• Tidak ada hasil yang ditemukan

implementasi asas sederhana dan asas keterbukaan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "implementasi asas sederhana dan asas keterbukaan"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi yang berjudul : “PENERAPAN PRINSIP KESEDERHANAAN DAN PRINSIP KETERBUKAAN DALAM PROSES PENDAFTARAN HAK TANAH DENGAN SISTEM LENGKAP TANAH PROGRAM PENDAFTARAN (Studi Kasus Pada Badan Pertanahan Kabupaten Mojokerto Nasional)” Judul di atas dilatarbelakangi oleh rasa ingin tahu penulis tentang Implementasi Asas Sederhana dan Asas Keterbukaan dalam Proses Pendaftaran Tanah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka pemerintah melalui ATR Kementerian/BPN mencanangkan Program Prioritas Nasional berupa Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang selanjutnya disebut (PTSL).

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional menargetkan pada tahun 2025 seluruh bidang tanah di wilayah Indonesia sudah terdaftar melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. Penyelenggaraan pendaftaran tanah didasarkan pada asas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka. Penjelasan masing-masing asas pendaftaran tanah tampak jelas pada bagian penjelasan dalam PP No.24 Tahun 1997, misalnya. Ada dua prinsip yang akan dibahas oleh peneliti, yaitu prinsip kesederhanaan dan prinsip keterbukaan.

Menurut Soedikno Mertokusumo dalam Waskito dan Hadi Arnowo (2019, hlm. 8-9), asas pendaftaran tanah dibagi menjadi dua, yaitu: 8. Bagaimana pelaksanaan asas kesederhanaan dan keterbukaan dalam Pertanahan Nasional Kabupaten Mojokerto Instansi dalam pelaksanaan Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. Hambatan Apa yang terjadi dalam pelaksanaan asas sederhana dan asas keterbukaan dalam pendaftaran tanah melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.

Untuk mengetahui pelaksanaan asas sederhana dan asas keterbukaan dalam pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang dilaksanakan oleh BPN Kab. Untuk mengetahui upaya mengatasi kendala penerapan asas sederhana dan asas keterbukaan dalam Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. Bagi mahasiswa dapat dijadikan sebagai bahan kajian pada saat meneliti pelaksanaan Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Mojokerto.

Bagi Universitas Islam Malang, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi, pengembangan pengetahuan serta wawasan lebih lanjut terkait pelaksanaan program pendaftaran tanah sistematik lengkap yang dilaksanakan oleh BPN Kabupaten Mojokerto. Kontribusi penelitian di atas memberikan penjelasan tentang kriteria-kriteria daerah yang dapat mengikuti Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, juga menjelaskan implementasi dari masing-masing asas pendaftaran tanah dalam sertifikasi massal melalui pendaftaran tanah sistematik lengkap. Kedua berjudul “IMPLEMENTASI BASIC PRINTING PADA PROGRAM COMPLETE SYSTEMATIC PRINTING (PTSL)”. Disiapkan oleh KHOERON, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Semarang Semarang 2019.

Dengan kesamaan dengan penelitian penulis yaitu verifikasi pelaksanaan program Pendaftaran Tanah Sistem Komprehensif dan identifikasi kendala yang muncul. Apakah tata cara sertifikasi tanah pemerintah melalui Sertifikasi Tanah Sistematis Total (PTSL) di Desa Belawan Sicanang telah sesuai dengan asas Pendaftaran Tanah. PERSAMAAN Gambaran implementasi program Pendaftaran Tanah Sistematis Menyeluruh (PTSL) serta implementasi prinsip-prinsip dalam implementasi PTSL PERBEDAAN Subyek penelitian adalah kriteria Kelurahan.

KHOERON

Meneliti objek tertentu untuk tujuan pembaharuan ilmu pengetahuan di bidang hukum pertanian dan pertanahan nasional, serta dapat dijadikan sebagai solusi dari suatu masalah dalam pelaksanaan Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, sehingga diperlukan penelitian lapangan atau penelitian empiris. . Penelitian hukum empiris adalah suatu bentuk penelitian hukum yang menganalisis dan menyelidiki fungsi hukum dalam masyarakat.9 Menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, penelitian hukum empiris atau sosiologis dijelaskan sebagai penelitian hukum yang dilakukan atas dasar data primer.

Jenis Penelitian

Pendekatan Penelitian

Lokasi Penelitian

Data primer dalam penelitian empiris meliputi pengetahuan, pemahaman, sikap, tindakan, persepsi, pengalaman, dan lain-lain yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Data sekunder dalam penelitian empiris adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data yang diteliti. Sumber data sekunder meliputi buku, artikel, jurnal, risalah, pembahasan peraturan perundang-undangan, naskah akademik, doktrin, pendapat ahli, arsip, kuitansi, berkas kasus dan perjanjian.

Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah. Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional no. 12 Tahun 2017 tentang Percepatan Penyempurnaan Sistem Pendaftaran Tanah. Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional no. 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Menyeluruh.

Yaitu kajian kepustakaan, termasuk terbitan berkala, artikel-artikel yang memberikan penjelasan tentang hukum primer, kitab-kitab kepustakaan, seperti beberapa pendapat beberapa ahli.

Teknik Pengumpulan Data

Secara khusus metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dengan cara merekam data yang diperoleh, pengambilan foto, serta pengambilan rekaman video atau audio untuk keperluan penulisan karya ilmiah. Kegiatan penelitian yaitu memperhatikan dan mengamati hasil kegiatan tersebut dicatat dalam laporan atau bisa disebut teks observasi. Populasi terdiri dari objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti yang sejenis menjadi peserta Program PTSL.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang digunakan untuk menilai hasil penelitian, yang akan diteliti secara parsial dengan 5 orang warga masyarakat peserta program PTSL dari masing-masing desa. Pengambilan sampel ini menggunakan metode purposive sampling14 yaitu pengambilan sampel secara khusus dipilih berdasarkan tujuan penelitian penulis. Yaitu peneliti yang akan membahas penerapan asas kesederhanaan dan asas keterbukaan dalam program PTSL, peneliti hanya mengambil sampel masyarakat yang menjadi peserta pendaftaran hak atas tanah melalui PTSL.

Pada penelitian selanjutnya, setelah data terkumpul berdasarkan transformasi, akan dirangkum kesimpulan dan jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Dalam bab ini, seluruh pembahasan penulis memaparkan pendahuluan bab demi bab untuk menjelaskan latar belakang atau dapat dikatakan alasan mengapa penulis mengangkat masalah dalam skripsi ini. Rumusan masalah terdiri dari bagaimana Badan Perlindungan Konsumen Nasional melindungi konsumen yang datanya bocor, regulasi apa yang tegas, sanksi bagi marketplace yang lalai, dan dampak yang akan terjadi ke depan jika konsumen mengalami pelanggaran data.

Tinjauan pustaka memuat pengertian Undang-undang Perlindungan Data Pribadi dan Perlindungan Konsumen, dasar-dasar dan tujuan penyelenggaraan perlindungan data pribadi dan perlindungan konsumen di Indonesia, prinsip-prinsip-. Pada bab III inilah inti dari penulisan terkait rumusan masalah yang dituliskan di atas yaitu bagaimana Badan Perlindungan Konsumen Nasional melindungi konsumen yang datanya bocor, regulasi apa yang kuat, sanksi yang diberikan kepada Marketplace yang diabaikan dan dampak yang akan terjadi kedepannya jika ada konsumen yang mengalami pelanggaran data. Yang diramalkan melalui undang-undang yang masih berlaku hingga saat ini dan hasil wawancara serta penyebaran kuesioner.

PENUTUP

Implementasi asas sederhana dan asas keterbukaan pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Mojokerto yaitu dalam pelaksanaan program pendaftaran tanah sistematik lengkap, hal ini terbukti dari hasil wawancara penulis dengan Kasubbag Tata Usaha Bapak diatas bahwa PTSL di desa-desa baik, mudah, cepat, dan juga informasinya jelas dari awal pengarahan dikantor kepada perangkat desa, sosialisasi di desa sampai akhir yaitu pembagian sertifikat, serta prosesnya, semuanya jelas, sehingga masyarakat, dewan desa dan BPN semuanya jelas. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan asas kemudahan dan asas keterbukaan dalam pendaftaran tanah melalui program pendaftaran tanah sistematik lengkap tentu ada kendala khususnya PTSL ini merupakan program masal yang bisa mencapai ribuan, berbeda kendala seperti seiring dengan berjalannya waktu diperlukan pendataan di masyarakat, ketidakaktifan masyarakat dalam mendaftarkan petaknya, pemahaman masyarakat yang masih terbatas, juga NIK masyarakat belum tervalidasi di DUKCAPIL, yang membutuhkan upaya lebih dari pengelola PTSL, baik BPN maupun Perangkat Desa. Upaya mengatasi hambatan penerapan asas sederhana dan asas keterbukaan. Dioperasikan oleh Badan Pertanahan Nasional ini Badan Pertanahan Kabupaten Mojokerto mempunyai cara tersendiri seperti bekerja sama dengan pemerintah desa dan perangkat desa beserta jajarannya membantu turun ke lapangan bersama TIM PTSL BPN yang membantu percepatan proses tersebut, seperti memberikan petunjuk atau bantuan kepada orang-orang yang tidak mengerti atau kesulitan menyusun dokumen.

Tim PTSL membantu menjembatani kesenjangan antara masyarakat dengan pemerintah desa dan mengurus masalah yang tidak bisa ditangani oleh Pemdes, baru kemudian pemerintah desa meneruskannya ke BPN. BPN juga berkoordinasi dengan instansi pemerintah untuk membantu mulai dari sosialisasi dan mengatasi hambatan, misalnya pemerintah Kabupaten Mojokerto, Camat, Kepolisian, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil bahkan oknum pajak yang terlibat terkait pemenuhan dokumen. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas bahwa mungkin masyarakat yang terkena PTSL dapat bekerjasama dengan baik perlu lebih giat dalam menjalankan kewajibannya seperti segera memasang patok batas, segera menyiapkan dan mengumpulkan berkas atau dokumen itu persyaratannya.

Saran ini diberikan agar BPN maupun pemerintah desa tidak perlu lagi turun ke lapangan sehingga kinerja semua pihak yang terlibat lebih cepat dan mudah. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Agraria Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Sistematika Lengkap Pendaftaran Tanah. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.

Prinsip Pendaftaran Tanah dalam Sertifikasi Tanah Negara Secara Massal melalui Sertifikat Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Desa Belawan Sicanang. Partisipasi masyarakat dalam program pendaftaran tanah sistematik komprehensif (Studi di Desa Sawahan Kecamatan Ponjong dan Desa Karangmojo Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul). Achmad Basuni, (2021, September, 03), BPN membagikan sertifikat PTSL di desa Centong, Januari radarmojokerto.jawapos.com, https://radarmojokerto.jawapos.com/berita-.

Referensi

Dokumen terkait

ln organizational and management actiyities: application.of legislation, regulatory procedures in administrative activities, including the preparation of draft regulations, their

ABSTRAK IMPLEMENTASI PEMBUATAN KONTRAK MURABAHAH DI BMT ASSYAFI’IYAH METRO Oleh: LIA ARNALIS Kontrak murabahah adalah pembiayaan saling menguntungkan yang dilakukan oleh shahibul