PERANAN MARKETING POLITIK DALAM
PEMENANGAN PEMILU
(Studi Kasus: Strategi Politik Oloan Simbolon, ST dalam Pemenangan Pemilu Legislatif 2009 dari Daerah Pemilihan VIII Sumatera
Utara) Disusun
Oleh:
T. SAPRI SIDABALOK
NIM: 050906034
DEPARTEMEN ILMU POLITK
FAKULTAS ILMU SOSOIAL DAN ILMU POLITIK
UNVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1. Latar belakang Masalah ... 1
2. Perumusan Masalah ... 7
3. Tujuan masalah ... 7
4. Mamfaat Penelitian... 8
5. Kerangka Teori ... 8
5. 1. Marketing Politik ... 8
5. 2. Komunikasi Politik ... 12
5. 3. Konsep Positioning ... 14
5. 4. Jenis dan Strategi Positioning ... 17
5. 5. Political Branding ... 20
5. 6. Segmentasi Pemilih ... 21
5. 7. Faktor-faktor yang mempengaruhi Partisipasi Politik Masyarakat 24 6. Metode Penelitian ... 27
6. 1. Jenis Penelitian ... 27
6. 2. Lokasi penelitian ... 27
7. Teknik Pengumpulan Data ... 28
8. Teknik Analisis Data ... 28
PROFIL DAN DESKRIPSI PENENLITIAN ... 29
2. 1. Profil Calon Legislatif ... 29
2. 1. 1. Profil Oloan Simbolon, ST ... 30
2. 1. 2. Profil Maniur Rumapea, SPd... 32
2. 1. 3. Profil Antonius Pangondian Simamora, ST ... 34
2. 1. 4. Profil Nimrot Situmeang, SH ... 35
2. 1. 5. Profil Deborah Simanjuntak ... 34
2. 2. General Isu ... 36
2. 2. 1. Kabupaten Samosir ... 36
2. 2. 2. Kabupaten Tobasa ... 39
2. 2. 3. Kabupaten Tapanuli Utara ... 40
2. 2. 4. Kabupaten Tapanuli Tengah ... 45
2. 2. 5. Kabupaten HumbangHasundutan ... 46
2. 2. 6. Kota Sibolga ... 51
2. 3. Prinsip Pembangunan ... 53
2. 3. 1. Partisipasi ... 54
2. 3. 2. Keikutsertaan Para Pelaku/Stakeholder Involvement ... 55
2. 3. 3. Kepemilikan Lokal ... 55
2. 3. 4. Penggunaan Sumber daya yang berkelanjutan ... 56
2. 3. 5. Mewadahi Tujuan-tujuan Masyarakat ... 56
2. 3. 6. Daya Dukung ... 56
2. 3. 7. Monitor dan Evaluasi ... 57
2. 3. 9. Pelatihan ... 58
2. 3. 10. Promosi ... 58
2. 4. Kebijakan Umum ... 58
2. 4. 1. Ideologi ... 58
2. 4. 2. Politik ... 59
2. 4. 3. Birokrasi ... 60
2. 4. 4. Ekonomi dan Kesejahteraan ... 61
2. 4. 5. Sosial Budaya ... 61
2. 4. 6. Hukum ... 62
2. 4. 7. Pendidikan ... 62
BAB III ... 64
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 64
3. 1. Peran Marketing Politik Oloan Simbolon, ST dalam Pemilihan Umum Legislatif 2009 ... 65
3. 1. 1. Marketing Politik Oloan Simbolon, ST ... 67
3. 1. 2. Perencanaan Strategi ... 69
a. Pass Marketing ... 73
b. Push Marketing ... 78
c. Paid Media ... 85
3. 2. Pengaruh Marketing Politik Oloan Simbolon, ST dalam Pemilihan Umum Legislatif 2009 ... 92
3. 2. 1. Pengaplikasian dari Marketing Politik Oloan Simbolon, ST ... 92
b. Pass Marketing ... 94
c. Paid Media ... 96
3.2.3 Wawancara ... 100
BAB IV ... 104
KASIMPULAN DAN SARAN ... 104
4. 1. Kesimpulan ... 104
4. 2. Saran ... 107
ABSTRAK
Konsep marketing diutarakan Kotler ditahun 1972 mengemukakan bahwa
marketing berlaku baik pada sektor publik dan non-komersial. Cakupan dari
marketing ini sangatlah luas. Diungkapakan oleh Firmanzah (2004) bahwa
pertukaran yang terjadi tidak saja pertukaran ekonomi, pertukaran ini juga dapat
terjadi dalam konteks sosial secara luas, tidak hanya terbatas pada perusahaan
swasta, tetapi juga pada organisasi sosial non frofit, museum, rumah sakit
pemerintah, dalam bentuk pertukaran ide, norma dan symbol. Dalam hal ini,
konteks politik pun dalam mengaplikasikan konsep dan teori marketing.
Firmanzah meyakini bahwa marketing politik merupakan metode dan
konsep aplikasimarketing dalam konteks politik, marketing dilihat sebagai
seperangkat metode yang dapat memfasilitasi kontestan (individu atau partai
politik) dalam memasarkan insiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi
partai, karakteristik pemimpin partai dan program kerja partai kepada masyarakat
atau kontestan.
Oloan Simbolon, ST selaku ketua Pemuda Katolik Sumatera Utara melalui
kedekatan ideologis mulai memsuki wilayah daerah pemilihan VIII karena dengan
pendekatan ideologi juga menentukan kekuatan untuk menarik pemilih dalam
bilik suara dan mencoblos kontestan. Bauran antara karakteristik alasan yang
ABSTRAK
Konsep marketing diutarakan Kotler ditahun 1972 mengemukakan bahwa
marketing berlaku baik pada sektor publik dan non-komersial. Cakupan dari
marketing ini sangatlah luas. Diungkapakan oleh Firmanzah (2004) bahwa
pertukaran yang terjadi tidak saja pertukaran ekonomi, pertukaran ini juga dapat
terjadi dalam konteks sosial secara luas, tidak hanya terbatas pada perusahaan
swasta, tetapi juga pada organisasi sosial non frofit, museum, rumah sakit
pemerintah, dalam bentuk pertukaran ide, norma dan symbol. Dalam hal ini,
konteks politik pun dalam mengaplikasikan konsep dan teori marketing.
Firmanzah meyakini bahwa marketing politik merupakan metode dan
konsep aplikasimarketing dalam konteks politik, marketing dilihat sebagai
seperangkat metode yang dapat memfasilitasi kontestan (individu atau partai
politik) dalam memasarkan insiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi
partai, karakteristik pemimpin partai dan program kerja partai kepada masyarakat
atau kontestan.
Oloan Simbolon, ST selaku ketua Pemuda Katolik Sumatera Utara melalui
kedekatan ideologis mulai memsuki wilayah daerah pemilihan VIII karena dengan
pendekatan ideologi juga menentukan kekuatan untuk menarik pemilih dalam
bilik suara dan mencoblos kontestan. Bauran antara karakteristik alasan yang
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang Masalah
Marketing Politik adalah seperangkat metode yang dapat memfasilitasi
kontestan (individu atau partai politik) dalam memasarkan inisiatif politik,
gagasan politik, isu politik, ideologi politik, karakteristik pemimipim partai dan
program kerja partai kepada masyarakat, Firmanzah (2007). Ilmu marketing
mengalami perkembangan dari jaman ke jaman untuk menemukan bentuknya.
Defenisi dari Hughess dan Dann (20006), marketing adalah segala bentuk funsi
organisasi dan berbagai bentuk proses untuk menciptakan dan menyampaikan
nilai kepada konsumen sehingga dapat menguntungkan organisasi.
Iklim demokrasi yang berkembang di Indonesia semenjak era reformasi
telah membuka kesempatan bagi berbagai partai politik untuk berkembang.
Praktek politik di Indonesia sendiri telah berkembang sedemikian pesat dengan
memanfaatkan aplikasi berbagai disiplin ilmu manajemen seperti marketing. Hal
ini didorong oleh heterogennya masyarakat Indonesia serta meningkatnya taraf
ekonomi dan pendidikan masyarakat yang membuat partai politik harus
mengaplikasikan berbagai praktek marketing untuk dapat bersentuhan dengan
masyarakat.
Semakin banyaknya pilihan media komunikasi juga mendorong kebutuhan
sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai suatu disiplin ilmu, karena
aplikasinya di lapangan memerlukan metodologi yang kuat untuk dapat
memberikan hasil yang efektif. Sekedar ikut-ikutan saja tidak akan memberikan
hasil selain membuang biaya percuma. Dalam hal ini institusi kampus harus
mampu mengembangkan dan menawarkan ilmu ini sebagai suatu bidang studi.
Ahli-ahli political marketing akan semakin dibutuhkan di Indonesia.
Contoh penerapan marketing yang paling nyata di Indonesia adalah
positioning dalam kampanye politik. Mengingat keberagaman masyarakat
Indonesia, maka positioning seorang kandidat ataupun parpol harus dilakukan
secara berbeda untuk setiap segmen masyarakat yang berbeda. Pemahaman profil
pemilih atau calon pemilih di suatu wilayah menjadi sebuah keharusan bagi
parpol untuk bisa sukses. Pesan-pesan politik yang diangkat di satu wilayah harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi wilayah tersebut yang bisa jadi berbeda
dengan pesan yang diangkat di wilayah yang lain. Banyak hal yang dapat
mendukung kesuksesan kampanye politik di Indonesia, diantaranya adalah
popularitas dari seorang kandidat seperti artis yang terbukti cukup efektif sebagai
pendongkrak suara.
Umumnya parpol besar di Indonesia sudah memanfaatkan pula jasa
konsultan political marketing untuk membantu dalam meramu pesan yang akan
diangkat untuk setiap segmen pemilih yang dibidik serta memilih media
komunikasi yang sesuai. Bahkan pilihan warna yang digunakan dalam kampanye
Advertising melalui media televisi dapat menjadi alat yang sangat efektif
untuk meningkatkan popularitas kandidat maupun parpol walaupun diragukan
apakah dapat efektif pula mendongkrak tingkat elektabilitas seorang kandidat atau
parpol tersebut. Tingkat pendidikan masyarakat harus diperhatikan, karena
masyarakat berpendidikan tinggi mungkin cenderung merasa muak jika
dibombardir dengan pesanpesan yang sifatnya menonjolkan kandidat atau parpol.
Black campaign juga dinilai kurang efektif untuk Indonesia.
Salah satu cara yang sering dipakai adalah soft campaign melalui aksiaksi
sosial seperti perbaikan sekolah, layanan kesehatan, pembangunan tempat ibadah
maupun infrastruktur masyarakat. Menurut pengalaman selama ini, cara soft
campaign tersebut terbukti paling ampuh dan efektif. Memang diakui banyak
parpol yang sifatnya jor-joran untuk meraih suara dalam waktu singkat, namun
untuk keberlangsungan sebuah parpol dalam jangka panjang, kontinuitas dalam
pemasaran menjadi sebuah keharusan.
Memang semua aktivitas ini memerlukan biaya yang tidak sedikit, untuk
itu bagi parpol yang keuangannya tidak terlalu kuat akan memilih jalan pemasaran
secara gradual dengan cara mempertahankan basis pemilih yang sudah diperoleh
melalui aksi-aksi nyata mewujudkan program-program yang diangkat saat
kampanye sebelumnya dengan harapan pemilih atau simpatisan baru akan dapat
direkrut seiring semakin kuatnya track record parpol dalam mewujudkan
Pemilu Legislatif 2009 ini akan diwarnai dengan momen yang penting
bagi segenap bangsa Indonesia, yaitu pemilu legislatif dan presiden. Partai-partai
politik (parpol) saling bersaing mengusung calon anggota legislatif (caleg) Pemilu
Legislatif Tahun 2009 ini akan diwarnai dengan momen yang penting bagi
segenap bangsa Indonesia, yaitu pemilu legislatif. Partai-partai politik (parpol)
saling bersaing mengusung calon anggota legislatif (caleg) masing-masing agar
bisa menembus kursi DPR . Tak ayal, fungsi pemasaran sangat mereka butuhkan,
dalam hal ini pemasaran politik (political marketing).
Saat ini pemasaran politik bisa dilakukan oleh siapa pun, termasuk parpol.
Parpol menjanjikan pengharapan kepada para konstituennya, dengan pamrih
untuk meraup apresiasi dan dukungan dari mereka. Tiga hal utama yang mereka
tawarkan adalah organisasi parpol itu sendiri, sosok tokoh partainya, dan
acara-acara (events) yang mereka selenggarakan. Tujuan aktivitas pemasaran mereka
ada dua, yaitu untuk meraih pendukung baru dan mempertahankan pendukung,
baik yang lama maupun baru, setidak-tidaknya sampai pemilu berikutnya.
Untuk mendukung strateginya, parpol harus melakukan serangkaian
langkah yang lazim dalam pemasaran bisnis dan tidak terpisahkan, yaitu
segmentation, targeting, dan positioning. Sebagai fokus, positioning merupakan
upaya untuk membangun citra produk sehingga tampak sangat jelas (distinct) di
benak konsumen. Positioning yang sukses dibangun dengan menawarkan manfaat
(benefit) produk, alih-alih fiturnya, dan mengomunikasikan unique selling
mengidentifikasi manfaat dan USP-nya. Permasalahannya, kehadiran begitu
banyak jumlah parpol, caleg, membuat banyak calon pemilih kebingungan dalam
memutuskan sosok-sosok yang akan dipilih dalam pemilu kelak. Bagaimanapun
juga, calon pemilih memiliki persepsinya sendiri-sendiri terhadap barangan
dagangan yang dijajakan oleh para parpol, caleg, dan capres. Dalam hal citra
partai dan pemimpin partainya,
Kalau dipikir-pikir, yang lebih parah lagi adalah parpol dengan pemimpin
partai yang citranya sama-sama rendah. Sepertinya tiada harapan bagi mereka
nanti. Oleh karena itu, parpol harus terus bekerja keras dalam melakukan
pemasaran politik demi meraih dukungan calon pemilih. Para calon pemilih butuh
diyakinkan bahwa janji-janji parpol yang serba manis itu bisa benar-benar
terwujud seandainya mereka terpilih nanti terlebih karena para calon pemilih masa
kini cenderung kian rasional
Diperkirakan, sampai beberapa kali pemilu, di Indonesia Pemilu akan
senantiasa akan diikuti banyak partai. Dalam kondis seperti itu, para pemilih tak
akan mampu mengingat begitu banyak nama partai, proses awal yang penting
sebelum pemilih menetapkan pilihannya. Konon lagi untuk mengetahui
program-program utama dan nama-nama para kandidat yang ditawarkan partai. Dengan
demikian mayoritas partai-partai yang ikut pemilu itu akan sulit dikenal pemilih,
apalagi membedakannya dengan partai lain.
Cukup beralasan untuk mengatakan bahwa partai-partai politik itu tidak
kampanye dan kegiatan kehumasan konvensional. Tantangan besar khususnya
akan dihadapi partai-partai baru. Tanpa langkah-langkah terobosan, partai-partai
baru akan sulit meraih suara, bahkan hanya sekedar dikenal baik oleh para
pemilih. Langkah-langkah terobosan itu hanya bisa dilakukan dengan strategi
yang jitu, termasuk menerapkan polical marketing.
Partai-partai besar sangat diuntungkan oleh publikasi yang luas dan gratis
sehingga dikenal para calon pemilih. Bahkan sebagian pemilih sudah
“mengidentifikasikan” dan “menyimpatikan” diri mereka kepada partai tertentu.
Ini antara lain disebabkan oleh kebijakan suatu partai “mencatelkan” diri dengan
organisasi massa di tingkat akar rumput. Dan juga citra besar tokoh-tokoh partai
yang terbentuk oleh perilaku masa silam, semisal perjuangan mencetuskan
reformasi atau tindakan-tindakan lainnya yang diakui oleh masyarakat.
Sungguhpun partai-partai besar itu memperoleh posisi strategis yang
menguntungkan, mereka juga menghadapi tantangan besar. Selain bersaing
dengan pendatang baru, mereka juga akan bersaing dengan partai-partai besar
lainnya untuk meraih kekuasaan. Karena itu pula, tidak bisa tidak, setiap partai
harus melaksanakan strategi yang jitu, termasuk menerapkan political marketing.
2. Perumusan Masalah
Yang menjadi masalah penelitian ini adalah: Bagaimanakah Marketing
Politik berperan untuk memenangkan Oloan Simbolon dalam Pemilu Legislatif
2009 dari Daerah Pemiihan VIII Sumatera Utara.
3. Tujuan masalah
Atas dasar perumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis peran Marketing Politik dalam
Pemenangan Pemilu Oloan Simbolon dalam Pemilu Legislatif 2009 dari
Daerah Pemilihan VIII Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui pengaruh Marketing Politik dalam Pemenangan Pemilu
Oloan Simbolon dalam Pemilu Legislatif 2009 dari Daerah Pemilihan
VIII Sumatera Utara.
4. Mamfaat Penelitian
Mamfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis, penelitian ini sebagai salah satu kajian ilmu politik dan
sangat erat dengan partai politik dan diharapkan mampu memberikan
kontribusi pemikiran konsep-konsep dalam pengembangan marketing
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi
para individu yang berkeinginan sebagai kontestan atau tim sukses
kontestan.
3. bagi penulis, penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan berpikir
penulis melalui karya ilmiah dalam penelitian ini, serta melihat penerapan
konsep-konsep ilmu politik dalam kehidupan praktis masyarakat.
5. Kerangka Teori
5. 1. Marketing Politik
Sejak Konsep marketing diutarakan Kotler ditahun 1972 mengemukakan
bahwa marketing berlaku baik pada sektor publik dan non-komersial. Cakupan
dari marketing ini sangatlah luas. Diungkapakan oleh Firmanzah (2004) bahwa
pertukaran yang terjadi tidak saja pertukaran ekonomi, pertukaran ini juga dapat
terjadi dalam konteks sosial secara luas, tidak hanya terbatas pada perusahaan
swasta, tetapi juga pada organisasi sosial non frofit, museum, rumah sakit
pemerintah, dalam bentuk pertukaran ide, norma dan symbol. Dalam hal ini,
konteks politik pun dalam mengaplikasikan konsep dan teori marketing.
Firmanzah meyakini bahwa marketing politik merupakan metode dan
konsep aplikasimarketing dalam konteks politik, marketing dilihat sebagai
seperangkat metode yang dapat memfasilitasi kontestan (individu atau partai
politik) dalam memasarkan insiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi
partai, karakteristik pemimpin partai dan program kerja partai kepada masyarakat
Dalam penggunaan metode marketing dalam bidang politk dikenal sebagai
marketing politik (marketing politik). Levi dan Kotler, (1997) menganggap bahwa
marketing berperan dalam memebangun tatana sosial, dan berargumen bahwa
penggunaan konsep marketing tidak hanya terbatas pada bisins saja. Kenyatan ini
lebih menarik perhatian banyak pihak untuk menerapkan ilmu marketing diluar
konteks organisaasi bisnis. Marketing dapat diaplikasikan kedalam bentuk
organisasi, yang tidak hanya berorientasi kepada keuntungan ekonomi semata dan
lebih menitik beratkan aktifitasnya kepada hubungan jangka panjang dengan
konsumen dan stakeholder.
Adnan Nursal memiliki konsep seperti konsep marketing politiknya
Firmanzah. Adnan Nursal memandang political marketing adalah strategi
kampaye politik untuk membentuk serangkaian makna politis tertentu didalam
pikiran para pemilih. Maka polits ini inilah yang menjadi output penting
marketing politk yang menentukan, pihak mana yang akan dicoblos dalam
pemilih.
Produk poltik yang dimaksud oleh Adnan dapat diartikan sebagai figure,
gagasan politik dan visi misi. Yang terangkum dalam identitas khas dan konsisten
berupa nama, logo. Push marketing pada dasarnya adalah usaha agar produk
politik dapat menyentuh para pemilih secara langsung atau dengan cara yang lebih
costumized (personal). Pull marketing adalah penggunaan media dengan dua cara
yaitu dengan membayar atau tidak membayar. Pas marketing ialah pihak-pihak,
baik perorangan maupun kelompok yang bepengaruh besar terhadap pemilih yang
Paid marketing adalah penggunaan media yang lazim digunakan untuk memasang
iklan adalah televisi, radio, media cetak, website dan media luar ruang.
Dalam tujuannya untuk mempengaaruhi kosnstituen agar dapat berpihak
kepaa seseorang kontestan diperlukanlah seperangkat instrument fasilitas yang
dapat mendekatkan seseorang kontestan kepada konstituen tersebit dipilih oleh
konstituen, pemahaman markrting politik oleh Firmanzah maupun Adnan Nursal
adalah merupakan dua konsep yang sama, yang berbicara tentang perjuangan
untuk menjadikan seseorang kontestang dapat dipilih melalui pemilihan umum
kepada konstituen. Tapi ini bukanlah sebuah garansi yang menghasilkan sebuah
kemenangan akan tetapi apabila konsep marketing politik yang dibentuk serta
diaplikasikan secara trampil akan dapat menghasilkan hasil yang memuaskan.
Pemaksimalan kemenangan pada pemilihan umum bergantung pada
efektifitas dan efisiensi pengaplikasian marketing politik tersebut sehingga sampai
pada tujuannya. Pada konteksnya pemilihan umum legislatif bapak Oloan
Simbolon, ST mengaplikasikan marketing politik tersebut menjadi sebuah bentuk
kelompok-kelompok tim yang nota benenya berfungsi sebagai tim pemenangan di
daerah pemilihan VIII Sumatera Utara, penggunaan seperti posko pendukung,
posko simpatisan Oloan Simbolon, ST mulai bertebaran disaan pra pemilihan
calon legislatif, kelompok yang seperti inilah yang menjembatani dan
memfasilitasi bertemunya bapak Oloan Simbolon, ST dengan masyarakat guna
bertatap muka serta berinteraksi dengan masyarakat, yang akhirnya secara politis
bersedia untuk maju pada pemilihan umum legislative daerah pemilihan VIII
Sumatera Utara 2009.
Wring (1996) menunjukkan bahwa aktifitas marketing politik telah lama
dilakukan oleh partai politik di Inggris, dinyatakan bahwa semasa periode pemilu
di Inggris tahun 1929, partai konservatif menjadi partai pertama menggunakan
biro iklan (Halford-Bottomley Advertising Service) dalam membantu mendesain
dan mendistribusikan poster dan pamphlet. Sementara Partai Buruh memulai
penggunaan marketing dalam dunia politik ketika diresmikannya publiksai di
tahun 1917, dibantu oleh agen publikasi Egerton Wake yang kemudian berperan
aktif dalam kampanye buruh.
5. 2. Komunikasi Politik
Istilah komunikasi politik merupakn perpaduan antar setidaknya dan
disiplin ilmu yang saling terkait diantara keduanya yaitu komunikasi da politik.
“Dale S. Beach” mengartikan komunikasi sebagai sebuah penyampaian informasi
dan pengertian dari orang yang lain. (Dale S. Beach, 1975:581).1 Sementara “Carl
Hovland” mendefinisikan komunikasi sebagai upaya yang sistematis untuk
merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan
pendapat dan sikap.2
“Harold D. Laswell dan A. Kaplan” dalam “Power and Society”
mengarikan Ilmu Politik adalah mempelajari pembentukan dan pembagian
1
Penjelasan Dale S. Beach dikutip dari buku Drs. Moekijat, 1993, berjudul Teori Komunikasi , Mandar Maju : Hal. 4
2
kekuasaan.3 Kegiatan komunikasi yang dianggap komunikasi politik berdasrkan
konsekuensi-konsekuensinya (actual maupun potensila) yang mengatur perbuatan
manusia di dalam kondisi-kondisi konflik.4
Komunikator politik utama memainkan peran sosial yang utama,
teristimewa dalam proses opini publik. Karl Popper mengemukakan “teori pelopor Secara sederhana komuniksai politik
adalah sebuah proses komuniksai yang memiliki dampak ataupun muatan politis.
Dalam system politik di Indonesia, komuniksai politik merupakan salah satu
fungsi dalam sistem politik itu. Melalui komuniksai politik rakyat memberikan
dukungan, meyampaikan aspirasi, dan melakukan pengawasan terhadap sistem
politik. Melalui itu pula rakyat mengtahui apakh dukungan, aspirasi, dan
pengawasn itu tersalur atau tidak sebagaimana dapat mereka simpulkan dari
berbagai kebijakan politik yang diambil.
Pengertian komunikasi politik dalam kerangka konsep “Marketing Politik”
dimaksud disini adalah berpusat pada komunikasi politik yang berproses antara
kontestan idividu atau partai politik terhadap kostituen dan juga sebaliknya. Jalur
yang kerap ditempuh dalam menyampaikan sebuah ide politik, program kerja,
visi-misi, dan lain sebagainya dikembangkan melalui beberapa jalur diantaranya
media massa, kekuatan sosial politik dan lain sebagainya.
3
Penjelasan tentang ilmu politik ini dikutip dari buku Prof. Miriam Budiarjo, 1977, Dasar-dasar Ilmu Politik , Gramedia : Jakarta, Hal, 10
4
mengenai opini publik”, yakni opini publik seluruhnya dibangun di sekitar
komunikator politik.5
1. Politisi adalah orang yang bercita-cita untuk dan atau memegang jabatan
pemerintah, seperti aktivis parpol, anggota parlemen, menteri, dsb. Komunikator Politik terdiri dari tiga kategori: Politisi, Profesional, dan Aktivis.
2. Profesional adalah orang yang menjadikan komunikasi sebagai nafkah
pencahariannya, baik di dalam maupun di luar politik, yang uncul akibat
revolusi komunikasi: munculnya media massa lintas batas dan
perkembangan sporadis media khusus (majalah internal, radio siaran, dsb.)
yang menciptakan publik baru untuk menjadi konsumen informasi dan
hiburan. Terdiri dari jurnalis (wartawan, penulis) dan promotor (humas,
jurubicara, jurukampanye, dsb.).
3. Aktivis – (a) Jurubicara (spokesman) bagi kepentingan terorganisasi, tidak
memegang atau mencita-citakan jabatan pemerintahan, juga bukan
profesional dalam komunikasi. Perannya mirip jurnalis. (b) Pemuka
pendapat (opinion leader) –orang yang sering dimintai petunjuk dan
informasi oleh masyarakat; meneruskan informasi politik dari media
massa kepada masyarakat. Misalnya tokoh informal masyarakat
kharismatis, atau siapa pun yang dipercaya publik.
5. 3. Konsep Positioning
5
Dalam disiplin Marketing, “menempatkan” seorang kandidat atau sebuah
partai dalam pikiran para pemilih disebut positioning. Bagi orang-orang
marketing, positioning sangat menentukan keberhasilan pemasaran. Positioning
adalah sebuah mantra yang penting bagi orang-orang pemasaran di akhir abad
ke-20.6
1. Penting (Important)
Menurut definisi, untuk political marketing, positioning adalah tindakan
untuk menancapkan citra tertentu ke dalam benak para pemilih agar tawaran
produk politik dari suatu kontestan memiliki posisi khas, jelas, dan meaningful.
Positioning yang efektif akan menunjukkan perbedaan nyata dan keunggulan
sebuah kontestan dibandingkan dengan kontestan pesaing. Positioning secara
tidak langsung juga mendefenisikan pesaing: bahwa pesaing tidak dapat
mewujudkan tawaran-tawaran tertentu sebaik pihak yang mencanangkan
ppositioning tersebut
Posisi yang khas, jelas, dan meaningful dari sebuah kontestan bersumber
dari faktor-faktor pembeda yang dimiliki oleh kontestan tersebut dibandingka n
dengan kontestan lain. Tetapi tidak semua faktor pembeda yang dimiliki oleh
sebuah kontestan itu akan menghasilkan positioning yang egektif. Setidaknya
diperlukan enam syarat agar sebuah perbedaan itu menjadi berharga:
Perbedaan itu harus bernilai penting bagi para pemilih. Sebagai contoh,
sebuah partai politik bisa saja membedakan dirinya dengan partai lain
6
dengan cara memberi warna merah jambu kepada seluruh atribut partai
seperti bendera, seragam pengurus, posko, dan sebaginya.
2. Istimewa (Distinctive)
Sebagai pembeda, faktor tersebut tidak dimiliki oleh pihak lain seperti Bill
Clinton berusia muda dan tidak dimiliki oleh Bob Dole. Akan tetapi, satu
atau beberapa faktor yang juga dimiliki oleh pihak pesaing, masih bisa
dijadikan sumber pembeda asalkan faktor tersebut diwujudkan dengan
cara yang berbeda dibandingkan dengan pihak pesaing.
3. Superior
Perbedaan yang dimunculkan harus memberikan suatu manfaat yang lebih
baik ketimbang cara-cara lain untuk menghasilkan manfaat yang sama.
4. Dapat dikomunikasikan (Communicable)
Positioning itu mudah dipahami pemilih dan dikomunikasikan dengan
berbagai media komunikasi.
5. Preemptive
Perbedaan tersebut tidak mudah ditiru oleh pihak lain.
6. Jumlah Pemilih signifikan
Yang terpenting adalah bahwa positioning tersebut pada akhirnya dapat
meraih suara sesuai dengan sasaran obyektif kontestan.
Jadi, positioning harus memiliki peran sentral dalam political marketing.
Produk-produk politik seperti partai, kandidat, platform program dan sebagainya
strategi branding bahwa kebijakan, ide-ide, isu-isu, gaya, dan nuansa yang
diluncurkan merupakan hal otentik milik sendiri.
Mengacu pada Butler dan Collins7
1. Partai dapat diposisikan berdasarkan kategori partai tersebut. Sebuah
contoh, sebuah partai dapat memposisikan diri sebagai partai
nasionalis-religious. Akan tetapi positioning ini tidak efektif karena generik dan tidak
menawarkan perbedaan khas dibandingkan partai lain yang
nasionalis-religious. Positioning itu perlu dipertajam
, positioning dimulai dengan
mendefenisikan nilai-nilai inti (core value defining). Nilai-nilai inti dapat
dikembangkan dari identitas kelas, agama, etnis, atau kelompok-kelompok sosial
lainnya. Nilai-nilai inti juga bisa bersumber dari perpecahan fundamental sosial
yang menimbulkan diskontinuitas historis seperti perang, formasi negara baru,
krisis ekonomi, dan berbagai bentuk krisis lainnya.
5. 4. Jenis dan Strategi Positioning
Sebuah partai harus mempunyai sebuah postioning agar dapat meraih
massa. Berikut dijelaskan bagaimana mem-positioning-kan sebuah kontestan
politik, yaitu:
2. Positioning berdasarkan atribut tertentu. Misalnya sebuah organisasi
politik bisa saja memposisikan dirinya sebagai partai terbesar. Dengan
positioning ini terkandung makna tidak langsung bahwa partai tersebut
7
memiliki sumber daya yang besar sehingga mampu mewujudkan
programnya dengan efektif dan efisien.
3. Positioning berdasarkan benefit, di mana partai akan memberi manfaat
tertentu kepada para pemilih. Misalnya sebuah partai akan memposisikan
dirinya sebagai partai yang akan menghapuskan sumbangan biaya
pendidikan.
4. Positioning berdasarkan kategori pemilih. Sebuah partai dapat
memposiskan dirina sebagai partai wong cilik. Partai lainnya dapat
memposisikan dirinya dengan kelompok sosial tertentu.
5. Positioning berdasarkan pesaing alias competitor positioning.
Untuk menciptakan positioning yang efektif, politisi dapat
mengkombinasikan berbagai jenis positioning di atas. Tujuannya untuk menarik
minat para pemilih dari satu atau beberapa segmen yang dibidik. Hanya saja,
kombinasi itu harus dilakukan dengan cermat agar tidak menyulitkan para pemilih
untuk menangkap makna positioning tersebut.
Dalam berbagai buku teks pemasaran selalu disebutkan empat kesalahan
yang harus dihindari dalam menetapkan positioning yakni,:
1. Underpositioning. Greget sebuah kontestan tidak dirasakan para pemilih
karena tidak memiliki posisi yang jelas dan khas. Kontestan tersebut
dianggap sama saja dengan kerumunan partai-partai lainnya sehingga para
pemilih tidak bisa membedakan dengan partai-partai lainnya.
2. Overpositioning. Pemasar terlalu sempit memposisikan kontestannya
3. Confuse positioning. para pemilih rag-ragu karena positioning kontestan
terlalu banyak atribut.
4. Doubtful positioning. Para pemilih meragukan kebenaran positioning yang
disampaikan karena tidak didukung bukti yang memadai antara lain karena
produk yang ditawarkan tidak sesuai dengan positioning.
Terlihat terdapat empat pilihan strategi sebagai berikut:8
1. Reinforcement strategy (strategi Penguatan)
Strategi ini dapat digunakan oleh sebuah kontestan yang telah dipilih
karena mempunyai citra tertentu dan citra tersebut dibuktikan oleh kinerja
politik selama mengemban jabatan publik tertentu. Komunikasi
difokuskan kepada orang-orang yang dulu memilih kontestan ini dengan
pesan bahwa pilihan Anda dulu itu sudah tepat dan tetaplah membuat
pilihan yang sama untuk pemilihan saat ini.
2. Rationalization strategy (strategi rasionalisasi)
Strategi ini dilakukan kepada kelompok pemilih yang sebelumnya telah
memilih kontestan tertentu karena kontestan tersebut berhasil
mengembangkan citra tertentu yang disukai pemilih akan tetapi kinerjanya
kemudian tidak sesuai dengan citra tersebut. Strategi rasionalisasi ini
dilakukan untuk mengubah sikap para pemilih dan harus dilakukan dengan
hati-hati.
3. Inducement strategy (strategi bujukan)
8
Strategi ini dapat diterapkan oleh kandidat yang dipersepsikan memiliki
citra tertentu tapi juga memiliki kinerja atau atribut-atribut yang cocok
dengan citra lainnya.
4. Confrontasi strategy (strategi konfrontasi)
Stregi ini diterapkan kepada para pemilih yang telah memilih kontestan
dengan citra tertentu yang dianggap tidak cocok dengan citra tertentu yang
dianggap tidak cocok oleh pemilih dan kemudian kontestan tersebut tidak
menghasilkan kinerja yang memuaskan pemilih.
5. 5. Political Branding
Kebijakan dan isu politik adalah produk yang tidak bertujuan meskipun
dipelopori oleh pihak tertentu. Pihak lain bias saja meniru atau mengambil alih
kebijakan dan isu tersebut seolah-olah temuannya sendiri. Akan tetapi, sebuah
kontestan politik dapat membangun halangan bagi pihak-pihak lain yang ingin
mengusung policy atau isu tertentu yang dipelopori oleh partai tertentu. Caranya,
kata Butler dan Collins, pengatur strategi harus mem-brand-kan kebijakan dan
gagasan untuk membangun hambatan masuk. Dengan demikian, policy atau isu
tertentu seolah-olah milik sendiri.
Dalam branding produk politik yang ditawarkan harus sama dan sebangun
dengan positioning. Bagian-bagian yang terdapat dalam bauran produk politik
merupakan pilar-pilar yang mendukung positioning. Akan tetapi tidak semua
bagian harus disampaikan dalam kampanye. Analisi kekuatan dan kelemahan
memilih beberapa bagian dari satu atau dua atau ketiga substansi produk poltik
sebagai fokus yang akan ditawarkan dalam kampanye.
5. 6. Segmentasi Pemilih
Segmentasi pada dasarnya bertujuan untuk mengenal lebih jauh
kelompok-kelompok pasar. Hal ini berguna untuk mencari peluang., menggerogoti segmen
pemimpin pasar, merumuskan pesan-pesan komunikasi, melayani lebih baik,
menganalisis perilaku konsumen, mendesain produk, dan lain sebagainya.
Bainess juga mencatat, ada empat factor yang mempengaruhi
perkembangan penerapan konsep segmentasi dan positioning dalam dunia
politik9
1. Hanya terdapat sedikit informasi dari para pemilih dibandingkan para
konsumen produk bisnis karena kuatnya ikatan stigma social terhadap
politik dibandingkan dengan produk konsumsi :
2. Dana yang tersedia untuk riset politik umumnya sangat terbatas
dibandingkan dana untuk riset pemasaran dalam dunia batas.
3. Positioning produk dan positioning untuk kontestan politik adalah dua hal
dengan proses berbeda. Sebuah merek produk politik bisa sukses dengan
mem-positioning-kan citra dengan jelas, konsisten, kredibel, dan
kompetitif. Political branding lebih sulit karena para politisi berhadapan
dengan tingkat ketidakpastian yang lebih tinggi.
9
4. Proses political marketing bisa bersifat intangible (tidak dapat diraba) dan
pilihan politik para pemilih sangat bersifat emosional. Hal ini
menyebabkan besarnya masalah yang harus diatasi untuk menciptakan
citra baru dari seorang kandidat atau partai politik.
Segmentasi pada pemasaran politik mempunyai lima tujuan yang identik
dengan pemasaran produk komersial sebagaimana yang dikemukakan Rhenald
Kasali10
1. Mendesain substansi tawaran partai terhadap partai atau kandidat secara
lebih responsive terhadap segmen yang berbeda. Ini tak lain karena
melakukan segmentasi berarti juga mendalami kepentingan, apresiasi, dan
persoalan-persoalan politik yang menjadi perhatian setiap segmen. :
2. Menganalisis preferensi pemilih karena dengan pemahaman karakter
setiap segmen pemilih memungkinkan pemasar mengetahui
kecenderungan pilihan politik setiap segmen.
3. Menemukan peluang perolehan suara. Mengetahui preferensi pilihan
setiap segmen dan kekuatan pesaing akan menghantarkan pemasar untuk
menemukan suatu peluang yang dapat diaraih secara lebih efektif dan
efisien.
4. menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien. Agar efektif dan
efisien, perlu diterapkan pendekatan komunikasi yang berbeda untuk
setiap segmen.
Berikut disajikan beberapa pendekatan untuk memasarkan partai politik:
10
a. Segmentasi Demografis
Segementasi demiografis ialah pemilahan para pemilih berdasarkan
karakteristik demografis seperti usia, gender, agama, pendidikan,
pekerjaan, kelas social-ekonomi, dan sebagainya. Untuk pemasaran partai
politik, pemahaman memdalam tentang segmentasi demografis dapat
memberi kontribusi berharga untuk kesuksesan pemasaran, walaupun tetap
dianjurkan untuk menggunakan pendekatan lainnya.
b. Segmentasi Agama
Hingga saat ini, segmentasi berdasarkan agama meruapakan salah satau
pendekatan segmentasi yang penting untuk memahami karakter pemilih
Indonesia. Beberapa studi menunjukkan, umumnya para pemilih
non-Islam tidak memilih partaipartai non-Islam atau partai-partai yang
dipersepsikan sebagai partai Islam. Dengan demikian, segmen pemilih
yang tidak beragama Islam akan melirik partai yang memiliki landas
imklusif dan pluralis atau partai ekslusif sesuai dengan agama-agama
masing-masing segmen.
c. Segmentasi Gender
Hingga saat ini, segmentasi berdasarkan agama meruapakan salah satau
pendekatan segmentasi yang penting untuk memahami karakter pemilih
Indonesia. Beberapa studi menunjukkan, umumnya para pemilih
non-Islam tidak memilih partaipartai non-Islam atau partai-partai yang
dipersepsikan sebagai partai Islam. Dengan demikian, segmen pemilih
imklusif dan pluralis atau partai ekslusif sesuai dengan agama-agama
masing-masing segmen.
d. Segmentasi Usia
e. Segmentasi Kelas Sosial
f. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis membagi-membagi para pemilih berdasarkan
wilayah tempat tinggal
g. Segmentasi Psikografis
Segmentasi psikografis adalah segmentasi berdasarkan gaya hidup, yakni
bagaimana sesorang menghabiskan waktu dan uangnya. Dalam pemasaran
politik, segmentasi psikografis berguna untuk mensosialisasikan atau
mengomunikasikan tawaran partai kepada khalayak pemilih.
5. 7. Faktor-faktor yang mempengaruhi Partisipasi Politik Masyarakat
1. Faktor Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi meliputi tingkat pendapatan, tingkat pendidikan
dan jumlah keluarga.
2. Faktor Politik
Peran serta politik masyarakat didasarkan kepada politik untuk
menentukan suatu produk akhir. Faktor politik meliputi :
Komunikasi politik adalah suatu komunikasi yang mempunyai
konsekuensi politik baik secara aktual maupun potensial, yang
mengatur kelakuan manusia dalam keberadaan suatu konflik.11
b. Kesadaran Politik.
Komunikasi politik antara pemerintah dan rakyat sebagai interaksi
antara dua pihak yang menerapkan etika.
Kesadaran politik menyangkut pengetahuan, minat dan perhatian
seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik. Tingkat
kesadaran politik diartikan sebagai tanda bahwa warga masyarakat
menaruh perhatian terhadap masalah kenegaraan dan atau
pembangunan
c. Pengetahuan Masyarakat terhadap
Proses Pengambilan Keputusan. Pengetahuan masyarakat terhadap
proses pengambilan keputusan menentukan corak dan arah suatu
keputusan yang akan diambil
d. Kontrol Masyarakat terhadap Kebijakan Publik.
Kontrol masyarakat terhadap kebijakan publik yakni masyarakat
menguasai kebijakan publik dan memiliki kewenangan untuk
mengelola suatu obyek kebijakan. Kontrol untuk mencegah
11
dan mengeliminir penyalahgunaan kewenangan dalam keputusan
politik kontrol masyarakat dalam kebijakan publik adalah the power of
directing. Juga mengemukakan ekspresi politik,
memberikan aspirasi atau masukan (ide, gagasan) tanpa intimidasi
yang merupakan problem dan harapan rakyat, untuk meningkatkan
kesadaran kritis dan keterampilan masyarakat melakukan analisis dan
pemetaan terhadap persoalan aktual dan merumuskan agenda tuntutan
mengenai pembangunan
3. Faktor Fisik Individu dan Lingkungan
Faktor fisik individu sebagai sumber kehidupan termasuk fasilitas serta
ketersediaan pelayanan umum. Faktor lingkungan adalah kesatuan ruang
dan semua benda, daya, keadaan, kondisi dan makhluk hidup, yang
berlangsungnya berbagai kegiatan interaksi sosial antara berbagai
kelompok beserta lembaga dan pranatanya.
4. Faktor Nilai Budaya
Nilai budaya politik atau civic culture merupakan basis yang membentuk
demokrasi, hakekatnya adalah politik baik etika politik maupun teknik
(Soemitro 1999:27) atau peradapan masyarakat. Faktor nilai budaya
menyangkut persepsi, pengetahuan, sikap, dan kepercayaan politik.
Menurut Hadari Nawawi,12
7. Teknik Pengumpulan Data
metode penelitian deskriptif dapat diartikan
sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan
atau melukiskan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat dan
lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif melakukan analisis dan menyajikan
data-data dan fakta-fakta secara sistematis sehingga dapat dipahami dan
disimpulkan.
Tujuan penelitian deskriptif analisis adalah untuk membuat gambaran
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
atau daerah tertentu. Disamping itu penelitian ini juga menggunakan teori-teori,
data-data dan konsep-konsep sebagai kerangka acuan untuk menjelaskan hasil
penelitian, menganalisis dan sekaligus menjawab persoalan yang diteliti. Oleh
karena itu jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
6. 2. Lokasi penelitian
Penelitian bertempat di kantor Tim Pemenangan Oloan Simbolon, ST
berada di Jln. Pekan Inpres Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Provinsi
Sumateara Utara.
Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan maka penulis
melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
12
a. Data primer diperoleh dari wawancara bersama:
i. Calon Legislatif bersangkutan: Oloan Simbolon, ST
ii. Ketua Tim Pemenangan : Hotdiman Manik, SP
iii. Sekretaris DPC PPD Kabupaten Samosir: Sabar Sitorus,
SPd
iv. Sekretaris Pemuda Katolik Sumatera Utara: Johanes
Naibaho, SPd
v. DPD Generasi Muda Kosgoro: Maniur Rumapea, SPd
vi. Ketua PMKRI cabang Medan: Nadiasi Sihotang
b. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui sumber data dan
informasi dan melalui buku-buku, jurnal, internet, majalah, surat kabar
dan lain sebagainya yang relevan denga topik penelitian.
8. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik analisis kualitatif, dilakukan pada data yang tidak dapat
dihitung bersifat nongrafis atau berwujud kasus-kasus (sehingga tidak dapat
disusun kedalam struktur klasifikatoris). Data yang dikumpulkan bersifat
deskriptif dalam bentuk kata-kata atau gambar. Artinya pada penelitian ini
dibutuhkan pengutamaan penghayatan dan brusaha memahami factor peristiwa
tersusun teratur dan sistematis, akan melakukan analisis data yang selanjutnya
menghasilkan suatu kesimpulan terhadap data yang diteliti sesuai dengan apa
yang dihasilkan oleh peneliti.
BAB II
PROFIL DAN DESKRIPSI PENENLITIAN
Untuk bertarung dalam pemilihan umum legislatif Oloan Simbolon, ST
sendiri melakukan rekruitmen untuk ikut bersama dia dalam pencalonan bersama
Partai Persatuan Daerah sebagai mesinnya. Setelah melakukan rekruitmen dan
mendapat calon legislatif mereka langsung mengadakan koordinasi untuk
menyiasati bagaimana dalam menentukan strategi. Calon-calon yang terpilih yang
akan bersama Oloan Simbolon, ST adalah sebagai berikut:
2. 1. 1. Profil Oloan Simbolon, ST
Oloan Simbolon, ST lahir di Samosir pada tanggal 3 Maret 1969.
merupakan anak keempat dari 5 bersaudara, suami dari Maida Silalahi yang juga
berasal dari Samosir yang merupakan ayah dari 4 orang anak dan menggemari
organisasi sebagai bagian dari hidupnya. Oloan Simbolon, ST telah menjabat dua
kali sebagai anggota DPRD Tobasa 1999-2004 dan anggota DPRD Samosir
2004-2009 dan juga ketua Pemuda Katolik Komda Sumatera Utara 2007 sampai dengan
sekarang.13
Oloan Simbolon, ST memiliki satu orang istri bernama Maida Silalahi dan
dianugrahi 4 orang anak, 1 putra yang bernama Primus Simbolon dan 3 putri yang Oloan Simbolon, ST beragama Katolik dan beralamat di Komplek Bumi
Seroja Permai, No. 13 Medan. Oloan Simbolon memiliki jenjang pendidikan SD
Inpres Pardomuan 1 Pangururan pada tahun 1976, SMP sw. Budi Mulia
Pangururan pada tahun 1982, SMA sw. Budi Mulia Pematang Siantar pada tahun
1985, Fakultas Teknik Universitas Katolik St. Thomas Medan pada tahun 1988.
13
bernama Stella Simbolon, Pretty Simbolon dan Zelta Simbolon.14
Riwayat organisasi di bidang politik yang pernah dijabat olehnya antara
lain pada tahun 1998-2004: Anggota DPC Partai Katolik Demokrat Daerah
Tingkat II Kabupaten Toba Samosir. Tahun 2005-2010: Ketua DPC Partai Jabatan struktur
pemerintahan terakhir Oloan Simbolon, ST sewaktu mendaftarkan diri dalam
kompetisi Pemilihan Umum Legislatif 2009 adalah menjabat sebagai Pimpinan
DPRD Kabupaten Samosir Propinsi Sumatera Utara. Berikut beberapa riwayat
Oloan Simbolon, ST dalam kehidupan organisasi, dimulai tahun 1977-1978:
Sekretaris OSIS SMP Budi Mulia Pangururan. 1983-1983: Ketua OSIS SMA
Budi Mulia Pematang Siantar. 1986-1989: Pengurus Senat Mahasiswa Fakultas
Teknik Universitas Katolik St. Thomas Medan. 1989-1995 Pengurus Pemuda
Katolik Komisariat Daerah Sumatera Utara.
Pada tahun 2007-2010 Oloan Simbolon, ST menjabat sebagai Ketua
Pemuda Katolik Komisariat Sumatera Utara. Tahun 2005 sampai dengan sekarang
menjabat sebagai Ketua Yayasan Samosir. Kemudian pada tahun 2008-2012
menjadi ketua umum Pengcab PSSI Kabupaten Samosir. Di tahun 2007 juga
berhasil menjadi ketua panitia lokal pesta bolon Simbolon sedunia. Tahun
2006-2010 menjadi ketua KONI Samosir. Tahun 2002-2006-2010 menjadi Ketua Pengcab
IPSI Kabupaten Toba Samosir/Samosir. Tahun 2002-2005 menjadi Wakil ketua
DPD KNPI Kabupaten Toba Samosir. Tahun 2001-2006 menjadi Ketua Regio
Sumatera Pemuda Katolik Pusat. Tahun 2002-2003 menjadi Ketua DPD Partai
Katolik Demokrat Sumatera Utara.
14
Persatuan Daerah Cabang Samosir. Tahun 2010 sampai dengan sekarang
menjabat sebagai Ketua DPD Partai Persatuan Daerah Sumatera Utara. Tahun
1999-2004: Anggota DPRD Kabupaten Toba Samosir. Tahun 2004-2009: Wakil
Ketua DPRD Kabupaten Samosir.
Dari berbagai perjalanan diberbagai organisasi tidak sedikit pula prestasi
yang diukirnya, hal tersebut tentulah merupakan sebuah hasil dari keefektifan
kinerja yang dilaksanakannya di dalam mengemban berbagai jabatan di organisasi
pemerintahan dan non pemerintahan. Berikut ini beberapa prestasi yang pernah
diraih oleh Oloan Simbolon, ST di dunia organisasi pemerintahan dan non
pemerintahan antara lain: pada tahun 2007 mendapatkan Asean Profesional
Golden Award dan Indonesian Parlemenrary Award.
2. 1. 2. Profil Maniur Rumapea, SPd
Maniur Rumapea, SPd lahir di Tebing Tinggi pada tanggal 20 Juni 1967,
suami dari Anna, SE yang berasal dari Sibolga dan telah memiliki 3 orang putri
yang bernama Cindy P Rumapea, Chelliana Rumapea dan Chacha C Rumapea.
Saat ini Maniur Rmapea, SPd berdomisili di Jl. Johar No. 10A Sekip-Sikambing,
Medan beragama Katolik.
Pekerjaan Maniur Rumapea, SPd ialah sseorang staf pengajar di SMU st.
Thomas 1 Medan dengan riwayat pendidikan SD N Kampung Manggis lulus pada
Tahun 1981, SMP N 2 Tebing Tinggi lulus pada Tahun 1984, SMA N 2 Tebing
Tinggi lulus pada Tahun 1987, dan IKIP Medan Fakultas Pendidikan Bahasa dan
Maniur Rumapea, SPd memiliki Pengalaman Organisasi yang diantranya
adalah pada Tahun 1990-1994; Wakil Sekretaris DPD SATGASMA AMPI
Tingkat I Sumatera Utara, Tahun 1990-1994; Sekretaris DPC SPSI Kota Medan
Sektor Taktis dan Sandang, Tahun 1992-1993; Ketua Presidium DPC PMKRI
Cabang Kota Medan, Tahun 2003 - 2005 ; Wakil Ketua DPD tingkat I Generasi
Muda Kosgoro Sumatera Utara, Tahun 2006; Wakil Ketua DPC Partai Keadilan
dan Persatua Indonesia (PKPI) dan pada Tahun 2006-2008 menjadi Wakil
Sekretaris Punguan Tuan Onggar Rumapea/Boru-Bere Kota Medan.
Selain menjadi seorang staf pengajar Maniur Rumapea juga menjadi
Instruktur/Tutor/Pemandu bagi PMKRI, KMK, Muda-mudi Katolik dan Generasi
Muda Katolik Sumatera Utara. Kemudian disela waktu Maniur Rumapea, SPd
juga gemar dalam membuat karya ilmiah dalam bentuk tulisan terbukti menjadi
juara II lomba Karya Tulis di tingkat IKIP Medan, dan pada tanggal 26 Oktober
1996 berhasil merebut Juara IV Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Pemuda –
LKTI pada tingkat nasional.
2. 1. 3. Profil Antonius Pangondian Simamora, ST
Antonius P. Simamora lahir di Dolok Sanggul, 4 Juni 1980, suami dari
Dwi Sapta Oktavia Sihombing, ST yang beralamat di Jl. Merdeka No. 83 Dolok
Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Memliki riwayat pendidikan di mulai
dari SD st. Maria Dolok Sanggul lulus pada tahun 1993, SMP N 1 Dolok Sanggul
lulus pada tahun 1996, SMA N 2 Dolok Sanggul lulus pada tahun 1999 dan
Antonius P. Simamora adalah seorang yang beragama Katolik dan juga
merupakan pengusaha dari Dolok Sanggul bergerak dalam bidang alat rumah
tangga. Namun disamping itu Antonius P. Simamora juga aktif dalam berbagai
organisasi dalam hidup tatanan sosial, yaitu Pengurus Pemuda Katolik Cabang
Humbang Hasundutan, kemudian Wakil Bendahara KNPI Cabang Humbang
Hasundutan. Selain itu Antonius P. Simamora juga merupakan Sekretaris
Punguan Toga Simamora di daerah Humbang hasundutan.
2. 1. 4. Profil Nimrot Situmeang, SH
Nimrot Situmeang, SH adalah seorang kader Partai Persatuan Daerah
yang berasal dari daerah Tapanuli Tengah. Nimrot Situmeang, SH dipilih menjadi
calon legislatif sebagai nomor urut 4 dibawah Antonius P Simamora, ST. Nimrot
Situmeang, SH lahir di Tapanulu Tengah, 28 April 1970. suami dari Elseria
Simamora. Memiliki riwayat pendidikan di mulai dari SD St. Yosep Tapanuli
Tengah 1978, SMP Negeri 1 Barus 1978-1981, dan lulus dari SMA Budi Mulia
Pematang Siantar pada tahun 1984.
Nimrot Situmeang, SH menamatkan studynya di UHN HKBP Nomensen
Medan Program Study Ilmu hukum dan mendaptkan gelar kesarjanaan pada tahun
1991. Nimrot Situmeang, SH adalah seorang yang beragama katolik dan juga
merupakan kader dari Partai Persatuan Daerah cabang Tapanuli Tengah, yang
juga aktif diberbagai keorganisasian mulai dari pengurus kelompok tani,
2. 1. 5. Profil Deborah Simanjuntak
Deborah Simanjuntak lahir di Pematang Siantar pada tanggal 28
September 1969 yang belamat di Parsoburan Tengah Kecamatan Habinsaran
Kabupaten Toba Samosir, memliki riwayat pendidikan yang dimulai dari SD
Swasta TPM di Pematang Siantar lulus pada tahun 1982, SMP N 3 Pematang
Siantar lulus pada tahun 1985 dan SPK RS Balimbingan Pematang Siantar lulus
pada tahun 1988.
Deborah Simanjuntak adalah seorang wanita yang aktif dalam menyurakan
persamaan derajat antara laki-laki dengan permpuan dan juga merupakan aktifis
perempuan di daerah yang didiami yaitu di Parsoburan Tengah. Deborah
Simanjuntak beragama Kristen Protestan dan merupakan salah satu dari beberapa
orang dari pengurus gereja, dan memegang beberapa jabatan dalam sturuktur
gereja yaitu Ketua Punguan ina, dan Sekretaris Gereja HKBP Parsoburan Tengah.
Selain itu dalam structural kehidupan masyarakat sosial Deborah Simanjuntak
juga merupakan seseorang perempuan yang dianggap tokoh.
2. 2. General Isu
General isu yang diangkat oleh Oloan Simbolon, ST diawali dengan
membahas daerah pemilihan VIII Sumatera Utara yang teridiri dari 5 kabupaten
dan 1 kota, antalain adalah sebagai berikut; Kabupaten Samosir, Kabupaten
Tobasa, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten
Humbanh Hasundutan , dan Kota Sibolga.
Kabupaten Samosir adalah hasil pemekaran dari induknya Kabupaten
Toba Samosir yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003
tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di
Provinsi Sumatera Utara, yang diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004 oleh
Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia.
Secara Geografis Kabupaten Samosir terletak pada 20 24‘ - 20 25‘
Lintang Utara dan 980 21‘ - 990 55‘ BT. Secara Administratif Wilayah
Kabupaten Samosir diapit oleh tujuh Kabupaten, yaitu:
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten
Simalungun.
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir.
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan
Kabupaten Humbang Hasundutan
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten
Pakpak Barat.
Sebagai daerah pertanian dan sebagian penduduknya hidup dan
menggantungkan dengan pertanian, curah hujan merupakan salah satu faktor
eksternal yang menentukan keberhasialn pertanian penduduk. Rata-rata curah
hujan yang terjadi di Kabupaten Samosir pada tahun 2003 berdasarkan hasil
pengamatan dari 7 (tujuh) stasiun pengamatan adalah sebesar 177 mm / bulan
berkisar antara 170 C - 290 C dengan kelembaban udara rata-rata 85 persen dan
tergolong dengan beriklim tropis.
Curah hujan tertinggi terjadi bulan November dengan rata-rata 440 mm
dengan jumlah hari hujan sebanyak 15 hari. Curah hujan terendah terjadi pada
bulan Juni s/d Agustus berkisar dari 31 s/d 56 mm per bulan, dengan hari hujan 5
s/d 7 hari. Kecamatan yang tertinggi rata-rata curah hujannya adalah Harian
sebesar 302 mm, sedangkan yang terendah adalah Nainggolan rata-rata sebesar
120 mm.
Kabupaten Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan
ketinggian antara 700 – 1.700 m di atas permukaan Laut, dengan komposisi;
• 700 m s/d 1.000 m dpl = ± 10 %
• m s/d 1.500 m dpl = ± 25 %
• >1.500 m dpl = ± 65 %
Dengan Komposisi kemiringan sebagai berikut :
• 0 - 20 (datar) = ± 10 %
• 2 - 150 (landai) = ± 20 %
• 15 - 400 (miring) = ± 55 %
• >400 (terjal) = ± 15 %
Topografi dan kontur tanah di Kabupaten Samosir pada umumnya
keseluruhannya bermuara ke Danau Toba. Sebahagian dari sungai tersebut telah
dimanfaatkan untuk mengairi lahan sawah seluas 3.987 ha, lahan sawah yang
beririgasi setengah teknis (62,13 % dari luas yang ada). Panjang saluran irigasi di
Kabupaten Samosir mencapai 74,77 km, terdiri dari irigasi setengah teknis 70,63
km (21,53 km saluran primer dan 49,10 km saluran sekunder) dan irigasi
sederhana 4,14 km.
Luas lahan produktif di Kabupaten Samosir (2002) mencapai 69.798 ha,
terdiri dari lahan sawah 7.247 ha (10,4 %), dan lahan kering 62.551 ha (89,6 %).
Terbatasnya sarana irigasi, modal dan tenaga kerja kasar mengakibatkan hanya
14.110 ha (22,56 %) lahan kering yang dikelola. Selebihnya merupakan lahan
tidur seluas 48.441 ha atau 77,44 % dari lahan kering yang dapat dikelola.
2. 2. 2. Kabupaten Tobasa
Kabupaten Samosir adalah hasil pemekaran dari induknya Kabupaten
Tapanuli Utara. Yang memiliki luas 3.124,40 km². Kabupaten Tobasa berbatasan
dengan wilaya:
• Sebelah Utara
• Sebelah Selatan :
• Sebelah Timur
• Sebelah Barat :
Jumlah penduduknya berada pada angka 168.596 (2005) dengan kepadatan 83
jiwa/km². Keanekaragaman penduduk terdiri dari beberapa suku Batak Toba,
diseluruh kecamatan. Masing - masing penduduk memeluk agama dan
kepercayaan seperti Islam, Kristen Protestan, Katholik, dengan toleransi
beragama diantara masyarakat terbina dengan baik.
Penggunaan sumber daya lahan di Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari
penggunaan lahan basah dan lahan kering, lahan basah terdiri dari pertanian
tanaman pangan, perikanan.
2. 2. 3. Kabupaten Tapanuli Utara
Kabupaten Tapanuli Utara termasuk Kabupaten Dairi dan Toba Samosir
yang sekarang termasuk dalam keresidenan Tapanuli yang dipimpin seorang
Residen Bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga. Keresidenan Tapanuli
yang dulu disebut Residentie Tapanuli terdiri dari 4 Afdeling (Kabupaten) yaitu
Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Sibolga dan
Afdeling Nias. Afdeling Batak Landen dipimpin seorang Asisten Residen yang
ibukotanya Tarutung yang terdiri 5 Onder Afdeling (Wilayah) yaitu : Onder
Afdeling Silindung (Wilayah Silindung) ibukotanya Tarutung. Onder Afdeling
Hoovlakte Van Toba (Wilayah Humbang) ibukotanya Siborong-borong. Onder
Afdeling Toba (Wilayah Toba) ibukotanya Balige. Onder Afdeling Samosir
(Wilayah Samosir) ibukotanya Pangururan. Onder Afdeling Dairi Landen
(Kabupaten Dairi sekarang) ibukotanya Sidikalang.
Tiap-tiap Onder Afdeling mempuyai satu Distrik (Kewedanaan) dipimpin
beberapa Onder Distrikten (Kecamatan) yang dipimpin oleh seorang Asisten
Demang.Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Utara sekitar 3.800,31 Km² terdiri dari
luas dataran 3.793,71 Km² dan luas perairan Danau Toba 6,60 Km². Dari 15
kecamatan yang ada, kecamatan yang paling luas di Kabupaten Tapanuli Utara
adalah Kecamatan Garoga sekitar 567,58 Km² atau 14,96 persen dari luas
Kabupaten, dan kecamatan yang terkecil luasnya yaitu Kecamatan Muara sekitar
79,75 Km² atau 2,10 persen.
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah Kabupaten/Kota di Propinsi
Sumatera Utara terletak diwilayah pengembangan dataran tinggi Sumatera Utara
berada pada ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Topografi
dan kontur tanah Kabupaten Tapanuli Utara beraneka ragam yaitu yang tergolong
datar (3,16 persen), landai (26,86 persen), miring (25,63 persen) dan terjal (44,35
persen).
Secara astronomis Kabupaten Tapanuli Utara berada pada posisi 1º20’ -
2º41’ Lintang Utara dan 98º05’–99º16’ Bujur Timur. Sedangkan secara geografis
letak Kabupaten Tapanuli Utara diapit atau berbatasan langsung dengan lima
kabupaten yaitu:
a. Disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir;
b. Disebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu;
c. Disebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan;
d. Disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Humbang
Hasundutan dan Tapanuli Tengah.
Letak geografis dan astronomis Kabupaten Tapanuli Utara ini sangat
menguntungkan karena berada pada jalur lintas dari beberapa Kabupaten di
Propinsi Sumatera Utara.Berdasarkan topografinya daerah ini berada dijajaran
Bukit Barisan dengan keadaan tanah umumnya berbukit dan bergelombang, hanya
sekitar 9,66 % dari keseluruhan luas wilayah yang berbentuk datar dan berada
pada ketinggian 300-2.000 m di atas permukaan laut.
Menurut ketinggian di atas permukaan laut (dpl)
1 300 - 500 m 13.784 Ha 3,63 %
2 500 - 1.000 m 148.072 Ha 39,03 %
3 1.000 - 1.500 m 216.919 Ha 57,18 %
4 1.500 m -keatas 596 Ha 0,16 %
5 Jumlah 379.371 Ha 100 %
Menurut kemiringan/kelerengan tanah/
1 Datar(0 s.d. 2 %) 11.976 Ha 3,16 %
2 Landai(2 s.d. 5 %) 101.903 Ha 26,86 %
3 Miring (15 s.d. 40 %) 97.230 Ha 25,63 %
4 Terjal( 45 %) 168.262 Ha 44,35 %
Salah satu unsur cuaca/iklim adalah curah hujan. Kabupaten Tapanuli
Utara yang berada pada ketinggian lebih dari 500 meter di atas permukaan laut
sangat berpeluang memperoleh curah hujan yang banyak. Selama tahun 2007,
rata-rata curah hujan tahunan tercatat 8.777 mm dan lama hari hujan 231 hari atau
rata-rata curah hujan bulanan sebanyak 5731,42 mm dan lama hari hujan 19,25
hari. Dari rata-rata curah hujan bulanan tahun 2007, terlihat curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan April yaitu 1133 mm dan lama hari hujan 27 hari dan curah
hujan terendah pada bulan Agustus yaitu 365 mm dan lama hari hujan 15 hari dan
temperatur udara berkisar antara 17oC-29oC, serta rata-rata kelembaban udara
(RH) sebesar 85,04%.
Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan
sebagaimana tertuang dalam GBHN.Untuk itu pemerintah telah melaksanakan
berbagai usaha dalam rangka memecahkan masalah kependudukan. Usaha-usaha
yang mengarah pada pemerataan penyebaran penduduk melalui transmigrasi telah
dilakukan. Selain itu dengan mulai diberlakukannya otonomi daerah, diharapkan
dapat mengurangi perpindahan penduduk. Usaha untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk juga telah dilakukan melalaui Program Keluarga
Berencana yang dimulai awal tahun 1970-an.
Jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2006 yang
disajikan dalam tabel merupakan angka proyeksi yang dihitung berdasarkan data
jumlah penduduk hasil Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk
Berkelanjutan (P4B) yang dilaksanakan pada bulan April 2003. Hasil proyeksi
2006 sebesar 262.642 jiwa yang terdiri dari 130.429 jiwa laki-laki dan 132.213
jiwa perempuan. Rasio jenis kelamin Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2006
sebesar 98,65 ini berarti bahwa jumlah penduduk perempuan di Tapanuli Utara
lebih banyak dari pada jumlah penduduk laki-laki. Sedang tingkat kepadatan
penduduk relatif rendah, yaitu 69,23 penduduk per kilometer persegi.
Banyaknya rumah tangga tahun 2006 sebesar 56.345, dengan rata-rata
anggota rumah tangga sebesar 4,66 orang.Dibandingkan dengan tahun 2005,
rata-rata besarnya anggota rumah tangga tahun 2006 tidak terlalu berbeda, yaitu
sebesar 4,67 orang.
Penggunaan sumber daya lahan di Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari
penggunaan lahan basah dan lahan kering, lahan basah terdiri dari pertanian
tanaman pangan, perikanan. Sedangkan lahan kering terdiri dari kehutanan,
peternakan dan perkebunan. Menurut status, 288.922,97 Ha (76,20%) merupakan
tanah adat/tanah marga. 70.600,34 Ha (18,62%) merupakan tanah hak milik, hak
guna usaha dan hak guna bangunan
2. 2. 4. Kabupaten Tapanuli Tengah
Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pesisir Pantai Barat Pulau
Sumatera dengan panjang garis pantai 200 km dan wilayahnya sebagian besar
berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian lainnya di pulau-pulau kecil
dengan luas wilayah 2.188 km².
Berbatasan dengan wilayah sebelah utara Kabupaten Singkil (Provinsi Aceh),
samudra Indonesia dan sebelah timur
Tengah tahun 2006 berjumlah 297.846 jiwa dengan kepadatan penduduk 136 jiwa
per km². Laju pertumbuhan penduduk periode tahun 2000-2005 sebesar 1,86% per
tahun. Komposisi penduduk di Tapanuli Tengah yaitu 50,20% laki-laki dan
49,80% perempuan.
Topografi Kabupaten Tapanuli Tengah sebagian besar berbukit - bukit
dengan ketinggian 0 – 1.266 meter di atas permukaan laut. Dari seluruh wilayah
Tapanuli Tengah, 43,90% berbukit dan bergelombang.Sebagian besar wilayah
kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah berbatasan dengan lautan sehingga
berpengaruh pada suhu udara yang tergolong beriklim tropis. Rata-rata suhu udara
di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2005 adalah 26,09 °C. Dalam periode bulan
Januari – Desember 2006, suhu udara maksimum dapat mencapai 31,53 °C dan
suhu minimum mencapai 21,72 °C. Pada tahun 2006, curah hujan rata-rata
4.925,9 mm, hari hujan 226,0 hari, kecepatan angin rata-rata 6,7 knot dan
penguapan rata-rata 4,6 mm. Kelembaban udara rata-rata 84,58%.Pada bulan Mei
2007, secara administratif Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri atas 20
kecamatan, 24 kelurahan dan 154 desa.
2. 2. 5. Kabupaten HumbangHasundutan
Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Kabupaten yang baru
dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara, Tanggal 28 Juli 2003 sesuai dengan
Utara. Dengan Luas Wilayah : 2.335, 33 Km² terdiri dari 10 Kecamatan, 1 Kelurahan dan 117 Desa. Memiliki jumlah penduduk 155.222 Jiwa.Letak
Geografis Humbang Hasundutan terletak diantara 201‘ 20 28‘ Lintang Utara,
98010‘ 98058‘ Bujur Timur.
Secara Administratif Wilayah Humbang Hasundutan diapit oleh empat
Kabupaten, yaitu:
• Sebelah Utara : Kabupaten Samosir
• Sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli Utara
• Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Tengah
• Sebelah Barat : Kabupaten Pakpak Bharat
Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan daerah dataran tinggi yang
mempunyai ketinggian bervariasi antara 330-2075 Meter diatas permukaan laut,
dengan perincian :
• Datar = 260,95 Km² (0 s/d 2 %)
• Landai = 459,60 Km² (2 s/d 15 %)
• Miring = 993,68 Km² (15 s/d 40 %)
• Terjal = 621,10 Km² (40 s/d 44 %)
Keanekaragaman penduduk terdiri dari beberapa suku Batak Toba,
Pakpak, Simalungun, Nias, Jawa, dan Mandailing yang menyebar hampir
diseluruh kecamatan. Masing - masing penduduk memeluk agama dan
beragama diantara masyarakat terbina dengan baik. Berdasarkan hasil
pendataan tahun 2004 jumlah penduduk 155.222 Jiwa dengan rata-rata
kepadatan penduduknya 66,47 Jiwa / Km².
Sedangkan kontribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian
adalah Pertanian, Perdangangan, Pegawai Negeri Sipil dan TNI serta sebagian
kecil industri / kerajinan tangan.
Luas Wilayah, Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Total Area, Population and Population Density by District 2005
Kecamatan Luas Wilayah (Km²) Penduduk
1. 459,10 22.203
2. 190,00 9.597
3. 177,50 4.629
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Rasio Jenis Kelamin
1. Pakkat 10.769 11.434 22.203 94,18
2. Onan Ganjang 4.799 4.798 9.597 100,02
3. Sijamapolang 2.275 2.354 4.629 96,64
4. Lintong Nihuta 13.129 12.719 25.848 103,22
5. Paranginan 5.966 5.816 11.782 102,58
6. Dolok Sanggul 18.060 17.480 35.540 103,32
5. 54,00 11.782
6. 211,50 35.54
7. 201,97 14.191
8. 598,70 19.214
9. 277,30 6.801
10. 50,36 6.364
7. Pollung 7.190 7.001 14.191 102,70
8. Parlilitan 9.622 9.592 19.214 100,31
9. Tarabintang 3.351 3.450 6.801 97,13
10. Bakti Raja 3.155 3.209 6.364 98,32
Humbang Hasundutan 78.316 77.853 156.169 100,59
Banyaknya Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin
Golongan Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
0 - 4 10.532 9.815 20.347
5 - 9 10.589 9.824 20.413
10 - 14 11.623 10.389 22.012
15 - 19 9.402 8.733 18.135
20 - 24 5.449 4.191 9.640
25 - 29 4.385 4.086 8.471
30 - 34 4.407 4.143 8.550
35 - 39 3.968 4.200 8.168