagi untuk mengetahui

program-program utama dan nama-nama para kandidat yang ditawarkan partai. Dengan

demikian mayoritas partai-partai yang ikut pemilu itu akan sulit dikenal pemilih,

apalagi membedakannya dengan partai lain.

Cukup beralasan untuk mengatakan bahwa partai-partai politik itu tidak

(13)

kampanye dan kegiatan kehumasan konvensional. Tantangan besar khususnya

akan dihadapi partai-partai baru. Tanpa langkah-langkah terobosan, partai-partai

baru akan sulit meraih suara, bahkan hanya sekedar dikenal baik oleh para

pemilih. Langkah-langkah terobosan itu hanya bisa dilakukan dengan strategi

yang jitu, termasuk menerapkan polical marketing.

Partai-partai besar sangat diuntungkan oleh publikasi yang luas dan gratis

sehingga dikenal para calon pemilih. Bahkan sebagian pemilih sudah

“mengidentifikasikan” dan “menyimpatikan” diri mereka kepada partai tertentu.

Ini antara lain disebabkan oleh kebijakan suatu partai “mencatelkan” diri dengan

organisasi massa di tingkat akar rumput. Dan juga citra besar tokoh-tokoh partai

yang terbentuk oleh perilaku masa silam, semisal perjuangan mencetuskan

reformasi atau tindakan-tindakan lainnya yang diakui oleh masyarakat.

Sungguhpun partai-partai besar itu memperoleh posisi strategis yang

menguntungkan, mereka juga menghadapi tantangan besar. Selain bersaing

dengan pendatang baru, mereka juga akan bersaing dengan partai-partai besar

lainnya untuk meraih kekuasaan. Karena itu pula, tidak bisa tidak, setiap partai

harus melaksanakan strategi yang jitu, termasuk menerapkan political marketing.

(14)

2. Perumusan Masalah

Yang menjadi masalah penelitian ini adalah: Bagaimanakah Marketing

Politik berperan untuk memenangkan Oloan Simbolon dalam Pemilu Legislatif

2009 dari Daerah Pemiihan VIII Sumatera Utara.

3. Tujuan masalah

Atas dasar perumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis peran Marketing Politik dalam

Pemenangan Pemilu Oloan Simbolon dalam Pemilu Legislatif 2009 dari

Daerah Pemilihan VIII Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui pengaruh Marketing Politik dalam Pemenangan Pemilu

Oloan Simbolon dalam Pemilu Legislatif 2009 dari Daerah Pemilihan

VIII Sumatera Utara.

4. Mamfaat Penelitian

Mamfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, penelitian ini sebagai salah satu kajian ilmu politik dan

sangat erat dengan partai politik dan diharapkan mampu memberikan

kontribusi pemikiran konsep-konsep dalam pengembangan marketing

(15)

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi

para individu yang berkeinginan sebagai kontestan atau tim sukses

kontestan.

3. bagi penulis, penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan berpikir

penulis melalui karya ilmiah dalam penelitian ini, serta melihat penerapan

konsep-konsep ilmu politik dalam kehidupan praktis masyarakat.

5. Kerangka Teori

5. 1. Marketing Politik

Sejak Konsep marketing diutarakan Kotler ditahun 1972 mengemukakan

bahwa marketing berlaku baik pada sektor publik dan non-komersial. Cakupan

dari marketing ini sangatlah luas. Diungkapakan oleh Firmanzah (2004) bahwa

pertukaran yang terjadi tidak saja pertukaran ekonomi, pertukaran ini juga dapat

terjadi dalam konteks sosial secara luas, tidak hanya terbatas pada perusahaan

swasta, tetapi juga pada organisasi sosial non frofit, museum, rumah sakit

pemerintah, dalam bentuk pertukaran ide, norma dan symbol. Dalam hal ini,

konteks politik pun dalam mengaplikasikan konsep dan teori marketing.

Firmanzah meyakini bahwa marketing politik merupakan metode dan

konsep aplikasimarketing dalam konteks politik, marketing dilihat sebagai

seperangkat metode yang dapat memfasilitasi kontestan (individu atau partai

politik) dalam memasarkan insiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi

partai, karakteristik pemimpin partai dan program kerja partai kepada masyarakat

(16)

Dalam penggunaan metode marketing dalam bidang politk dikenal sebagai

marketing politik (marketing politik). Levi dan Kotler, (1997) menganggap bahwa

marketing berperan dalam memebangun tatana sosial, dan berargumen bahwa

penggunaan konsep marketing tidak hanya terbatas pada bisins saja. Kenyatan ini

lebih menarik perhatian banyak pihak untuk menerapkan ilmu marketing diluar

konteks organisaasi bisnis. Marketing dapat diaplikasikan kedalam bentuk

organisasi, yang tidak hanya berorientasi kepada keuntungan ekonomi semata dan

lebih menitik beratkan aktifitasnya kepada hubungan jangka panjang dengan

konsumen dan stakeholder.

Adnan Nursal memiliki konsep seperti konsep marketing politiknya

Firmanzah. Adnan Nursal memandang political marketing adalah strategi

kampaye politik untuk membentuk serangkaian makna politis tertentu didalam

pikiran para pemilih. Maka polits ini inilah yang menjadi output penting

marketing politk yang menentukan, pihak mana yang akan dicoblos dalam

pemilih.

Produk poltik yang dimaksud oleh Adnan dapat diartikan sebagai figure,

gagasan politik dan visi misi. Yang terangkum dalam identitas khas dan konsisten

berupa nama, logo. Push marketing pada dasarnya adalah usaha agar produk

politik dapat menyentuh para pemilih secara langsung atau dengan cara yang lebih

costumized (personal). Pull marketing adalah penggunaan media dengan dua cara

yaitu dengan membayar atau tidak membayar. Pas marketing ialah pihak-pihak,

baik perorangan maupun kelompok yang bepengaruh besar terhadap pemilih yang

(17)

Paid marketing adalah penggunaan media yang lazim digunakan untuk memasang

iklan adalah televisi, radio, media cetak, website dan media luar ruang.

Dalam tujuannya untuk mempengaaruhi kosnstituen agar dapat berpihak

kepaa seseorang kontestan diperlukanlah seperangkat instrument fasilitas yang

dapat mendekatkan seseorang kontestan kepada konstituen tersebit dipilih oleh

konstituen, pemahaman markrting politik oleh Firmanzah maupun Adnan Nursal

adalah merupakan dua konsep yang sama, yang berbicara tentang perjuangan

untuk menjadikan seseorang kontestang dapat dipilih melalui pemilihan umum

kepada konstituen. Tapi ini bukanlah sebuah garansi yang menghasilkan sebuah

kemenangan akan tetapi apabila konsep marketing politik yang dibentuk serta

diaplikasikan secara trampil akan dapat menghasilkan hasil yang memuaskan.

Pemaksimalan kemenangan pada pemilihan umum bergantung pada

efektifitas dan efisiensi pengaplikasian marketing politik tersebut sehingga sampai

pada tujuannya. Pada konteksnya pemilihan umum legislatif bapak Oloan

Simbolon, ST mengaplikasikan marketing politik tersebut menjadi sebuah bentuk

kelompok-kelompok tim yang nota benenya berfungsi sebagai tim pemenangan di

daerah pemilihan VIII Sumatera Utara, penggunaan seperti posko pendukung,

posko simpatisan Oloan Simbolon, ST mulai bertebaran disaan pra pemilihan

calon legislatif, kelompok yang seperti inilah yang menjembatani dan

memfasilitasi bertemunya bapak Oloan Simbolon, ST dengan masyarakat guna

bertatap muka serta berinteraksi dengan masyarakat, yang akhirnya secara politis

(18)

bersedia untuk maju pada pemilihan umum legislative daerah pemilihan VIII

Sumatera Utara 2009.

Wring (1996) menunjukkan bahwa aktifitas marketing politik telah lama

dilakukan oleh partai politik di Inggris, dinyatakan bahwa semasa periode pemilu

di Inggris tahun 1929, partai konservatif menjadi partai pertama menggunakan

biro iklan (Halford-Bottomley Advertising Service) dalam membantu mendesain

dan mendistribusikan poster dan pamphlet. Sementara Partai Buruh memulai

penggunaan marketing dalam dunia politik ketika diresmikannya publiksai di

tahun 1917, dibantu oleh agen publikasi Egerton Wake yang kemudian berperan

aktif dalam kampanye buruh.

5. 2. Komunikasi Politik

Istilah komunikasi politik merupakn perpaduan antar setidaknya dan

disiplin ilmu yang saling terkait diantara keduanya yaitu komunikasi da politik.

“Dale S. Beach” mengartikan komunikasi sebagai sebuah penyampaian informasi

dan pengertian dari orang yang lain. (Dale S. Beach, 1975:581).1 Sementara “Carl

Hovland” mendefinisikan komunikasi sebagai upaya yang sistematis untuk

merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan

pendapat dan sikap.2

“Harold D. Laswell dan A. Kaplan” dalam “Power and Society”

mengarikan Ilmu Politik adalah mempelajari pembentukan dan pembagian

1

Penjelasan Dale S. Beach dikutip dari buku Drs. Moekijat, 1993, berjudul Teori Komunikasi , Mandar Maju : Hal. 4

2

(19)

kekuasaan.3 Kegiatan komunikasi yang dianggap komunikasi politik berdasrkan

konsekuensi-konsekuensinya (actual maupun potensila) yang mengatur perbuatan

manusia di dalam kondisi-kondisi konflik.4

Komunikator politik utama memainkan peran sosial yang utama,

teristimewa dalam proses opini publik. Karl Popper mengemukakan “teori pelopor Secara sederhana komuniksai politik

adalah sebuah proses komuniksai yang memiliki dampak ataupun muatan politis.

Dalam system politik di Indonesia, komuniksai politik merupakan salah satu

fungsi dalam sistem politik itu. Melalui komuniksai politik rakyat memberikan

dukungan, meyampaikan aspirasi, dan melakukan pengawasan terhadap sistem

politik. Melalui itu pula rakyat mengtahui apakh dukungan, aspirasi, dan

pengawasn itu tersalur atau tidak sebagaimana dapat mereka simpulkan dari

berbagai kebijakan politik yang diambil.

Pengertian komunikasi politik dalam kerangka konsep “Marketing Politik”

dimaksud disini adalah berpusat pada komunikasi politik yang berproses antara

kontestan idividu atau partai politik terhadap kostituen dan juga sebaliknya. Jalur

yang kerap ditempuh dalam menyampaikan sebuah ide politik, program kerja,

visi-misi, dan lain sebagainya dikembangkan melalui beberapa jalur diantaranya

media massa, kekuatan sosial politik dan lain sebagainya.

3

Penjelasan tentang ilmu politik ini dikutip dari buku Prof. Miriam Budiarjo, 1977, Dasar-dasar Ilmu Politik , Gramedia : Jakarta, Hal, 10

4

(20)

mengenai opini publik”, yakni opini publik seluruhnya dibangun di sekitar

komunikator politik.5

1. Politisi adalah orang yang bercita-cita untuk dan atau memegang jabatan

pemerintah, seperti aktivis parpol, anggota parlemen, menteri, dsb. Komunikator Politik terdiri dari tiga kategori: Politisi, Profesional, dan Aktivis.

2. Profesional adalah orang yang menjadikan komunikasi sebagai nafkah

pencahariannya, baik di dalam maupun di luar politik, yang uncul akibat

revolusi komunikasi: munculnya media massa lintas batas dan

perkembangan sporadis media khusus (majalah internal, radio siaran, dsb.)

yang menciptakan publik baru untuk menjadi konsumen informasi dan

hiburan. Terdiri dari jurnalis (wartawan, penulis) dan promotor (humas,

jurubicara, jurukampanye, dsb.).

3. Aktivis – (a) Jurubicara (spokesman) bagi kepentingan terorganisasi, tidak

memegang atau mencita-citakan jabatan pemerintahan, juga bukan

profesional dalam komunikasi. Perannya mirip jurnalis. (b) Pemuka

pendapat (opinion leader) –orang yang sering dimintai petunjuk dan

informasi oleh masyarakat; meneruskan informasi politik dari media

massa kepada masyarakat. Misalnya tokoh informal masyarakat

kharismatis, atau siapa pun yang dipercaya publik.

5. 3. Konsep Positioning

5

(21)

Dalam disiplin Marketing, “menempatkan” seorang kandidat atau sebuah

partai dalam pikiran para pemilih disebut positioning. Bagi orang-orang

marketing, positioning sangat menentukan keberhasilan pemasaran. Positioning

adalah sebuah mantra yang penting bagi orang-orang pemasaran di akhir abad

ke-20.6

1. Penting (Important)

Menurut definisi, untuk political marketing, positioning adalah tindakan

untuk menancapkan citra tertentu ke dalam benak para pemilih agar tawaran

produk politik dari suatu kontestan memiliki posisi khas, jelas, dan meaningful.

Positioning yang efektif akan menunjukkan perbedaan nyata dan keunggulan

sebuah kontestan dibandingkan dengan kontestan pesaing. Positioning secara

tidak langsung juga mendefenisikan pesaing: bahwa pesaing tidak dapat

mewujudkan tawaran-tawaran tertentu sebaik pihak yang mencanangkan

ppositioning tersebut

Posisi yang khas, jelas, dan meaningful dari sebuah kontestan bersumber

dari faktor-faktor pembeda yang dimiliki oleh kontestan tersebut dibandingka n

dengan kontestan lain. Tetapi tidak semua faktor pembeda yang dimiliki oleh

sebuah kontestan itu akan menghasilkan positioning yang egektif. Setidaknya

diperlukan enam syarat agar sebuah perbedaan itu menjadi berharga:

Perbedaan itu harus bernilai penting bagi para pemilih. Sebagai contoh,

sebuah partai politik bisa saja membedakan dirinya dengan partai lain

6

(22)

dengan cara memberi warna merah jambu kepada seluruh atribut partai

seperti bendera, seragam pengurus, posko, dan sebaginya.

2. Istimewa (Distinctive)

Sebagai pembeda, faktor tersebut tidak dimiliki oleh pihak lain seperti Bill

Clinton berusia muda dan tidak dimiliki oleh Bob Dole. Akan tetapi, satu

atau beberapa faktor yang juga dimiliki oleh pihak pesaing, masih bisa

dijadikan sumber pembeda asalkan faktor tersebut diwujudkan dengan

cara yang berbeda dibandingkan dengan pihak pesaing.

3. Superior

Perbedaan yang dimunculkan harus memberikan suatu manfaat yang lebih

baik ketimbang cara-cara lain untuk menghasilkan manfaat yang sama.

4. Dapat dikomunikasikan (Communicable)

Positioning itu mudah dipahami pemilih dan dikomunikasikan dengan

berbagai media komunikasi.

5. Preemptive

Perbedaan tersebut tidak mudah ditiru oleh pihak lain.

6. Jumlah Pemilih signifikan

Yang terpenting adalah bahwa positioning tersebut pada akhirnya dapat

meraih suara sesuai dengan sasaran obyektif kontestan.

Jadi, positioning harus memiliki peran sentral dalam political marketing.

Produk-produk politik seperti partai, kandidat, platform program dan sebagainya

(23)

strategi branding bahwa kebijakan, ide-ide, isu-isu, gaya, dan nuansa yang

diluncurkan merupakan hal otentik milik sendiri.

Mengacu pada Butler dan Collins7

1. Partai dapat diposisikan berdasarkan kategori partai tersebut. Sebuah

contoh, sebuah partai dapat memposisikan diri sebagai partai

nasionalis-religious. Akan tetapi positioning ini tidak efektif karena generik dan tidak

menawarkan perbedaan khas dibandingkan partai lain yang

nasionalis-religious. Positioning itu perlu dipertajam

, positioning dimulai dengan

mendefenisikan nilai-nilai inti (core value defining). Nilai-nilai inti dapat

dikembangkan dari identitas kelas, agama, etnis, atau kelompok-kelompok sosial

lainnya. Nilai-nilai inti juga bisa bersumber dari perpecahan fundamental sosial

yang menimbulkan diskontinuitas historis seperti perang, formasi negara baru,

krisis ekonomi, dan berbagai bentuk krisis lainnya.

5. 4. Jenis dan Strategi Positioning

Sebuah partai harus mempunyai sebuah postioning agar dapat meraih

massa. Berikut dijelaskan bagaimana mem-positioning-kan sebuah kontestan

politik, yaitu:

2. Positioning berdasarkan atribut tertentu. Misalnya sebuah organisasi

politik bisa saja memposisikan dirinya sebagai partai terbesar. Dengan

positioning ini terkandung makna tidak langsung bahwa partai tersebut

7

(24)

memiliki sumber daya yang besar sehingga mampu mewujudkan

programnya dengan efektif dan efisien.

3. Positioning berdasarkan benefit, di mana partai akan memberi manfaat

tertentu kepada para pemilih. Misalnya sebuah partai akan memposisikan

dirinya sebagai partai yang akan menghapuskan sumbangan biaya

pendidikan.

4. Positioning berdasarkan kategori pemilih. Sebuah partai dapat

memposiskan dirina sebagai partai wong cilik. Partai lainnya dapat

memposisikan dirinya dengan kelompok sosial tertentu.

5. Positioning berdasarkan pesaing alias competitor positioning.

Untuk menciptakan positioning yang efektif, politisi dapat

mengkombinasikan berbagai jenis positioning di atas. Tujuannya untuk menarik

minat para pemilih dari satu atau beberapa segmen yang dibidik. Hanya saja,

kombinasi itu harus dilakukan dengan cermat agar tidak menyulitkan para pemilih

untuk menangkap makna positioning tersebut.

Dalam berbagai buku teks pemasaran selalu disebutkan empat kesalahan

yang harus dihindari dalam menetapkan positioning yakni,:

1. Underpositioning. Greget sebuah kontestan tidak dirasakan para pemilih

karena tidak memiliki posisi yang jelas dan khas. Kontestan tersebut

dianggap sama saja dengan kerumunan partai-partai lainnya sehingga para

pemilih tidak bisa membedakan dengan partai-partai lainnya.

2. Overpositioning. Pemasar terlalu sempit memposisikan kontestannya

(25)

3. Confuse positioning. para pemilih rag-ragu karena positioning kontestan

terlalu banyak atribut.

4. Doubtful positioning. Para pemilih meragukan kebenaran positioning yang

disampaikan karena tidak didukung bukti yang memadai antara lain karena

produk yang ditawarkan tidak sesuai dengan positioning.

Terlihat terdapat empat pilihan strategi sebagai berikut:8

1. Reinforcement strategy (strategi Penguatan)

Strategi ini dapat digunakan oleh sebuah kontestan yang telah dipilih

karena mempunyai citra tertentu dan citra tersebut dibuktikan oleh kinerja

politik selama mengemban jabatan publik tertentu. Komunikasi

difokuskan kepada orang-orang yang dulu memilih kontestan ini dengan

pesan bahwa pilihan Anda dulu itu sudah tepat dan tetaplah membuat

pilihan yang sama untuk pemilihan saat ini.

2. Rationalization strategy (strategi rasionalisasi)

Strategi ini dilakukan kepada kelompok pemilih yang sebelumnya telah

memilih kontestan tertentu karena kontestan tersebut berhasil

mengembangkan citra tertentu yang disukai pemilih akan tetapi kinerjanya

kemudian tidak sesuai dengan citra tersebut. Strategi rasionalisasi ini

dilakukan untuk mengubah sikap para pemilih dan harus dilakukan dengan

hati-hati.

3. Inducement strategy (strategi bujukan)

8

(26)

Strategi ini dapat diterapkan oleh kandidat yang dipersepsikan memiliki

citra tertentu tapi juga memiliki kinerja atau atribut-atribut yang cocok

dengan citra lainnya.

4. Confrontasi strategy (strategi konfrontasi)

Stregi ini diterapkan kepada para pemilih yang telah memilih kontestan

dengan citra tertentu yang dianggap tidak cocok dengan citra tertentu yang

dianggap tidak cocok oleh pemilih dan kemudian kontestan tersebut tidak

menghasilkan kinerja yang memuaskan pemilih.

5. 5. Political Branding

Kebijakan dan isu politik adalah produk yang tidak bertujuan meskipun

dipelopori oleh pihak tertentu. Pihak lain bias saja meniru atau mengambil alih

kebijakan dan isu tersebut seolah-olah temuannya sendiri. Akan tetapi, sebuah

kontestan politik dapat membangun halangan bagi pihak-pihak lain yang ingin

mengusung policy atau isu tertentu yang dipelopori oleh partai tertentu. Caranya,

kata Butler dan Collins, pengatur strategi harus mem-brand-kan kebijakan dan

gagasan untuk membangun hambatan masuk. Dengan demikian, policy atau isu

tertentu seolah-olah milik sendiri.

Dalam branding produk politik yang ditawarkan harus sama dan sebangun

dengan positioning. Bagian-bagian yang terdapat dalam bauran produk politik

merupakan pilar-pilar yang mendukung positioning. Akan tetapi tidak semua

bagian harus disampaikan dalam kampanye. Analisi kekuatan dan kelemahan

(27)

memilih beberapa bagian dari satu atau dua atau ketiga substansi produk poltik

sebagai fokus yang akan ditawarkan dalam kampanye.

5. 6. Segmentasi Pemilih

Segmentasi pada dasarnya bertujuan untuk mengenal lebih jauh

kelompok-kelompok pasar. Hal ini berguna untuk mencari peluang., menggerogoti segmen

pemimpin pasar, merumuskan pesan-pesan komunikasi, melayani lebih baik,

menganalisis perilaku konsumen, mendesain produk, dan lain sebagainya.

Bainess juga mencatat, ada empat factor yang mempengaruhi

perkembangan penerapan konsep segmentasi dan positioning dalam dunia

politik9

1. Hanya terdapat sedikit informasi dari para pemilih dibandingkan para

konsumen produk bisnis karena kuatnya ikatan stigma social terhadap

politik dibandingkan dengan produk konsumsi :

2. Dana yang tersedia untuk riset politik umumnya sangat terbatas

dibandingkan dana untuk riset pemasaran dalam dunia batas.

3. Positioning produk dan positioning untuk kontestan politik adalah dua hal

dengan proses berbeda. Sebuah merek produk politik bisa sukses dengan

mem-positioning-kan citra dengan jelas, konsisten, kredibel, dan

kompetitif. Political branding lebih sulit karena para politisi berhadapan

dengan tingkat ketidakpastian yang lebih tinggi.

9

(28)

4. Proses political marketing bisa bersifat intangible (tidak dapat diraba) dan

pilihan politik para pemilih sangat bersifat emosional. Hal ini

menyebabkan besarnya masalah yang harus diatasi untuk menciptakan

citra baru dari seorang kandidat atau partai politik.

Segmentasi pada pemasaran politik mempunyai lima tujuan yang identik

dengan pemasaran produk komersial sebagaimana yang dikemukakan Rhenald

Kasali10

1. Mendesain substansi tawaran partai terhadap partai atau kandidat secara

lebih responsive terhadap segmen yang berbeda. Ini tak lain karena

melakukan segmentasi berarti juga mendalami kepentingan, apresiasi, dan

persoalan-persoalan politik yang menjadi perhatian setiap segmen. :

2. Menganalisis preferensi pemilih karena dengan pemahaman karakter

setiap segmen pemilih memungkinkan pemasar mengetahui

kecenderungan pilihan politik setiap segmen.

3. Menemukan peluang perolehan suara. Mengetahui preferensi pilihan

setiap segmen dan kekuatan pesaing akan menghantarkan pemasar untuk

menemukan suatu peluang yang dapat diaraih secara lebih efektif dan

efisien.

4. menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien. Agar efektif dan

efisien, perlu diterapkan pendekatan komunikasi yang berbeda untuk

setiap segmen.

Berikut disajikan beberapa pendekatan untuk memasarkan partai politik:

10

(29)

a. Segmentasi Demografis

Segementasi demiografis ialah pemilahan para pemilih berdasarkan

karakteristik demografis seperti usia, gender, agama, pendidikan,

pekerjaan, kelas social-ekonomi, dan sebagainya. Untuk pemasaran partai

politik, pemahaman memdalam tentang segmentasi demografis dapat

memberi kontribusi berharga untuk kesuksesan pemasaran, walaupun tetap

dianjurkan untuk menggunakan pendekatan lainnya.

b. Segmentasi Agama

Hingga saat ini, segmentasi berdasarkan agama meruapakan salah satau

pendekatan segmentasi yang penting untuk memahami karakter pemilih

Indonesia. Beberapa studi menunjukkan, umumnya para pemilih

non-Islam tidak memilih partaipartai non-Islam atau partai-partai yang

dipersepsikan sebagai partai Islam. Dengan demikian, segmen pemilih

yang tidak beragama Islam akan melirik partai yang memiliki landas

imklusif dan pluralis atau partai ekslusif sesuai dengan agama-agama

masing-masing segmen.

c. Segmentasi Gender

Hingga saat ini, segmentasi berdasarkan agama meruapakan salah satau

pendekatan segmentasi yang penting untuk memahami karakter pemilih

Indonesia. Beberapa studi menunjukkan, umumnya para pemilih

non-Islam tidak memilih partaipartai non-Islam atau partai-partai yang

dipersepsikan sebagai partai Islam. Dengan demikian, segmen pemilih

(30)

imklusif dan pluralis atau partai ekslusif sesuai dengan agama-agama

masing-masing segmen.

d. Segmentasi Usia

e. Segmentasi Kelas Sosial

f. Segmentasi Geografis

Segmentasi geografis membagi-membagi para pemilih berdasarkan

wilayah tempat tinggal

g. Segmentasi Psikografis

Segmentasi psikografis adalah segmentasi berdasarkan gaya hidup, yakni

bagaimana sesorang menghabiskan waktu dan uangnya. Dalam pemasaran

politik, segmentasi psikografis berguna untuk mensosialisasikan atau

mengomunikasikan tawaran partai kepada khalayak pemilih.

5. 7. Faktor-faktor yang mempengaruhi Partisipasi Politik Masyarakat

1. Faktor Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi meliputi tingkat pendapatan, tingkat pendidikan

dan jumlah keluarga.

2. Faktor Politik

Peran serta politik masyarakat didasarkan kepada politik untuk

menentukan suatu produk akhir. Faktor politik meliputi :

(31)

Komunikasi politik adalah suatu komunikasi yang mempunyai

konsekuensi politik baik secara aktual maupun potensial, yang

mengatur kelakuan manusia dalam keberadaan suatu konflik.11

b. Kesadaran Politik.

Komunikasi politik antara pemerintah dan rakyat sebagai interaksi

antara dua pihak yang menerapkan etika.

Kesadaran politik menyangkut pengetahuan, minat dan perhatian

seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik. Tingkat

kesadaran politik diartikan sebagai tanda bahwa warga masyarakat

menaruh perhatian terhadap masalah kenegaraan dan atau

pembangunan

c. Pengetahuan Masyarakat terhadap

Proses Pengambilan Keputusan. Pengetahuan masyarakat terhadap

proses pengambilan keputusan menentukan corak dan arah suatu

keputusan yang akan diambil

d. Kontrol Masyarakat terhadap Kebijakan Publik.

Kontrol masyarakat terhadap kebijakan publik yakni masyarakat

menguasai kebijakan publik dan memiliki kewenangan untuk

mengelola suatu obyek kebijakan. Kontrol untuk mencegah

11

(32)

dan mengeliminir penyalahgunaan kewenangan dalam keputusan

politik kontrol masyarakat dalam kebijakan publik adalah the power of

directing. Juga mengemukakan ekspresi politik,

memberikan aspirasi atau masukan (ide, gagasan) tanpa intimidasi

yang merupakan problem dan harapan rakyat, untuk meningkatkan

kesadaran kritis dan keterampilan masyarakat melakukan analisis dan

pemetaan terhadap persoalan aktual dan merumuskan agenda tuntutan

mengenai pembangunan

3. Faktor Fisik Individu dan Lingkungan

Faktor fisik individu sebagai sumber kehidupan termasuk fasilitas serta

ketersediaan pelayanan umum. Faktor lingkungan adalah kesatuan ruang

dan semua benda, daya, keadaan, kondisi dan makhluk hidup, yang

berlangsungnya berbagai kegiatan interaksi sosial antara berbagai

kelompok beserta lembaga dan pranatanya.

4. Faktor Nilai Budaya

Nilai budaya politik atau civic culture merupakan basis yang membentuk

demokrasi, hakekatnya adalah politik baik etika politik maupun teknik

(Soemitro 1999:27) atau peradapan masyarakat. Faktor nilai budaya

menyangkut persepsi, pengetahuan, sikap, dan kepercayaan politik.

(33)

Menurut Hadari Nawawi,12

7. Teknik Pengumpulan Data

metode penelitian deskriptif dapat diartikan

sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

atau melukiskan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat dan

lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif melakukan analisis dan menyajikan

data-data dan fakta-fakta secara sistematis sehingga dapat dipahami dan

disimpulkan.

Tujuan penelitian deskriptif analisis adalah untuk membuat gambaran

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi

atau daerah tertentu. Disamping itu penelitian ini juga menggunakan teori-teori,

data-data dan konsep-konsep sebagai kerangka acuan untuk menjelaskan hasil

penelitian, menganalisis dan sekaligus menjawab persoalan yang diteliti. Oleh

karena itu jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

6. 2. Lokasi penelitian

Penelitian bertempat di kantor Tim Pemenangan Oloan Simbolon, ST

berada di Jln. Pekan Inpres Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Provinsi

Sumateara Utara.

Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan maka penulis

melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

12

(34)

a. Data primer diperoleh dari wawancara bersama:

i. Calon Legislatif bersangkutan: Oloan Simbolon, ST

ii. Ketua Tim Pemenangan : Hotdiman Manik, SP

iii. Sekretaris DPC PPD Kabupaten Samosir: Sabar Sitorus,

SPd

iv. Sekretaris Pemuda Katolik Sumatera Utara: Johanes

Naibaho, SPd

v. DPD Generasi Muda Kosgoro: Maniur Rumapea, SPd

vi. Ketua PMKRI cabang Medan: Nadiasi Sihotang

b. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui sumber data dan

informasi dan melalui buku-buku, jurnal, internet, majalah, surat kabar

dan lain sebagainya yang relevan denga topik penelitian.

8. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik analisis kualitatif, dilakukan pada data yang tidak dapat

dihitung bersifat nongrafis atau berwujud kasus-kasus (sehingga tidak dapat

disusun kedalam struktur klasifikatoris). Data yang dikumpulkan bersifat

deskriptif dalam bentuk kata-kata atau gambar. Artinya pada penelitian ini

dibutuhkan pengutamaan penghayatan dan brusaha memahami factor peristiwa

(35)

tersusun teratur dan sistematis, akan melakukan analisis data yang selanjutnya

menghasilkan suatu kesimpulan terhadap data yang diteliti sesuai dengan apa

yang dihasilkan oleh peneliti.

BAB II

PROFIL DAN DESKRIPSI PENENLITIAN

(36)

Untuk bertarung dalam pemilihan umum legislatif Oloan Simbolon, ST

sendiri melakukan rekruitmen untuk ikut bersama dia dalam pencalonan bersama

Partai Persatuan Daerah sebagai mesinnya. Setelah melakukan rekruitmen dan

mendapat calon legislatif mereka langsung mengadakan koordinasi untuk

menyiasati bagaimana dalam menentukan strategi. Calon-calon yang terpilih yang

akan bersama Oloan Simbolon, ST adalah sebagai berikut:

2. 1. 1. Profil Oloan Simbolon, ST

Oloan Simbolon, ST lahir di Samosir pada tanggal 3 Maret 1969.

merupakan anak keempat dari 5 bersaudara, suami dari Maida Silalahi yang juga

berasal dari Samosir yang merupakan ayah dari 4 orang anak dan menggemari

organisasi sebagai bagian dari hidupnya. Oloan Simbolon, ST telah menjabat dua

kali sebagai anggota DPRD Tobasa 1999-2004 dan anggota DPRD Samosir

2004-2009 dan juga ketua Pemuda Katolik Komda Sumatera Utara 2007 sampai dengan

sekarang.13

Oloan Simbolon, ST memiliki satu orang istri bernama Maida Silalahi dan

dianugrahi 4 orang anak, 1 putra yang bernama Primus Simbolon dan 3 putri yang Oloan Simbolon, ST beragama Katolik dan beralamat di Komplek Bumi

Seroja Permai, No. 13 Medan. Oloan Simbolon memiliki jenjang pendidikan SD

Inpres Pardomuan 1 Pangururan pada tahun 1976, SMP sw. Budi Mulia

Pangururan pada tahun 1982, SMA sw. Budi Mulia Pematang Siantar pada tahun

1985, Fakultas Teknik Universitas Katolik St. Thomas Medan pada tahun 1988.

13

(37)

bernama Stella Simbolon, Pretty Simbolon dan Zelta Simbolon.14

Riwayat organisasi di bidang politik yang pernah dijabat olehnya antara

lain pada tahun 1998-2004: Anggota DPC Partai Katolik Demokrat Daerah

Tingkat II Kabupaten Toba Samosir. Tahun 2005-2010: Ketua DPC Partai Jabatan struktur

pemerintahan terakhir Oloan Simbolon, ST sewaktu mendaftarkan diri dalam

kompetisi Pemilihan Umum Legislatif 2009 adalah menjabat sebagai Pimpinan

DPRD Kabupaten Samosir Propinsi Sumatera Utara. Berikut beberapa riwayat

Oloan Simbolon, ST dalam kehidupan organisasi, dimulai tahun 1977-1978:

Sekretaris OSIS SMP Budi Mulia Pangururan. 1983-1983: Ketua OSIS SMA

Budi Mulia Pematang Siantar. 1986-1989: Pengurus Senat Mahasiswa Fakultas

Teknik Universitas Katolik St. Thomas Medan. 1989-1995 Pengurus Pemuda

Katolik Komisariat Daerah Sumatera Utara.

Pada tahun 2007-2010 Oloan Simbolon, ST menjabat sebagai Ketua

Pemuda Katolik Komisariat Sumatera Utara. Tahun 2005 sampai dengan sekarang

menjabat sebagai Ketua Yayasan Samosir. Kemudian pada tahun 2008-2012

menjadi ketua umum Pengcab PSSI Kabupaten Samosir. Di tahun 2007 juga

berhasil menjadi ketua panitia lokal pesta bolon Simbolon sedunia. Tahun

2006-2010 menjadi ketua KONI Samosir. Tahun 2002-2006-2010 menjadi Ketua Pengcab

IPSI Kabupaten Toba Samosir/Samosir. Tahun 2002-2005 menjadi Wakil ketua

DPD KNPI Kabupaten Toba Samosir. Tahun 2001-2006 menjadi Ketua Regio

Sumatera Pemuda Katolik Pusat. Tahun 2002-2003 menjadi Ketua DPD Partai

Katolik Demokrat Sumatera Utara.

14

(38)

Persatuan Daerah Cabang Samosir. Tahun 2010 sampai dengan sekarang

menjabat sebagai Ketua DPD Partai Persatuan Daerah Sumatera Utara. Tahun

1999-2004: Anggota DPRD Kabupaten Toba Samosir. Tahun 2004-2009: Wakil

Ketua DPRD Kabupaten Samosir.

Dari berbagai perjalanan diberbagai organisasi tidak sedikit pula prestasi

yang diukirnya, hal tersebut tentulah merupakan sebuah hasil dari keefektifan

kinerja yang dilaksanakannya di dalam mengemban berbagai jabatan di organisasi

pemerintahan dan non pemerintahan. Berikut ini beberapa prestasi yang pernah

diraih oleh Oloan Simbolon, ST di dunia organisasi pemerintahan dan non

pemerintahan antara lain: pada tahun 2007 mendapatkan Asean Profesional

Golden Award dan Indonesian Parlemenrary Award.

2. 1. 2. Profil Maniur Rumapea, SPd

Maniur Rumapea, SPd lahir di Tebing Tinggi pada tanggal 20 Juni 1967,

suami dari Anna, SE yang berasal dari Sibolga dan telah memiliki 3 orang putri

yang bernama Cindy P Rumapea, Chelliana Rumapea dan Chacha C Rumapea.

Saat ini Maniur Rmapea, SPd berdomisili di Jl. Johar No. 10A Sekip-Sikambing,

Medan beragama Katolik.

Pekerjaan Maniur Rumapea, SPd ialah sseorang staf pengajar di SMU st.

Thomas 1 Medan dengan riwayat pendidikan SD N Kampung Manggis lulus pada

Tahun 1981, SMP N 2 Tebing Tinggi lulus pada Tahun 1984, SMA N 2 Tebing

Tinggi lulus pada Tahun 1987, dan IKIP Medan Fakultas Pendidikan Bahasa dan

(39)

Maniur Rumapea, SPd memiliki Pengalaman Organisasi yang diantranya

adalah pada Tahun 1990-1994; Wakil Sekretaris DPD SATGASMA AMPI

Tingkat I Sumatera Utara, Tahun 1990-1994; Sekretaris DPC SPSI Kota Medan

Sektor Taktis dan Sandang, Tahun 1992-1993; Ketua Presidium DPC PMKRI

Cabang Kota Medan, Tahun 2003 - 2005 ; Wakil Ketua DPD tingkat I Generasi

Muda Kosgoro Sumatera Utara, Tahun 2006; Wakil Ketua DPC Partai Keadilan

dan Persatua Indonesia (PKPI) dan pada Tahun 2006-2008 menjadi Wakil

Sekretaris Punguan Tuan Onggar Rumapea/Boru-Bere Kota Medan.

Selain menjadi seorang staf pengajar Maniur Rumapea juga menjadi

Instruktur/Tutor/Pemandu bagi PMKRI, KMK, Muda-mudi Katolik dan Generasi

Muda Katolik Sumatera Utara. Kemudian disela waktu Maniur Rumapea, SPd

juga gemar dalam membuat karya ilmiah dalam bentuk tulisan terbukti menjadi

juara II lomba Karya Tulis di tingkat IKIP Medan, dan pada tanggal 26 Oktober

1996 berhasil merebut Juara IV Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Pemuda –

LKTI pada tingkat nasional.

2. 1. 3. Profil Antonius Pangondian Simamora, ST

Antonius P. Simamora lahir di Dolok Sanggul, 4 Juni 1980, suami dari

Dwi Sapta Oktavia Sihombing, ST yang beralamat di Jl. Merdeka No. 83 Dolok

Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Memliki riwayat pendidikan di mulai

dari SD st. Maria Dolok Sanggul lulus pada tahun 1993, SMP N 1 Dolok Sanggul

lulus pada tahun 1996, SMA N 2 Dolok Sanggul lulus pada tahun 1999 dan

(40)

Antonius P. Simamora adalah seorang yang beragama Katolik dan juga

merupakan pengusaha dari Dolok Sanggul bergerak dalam bidang alat rumah

tangga. Namun disamping itu Antonius P. Simamora juga aktif dalam berbagai

organisasi dalam hidup tatanan sosial, yaitu Pengurus Pemuda Katolik Cabang

Humbang Hasundutan, kemudian Wakil Bendahara KNPI Cabang Humbang

Hasundutan. Selain itu Antonius P. Simamora juga merupakan Sekretaris

Punguan Toga Simamora di daerah Humbang hasundutan.

2. 1. 4. Profil Nimrot Situmeang, SH

Nimrot Situmeang, SH adalah seorang kader Partai Persatuan Daerah

yang berasal dari daerah Tapanuli Tengah. Nimrot Situmeang, SH dipilih menjadi

calon legislatif sebagai nomor urut 4 dibawah Antonius P Simamora, ST. Nimrot

Situmeang, SH lahir di Tapanulu Tengah, 28 April 1970. suami dari Elseria

Simamora. Memiliki riwayat pendidikan di mulai dari SD St. Yosep Tapanuli

Tengah 1978, SMP Negeri 1 Barus 1978-1981, dan lulus dari SMA Budi Mulia

Pematang Siantar pada tahun 1984.

Nimrot Situmeang, SH menamatkan studynya di UHN HKBP Nomensen

Medan Program Study Ilmu hukum dan mendaptkan gelar kesarjanaan pada tahun

1991. Nimrot Situmeang, SH adalah seorang yang beragama katolik dan juga

merupakan kader dari Partai Persatuan Daerah cabang Tapanuli Tengah, yang

juga aktif diberbagai keorganisasian mulai dari pengurus kelompok tani,

(41)

2. 1. 5. Profil Deborah Simanjuntak

Deborah Simanjuntak lahir di Pematang Siantar pada tanggal 28

September 1969 yang belamat di Parsoburan Tengah Kecamatan Habinsaran

Kabupaten Toba Samosir, memliki riwayat pendidikan yang dimulai dari SD

Swasta TPM di Pematang Siantar lulus pada tahun 1982, SMP N 3 Pematang

Siantar lulus pada tahun 1985 dan SPK RS Balimbingan Pematang Siantar lulus

pada tahun 1988.

Deborah Simanjuntak adalah seorang wanita yang aktif dalam menyurakan

persamaan derajat antara laki-laki dengan permpuan dan juga merupakan aktifis

perempuan di daerah yang didiami yaitu di Parsoburan Tengah. Deborah

Simanjuntak beragama Kristen Protestan dan merupakan salah satu dari beberapa

orang dari pengurus gereja, dan memegang beberapa jabatan dalam sturuktur

gereja yaitu Ketua Punguan ina, dan Sekretaris Gereja HKBP Parsoburan Tengah.

Selain itu dalam structural kehidupan masyarakat sosial Deborah Simanjuntak

juga merupakan seseorang perempuan yang dianggap tokoh.

2. 2. General Isu

General isu yang diangkat oleh Oloan Simbolon, ST diawali dengan

membahas daerah pemilihan VIII Sumatera Utara yang teridiri dari 5 kabupaten

dan 1 kota, antalain adalah sebagai berikut; Kabupaten Samosir, Kabupaten

Tobasa, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten

Humbanh Hasundutan , dan Kota Sibolga.

(42)

Kabupaten Samosir adalah hasil pemekaran dari induknya Kabupaten

Toba Samosir yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003

tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di

Provinsi Sumatera Utara, yang diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004 oleh

Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia.

Secara Geografis Kabupaten Samosir terletak pada 20 24‘ - 20 25‘

Lintang Utara dan 980 21‘ - 990 55‘ BT. Secara Administratif Wilayah

Kabupaten Samosir diapit oleh tujuh Kabupaten, yaitu:

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten

Simalungun.

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir.

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan

Kabupaten Humbang Hasundutan

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten

Pakpak Barat.

Sebagai daerah pertanian dan sebagian penduduknya hidup dan

menggantungkan dengan pertanian, curah hujan merupakan salah satu faktor

eksternal yang menentukan keberhasialn pertanian penduduk. Rata-rata curah

hujan yang terjadi di Kabupaten Samosir pada tahun 2003 berdasarkan hasil

pengamatan dari 7 (tujuh) stasiun pengamatan adalah sebesar 177 mm / bulan

(43)

berkisar antara 170 C - 290 C dengan kelembaban udara rata-rata 85 persen dan

tergolong dengan beriklim tropis.

Curah hujan tertinggi terjadi bulan November dengan rata-rata 440 mm

dengan jumlah hari hujan sebanyak 15 hari. Curah hujan terendah terjadi pada

bulan Juni s/d Agustus berkisar dari 31 s/d 56 mm per bulan, dengan hari hujan 5

s/d 7 hari. Kecamatan yang tertinggi rata-rata curah hujannya adalah Harian

sebesar 302 mm, sedangkan yang terendah adalah Nainggolan rata-rata sebesar

120 mm.

Kabupaten Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan

ketinggian antara 700 – 1.700 m di atas permukaan Laut, dengan komposisi;

• 700 m s/d 1.000 m dpl = ± 10 %

• m s/d 1.500 m dpl = ± 25 %

• >1.500 m dpl = ± 65 %

Dengan Komposisi kemiringan sebagai berikut :

• 0 - 20 (datar) = ± 10 %

• 2 - 150 (landai) = ± 20 %

• 15 - 400 (miring) = ± 55 %

• >400 (terjal) = ± 15 %

Topografi dan kontur tanah di Kabupaten Samosir pada umumnya

(44)

keseluruhannya bermuara ke Danau Toba. Sebahagian dari sungai tersebut telah

dimanfaatkan untuk mengairi lahan sawah seluas 3.987 ha, lahan sawah yang

beririgasi setengah teknis (62,13 % dari luas yang ada). Panjang saluran irigasi di

Kabupaten Samosir mencapai 74,77 km, terdiri dari irigasi setengah teknis 70,63

km (21,53 km saluran primer dan 49,10 km saluran sekunder) dan irigasi

sederhana 4,14 km.

Luas lahan produktif di Kabupaten Samosir (2002) mencapai 69.798 ha,

terdiri dari lahan sawah 7.247 ha (10,4 %), dan lahan kering 62.551 ha (89,6 %).

Terbatasnya sarana irigasi, modal dan tenaga kerja kasar mengakibatkan hanya

14.110 ha (22,56 %) lahan kering yang dikelola. Selebihnya merupakan lahan

tidur seluas 48.441 ha atau 77,44 % dari lahan kering yang dapat dikelola.

2. 2. 2. Kabupaten Tobasa

Kabupaten Samosir adalah hasil pemekaran dari induknya Kabupaten

Tapanuli Utara. Yang memiliki luas 3.124,40 km². Kabupaten Tobasa berbatasan

dengan wilaya:

• Sebelah Utara

• Sebelah Selatan :

• Sebelah Timur

• Sebelah Barat :

Jumlah penduduknya berada pada angka 168.596 (2005) dengan kepadatan 83

jiwa/km². Keanekaragaman penduduk terdiri dari beberapa suku Batak Toba,

(45)

diseluruh kecamatan. Masing - masing penduduk memeluk agama dan

kepercayaan seperti Islam, Kristen Protestan, Katholik, dengan toleransi

beragama diantara masyarakat terbina dengan baik.

Penggunaan sumber daya lahan di Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari

penggunaan lahan basah dan lahan kering, lahan basah terdiri dari pertanian

tanaman pangan, perikanan.

2. 2. 3. Kabupaten Tapanuli Utara

Kabupaten Tapanuli Utara termasuk Kabupaten Dairi dan Toba Samosir

yang sekarang termasuk dalam keresidenan Tapanuli yang dipimpin seorang

Residen Bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga. Keresidenan Tapanuli

yang dulu disebut Residentie Tapanuli terdiri dari 4 Afdeling (Kabupaten) yaitu

Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Sibolga dan

Afdeling Nias. Afdeling Batak Landen dipimpin seorang Asisten Residen yang

ibukotanya Tarutung yang terdiri 5 Onder Afdeling (Wilayah) yaitu : Onder

Afdeling Silindung (Wilayah Silindung) ibukotanya Tarutung. Onder Afdeling

Hoovlakte Van Toba (Wilayah Humbang) ibukotanya Siborong-borong. Onder

Afdeling Toba (Wilayah Toba) ibukotanya Balige. Onder Afdeling Samosir

(Wilayah Samosir) ibukotanya Pangururan. Onder Afdeling Dairi Landen

(Kabupaten Dairi sekarang) ibukotanya Sidikalang.

Tiap-tiap Onder Afdeling mempuyai satu Distrik (Kewedanaan) dipimpin

(46)

beberapa Onder Distrikten (Kecamatan) yang dipimpin oleh seorang Asisten

Demang.Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Utara sekitar 3.800,31 Km² terdiri dari

luas dataran 3.793,71 Km² dan luas perairan Danau Toba 6,60 Km². Dari 15

kecamatan yang ada, kecamatan yang paling luas di Kabupaten Tapanuli Utara

adalah Kecamatan Garoga sekitar 567,58 Km² atau 14,96 persen dari luas

Kabupaten, dan kecamatan yang terkecil luasnya yaitu Kecamatan Muara sekitar

79,75 Km² atau 2,10 persen.

Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah Kabupaten/Kota di Propinsi

Sumatera Utara terletak diwilayah pengembangan dataran tinggi Sumatera Utara

berada pada ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Topografi

dan kontur tanah Kabupaten Tapanuli Utara beraneka ragam yaitu yang tergolong

datar (3,16 persen), landai (26,86 persen), miring (25,63 persen) dan terjal (44,35

persen).

Secara astronomis Kabupaten Tapanuli Utara berada pada posisi 1º20’ -

2º41’ Lintang Utara dan 98º05’–99º16’ Bujur Timur. Sedangkan secara geografis

letak Kabupaten Tapanuli Utara diapit atau berbatasan langsung dengan lima

kabupaten yaitu:

a. Disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir;

b. Disebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu;

c. Disebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan;

(47)

d. Disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Humbang

Hasundutan dan Tapanuli Tengah.

Letak geografis dan astronomis Kabupaten Tapanuli Utara ini sangat

menguntungkan karena berada pada jalur lintas dari beberapa Kabupaten di

Propinsi Sumatera Utara.Berdasarkan topografinya daerah ini berada dijajaran

Bukit Barisan dengan keadaan tanah umumnya berbukit dan bergelombang, hanya

sekitar 9,66 % dari keseluruhan luas wilayah yang berbentuk datar dan berada

pada ketinggian 300-2.000 m di atas permukaan laut.

Menurut ketinggian di atas permukaan laut (dpl)

1 300 - 500 m 13.784 Ha 3,63 %

2 500 - 1.000 m 148.072 Ha 39,03 %

3 1.000 - 1.500 m 216.919 Ha 57,18 %

4 1.500 m -keatas 596 Ha 0,16 %

5 Jumlah 379.371 Ha 100 %

Menurut kemiringan/kelerengan tanah/

1 Datar(0 s.d. 2 %) 11.976 Ha 3,16 %

2 Landai(2 s.d. 5 %) 101.903 Ha 26,86 %

3 Miring (15 s.d. 40 %) 97.230 Ha 25,63 %

4 Terjal( 45 %) 168.262 Ha 44,35 %

(48)

Salah satu unsur cuaca/iklim adalah curah hujan. Kabupaten Tapanuli

Utara yang berada pada ketinggian lebih dari 500 meter di atas permukaan laut

sangat berpeluang memperoleh curah hujan yang banyak. Selama tahun 2007,

rata-rata curah hujan tahunan tercatat 8.777 mm dan lama hari hujan 231 hari atau

rata-rata curah hujan bulanan sebanyak 5731,42 mm dan lama hari hujan 19,25

hari. Dari rata-rata curah hujan bulanan tahun 2007, terlihat curah hujan tertinggi

terjadi pada bulan April yaitu 1133 mm dan lama hari hujan 27 hari dan curah

hujan terendah pada bulan Agustus yaitu 365 mm dan lama hari hujan 15 hari dan

temperatur udara berkisar antara 17oC-29oC, serta rata-rata kelembaban udara

(RH) sebesar 85,04%.

Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan

sebagaimana tertuang dalam GBHN.Untuk itu pemerintah telah melaksanakan

berbagai usaha dalam rangka memecahkan masalah kependudukan. Usaha-usaha

yang mengarah pada pemerataan penyebaran penduduk melalui transmigrasi telah

dilakukan. Selain itu dengan mulai diberlakukannya otonomi daerah, diharapkan

dapat mengurangi perpindahan penduduk. Usaha untuk menekan laju

pertumbuhan penduduk juga telah dilakukan melalaui Program Keluarga

Berencana yang dimulai awal tahun 1970-an.

Jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2006 yang

disajikan dalam tabel merupakan angka proyeksi yang dihitung berdasarkan data

jumlah penduduk hasil Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk

Berkelanjutan (P4B) yang dilaksanakan pada bulan April 2003. Hasil proyeksi

(49)

2006 sebesar 262.642 jiwa yang terdiri dari 130.429 jiwa laki-laki dan 132.213

jiwa perempuan. Rasio jenis kelamin Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2006

sebesar 98,65 ini berarti bahwa jumlah penduduk perempuan di Tapanuli Utara

lebih banyak dari pada jumlah penduduk laki-laki. Sedang tingkat kepadatan

penduduk relatif rendah, yaitu 69,23 penduduk per kilometer persegi.

Banyaknya rumah tangga tahun 2006 sebesar 56.345, dengan rata-rata

anggota rumah tangga sebesar 4,66 orang.Dibandingkan dengan tahun 2005,

rata-rata besarnya anggota rumah tangga tahun 2006 tidak terlalu berbeda, yaitu

sebesar 4,67 orang.

Penggunaan sumber daya lahan di Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari

penggunaan lahan basah dan lahan kering, lahan basah terdiri dari pertanian

tanaman pangan, perikanan. Sedangkan lahan kering terdiri dari kehutanan,

peternakan dan perkebunan. Menurut status, 288.922,97 Ha (76,20%) merupakan

tanah adat/tanah marga. 70.600,34 Ha (18,62%) merupakan tanah hak milik, hak

guna usaha dan hak guna bangunan

2. 2. 4. Kabupaten Tapanuli Tengah

Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pesisir Pantai Barat Pulau

Sumatera dengan panjang garis pantai 200 km dan wilayahnya sebagian besar

berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian lainnya di pulau-pulau kecil

dengan luas wilayah 2.188 km².

Berbatasan dengan wilayah sebelah utara Kabupaten Singkil (Provinsi Aceh),

(50)

samudra Indonesia dan sebelah timur

Tengah tahun 2006 berjumlah 297.846 jiwa dengan kepadatan penduduk 136 jiwa

per km². Laju pertumbuhan penduduk periode tahun 2000-2005 sebesar 1,86% per

tahun. Komposisi penduduk di Tapanuli Tengah yaitu 50,20% laki-laki dan

49,80% perempuan.

Topografi Kabupaten Tapanuli Tengah sebagian besar berbukit - bukit

dengan ketinggian 0 – 1.266 meter di atas permukaan laut. Dari seluruh wilayah

Tapanuli Tengah, 43,90% berbukit dan bergelombang.Sebagian besar wilayah

kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah berbatasan dengan lautan sehingga

berpengaruh pada suhu udara yang tergolong beriklim tropis. Rata-rata suhu udara

di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2005 adalah 26,09 °C. Dalam periode bulan

Januari – Desember 2006, suhu udara maksimum dapat mencapai 31,53 °C dan

suhu minimum mencapai 21,72 °C. Pada tahun 2006, curah hujan rata-rata

4.925,9 mm, hari hujan 226,0 hari, kecepatan angin rata-rata 6,7 knot dan

penguapan rata-rata 4,6 mm. Kelembaban udara rata-rata 84,58%.Pada bulan Mei

2007, secara administratif Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri atas 20

kecamatan, 24 kelurahan dan 154 desa.

2. 2. 5. Kabupaten HumbangHasundutan

Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Kabupaten yang baru

dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara, Tanggal 28 Juli 2003 sesuai dengan

(51)

Utara. Dengan Luas Wilayah : 2.335, 33 Km² terdiri dari 10 Kecamatan, 1 Kelurahan dan 117 Desa. Memiliki jumlah penduduk 155.222 Jiwa.Letak

Geografis Humbang Hasundutan terletak diantara 201‘ 20 28‘ Lintang Utara,

98010‘ 98058‘ Bujur Timur.

Secara Administratif Wilayah Humbang Hasundutan diapit oleh empat

Kabupaten, yaitu:

• Sebelah Utara : Kabupaten Samosir

• Sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli Utara

• Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Tengah

• Sebelah Barat : Kabupaten Pakpak Bharat

Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan daerah dataran tinggi yang

mempunyai ketinggian bervariasi antara 330-2075 Meter diatas permukaan laut,

dengan perincian :

• Datar = 260,95 Km² (0 s/d 2 %)

• Landai = 459,60 Km² (2 s/d 15 %)

• Miring = 993,68 Km² (15 s/d 40 %)

• Terjal = 621,10 Km² (40 s/d 44 %)

Keanekaragaman penduduk terdiri dari beberapa suku Batak Toba,

Pakpak, Simalungun, Nias, Jawa, dan Mandailing yang menyebar hampir

diseluruh kecamatan. Masing - masing penduduk memeluk agama dan

(52)

beragama diantara masyarakat terbina dengan baik. Berdasarkan hasil

pendataan tahun 2004 jumlah penduduk 155.222 Jiwa dengan rata-rata

kepadatan penduduknya 66,47 Jiwa / Km².

Sedangkan kontribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian

adalah Pertanian, Perdangangan, Pegawai Negeri Sipil dan TNI serta sebagian

kecil industri / kerajinan tangan.

Luas Wilayah, Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

Total Area, Population and Population Density by District 2005

Kecamatan Luas Wilayah (Km²) Penduduk

1. 459,10 22.203

2. 190,00 9.597

3. 177,50 4.629

(53)

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Rasio Jenis Kelamin

1. Pakkat 10.769 11.434 22.203 94,18

2. Onan Ganjang 4.799 4.798 9.597 100,02

3. Sijamapolang 2.275 2.354 4.629 96,64

4. Lintong Nihuta 13.129 12.719 25.848 103,22

5. Paranginan 5.966 5.816 11.782 102,58

6. Dolok Sanggul 18.060 17.480 35.540 103,32

5. 54,00 11.782

6. 211,50 35.54

7. 201,97 14.191

8. 598,70 19.214

9. 277,30 6.801

10. 50,36 6.364

(54)

7. Pollung 7.190 7.001 14.191 102,70

8. Parlilitan 9.622 9.592 19.214 100,31

9. Tarabintang 3.351 3.450 6.801 97,13

10. Bakti Raja 3.155 3.209 6.364 98,32

Humbang Hasundutan 78.316 77.853 156.169 100,59

Banyaknya Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin

Golongan Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 - 4 10.532 9.815 20.347

5 - 9 10.589 9.824 20.413

10 - 14 11.623 10.389 22.012

15 - 19 9.402 8.733 18.135

20 - 24 5.449 4.191 9.640

25 - 29 4.385 4.086 8.471

30 - 34 4.407 4.143 8.550

35 - 39 3.968 4.200 8.168

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu teori marketing politik yang digunakan untuk melihat penawaran-penawaran yang dilakukan tim pemenangan kandidat dalam memasarkan produk politik kepada masyarakat

Selain itu teori marketing politik yang digunakan untuk melihat penawaran-penawaran yang dilakukan tim pemenangan kandidat dalam memasarkan produk politik kepada masyarakat

Hasil dari analisis dalam penelitian ini menemukan 5 hal utama tentang apa-apa saja yang menjadi peran elit politik di partai golkar dalam pemenangan pemilu legislatif di

Dengan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti Perilaku Politik Masyarakat Dalam Pemilu Kepala Daerah (Studi Deskriptif Masyarakat Kecamatan

Hasil dari analisis dalam penelitian ini menemukan 5 hal utama tentang apa-apa saja yang menjadi peran elit politik di partai golkar dalam pemenangan pemilu legislatif di

Skripsi yang berjudul “Strategi Pemenangan Partai Demokrat Dalam Pemilu Legislatif Kabupaten Karo 2014” ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana

Di era liberalisasi politik seperti saat ini dengan tingkat persaingan merebut konstituen yang begitu ketat mengharuskan partai-partai politik peserta pemilu harus berpikir

Adapun yang menjadi dasar dan pendorong peneliti untuk meneliti masalah ini karena marketing politik adalah studi atau kajian yang cukup fenomenal dalam pemilu.Tidak bisa dinafikan