• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI HAK POLITIK DALAM UNDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "IMPLEMENTASI HAK POLITIK DALAM UNDANG"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas Dalam Perspektif Siyasah Fikh (Studi Kasus Penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Pilpres Tahun 2019 di KPU Kabupaten Bondowoso). Susi Wulan Dari, 2022: “Implementasi Hak Politik dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas Dalam Perspektif Fikh Siyasah (Studi Kasus Penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Presiden Tahun 2019 di KPU Kabupaten Bondowoso). dalam tugas akhir ini adalah: 1) Bagaimana implementasi hak politik dalam UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas pada Pemilu Legislatif dan Presiden di Kabupaten Bondowoso?.

Sehingga memudahkan penulis mendapatkan data yang obyektif guna melihat Implementasi Hak Politik dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas Dalam Perspektif Siyasah Fikh (Studi Kasus Penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Presiden Tahun 2019 di KPU Kabupaten Bondowoso ). Hasil penelitian ini adalah: 1) Implementasi Hak Politik dalam UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas sudah sesuai dengan ketentuan namun masih menemui kendala dalam proses implementasinya. Dengan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Penerapan Hak Politik dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas Dalam Perspektif Fiqh”.

Untuk menambah nilai positif, penelitian ini dapat mengungkap landasan hukum kewenangan pelaksanaan hak politik dalam Undang-Undang Nomor 08 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dalam perspektif siyasah fiqh.

PENDAHULUAN

  • Konteks Penelitian
  • Fokus Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Definisi Istilah
  • Sistematika Pembahasan

Dalam Islam, fiqh siyasah atau ilmu ketatanegaraan mengkaji siapa yang menjadi sumber kekuasaan, siapa yang menjalankan kekuasaan, apa yang mendasari kekuasaan, dan bagaimana seseorang menjalankan kekuasaan untuk menjalankan wewenang yang dipercayakan kepadanya, serta siapa yang bertanggung jawab atas kekuasaan tersebut. menerapkan kekuatan ini. 16. Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian, topik penelitian, lokasi penelitian, tata cara pengumpulan data, strategi analisis data, keabsahan data dan tahapan penelitian. Bagian ini berisi uraian tentang objek penelitian, penyajian dan analisis data, serta pembahasan hasil berdasarkan data dan fakta yang dikumpulkan peneliti melalui studi lapangan.

8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dalam Perspektif Fiqh Siyasah (Studi Kasus Penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Presiden Tahun 2019 di KPU Kabupaten Bondowoso). pada subbab sebelumnya telah dijelaskan dan terdapat saran dari penelitian.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Penelitian Terdahulu

18 Mugi Riskiana Halalia, Pemenuhan Hak Politik Penyandang Disabilitas Sesuai Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 oleh Komisi Pemilihan Umum KPU Kota Yogyakarta, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta: 2016) . 21 Resa Hendy Prasetya, Hak Penyandang Disabilitas untuk Dipilih Menjadi Presiden dan Wakil Presiden Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu Pertama oleh Siyasah Fikh, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya: 2018). Secara khusus keduanya membahas UU No. 8 Tahun 2018 tentang hak politik penyandang disabilitas.

Perbedaan peneliti dan penulis adalah peneliti membahas tentang UU No 7 Tahun 2017 sedangkan penulis membahas tentang UU No 8 Tahun 2016 tentang Hak Penyandang Disabilitas. Strategi KPU Lombok Timur dalam Memberikan Pendidikan Politik kepada Penyandang Disabilitas pada Pemilu 2019. Studi Kasus Kpud Lombok.

Kajian Teori

Hal ini ada alasannya, karena penyandang disabilitas seringkali dianggap sebagai pihak yang paling banyak berprasangka buruk, dan masih banyak hak-hak yang belum bisa diwujudkan oleh penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik batin. 25 Jurnal Hukum, Hak Penyandang Disabilitas: Antara Tanggung Jawab dan Penyelenggaraannya oleh Pemerintah Daerah, Kanwil Kemenkumham NTT, 2020, S.132.

26Jurnal Hukum, Konsep Perlindungan Hak Konstitusional Penyandang Disabilitas di Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Surakarta, dalam kurun waktu yang lama, interaksi dengan lingkungan dapat menemui hambatan dan kesulitan dalam berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lain dalam pembangunan. dasar kesetaraan. Artinya, penyandang disabilitas, sebagaimana didefinisikan dalam undang-undang, adalah orang atau individu yang mempunyai keterbatasan, baik fisik, intelektual, mental, maupun sensorik, dan tetap harus dihormati dan diakui hak asasinya. WHO atau Dunia Organisasi Kesehatan memberikan definisi bahwa penyandang disabilitas adalah mereka yang memiliki aktivitas terbatas dan kondisi fisik dengan batas waktu yang lama.

Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas menjelaskan bahwa penyandang disabilitas adalah orang-orang yang mempunyai keterbatasan mental, fisik, intelektual atau sensorik jangka panjang dan menghadapi hambatan yang dapat menjadi hambatan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dalam masyarakat berdasarkan konsep kesetaraan. .. A. Jadi setiap penyandang disabilitas mempunyai arti tersendiri, dimana setiap orang memerlukan bantuan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik a) Bermental tinggi, sering juga disebut dengan orang yang sangat berbakat secara intelektual; 28https://spa-pabk.kemenpppa.go.id/index.php/perlindungan-cepat/anak-pend-disable/723-penang-disabel Diakses 20 Oktober 2021 di 09:23.

Yang dimaksud dengan penyandang disabilitas sensorik adalah gangguan pada panca indera, antara lain kebutaan, gangguan pendengaran, dan gangguan bicara. Jadi penyandang disabilitas itu berbeda-beda, sehingga cara penanganannya dan kendala yang dialaminya pun berbeda-beda seperti yang dijelaskan di atas.31. 40 Muhammad Ashri, Filsafat Hak Asasi Manusia, Teori dan Instrumen Dasarnya, 1..c.Prinsip Dasar Hak Asasi Manusia 1) Prinsip Dasar Kebebasan.

METODE PENELETIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Lokasi Penelitian

Subyek Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Sumber Data

Analisis Data

Keabsahan Data

Tahap Penelitian

Penyajian Data dan Analisis

Gambaran Objek Penelitian

Setelah mengetahui bagaimana gambaran umum mengenai disabilitas di Indonesia, maka peneliti akan mengkhususkan penelitian pada kondisi umum penyandang disabilitas di Bondowoso. Penyandang disabilitas meliputi penyandang tuna netra, tuna rungu atau tuna wicara, penyandang disabilitas mental atau fisik, dan penyandang disabilitas fisik. Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah penyandang disabilitas di Kabupaten Bondowoso cukup besar.

Namun mengingat besarnya jumlah penyandang disabilitas, maka perhatian yang diberikan masyarakat dan pemerintah dirasa sangat kurang terhadap penyandang disabilitas. Kondisi aksesibilitas seperti akses transportasi, akses gedung dan sejenisnya masih belum inklusif dan masih menyulitkan penyandang disabilitas itu sendiri. Tidak semua gedung perkantoran di Kabupaten Bondowoso dirancang dan dapat diakses oleh penyandang disabilitas, terutama penyandang disabilitas. Hanya beberapa gedung yang bisa dimanfaatkan dengan baik, yakni rumah sakit dan gedung DPRD.

Misalnya saja salah satu kantor resmi mitra yang menampung penyandang disabilitas yang tidak bisa diakses oleh penyandang disabilitas fisik. Sebab, jauhnya jarak dengan trotoar dan fungsi trotoar sebagai tempat parkir kendaraan bermotor membuat penyandang disabilitas sulit mendapatkan haknya. Di sisi lain, terdapat pula akses terhadap pekerjaan yang masih sangat sulit diperoleh, terutama bagi penyandang disabilitas.

Hal ini memungkinkan penyandang disabilitas memilih untuk berwirausaha, seperti membuka jasa menjahit, pijat atau toko kecil yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Hingga saat ini penyandang disabilitas masih dianggap sebagai bagian masyarakat yang kurang penting karena kondisi fisik dan mental penyandang disabilitas. Dengan banyaknya penyandang disabilitas di negeri ini, khususnya di Kabupaten Bondowoso, maka sudah seharusnya fasilitas umum memenuhi kriteria penyandang disabilitas.

Penyajian Data dan Analisis

Kemudian peneliti mewawancarai Ketua KPU Bondowoso, Junaidi, S.H., dan juga Ny. Sunfi Fahlawati, S.Pd., selaku bagian dari Pendidikan Pemilih dan Kemasyarakatan KPU Bondowoso tentang bagaimana implementasi dan juga hambatan memilih bagi penyandang disabilitas pada pemilu 2019 di Bondowoso. Untuk menjelaskan aspek teknis penyelenggaraan pemilu, kami melakukan kontak pemilu dengan calon pemilih, khususnya bagi penyandang disabilitas.”56. Setelah menjelaskan teknis pelaksanaan pemilu, langkah selanjutnya dalam pelaksanaan pemilu penyandang disabilitas pada pemilu tahun 2019 di kota Bondowoso adalah melakukan komunikasi pemilu dengan penyandang disabilitas.

Ia mengatakan penyandang disabilitas termasuk dalam kategori pemilih rentan yang seringkali sulit dipastikan keberadaannya. Ibu Sunfi Fahlawati, S.Pd., menambahkan kekurangan lainnya adalah aksesibilitas audio Brailer bagi penyandang disabilitas. Berikut ini peneliti mewawancarai Ketua KPU Bondowosa Junaidi, S.H., yang menyatakan bahwa faktor yang menghambat penyandang disabilitas untuk menyelenggarakan pemilu legislatif dan eksekutif tahun 2019 kemarin adalah salah satu faktornya, data konkrit.

Ia menambahkan, KPU Bondowoso mengelola, memantau, dan mengarahkan prosedur yang dipilih oleh penyandang disabilitas dengan sebaik-baiknya. Peneliti juga menanyakan terobosan apa yang dilakukan KPU Bondowoso untuk membantu penyandang disabilitas memenuhi hak politiknya. Ia menambahkan, biasanya kita menyamakan penyandang disabilitas dengan orang normal, tidak ada bedanya.

“Dalam pemenuhan hak pilih penyandang disabilitas ada dua komponen pendukung yaitu dari KPU dan penyandang disabilitas itu sendiri.”74. Selain mewawancarai KPU Bondowoso, penyidik ​​juga mewawancarai salah satu penyandang disabilitas yakni Saudara Sukri, ujarnya. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa upaya pemenuhan syarat penyandang disabilitas pada pemilu parlemen dan presiden di Kabupaten Bondowoso telah terpenuhi dan sesuai dengan amanat undang-undang. Untuk itu, penyidik ​​sangat mengapresiasi apa yang dilakukan KPU Bondowoso dalam menangani kasus ini.

Pembahasan Temuan

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Jurnal Era Hukum, 2017, Hak Penyandang Disabilitas Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia Internasional dan Hak Asasi Manusia Nasional, Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura. Jurnal Hukum, 2020, Hak Penyandang Disabilitas: Antara Tanggung Jawab dan Pelaksanaan oleh Pemerintah Daerah, Kanwil Kemenkumham NTT. 2014, Konsep Perlindungan Hak Konstitusional Penyandang Disabilitas di Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Surakarta Jurnal Warta, 2019, Implementasi Hak Politik Warga Negara, Universitas.

2016, Tesis Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas Dalam Pemilihan Walikota Bandar Lampung Tahun 2015 Kota Bandar Lampung Bandar Lampung: Universitas Lampung. Faktor apa saja yang menghambat penyandang disabilitas untuk menyelenggarakan pemilu legislatif dan presiden tahun 2019. Apa saja yang dilakukan KPU Kabupaten Bondowoso khususnya dalam menyikapi hak penyandang disabilitas dalam pemilu.

Apakah hak-hak politik disertakan dalam pemilu ini, apakah hak-hak tersebut terpenuhi sepenuhnya bagi penyandang disabilitas? Bagaimana upaya KPU Bondowoso dalam menjamin hak politik penyandang disabilitas? Peran KPU Kabupaten Bondowoso sebagai penyelenggara pemilu sangat penting dalam mewujudkan hak pilih bagi penyandang disabilitas.

Apakah penyandang disabilitas di Kabupaten Bondowoso puas dengan kinerja KPU Bondowoso? 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas (Studi Kasus Penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Presiden Tahun 2019 di KPU Kabupaten Bondowoso).

Referensi

Dokumen terkait

Soeharso Surakarta adalah : kurangnya sosialisasi hukum, khususnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat yang diperuntukan kepada petugas

Faktor kepercayaan adalah dimana hal ini para pemilik usaha masih sangat meragukan kemampuan bekerja para penyandang cacat fisik ini dikarenakan mereka sendiri terlihat memiliki

Kependudukan Kota Pekanbaru untuk dapat sesegera mungkin mensosialisasikan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat dan Peraturan Pemerintah Republik

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kesiapan kerja pada penyandang disabilitas adalah kemampuan seseorang yang memiliki keterbatasan fisik, mental,

8 Pasal 1 angka Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 menyebutkan bahwa penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental yang dapat mengganggu

Menurut akta Orang Kurang Upaya (2008), OKU adalah seseorang yang mempunyai ketidakupayaan jangka masa panjang dari segi fizikal, mental, intelektual atau pancaindera yang

Payung hukum penyandang disabilitas telah diatur di dalam Konstitusi Negara Indonesia namun pada tataran di daerah untuk pengaturan atau perda bagi penyandang disabilitas

sebaran bagi anak cacat fisik dan mental di Kota Bengkulu yaitu terdapat di SLB Mutiara Bunda Kota Bengkulu terdapat 5 siswa yang terdiri dari 3 Laki- laki dan 2 Perempuan, dan di SLBN