• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REKRUTMEN DAN SELEKSI CALON ANGGOTA LEGISLATIF PARTAI KEBANGKITAN BANGSA UNTUK PEMILIHAN UMUM 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REKRUTMEN DAN SELEKSI CALON ANGGOTA LEGISLATIF PARTAI KEBANGKITAN BANGSA UNTUK PEMILIHAN UMUM 2019"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Muid Djalal, et. al | Implementasi Kebijakan Rekrutmen Dan Seleksi ...| 117 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REKRUTMEN DAN SELEKSI

CALON ANGGOTA LEGISLATIF PARTAI KEBANGKITAN BANGSA UNTUK PEMILIHAN UMUM 2019

Muid Djalal1)*Agustinus B. Pati2) Elfie Mingkid3) Novie R. Pioh4)Evelin J. R. Kawung5)Burhan Niode6)

1)* 2) 3) 4)5) 6) Manajemen Administrasi Publik, Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan,

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Email: muiddjalal95@gmail.com

Corresponding Author*

Abstract

This research aims to analyze the Implementation of the Recruitment and Selection Policy of Legislative Candidates of the National Awakening Party for the 2019 General Election. This research used a qualitative research design with a descriptive approach conducted at the DPW PKB Office of North Sulawesi Province located in Lingkungan I, Tikala Ares Village, Tikala District, Manado City. Data collection techniques were used through observation, interviews, literature study and qualitative, audio and visual documentation. Data sources consisted of primary data and secondary data. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation and conclusion drawing or verification. The results showed that in the aspect of communication, it was still lacking, this was because it was only carried out in 2 electoral districts and carried out at the elite level so that it did not touch directly on the community. The resource aspect, there is a lack of human resources and budget resources, such as at the stage of the process of delivering information to the target recruitment of candidates. The disposition aspect, in policy implementation, the implementers already have a good attitude because they understand the tasks they carry out. While the bureaucratic structure aspect, runs hierarchically through the mechanism of the law and PKB party policy.

Keywords: Implementation, Recruitment and Selection, Legislative, National Awakening Party

PENDAHULUAN

Partai politik memiliki peran yang sangat penting di dalam negara demokrasi.

Partai politik bahkan menjadi salah satu penentu keberlangsungan demokrasi di suatu negara. Secara umum, partai politik adalah sekelompok orang yang terorganisasi dan memiliki kehendak serta cita-cita yang sama.

Pasal 29 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2011 tentang partai politik, menyebutkan partai politik melakukan rekrutmen terhadap warga negara Indonesia untuk menjadi anggota partai politik, bakal calon anggota Dewab Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD),

https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/Asy/index Jurnalfisipuniska@gmail.com

DOI : 10.31602/as.v8i2.13088 Riwayat Artikel

Diterima : 14 November 2023 Disetujui : 22 November 2023 Diterbitkan : 28 November 2023 Hal : 117-129

This is an open-access article under the CC-BY 4.0 License. Copyright © 2023 by Journal As Siyasah

(2)

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, serta Presiden dan Wakil Presiden.

Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan Peraturan Partai Kebangkitan Bangsa Nomor 4 tahun 2017 tentang Rekrutmen Dan Seleksi Calon Anggota Legislatif Partai Kebangkitan Bangsa Untuk Pemilihan Umum 2019 setelah menimbang bahwa dalam Pemilihan Anggota Legislatif Tahun 2019, target Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Provinsi Sulawesi Utara adalah memperoleh kursi di setiap Daerah Pemilihan Sulawesi Utara, untuk mencapai target yang telah ditetapkan, maka dibentuklah Lembaga Pemenangan Pemilu Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Provinsi Sulawesi Utara yang bertugas melakukan perekrutan dan seleksi calon anggota legislatif yang diatur dalam Peraturan Partai Nomor 4 Tahun 2017.

Tahapan perekrutan dan seleksi calon anggota legislatif dilakukan oleh Lembaga Pemenangan Pemilu Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Provinsi Sulawesi Utara yang meliputi :

1. Tahap pendaftaran 2. Tahap seleksi administrasi 3. Tahap uji kelayakan 4. Tahap masa uji publik

5. Tahap pembekalan dan penugasan 6. Tahap evaluasi

7. Tahap penetapan daftar calon legislatif sementara

Tahapan diatas sebagai serangkaian proses yang wajib diikuti setiap warga negara Indonesia yang ingin mencalonkan diri di Partai Kebangkitan Bangsa.

Perolehan suara pemilihan umum legislatif DPRD Provinsi Sulawesi Utara pada pemilu tahun 2019, Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Provinsi Sulawesi Utara telah memperoleh total jumlah suara sah sebanyak 40.160 yang tersebar di setia daerah pemilihan Sulawesi Utara sebagai berikut:

Tabel 1 Perolehan Suara Sah Partai Kebangkitan Bangsa tingkat DPRD Provinsi Sulawesi Utara pada Pemilu Legislatif 2019

Daerah Pemilihan

Perolehan Jumlah Suara Sah

PKB

Anggota DPRD PKB

Provinsi Sulut

Sulawesi Utara 1 7.358 0

Sulawesi Utara 2 3.315 0

Sulawesi Utara 3 723 0

Sulawesi Utara 4 26.745 1

Sulawesi Utara 5 446 0

Sulawesi Utara 6 1.573 0

Sumber: Olahan Data Sekunder. 2023

Dari perolehan suara sah di setiap daerah pemilihan Sulawesi Utara, dapat dilihat Partai Kebangkitan Bangsa Provinsi Sulawesi Utara hanya mendapatkan 1 (satu) kursi legislatif tingkat provinsi di Daerah Pemilihan Sulawesi Utara 4 yang meliputi wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow, Kota Kotamobagu, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan dan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Sementara di Daerah Pemilihan Sulawesi Utara 1, 2, 3, 5 dan 6 tidak memperoleh kursi.

Dalam upaya meningkatkan target perolehan kursi di setiap daerah pemilihan Sulawesi Utara oleh Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Provinsi Sulawesi Utara melalui Peraturan Partai Kebangkitan Bangsa Nomor 4 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Rekrutmen dan Seleksi Calon Anggota Legislatif Partai Kebangkitan Bangsa Untuk Pemilihan Umum 2019. Hal ini yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian tentang implementasi kebijakan partai dengan mengambil judul “Implementasi Kebijakan Rekrutmen dan Seleksi Calon Anggota Legislatif Partai Kebangkitan Bangsa Untuk Pemilihan Umum 2019 (Studi di Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Provinsi Sulawesi Utara)”.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana Implementasi Kebijakan Rekrutmen dan Seleksi Calon Anggota Legislatif Partai Kebangkitan Bangsa Untuk Pemilihan Umum 2019?. Berdasarkan latar belakang

(3)

Muid Djalal, et. al | Implementasi Kebijakan Rekrutmen Dan Seleksi ...| 119 dan rumusan masalah yang dijelaskan,

penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Implementasi Kebijakan Rekrutmen dan Seleksi Calon Anggota Legislatif Partai Kebangkitan Bangsa Untuk Pemilihan Umum 2019. Maanfaat penelitian ini untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pengelolaan sumberdaya pembangunan. Penelitian ini juga diharapkan memberi manfaat melalui analisis yang dipaparkan pada pihak-pihak yang bergelut dalam pengambilan kebijakan dan juga kepada partai sebagai subyek pelaksanaan kebijakan.

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil penelitian terdahulu sebagai acuan yang bertujuan untuk meminimalisir terjadinya plagiarisme atas hasil penelitian, antar lain, Hasan Basri, tahun 2020 meneliti tentang rekrutmen politik calon legislatif perempuan di Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah pada pemilu 2019.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah rekrutmen politik calon legislatif di Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Tengah Pada Pemilu 2019? (2) Bagaimana Strategi Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Tengah Untuk Mendukung Rekrutmen Calon Legislatif Perempuan Tersebut?.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kantor Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara, dokumentasi, dan observasi.

Sumber data yang gunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sekunder.

Uji validitas data menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data memakai teknik analisis data model Miles dan Huberman yang meliputi empat langkah yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan sebuah kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini yaitu dalam melaksanakan rekrutmen politik calon anggota legislatif, Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Tengah membentuk Lembaga Pemenangan

Pemilu (LPP) Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Tengah dalam melakukan rekrutmen politik, menggunakan mekanisme rekrutmen terbuka. Rekrutmen anggota legislatif di Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Tengah mencakup tiga tahapan penting, yaitu tahap penjaringan calon anggota legislatif, tahap penyaringan calon anggota legislatif, dan tahap penetapan calon anggota legislatif.

Strategi Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Tengah untuk mendukung rekrutmen calon legislatif perempuan tersebut, yaitu (1) Memaksimalkan ketentuan mengenai keterwakilan perempuan, (2) Mendukung rekrutmen calon legislatif perempuan melalui aturan partai, (3) Mengutamakan kader partai dalam rekrutmen calon legislatif perempuan, (4) Menjaring calon legislatif perempuan yang memiliki pengalaman organisasi, (5) Memaksimalkan DPW Perempuan Bangsa Jawa Tengah dalam rekrutmen calon legislatif perempuan, (6) Menggandeng Nahdlatul Ulama (NU) dalam proses rekrutmen calon legislatif perempuan.

Yang membedakan dengan penelitian peneliti saat ini adalah peneliti memfokuskan pada Implementasi Kebijakan Rekrutmen dan Seleksi Calon Anggota Legislatif Partai Kebangkitan Bangsa.

Sementara penelitian terdahulu pada rekrutmen politik calon legislatif perempuan.

Andrei I. Pandelaki, tahun 2020, meneliti tentang rekrutmen bakal calon anggota legislatif tahun 2019-2024: Studi pada Partai Solidaritas Indonesia Provinsi Sulawesi Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana proses rekrutmen politik oleh partai politik yang berlangsung selama pemilihan calon legislatif tahun 2019-2024. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara, fokus group discussion, dan studi dokumentasi. Informan terbagi dalam dua kategori, yaitu informan formal yang dipilih dari pengurus partai dan informan informal yang mewakili masyarakat. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa proses rekrutmen yang dilakukan dapat menentukan kualitas calon legislatif yang

(4)

akan diusung. Berdasarkan dari hasil yang peneliti dapatkan dari proses penelitian yang berlangsung di kantor DPW Partai Solidaritas Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Syamsuddin Haris (2005:8) Partai Solidaritas Indonesia juga memiliki tiga tahapan utama dalm melakukan rekrutmen, yaitu proses penjaringan, proses seleksi, dan proses penetapan. Dalam proses penjaringan, selain menjaring orang-orang dari luar partai, Partai Solidaritas Indonesia juga memprioritaskan kader partai untuk mengikuti proses dalam penentuan calon legislatif, hal ini dikarenakan partai ini masih merupakan partai baru, sehingga keikutsertaan kader partai dalam pemilihan umum yang berlangsung dirasa sangat penting dan harus di prioritaskan. Karena PSI sendiri belum memiliki kader partai yang cukup dikenal masyarakat secara luas, dan juga PSI tidak memiliki kader yang berpengaruh dalam politik dengan demikian prioritas kader partai untuk maju dalam pemilihan umum juga dimaksudkan untuk mengangkat tingkat elektabilitas kader partai. Partai Solidaritas Indonesia sendiri memiliki niat untuk merangkul setiap elemen masyarakat, namun dalam acara pendidikan politik yang dilakukan PSI ini memiliki penargetan orangorang yang berada dalam rentan usia tertantu, sehingga tidak memiliki cakupan yang cukup luas, yang membuat PSI tidak benar-benar memenuhi niatannya untuk merangkul setiap elemen masyarakat secara maksimal.

Dalam proses selanjutnya, yaitu tahapan seleksi Partai Solidaritas Indonesia memiliki cara yang sedikit berbeda, yaitu dengan menghadirkan tim independen yang bertugas untuk melakukan penjurian. Para juri independen memiliki hak prerogatif dalam melakukan penilaian dan pengambilan keputusan, sehingga tidak dapat di intervensi oleh siapapun, hal ini dilakukan untuk menjaga netralitas dalam proses rekrutmen calon anggota legislatif, dengan demikian orang-orang yang terpilih adalah orang yang benarbenar memiliki kapabilitas sebagai seorang calon anggota legislatif. Dalam proses terakhir, yaitu tahap penetapan calon anggota legislatif juga dilakukan secara terbuka dan seadil mungkin, dalam tahapan ini penentuan

nomor urut calon anggota legislatif dilakukan dengan cara pengundian nomor, cara ini memungkinkan setiap calon memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan nomor urut berapapun secara acak.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penetilian ini yaitu proses rekrutmen yang dilakukan partai politik sangat penting bagi partai dan juga masyarakat untuk mengetahui kualitas, pemahaman, prinsip, serta tujuan yang dimiliki seorang calon legislatif.

Yang membedakan dengan penelitian peneliti saat ini adalah peneliti memfokuskan pada Implementasi Kebijakan Rekrutmen dan Seleksi Calon Anggota Legislatif Partai Kebangkitan Bangsa.

Sementara penelitian terdahulu pada bagaimana proses rekrutmen bakal calon anggota legislatif tahun 2019-2024: Studi pada Partai Solidaritas Indonesia Provinsi Sulawesi Utara.

Kholil Hasyim Nur Mahmud, tahun 2019 meneliti tentang mekanisme rekrutmen anggota dan calon anggota legislatif partai politik, studi kasus pada PDIP, Partai Gerindra dan Partai Perindo di Kota Yogyakarta pada pemilu 2019.

Pada penelitian tersebut, peneliti menjelaskan mekanisme rekrutmen yang dilakukan oleh partai politik, dengan jenis penelitian menggunakan studi lapangan sebagai data primer dan peraturan/hukum sebagai bahan sekunder yaitu perundang- undangan. Dari hasil penelitian tersebut peneliti menunjukan bahwa rekrutmen pada PDIP, Partai Gerindra dan Partai Perindro di Kota Yogyakarta mencakul rekrutmen anggota dan rekrutmen calon legislatif, pada rekrutmen anggota ketiga partai ini melakukan rekrutmen yang sama yaitu rekrutmen terbuka, sehingga masyarakat dapat mengetahui perekrutan anggota yang dilakukan oleh tiga partai tersebut. Yang menjadi indikator perekrutan anggota oleh tiga partai ini adalah masyarakat sudah cukup umur dan memiliki KTP.

Sementara pada perekrutan calon anggota legislatif menunjukan perbedaan, misalnya PDIP yang menggunakan perekrutmen tertutup, dimana syarat dan prosedur rekrutmen tidak dapat diketahui masyarakat umum dengan menggunakan indikator loyalitas dan ketokohan di

(5)

Muid Djalal, et. al | Implementasi Kebijakan Rekrutmen Dan Seleksi ...| 121 masyarakat. Untuk Partai Gerindra

cenderung menggunakan mekanisme rekrutmen terbuka dengan indikator calegnya memiliki kapabilitas untuk direkrut sehingga Partai Gerindra pun bisa mengakomodir caleg penyandang disabilitas di pemilu 2019. Dan Partai Perindro menggunakan mekanisme rekrutmen lebih terbuka dengan indikator program politik partai dan mengedepankan citra sebagai partai politik pendatang baru.

Yang membedakan dengan penelitian penulis saat ini adalah penulis memfokuskan pada Implementasi Kebijakan Rekrutmen dan Seleksi Calon Anggota Legislatif Partai Kebangkitan Bangsa. Sementara penelitian terdahulu fokus penilitian pada rekrutmen anggota dan calon anggota legislatif.

Definisi Implementasi dan kebijakan Secara etimologi pengertian implementasi menurut kamus Webster (Wahab, 2008) adalah konsep implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement. Dalam kamus besar webster, to implement (mengimplementasikan) berarti to provide the means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu).

Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu.

Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat berupa undang-undang, peraturan pemerintahan, keputusan peradilan dan kebijakan yang dibuat oleh lembaga- lembaga pemerintahan dalam kehidupan kenegaraan.

Berdasarkan definisi-definisi yang telah disampaikan oleh para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai, kegiatan yang dijalankan dan hasil pelaksanaan dan tujuan yang ditetapkan.

Istilah kebijakan secara etimologi berasal dari Bahasa Inggris “policy”. Akan tetapi, kebanyakan orang berpandangan bahwa istilah kebijakan senantiasa disamakan dengan istilah kebijaksanaan.

Padahal apabila dicermati berdasarkan tata bahasa, istilah kebijaksanaan berasal dari kata “wisdom”.

Kebijakan menurut pendapat Loe Agustino (2008) adalah “suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan”.

Teori Implementasi Kebijakan Publik Implementasi kebijakan di atas, maka George C. Edward III (2008) mengemukakan beberapa hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu implementasi, yaitu:

a. Comunication (Komunikasi) b. Resources (Sumber Daya) c. Disposition (Disposisi)

d. Bureaucratic Structure (Struktur Birokrasi)

Pertama, Komunikasi implementasi mensyaratan agar implementator mengetahui apa yang harus dilakukan.

Komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian informasi komunikator kepada komunikan. Selain itu juga dalam komunikasi implementasi kebijakan terdapat tujuan dan sasaran kebijakan yang harus disampaikan kepada kelompok sasaran, hal tersebut dilakukan agar mengurangi kesalahan dalam pelaksanaan kebijakan. Komunikasi kebijakan memiliki beberapa macam dimensi, antara lain dimensi transformasi (transmission), kejelasan (clarity) dan konsistensi (consistency). Dimensi transformasi menghendaki agar kebijakan publik dapat ditransformasikan kepada para pelaksana, kelompok sasaran dan pihak lain yang terkait dengan kebijakan. Dimensi kejelasan menghendaki agar kebijakan yang ditransmisikan kepada para pelaksana, target group dan pihak lain yang berkepentingan langsung maupun tidak langsung terhadap kebijakan dapat diterima jelas sehingga dapat diketahui yang menjadi maksud, tujuan dan sasaran serta substansi dari kebijakan publik tersebut.

Jika tidak jelas, mereka tidak akan tahu apa yang seharusnya dipersiapkan dan

(6)

dilaksanakan agar tujuan kebijakan dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Komunikasi bisa menentukan keberhasilan pencapai tujuan dari implementasi kebijakan publik selain itu kebijakan yang akan disampaikan juga harus tepat, dapat dipercaya dan memiliki konsistensi.

Kedua, sumber daya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terlaksananya keberhasilan terhadap suatu implementasi, walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, akan tetapi apabila implementator kekurangan sumber daya untuk melaksanakan kebijakan maka tidak akan berjalan dengan efektif. Sumber daya yang dapat mendukung pelaksanaan kebijakan dapat berwujud, seperti sumber daya manusia, sumber daya anggaran, sumber daya peralatan, sumber daya informasi dan kewenangan.

Sumber daya manusia merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan implementasi.

Implementasi sangat tergantung kepada sumber daya manusia, dengan demikian sumber daya manusia dalam implementasi kebijakan di samping harus cukup juga harus memiliki keahlian dan kemampuan untuk melaksanakan tugas, anjuran dan perintah dari atasan (pemimpian).

Sumber daya peralatan merupakan sumber daya yang mempengaruhi terhadap keberhasilan dan kegagalan suatu implementasi, menurut Edward III yaitu:

sumber daya peralatan merupakan sarana yang digunakan untuk operasionalisasi implementasi suatu kebijakan yang meliputi gedung, tanah dan sarana yang semuanya akan memudahkan dalam memberikan pelayanan dalam implementasi kebijakan.

Terbatasnya fasilitas peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan kebijakan menyebabkan gagalnya pelaksanaan kebijakan, karena dengan terbatasnya fasilitas sulit untuk mendapatkan informasi yang akurat, tepat, andal, dan dapat dipercaya akan sangat merugikan pelaksanaan akuntabilitas. Sumber daya informasi dan kewenangan juga menjadi faktor penting dalam implementasi, informasi yang relevan dan cukup tentang berkaitan dengan bagaimana cara mengimplementasikan suatu kebijakan.

Informasi tentang kerelaan atau kesanggupan dari berbagai pihak yang terlibat dalam implementasi kebijakan, dimaksudkan agar para pelaksana tidak akan melakukan suatu kesalahan dalam menginterpretasikan tentang bagaimana cara mengimplementasikan. Kewenangan juga merupakan sumber daya lain yang mempengaruhi efektifitas pelaksanaan kebijakan.

Menurut Edward III menegaskan bahwa kewenangan (authority) yang cukup untuk membuat keputusan sendiri yang dimiliki oleh suatu lembaga akan mempengaruhi lembaga itu dalam melaksanakan suatu kebijakan.

Ketiga, disposisi adalah watak atau karakteristik yang dimiliki oleh pelaksana kebijakan. Disposisi itu seperti komitmen, kejujuran dan sifat demokratis. Apabila pelaksana kebijakan mempunyai karakteristik atau watak yang baik, maka dia akan melaksanakan kebijakan dengan baik sesuai dengan sasaran tujuan dan keinginan pembuat kebijakan.

Elemen yang dapat mempengaruhi disposisi adalah pengetahuan, dimana pengetahuan merupakan elemen yang cukup penting karena dengan pengetahuan tinggi yang dimiliki oleh aparatur dapat membantu pelaksanaan implementasi tersebut. Pemahaman dan pendalaman juga dapat membantu terciptanya dan terlaksananya implementasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Respon masyarakat juga dapat menentukan keberhasilan suatu implementasi, karena dapat menentukan sikap apakah masyarakat menerima, netral atau menolak.

Keempat, struktur birokrasi merupakan suatu badan yang paling sering terlibat dalam implementasi kebijakan secara keseluruhan. Struktur Organisasi yang bertugas melaksanakan kebijakan memiliki pengaruh besar terhadap pelaksana kebijakan.

Dalam struktur birokrasi terdapat dua hal penting yang mempengaruhinya salah satunya yaitu aspek struktur birokrasi yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang standar (standard operating procedures atau SOP).

SOP ini merupakan pedoman bagi pelaksana kebijakan dalam bertindak atau menjalangkan tugasnya. Selain SOP yang

(7)

Muid Djalal, et. al | Implementasi Kebijakan Rekrutmen Dan Seleksi ...| 123 mempengaruhi struktur birokrasi adalah

fragmentasi yang berasal dari luar organisasi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, agar bisa mengungkapkan, menguraikan, dan memahami fenomena yang terjadi pada latar dan objek penelitian.

Menurut Moleong (2007) penelitian kualitatif berakar pada latar ilmiah sebagai keutuhan, mengendalikan manusia sebagai alat penelitian, menganalisis data secara induktif, mengarahkan penelitian pada usaha menemukan teori dasar, membatasi studi fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data.

Fokus penelitian ini menggunakan dasar teori kebijakan menurut George C.

Edward III (2009) dengan aspek-aspek kebijakan yang terdiri dari :

1. Komunikasi: Proses penyampaian tentang rekrutmen dan seleksi calon anggota legislatif.

2. Sumber Daya: Sumber daya yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sumber daya manusia dan sumber daya finansial. Yaitu ketersediaan pelaksana implementasi dan anggaran yang mendukung pelaksanaan implementasi.

3. Disposisi: Pengetahuan yang dimiliki oleh implementator tentang kebijakan yang dibuat agar penyampaian pada sasaran kebijakan dapat tersalur dengan baik.

4. Struktur birokrasi: Pedoman bagi pelaksana kebijakan dalam bertindak atau menjalangkan tugasnya.

Informan yang digunakan pada penelitian ini diambil menggunakan sampel purposive, yang terderi dari Ketua DPW, Ketua LPP, dan 4 orang calon anggota legislatif. Teknik pengumpulan data digunakan melalui observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi kualitatif, audio dan visual. Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder.

Teknis analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini, berdasarkan hasil penelitian, peneliti membahas mengenai implementasi rekrutmen calon anggota legislatif oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Provinsi Sulawesi Utara pada pemilihan umum tahun 2019 lalu.

Menggunakan teori dari Edward III tentang aspek-aspek kebijakan public yang dibahas sebagai berikut:

Komunikasi

Implementasi akan berjalan efektif bila standar dan tujuan kebijakan dipahami oleh semua aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan. Dengan begitu, sangat penting untuk memberikan perhatian yang ekstra pada standar dan tujuan kebijakan, ketepatan komunikasinya dengan para implementor, dan konsistensi atau keseragaman dari standar dan tujuan kebijakan yang dikomunikasikan dengan berbagai sumber informasi. Tujuan kebijakan tidak dapat dilaksanakan jika standar dan tujuan kebijakan itu tidak dinyatakan dengan jelas, sehingga para implementor dapat mengetahui apa yang diharapkan dari standar dan tujuan kebijakan tersebut.

Dalam penelitian ini, komunikasi yang dibangun oleh Partai Kebangkitan Bangsa dalam memberikan informasi terkait rekrutmen dan seleksi calon anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara dibangun melalui beberapa strategi yakni dengan mendatangi Pengurus-pengurus NU di daerah dan juga tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh untuk menyampaikan maksud tersebut.

Hal lainnya didapatkan oleh peneliti dimana dalam proses komunikasi dalam rekrutmen dengan para pendaftar, partai PKB tidak memungut biaya mahar kepada para pendaftar, hanya saja sebelum ditetapkan dalam daftar calon sementara, mereka harus mengurus kepengurusan administrasi dan juga siap secara mental dan finansial pada proses pemilihan nanti, hal ini karena biaya politik masing-masing calon, ditanggung oleh calon tersebut.

Melalui metode penyampaian informasi yang dilakukan oleh DPW PKB dan juga

(8)

LPP PKB tahun 2019 tersebut masih terasa kurang, hal tersebut karena hanya dilakukan di 2 daerah pemilihan serta hanya dilakukan pada tingkat elit saja dan tidak menyentuh langsung ke masyarakat sehingga sasaran lainnya tidak mendapatkan informasi dari rekrutmen caleg dari PKB tersebut. Hal tersebut tidak begitu baik dalam sebuah pelaksanaan suatu kebijakan, serta hal tersebut akan memperlambat proses implementasi kebijakan.

Berdasarkan hasil wawancara, informasi yang didapat oleh calon anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan informan Caleg, dimana mereka mendapatkan informasi dari berbagai pihak seperti pengurus NU, pengurus partai politik diwilayahnya dan juga mendapatkan informasi dari media. Hal tersebut peneliti wawancarai H.M. mengatakan “informasi rekrutmen caleg diperoleh dari mulut ke mulut saat itu dan juga informasi dari pengurus NU serta juga pengurus partai.

Hanya saja sangat menyayangkan kurangnya tenaga staf dalam pelayanan calon anggota legislatif sehingga prosesnya saat itu terhambat dan agak lama”.

Dari hasil data yang didapatkan bahwa tidak semua wilayah yang memenuhi alokasi caleg yang diberikan, namun hanya 2 wilayah saja yakni daerah pemilihan Kota Manado dan daerah pemilihan Bolaang Mongondow Raya.

Sumberdaya

Keberhasilan implementasi kebijakan sangat bergantung pada kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

Manusia merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan keberhasilan suatu implementasi kebijakan. Setiap tahap implementasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan. Selain sumber daya manusia, sumber daya finansial dan waktu menjadi perhitungan penting dalam keberhasilan implementasi kebijakan.

Sumber daya yang tersedia di kepengurusan PKB Sulawesi Utara merupakan hal yang signifikan dan menentukan keberhasilan implementasi kebijakan penyelenggaraan rekrutmen dan

seleksi caleg tahun 2019 di Partai Kebangkitan Bangsa Sulawesi Utara.

Sumber daya tersebut dapat diidentifikasi antara lain sumber daya manusia, sumber daya finansial dan sumber daya pendukung lainnya berupa sarana dan prasarana yang memadai. Tercapainya tujuan organisasi dengan cepat dan mudah adalah sumbangan yang besar dari sumber daya. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Van Meter dan Van Horn (1975) mengemukakan bahwa sumber daya memiliki peranan yang besar dalam mengimplementasikan suatu kebijakan. Salah satu sumber daya adalah sumber daya manusia yang memiliki peranan yang besar dalam mempengaruhi keberhasilan pencapaian suatu tujuan organisasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan baik pengurus PKB dan lembaga pemenangan pemilu PKB serta calon anggota legislatif tahun 2019 mengungkapkan bahwa Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Paratai Kebangkitan Bangsa Provinsi Sulawesi Utara telah kekurangan sumber daya manusia dan sumberdaya anggaran, sehingga pada proses menjalangkan tahapan terdapat kendala dilapangan. Seperti pada tahapan proses penyampaian informasi kepada target rekrutmen caleg. Keterbatasan sumber daya pada LPP DPW yang bertugas sebagai koordinator di setiap daerah pemilihan pun tidak ada, hal tersebut berdampak pada kualitas perekrutan caleg yang dimiliki di beberapa daerah pemilihan Sulawesi Utara.

Tidak adanya tim atau staf khusus menangani proses administrasi caleg yang semua itu dibebankan pada Direktur Pemilihan Legislatif, sementara Direktur Legislatif membantu kinerja ketua LPP DPW untuk melakukan konsolidasi terhadap tokoh-tokoh organisasi keagamaan dan kepada masyarakat yang berminat mencalongkan diri melalui PKB. Hal itu peneliti mewawancarai Y.A mengatakan

“Kekurangan sumber daya Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) berdampak pada rekrutmen dan seleksi kualitas Caleg.

Kekurangan sumber daya manusia LPP ini karena sebagian pengurus Dewan Pengurus Wilayah (DPW) tidak aktif dalam kepengurusan partai. Selain masalah,

(9)

Muid Djalal, et. al | Implementasi Kebijakan Rekrutmen Dan Seleksi ...| 125 ketersdediaan sumberdaya manusia,

ketersediaan sumberdaya finansial juga masih terbatas dan minim untuk mengarungi pemilihan legislatif tahun 2019, sehingga iklan proses rekrutmen menjadi sedikit dan masyarakat luas kurang mengetahui maksud tersebut”.

Selanjutnya peneliti melihat sumberdaya calon anggota legislatif yang datang ke DPW PKB untuk mendaftar, dimana sesuai dengan aturan partai bahwa terdapat komposisi calon yang diatur dalam Peraturan Partai Kebangkitan Bangsa Nomor 4 tahun 2017 yakni Komposisi caleg:

a. Kader dan Pengurus sebanyak 50%

b. Pengurus dan Banom NU sebanyak 25%

c. Kalangan profesional sebanyak 25%

Namun komposisi sebagaimana dimaksud tersebut tetap mempertimbangkan dinamika sosial dan politik di setiap daerah pemilihan masing-masing. Selain itu komposisi Caleg juga harus memperhatikan kuota 30% keterwakilan perempuan.

Persyaratan bagi orang yang bukan pengurus partai di dalam pencalonan anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara tetap mengikuti kebijakan Peraturan Partai Nomor 4 Tahun 2017 tentang petunjuk teknis rekrutmen dan seleksi calon anggota legislatif PKB untuk Pemilu 2019. Mengapa tidak ada syarat khusus karena sebagian pengurus partai tidak mencalongkan diri disebabkan karena faktor finansial. Maka PKB tidak ada syarat khusus bagi calon anggota DPRD yang bukan dari partai.

Bahkan ada beberapa caleg dari unsur pengurus partai dan bahkan bukan pengurus partai di biayai dalam pengurusan persyaratan dokumen pandaftaran di KPUD, karena secara finansial caleg tidak mampu tetapi hanya bersedia mencalongkan diri.

Apabila dilihat dari jumlah caleg dan juga asal dari caleg yang mendaftar di DPW PKB Sulut, dapat disimpulkan bahwa komposisi caleg yang ada di PKB Sulut tahun 2019 tidak sesuai dengan aturan yang mengatur karena sebagian besar caleg berasal dari kalangan professional. Namun melihat dinamikan sosial dan politik di Sulawesi Utara dimana kebanyakan

didominasi oleh partai berbasi nasionalis bukan partai islam, maka DPW PKB menyesuaikan dengan dinamikan, ketersediaan sumberdaya dan juga kebutuhan yang ada saat itu sehingga menetapkan DCS tidak sesuai dengan kompisisi seperti yang diatur dalam peraturan partai.

Berikut komposisi calon anggota legislatif DPRD Provinsi Sulawesi Utara dari Partai Kebangkitan Bangsa pada tabel di bawah ini:

Tabel 13 Komposisi Calon Anggota Legislatif DPRD Provinsi Sulawesi Utara dari Partai Kebangkitan Bangsa Pemilu 2019

Nomor

Urut Nama Calon Daerah Pemilihan

Sumber Rekrutmen 1.

Greetty Tielman Iskandar

Sulawesi

Utara 1 Pengurus Partai 2. Erwin Theo

Sangkoy, SE

Sulawesi

Utara 1 Banom NU 3. Eirene Agnes

Taroreh

Sulawesi

Utara 1 Banom Partai 4. Drs. Heskia

Bare

Sulawesi

Utara 1 Pengurus Partai 5. Yuke Elisabeth

Jawali

Sulawesi Utara 1

Kalangan Profesional 6.

George Albert Lumempouw, SH

Sulawesi Utara 1

Pengurus organisasi kemasyarakatan 7. Gabby Lucya

Rantung

Sulawesi Utara 1

Kalangan Profesional 8.

Vrencyus Marthin Luther Matani, SE

Sulawesi

Utara 1 Pengurus Partai 1. Mohamad A.

Wumu, SH

Sulawesi

Utara 2 Pengurus NU 2. Nitje Henny

Rumawas, SE

Sulawesi

Utara 2 Pengurus Partai 3. Meity Tengker Sulawesi

Utara 2 Pengurus Partai 4. Asmidi

Masloman

Sulawesi

Utara 2 Pengurus Partai 5. Lady Shindy

Mandey

Sulawesi Utara 2

Kalangan Profesional 6. Olga Enggeleti Sulawesi

Utara 2 Pengurus Partai 7. Muchtar

Thayib

Sulawesi

Utara 2 Pengurus Partai 1. Salim Nurdin Sulawesi

Utara 3 Pengurus Partai 2. Deisye

Karuyan

Sulawesi Utara 3

Pengurus organisasi keagamaan 1. Yusra

Alhabsyi, SE

Sulawesi

Utara 4 Pengurus Partai 2.

Hamri Mokoagow, S.PD., MH

Sulawesi

Utara 4 Banom NU 3. Meutia Molanu Sulawesi

Utara 4

Kalangan Profesional 4. Drs. Soni A. Sulawesi Kalangan

(10)

53% 47%

Agama Caleg PKB DPRD Provinsi Sulawesi Utara tahun 2019

Islam Kristen Momintan Utara 4 Profesional

5.

H. Ichdar Damogalad, SE.MM

Sulawesi Utara 4

Kalangan Profesional 6. Susilawati

Gonibala

Sulawesi

Utara 4 Banom NU 7. Sudiro Imban Sulawesi

Utara 4

Pengurus organisasi kemasrakatan 8. Maslan

Mokodongan

Sulawesi Utara 4

Kalangan Profesional 9. Tenty Golasik Sulawesi

Utara 4

Kalangan Profesional 10. Maulid Hamin Sulawesi

Utara 4

Kalangan Profesional 1.

Viviyanti Vonny Warongan

Sulawesi Utara 5

Kalangan Profesional

2.

Ricky Raylander Nelson Moomin

Sulawesi

Utara 5 Banom Partai

1.

Jane Geovanni Christine Tampatonda

Sulawesi Utara 6

Kalangan Profesional

2. Ishak Pulukadang

Sulawesi Utara 6

Pengurus organisasi keagamaan 3.

Conny Maureen Mandagi

Sulawesi Utara 6

Kalangan Profesional

4. Felix B.

Tumbel

Sulawesi Utara 6

Pengurus organisasi keagamaan 5. Ester Cyntia

Rundungan

Sulawesi Utara 6

Pengurus organisasi keagamaan Sumber: Data Rekrutan dan Seleksi Caleg oleh LPP DPW PKB Sulawesi Utara Pada Pemilu Legislatif 2019

Berdasarkan data tabel dan grafik yang dipaparkan diatas, maka dapat terlihat sebagian besar sumber rekrutmen caleg PKB Sulawesi Utara berasal dari kalangan professional yakni 35% dan kemudian diikuti oleh pengurus partai 29% kemudian pengurus keagamaan sebesar 12%. Sisanya berasal dari Banom NU dan Banom Partai PKB.

Selain data sumber rekrutmen dari berbagai kalangan, peneliti mendapat fakta juga bahwa partai PKB yang berlandaskan islam, di Sulawesi Utara, untuk calon anggota DPRD lebih banyak beragama Kristen sebanyak 18 orang dan Islam sebanyak 16 orang dari total caleg yang ditetapkan pada DSC sebanyak 34 orang, dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2 Presentasi Agama Caleg PKB Sulut Pemilu 2019

Sumber: Data Rekrutan dan Seleksi Caleg oleh LPP DPW PKB Sulawesi Utara Pada Pemilu Legislatif 2019.

Berdasarkan hal tersebut penulis menyimpulkan bahwa kemampuan sumberdaya yang dimiliki oleh Partai Kebangkitan Bangsa Provinsi Sulawesi Utara dalam rekrutmen dan seleksi calon anggota legislatif pada pemilu tahun 2019, selain masih kekurangan sumberdaya manusia dalam hal ini staf kantor, DPW PKB Sulut juga kurangnya anggaran dalam menunjang kinerja mereka selain itu sumberdaya calon anggota legislatif juga belum mencukupi dari kebanyakan dapil yang ada di Sulawesi Utar dimana hanya ada 2 wilayah saja yang mencukupi alokasi caleg yang diberikan.

Disposisi

Disposisi adalah sikap atau kemauan para pelaksana kebijakan. Kemauan menentukan tingkat kesungguhan para pelaksana dalam bekerja. Sikap pelaksana merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan sebuah kebijakan. Hal ini berkaitan erat dengan kemapuan kerja serta kemauan para pegurus dalam melaksanakan kebijakan tersebut.

Melaksanakan suatu kebijakan diperlukan tidak hanya staf yang mempunyai kemampuan saja akan tetapi diperlukan juga pengurus yang memiliki kemauan keras dalam melaksanakan kebijakan. Para pelaksana kebijakan tidak hanya dituntut untuk mengetahui apa yang dilaksanakannya, tetapi juga dituntut untuk mempunyai kemauan keras dan motivasi tinggi yang menjadi dasar semangat untuk melaksanakan kebijakan.

Meskipun disposisi datang dari dalam diri para pelaksana kebijakan, bukan berarti

(11)

Muid Djalal, et. al | Implementasi Kebijakan Rekrutmen Dan Seleksi ...| 127 kehadirannya tidak dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi sikap para pelaksana adalah pengetahuan dan pemahaman terhadap kebijakan dan tingkat urgensi masalah yang harus diselesaikan oleh kebijakan itu. Faktor lainnya adalah adanya insentif bagi pelaksana kebijakan.

Pengetahuan yang dimiliki oleh implementator tentang kebijakan yang dibuat agar penyampaian pada masyarakat dapat tersalur dengan baik. Disposisi juga berarti watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementator, seperti komitmen, kejujuran dan sifat demokratis. Apabila implementator memiliki disposisi yang baik, maka implementator tersebut dapat menjalangkan kebijakan dengan baik seperti apa yang diingingkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementator memiliki sikap atau prespektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi juga menjadi tidak efektif.

Disposisi dalam pendapat ini merupakan faktor yang bertalian dengan watak atau sikap serta komitmen yang harus dimiliki oleh pelaksana kebijakan. Pelaksana tidak hanya harus tahu apa yang harus dikerjakan dan memiliki kapasitas untuk melakukannya, melainkan mereka juga mesti memiliki kehendak (sikap) untuk melakukan suatu kebijakan.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada aspek disposisi dalam implementasi kebijakan yaitu implementator sudah memiliki sikap yang baik karena memahami tugas yang nantinya dijalankan, tetapi LPP DPW kekurangan sumber daya manusia dan sumber daya anggaran sehingga mengakibatkan penyampaian tidak tersalurkan dengan baik.

Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi merupakan salah satu unsur dalam implementasi kebijakan.

Struktur birokrasi baik secara sadar maupun tidak sadar memiliki bentuk-bentuk organisasi untuk kesepakatan kolektif dalam rangka memecahkan masalah sosial dalam kehidupan modern yang terkadang sengaja dibentuk untuk menjalangkan suatu kebijakan tertentu. Menurut George Edward

III, ada dua karakteristik utama dalam birokrasi yaitu prosedur kerja baku standar atau Standard Operating Procedure (SOP) dan fragmentasi.

Struktur birokrasi mempengaruhi pelaksanaan kebijakan. Sebuah kebijakan memerlukan struktur birokrasi yang efisien agar bisa dilaksanakan dengan baik. Stuktur birokrasi merupakan faktor keempat yang harus dipenuhi agar pelaksanaan suatu kebijakan berjalan dengan lancar, dua karakter yang menonjol dari struktur birokrasi ini adalah prosedur pelaksanaan yang baku dan fragmentasi/pembagian wewenang.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan para informan struktur birokrasi pada implementasi kebijakan rekrutmen dan seleksi calon anggota legislatif Partai Kebangkitan Bangsa di Provinsi Sulawesi Utara pada pemilu 2019, berjalan secara hirarki melalui mekanisme undang-undang dan kebijakan partai PKB, dalam pelaksanannya terdapat standart operasional prosedur yang jelas dan terbuka bagi setiap pelamar. Dengan pembagian tugas masing-masing oleh DPP dalam memenangkan kursi DPRD pada pemilu legislatif 2019 di Sulawesi Utara.

Pembagian ini dilakukan untuk membatasi waktu dan sumber daya pelaksana dan keinginan akan keseragaman dalam organisasi yang kompleks dan menyebar luas. Fokus perhatian dari dimensi ini yaitu pembagian kerja, yang dimaksudkan disini adalah bahwa pembagian tanggung jawab bagi suatu kebijakan yang dilakukan oleh lembaga pelaksana kebijakan sesuai dengan bidang yang sedang/akan dilaksanakan dalam suatu kebijakan.

Berdasarkan hasil penelitian dengan para informan dan juga hasil kajian data sekunder dilapangan, terlihat bahwa semua calon yang mendaftar terutama di Daerah Pemilihan Kota Manado dan Bolaang Mongondow Raya semuanya lolos pada 7 tahapan rekrutmen seperti yang diatur dalam Peraturan Partai Kebangkitan Bangsa Nomor 4 tahun 2017 tentang Rekrutmen dan Seleksi Calon Anggota Legislatif Partai

(12)

Kebangkitan Bangsa Untuk Pemilihan Umum 2019.

Peneliti juga meneliti kewajiban para calon anggota legislatif yang apabila terpilih duduk menjadi anggota legislatif, dimana menurut informan Ketua DPW PKB Sulawesi Utara, hal tersebut sudah aturan partai yang mengatur kewajiban anggota legislatif yang terpilih dari PKB. Kewajiban bagi calon anggota legislatif PKB Provinsi Sulawesi Utara yang sudah terpilih berdasarkan Peraturan Partai Kebangkitan Bangsa Nomor 5 Tahun 2020 tentang Kontribusi Anggota Partai. Pada bab IV Pasal 5 Jenis kontribusi meliputi :

a. Uang pangkal b. Iuran anggota c. Uang bulanan d. Dana khidmat e. Iuran saksi

f. Zakat Infaq Sedekah (ZIS) g. Sumbangan insidental

Pengelolaan kontribusi melalui rekening khusus partai berdasarkan jenis masing-masing dan dikelolah di tingkatan masing-masing.

Berdasarkan fakta dilapangan yang memberikan kontribusi hanyalah anggota DPRD Provinsi dan kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Utara, karena PKB Sulawesi Utara belum memperoleh jabatan eksekutif, serta masih minimnya masyarakat yang ingin bergabung dengan PKB dapat dilihat dengan adanya komosisi pencalegan dan perolehan kursi Partai Kebangkitan Bangsa di tingkat DPRD Provinsi Sulawesi Utara.

KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat disimpulkan, aspek komunikasi dilakukan hanya ditingkatan pengurus partai dan masyarakat pun hanya ditingkat elit, kejelasan informasi tidak maksimal dilakukan kerena informasi tidak disampaikan secara konsisten. Aspek sumber daya manusia dari segi kualitas dan kuantitas sangatlah kekurangan yang berdampak pada perekrutan dan seleksi caleg. Aspek disposisi, sikap para pengurus partai dan LPP DPW menunjukkan sikap yang baik dalam menjalankan kebijakan

partai. Struktur Birokrasi, dilihat dari adanya hirarki yang jelas terkait kebijakan rekrutmen dari tingkat DPP, DPW dan juga LPP yang menjalankan fungsinya. Adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah pentingnya dilakukan pertemuan secara resmi dengan sumber rekrutmen yang di lakukan secara rutin. Kesiapan sumber daya terutama sumber daya manusia dan anggaran harus menjadi perhatian khusus dalam implementasi kebijakan. Sikap implementator tidak maksimal, maka disposisi yang dimiliki harus sesuai dengan ketersediaan sumberdaya yang di miliki partai, dan Perlu diperjelas lagi akan peran dan fungsi masing-masing bidang baik DPW, LPP dan juga bakal calon anggota legislatif yang akan mendaftar pada pemilu 2024.

REFERENSI

Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Carl Van Horn dan Donal Van Meter, 1975.

Model-model dalam Kebijakan Implementasi. Yongyakart.

C. Tumanduk, Monalisa. B. Pati, Agustinus dan Tompodung, Jones. “Implementasi Fungsi Partai Politik Sebagai Sarana Rekrutmen Politik Pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Minahasa Selatan”, Volume 2 No. 1 Tahun 2022.

Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tangkilisan, Hessel Nogi, Implementasi Kebijakan Publik Transformasi Pikiran George Edwards. Yogyakarta: Lukman Offset, 2003.

Wahab, Solichin Abdul 2008. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Edisi Kedua. Jakarta : PT. Bumi Akasara

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik.

(13)

Muid Djalal, et. al | Implementasi Kebijakan Rekrutmen Dan Seleksi ...| 129 Peraturan Partai Kebangkitan Bangsa

Nomor 4 tahun 2017

Peraturan Partai Kebangkitan Bangsa

Nomor 5 Tahun 2020 tentang Kontribusi

Anggota Partai

Referensi

Dokumen terkait

Rekrutmen calon legislatif yang dilakukan Partai Demokrat dapat diikuti oleh siapa saja, tidak berdasarkan pada ras, golongan, suku atau agama tertentu.. LEGISLATIVE

Penelitian ini mencoba mendeskripsikan proses rekrutmen politik yang diterapkan oleh DPW Partai Nasdem Sumatera Utara dalam mekanisme penetapan calon anggota legislatif DPRD

Dari hal tersebut, peneliti ingin mengetahui pola rekrutmen partai dalam melakukan proses mekanisme penetapan calon legislatif yang dilakukan oleh DPD Partai Demokrat

Dari ketiga sifat proses rekrutmen di atas, proses rekrutmen yang dilaksanakan oleh DPD partai Golkar Banten bersifat campuran dapat kita lihat pada tata cara seleksi

Penelitian ini mencoba mendeskripsikan proses rekrutmen politik yang diterapkan oleh DPW Partai Nasdem Sumatera Utara dalam mekanisme penetapan calon anggota legislatif DPRD

Dalam mekanisme rekrutmen yang ditetapkan sudah mengakomodasi keterwakilan perempuan sebesar 30% dan mekanisme itu sudah sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan dalam UU

Hasi penelitian ini menunjukan bahwa teori yang dikemukakan oleh Rush dan Althoff, Pola rekrutmen DPC partai Demokrat kabupaten Agam dalam menetapkan calon anggota

Partai politik memainkan peranan penting dalam proses rekrutmen Calon anggota legislatif (Caleg) yang nantinya akan duduk di parlemen karena rekrutmen Politik merupakan