• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KETELADANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMPN 2 DUAMPANUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IMPLEMENTASI KETELADANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMPN 2 DUAMPANUA "

Copied!
141
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Memberikan pemikiran dan masukan kepada guru dalam memberikan teladan yang baik bagi siswa. Hasil penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur untuk menyempurnakan dan menyempurnakan kasus yang diterapkan dalam proses pembelajaran PAI. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh sekolah sebagai bahan evaluasi dan bahan referensi untuk penerapan contoh yang lebih baik dalam pembelajaran selanjutnya.

Peneliti dapat mengetahui bagaimana guru memberikan teladan yang baik kepada siswa, yang nantinya dapat dijadikan sebagai pengalaman belajar awal untuk menjadi guru nantinya.

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Teori

  • Teori Tentang Keteladanan Guru
  • Teori Tentang Implementasi
  • Teori Tentang Pembelajaran PAI

Oleh karena guru adalah teladan yang ideal di mata siswa, yang akhlak dan budi pekertinya akan mereka tiru, maka segala keteladanan, baik perkataan, perbuatan, materi, hawa nafsu, maupun kerohanian guru, akan melekat padanya.9 Demikianlah keteladanan guru. adalah sikap dan perilaku guru yang patut ditiru dan ditiru oleh siswa. Sebagai seorang guru, hendaknya meneladani cara hidup Nabi Muhammad SAW agar menjadi pribadi yang baik bagi siswanya. Kedua, disiplin keteladanan, disiplin seorang guru yang melaksanakan tugas tidak hanya pada proses pembelajaran di kelas saja, namun guru dapat merancang proses pembelajaran yang mencakup pendidikan karakter.

Sebagai seorang guru, Anda perlu membekali diri dengan ilmu pengetahuan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa. Seorang guru menjadikan sikap dan perilaku sebagai teladan bagi murid-muridnya. Perkataan disertai tindakan lebih mampu menjelaskan dan menyentuh hati dan jiwa pendengarnya dibandingkan hanya sekedar perkataan. Selain itu, guru hendaknya mengajar dari hati, seperti kisah seorang guru dalam buku Guru Manusiawi yang diceritakan Munif Chatib.

Seorang guru yang berperilaku seperti yang diuraikan di atas akan sangat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di kelas. Rifqi Amin, Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Negeri, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2014).

Kerangka Konseptual

Menurut Desmita, teori belajar behavioris merupakan teori belajar yang memahami perilaku manusia dengan menggunakan pendekatan objektif, mekanistik, dan materialistis, sehingga perubahan perilaku seseorang dapat dilakukan melalui upaya pengkondisian. Dengan kata lain, kajian terhadap tingkah laku seseorang hendaknya dilakukan melalui pengujian dan observasi tingkah laku yang nyata, bukan dengan mengamati aktivitas bagian tubuh. Teori ini mengutamakan observasi karena observasi penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan perilaku.

Pertama, pengajaran langsung, yaitu dengan menciptakan pemahaman tentang benar dan salahnya perilaku, atau baik dan buruknya oleh orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya. Kedua, identifikasi, yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan atau perilaku moral seseorang yang menjadi idolanya (seperti orang tua, guru, dan artis). Ketiga, proses trial and error, yaitu dengan mengembangkan perilaku moral melalui trial and error.

Perilaku yang mendatangkan pujian atau imbalan akan terus berkembang, sedangkan perilaku yang mendatangkan hukuman atau teguran akan dihentikan. Peran guru belum bisa menjadi contoh nilai-nilai karakter yang dipilihnya. Pengajaran Islam sangat minim di sekolah umum. 40.

Kerangka Pikir

Apabila pendidikan atau peraturan di sekolah dan rumah tidak sinkron, maka peraturan yang berlaku di sekolah dan di rumah justru akan menghambat tujuan pembentukan karakter. Latar belakang setiap siswa yang berbeda-beda membuat sulitnya menanamkan nilai-nilai keagamaan di hati siswa. Kurangnya keseimbangan antara sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat, mengakibatkan penanaman nilai-nilai agama tidak terlaksana.

Kerangka mental merupakan suatu model konseptual tentang bagaimana teori tersebut berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi.42 Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa kerangka mental adalah suatu gambaran yang menjelaskan alur penelitian yang akan dilakukan. 42 Lendiyansyah, “Guru Aqidah Akhlak Teladan Dalam Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah Pada MTs Qariatul Jihad Desa Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah”.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Fokus Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Uji Keabsahan Data

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan triangulasi adalah kegiatan membandingkan temuan yang diperoleh peneliti dari seluruh teknik pengumpulan data. Triangulasi sumber berarti membandingkan dan memeriksa kembali tingkat keandalan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber. Misalnya membandingkan hasil observasi dengan wawancara, membandingkan apa yang dikatakan secara umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

Triangulasi temporal digunakan untuk mengkaji data yang berkaitan dengan perubahan proses dan perilaku manusia karena perilaku manusia berubah seiring berjalannya waktu. Untuk memperoleh data observasi yang valid, peneliti harus melakukan observasi, bukan hanya satu observasi saja.

Teknik Analisis Data

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti didukung dengan wawancara dengan salah satu guru PAI SMPN 2 Duampanua. Tak jauh berbeda dengan pernyataan di atas, hal serupa diungkapkan salah satu guru PAI SMPN 2 Duampanua. Selain guru dan siswa PAI, peneliti juga melakukan wawancara dengan pimpinan sekolah mengenai proses pembelajaran PAI di SMPN 2 Duampanua.

Tak jauh berbeda dengan pernyataan di atas, hal serupa diungkapkan salah satu guru PAI SMPN 2 Duampanua. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti didukung dengan wawancara kepada guru PAI SMPN 2 Duampanua mengenai faktor pendukung penerapan guru PAI keteladanan. Tak jauh berbeda dengan pernyataan di atas, hal serupa diungkapkan salah satu guru PAI SMPN 2 Duampanua.

Selain guru dan siswa, peneliti juga melakukan wawancara kepada kepala sekolah mengenai faktor pendukung penerapan guru PAI keteladanan di SMPN 2 Duampanua. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti didukung dengan wawancara dengan salah satu guru PAI SMPN 2 Duampanua. Pernyataan guru PAI tersebut dibenarkan oleh salah satu siswa SMPN 2 Duampanua yang mengatakan bahwa:.

Selain mengucapkan salam, contoh penerapan guru PAI lainnya di SMPN 2 Duampanua adalah membaca doa sebelum memulai pembelajaran. Selain pembacaan doa, keteladanan guru PAI lainnya di SMPN 2 Duampanua datang ke sekolah tepat waktu. Selain tepat waktu, keteladanan lain dalam penerapan guru PAI di SMPN 2 Duampanua adalah guru menjalin komunikasi yang baik dengan siswa.

Komunikasi santun yang dilakukan guru PAI SMPN 2 Duampanua secara tidak langsung menanamkan nilai-nilai karakter santun dan santun pada diri siswa. Selain menjalin komunikasi yang baik dengan siswa, contoh penerapan guru PAI lainnya di SMPN 2 Duampanua adalah memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Tidak jauh berbeda dengan pernyataan diatas, salah satu guru PAI SMPN 2 Duampanua juga mengatakan bahwa :.

Pernyataan guru PAI tersebut dibenarkan oleh salah satu siswa SMPN 2 Duampanua yang mengatakan bahwa: Diharapkan dengan adanya ceramah agama di kelas yang dilakukan oleh guru PAI SMPN 2 Duampanua dapat meningkatkan sikap keagamaan siswa khususnya dalam shalat 5 waktu.

Tabel 1. Identitas Sekolah
Tabel 1. Identitas Sekolah

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENUTUP

Saran

Kepada kepala sekolah dan guru khususnya guru PAI dan staf SMPN 2 Duampanua agar selalu mendidik dan membimbing siswa sesuai dengan ajaran Islam yang ditunjukkan melalui sikap dan perilaku yang positif, baik dengan siswa, sesama guru maupun masyarakat.

Gambar

Tabel 1. Identitas Sekolah
Tabel 2. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Duampanua.
Tabel 4. Personalia SDM
Gambar 1. Lokasi SMPN 2 Duampanua
+7

Referensi

Dokumen terkait

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu 1 Kegiatan Awal  Guru memulai pelajaran mengucap salam dan mengkondisikan siswanya untuk belajar serta membaca doa sebelum belajar  Guru