• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Metode 5S Pada Bengkel Tanker Truck (Studi Kasus: CV. XYZ)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Implementasi Metode 5S Pada Bengkel Tanker Truck (Studi Kasus: CV. XYZ)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi Metode 5S Pada Bengkel Tanker Truck (Studi Kasus: CV. XYZ)

Rama Raka Madani1*, Fahriza Nurul Azizah2

1,2Jurusan Teknik Industri, Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia

*Koresponden Email: [email protected]

Diterima: 16 Januari 2023 Disetujui: 3 Februari 2023

Abstract

CV. XYZ is a service company engaged in the repair of fuel tanker trucks. There are several types of services provided by CV. XYZ includes Corrective Maintenance and Preventive Maintenance. From the results of observations made in the field, several CV XYZ Warehouse units found that the 5S culture was minimally implemented so there was a need for evaluation and improvement for better working environment conditions. In this study the aim was to provide solutions and suggestions, direct examples and evaluations to the working environment conditions at CV XYZ so that it becomes an effective and efficient work environment, especially in the maintenance section. The application of the 5S culture or concept can be used on an ongoing basis. evaluate the failures that arise in the company. 5S is a method of implementing a work attitude that emphasizes managing the physical conditions of an organized workplace.

The 5S process is one of the fundamental components with a broader form of application but in its implementation, it has not taken place optimally.

Keywords: 5S method, tanker truck, fuel oil, corrective maintenance, preventive maintenance

Abstrak

CV. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang menawarkan jasa yang bergerak di bagian perbaikan truk tangki bahan bakar minyak. Terdapat beberapa jenis pelayanan yang disediakan oleh CV. XYZ diantaranya adalah Corrective Maintenance dan Preventive Maintenance. Dari hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan maka terdapat beberapa pada unit Gudang CV XYZ ditemukan bahwa budaya 5S sangat minim diterapkan sehingga perlu adanya evaluasi dan peningkatan untuk kondisi lingkungan kerja lebih baik, Dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan solusi dan saran, contoh langsung serta evaluasi terhadap kondisi lingkungan kerja di CV XYZ agar menjadi lingkungan kerja yang efektif dan efisien terlebih pada bagian maintenance. Penerapan budaya atau konsep 5S ini dapat dipergunakan secara berkelanjutan. mengevaluasi kegagalan yang timbul di perusahaan. 5S adalah solusi yang tepat untuk digunakan dalam penerapan metode sikap kerja yang berperan besar dalam hal pengelolaan kondisi secara fisik di tempat kerja yang diorganisir dengan baik. Proses 5S merupakan salah satu komponen fundamental dengan bentuk yang lebih luas dalam penerapannya, akan tetapi pada perusahaan CV.XYZ ini pada proses pelaksanaannya belum berlangsung secara maksimal.

Kata Kunci: metode 5S, tanker truck, bahan bakar minyak, corrective maintenance, preventive maintenance

1. Pendahuluan

Perkembangan dalam dunia industri manufaktur maupun pada bidang jasa yang setiap saat semakin meningkat secara pesat, maka dari itu setiap individu dalam dunia industri harus sigap dan mampu untuk berkompetisi sehingga kinerja ikut meningkat serta produktivitas juga dapat meningkat. Produktivitas yang sulit untuk meningkat merupakan sebuah permasalahan serius yang berkaitan dengan faktor manusia yang dapat diperbaiki, diamati, di analisis dan diteliti, dari langkah-langkah tersebut dapat menjadi sebuah usaha alternatif dalam dunia kerja yang dapat dilakukan dengan baik dan juga efektif serta efisien [1]. Pemahaman yang kurang terhadap budaya kerja yang baik mengakibatkan rendahnya tenaga kerja yang diserap dalam dunia industri manufaktur. Sebagai contoh di sekitar industri manufaktur maupun perusahaan yang

(2)

sistem yang baik karena hal tersebut merupakan hal yang paling krusial/penting. Hal ini juga berlaku pada penataan yang teratur dan baik sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang dalam suatu perusahaan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memudahkan segala proses penyimpanan ini adalah dengan menggunakan metode 5S. 5S merupakan salah satu program atau metode yang diberlakukan dalam penerapan perilaku dan sikap kerja dalam suatu pengelolaan kondisi tempat kerja secara fisik sehingga dapat terorganisir dengan maksimal [4]. Bengkel mesin otomotif di CV XYZ sudah memiliki fasilitas yang cukup memadai yang mana akan terus meningkatkan fasilitas baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Bengkel mesin otomotif dalam hal ini adalah mobil tangki dengan muatan bahan bakar minyak yang belum memiliki sistem penataan serta terawat dengan baik dan juga belum terdapat aktivitas yang dilakukan secara khusus mengenai sosialisasi tentang bagaimana melakukan perawatan serta penataan bengkel secara tepat dan sesuai.

Maka dari itu peneliti hendak mengaplikasikan sebuah metode dalam manajemen bengkel yang ditinjau dari konsep 5S (seiri, seiton, seiso, seiketsu, dan shitsuke) dalam Bahasa Indonesia dapat berubah menjadi singkatan 5R yang terdiri dari (Rapi, Rawat, Ringkas, Resik dan Rajin). [5] Tujuannya adalah agar bengkel mesin otomotif dapat meningkatkan kualitasnya. [6] Penataan serta perawatan di sebuah perusahaan terutama bengkel harus selalu diperhatikan untuk dirawat dan menerapkan metode 5S agar memperoleh hasil yang optimal dan meminimalisir permasalahan yang terjadi di CV XYZ [7] Metode 5S merupakan sebuah persiapan dalam segala hal agar tetap berada dalam kondisi yang terbaik. [8] dan juga merupakan dasar atau fondasi dari semua elemen, Penerapan 5S sangat penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal [9] dipergunakan pada sebuah perusahaan untuk dapat diberikan usulan perbaikan melalui metode 5S ini sehingga dapat menciptakan area kerja yang aman dan nyaman [10].

CV XYZ adalah salah satu perusahaan yang menawarkan jasa yang bergerak di bagian perbaikan truk tangki bahan bakar minyak. Terdapat beberapa jenis pelayanan yang disediakan oleh CV XYZ diantaranya adalah Corrective Maintenance dan Preventive Maintenance [11]. Proses implementasi dalam menggunakan metode 5S diharapkan menjadi sebuah kebiasaan serta menjadi kesadaran bersama untuk melaksanakan pekerjaan di bidangnya masing-masing [12] serta menjadi sebuah perbaikan dalam proses penataan maupun menjaga sikap disiplin serta kebersihan dalam lingkungan tempat kerja.[13] yang akan berdampak peningkatan produktivitas maupun efisiensi dalam bekerja di lingkungan CV XYZ [14]. Proses dalam metode 5S menjadi sebuah komponen fundamental dengan bentuk penerapan yang lebih luas akan tetapi dalam pelaksanaannya belum berlangsung secara maksimal [15] perlunya penerapan dan pelaksanaan yang senantiasa diawasi sehingga mampu menciptakan sebuah keteraturan yang positif baik dilihat dari segi siklus produksi maupun dari tenaga kerjanya sendiri. [11] Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM pada CV XYZ [16].

2. Metode Penelitian

Metode penelitian dapat dilihat pada flowchart Gambar 1. Penjabaran dari flowchart yaitu sebagai berikut:

1. Studi Literatur atau Studi Pustaka

Dilakukan dengan mengidentifikasi landasan teoritis mengenai metode 5S yang dapat digunakan untuk mendukung penerapan analisis dalam literatur, jurnal ilmiah maupun publikasi lainnya.

2. Studi Lapangan

Dilakukan dengan observasi atau mengamati langsung ke lingkungan kerja atau bengkel CV XYZ 3. Identifikasi Masalah

Setelah melakukan observasi secara langsung ke lapangan maka didapat permasalahan yang terjadi adalah pada area worksheet di bengkel CV XYZ sangat minim kebersihan dan juga kerapian, maka dari itu kebersihan pada area ini menjadi prioritas dalam pengerjaannya. Karena pada dasarnya apabila wilayah kerja yang kurang bersih atau rapi bias membuat para pekerja tidak nyaman dan mempengaruhi kinerja dari karyawan.

4. Pengumpulan Data

a. Data Primer: Kondisi lingkungan kerja terutama pada bagian penyimpanan spare-part b. Data Sekunder: Profil mengenai CV XYZ dan Visi Misi CV XYZ

(3)

Gambar 1. Flowchart penelitian

5. Pengolahan Data

Dilakukan dengan pengolahan data mengenai penerapan 5S dengan memberikan usulan perbaikan secara berkala, secara rinci penerapan 5S yaitu sebagai berikut:

a. Seiri atau Ringkas

Seiri adalah sebuah kegiatan yang memiliki tujuan untuk memisahkan antara peralatan atau material yang masih diperlukan/digunakan dengan yang tidak digunakan lagi sehingga akan terdapat sebuah ruang yang lebih besar dan cukup digunakan sebagai tempat penyimpanan yang baru. Aktivitas ini berfokus pada peralatan atau material yang dibahas yaitu “tidak ada benda yang tidak diperlukan” dan juga “Semua barang yang tidak perlukan tidak terlihat”.

Gambar 2. Barang setelah proses pemisahan sesuai fungsi

Studi Literatur/Studi Pustaka Jurnal tentang 5S

Pengumpulan Data

Data Primer: Kondisi lingkungan kerja terutama pada bagian penyimpanan spare-part

Data Sekunder: Profil CV XYZ, Visi dan Misi CV XYZ

Mulai Identifikasi Masalah

Permasalahan yang terjadi adalah mengenai situasi/kondisi di tempat

kerja

Studi Lapangan/Observasi Pengamatan langsung ke

lapangan (CV XYZ)

Pengolahan Data Proses Penerapan 5S

Analisis dan Pembahasan Dampak dari penerapan 5S di CV XYZ Solusi atau usulan terhadap konsep 5S Kesimpulan

Hasill yang diperoleh dari penelitian

(4)

digunakan. Barang yang tersusun secara rapi akan memudahkan pekerja untuk mencarinya sehingga dapat mengefisienkan waktu. Konsep rapi yang dimaksud yaitu peralatan yang digunakan apakah ditempatkan sesuai dengan tempatnya atau tidak atau sudah ditempatkan pada tempat yang sudah diletakkan atau tidak.

Gambar 3. Kondisi setelah dirapikan Sumber: Data penelitian, 2022

c. Seiso atau Resik

Seiso adalah proses melakukan pembersihan yaitu dengan cara membersihkan segala sesuatu agar terlihat bersih. Secara istilah seiso merupakan sebuah cara untuk menyingkirkan sampah maupun kotoran dan sebagainya agar semuanya tampak bersih. Membersihkan merupakan bentuk pemeriksaan seperti contoh membersihkan serta menciptakan tempat kerja yang layak dan indah untuk digunakan secara bersama-sama. Pentingnya melakukan pemeriksaan secara berkala untuk membersihkan segala hal terutama pada bagian material maupun fasilitas di tempat kerja dalam hal ini bengkel CV. XYZ yang bebas dari sampah dan kotoran.

Gambar 4. Kondisi barang melalui proses resik Sumber: Data penelitian, 2022

d. Seiketsu atau Rawat

Seiketsu dapat diartikan sebagai pemantapan. Pada bagian ini adalah hasil pemantapan dari langkah sebelumnya yaitu 3S, Konsep yang digunakan adalah untuk memastikan apakah sudah terlaksana dengan tepat dan sesuai yakni konsep ringkas, rapi, dan resik. Tujuannya adalah untuk memberikan instruksi di lingkungan kerja mengenai meringkas, merapikan barang dan membersihkan dari kotoran. Setelah semua dilaksanakan dengan saksama maka saatnya merawat semua fasilitas atau barang material tersebut dengan baik sehingga akan lebih tahan lama dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Tujuan lain dari seiketsu ini adalah sebagai pengontrolan dari para pekerja untuk dilihat seberapa besar tanggung jawabnya dalam bekerja sehingga mampu untuk menerapkan salah satu 5S ini.

(5)

Gambar 5. Kondisi barang setelah dirawat secara intensif Sumber: Data penelitian, 2022

e. Shitsuke atau Rajin

Shitsuke merupakan salah satu langkah yang digunakan untuk menjaga tempat kerja agar selalu stabil dan juga sebuah proses yang terus menerus dilakukan peningkatan yang berkesinambungan. Shitsuke disebut juga dengan pembiasaan, melakukan sebuah pembiasaan dari 4S sebelumnya. Para pekerja memiliki peran yang sangat besar dalam menerapkan dan melaksanakan 5S ini, sehingga tujuan yang nantinya akan dicapai dapat terlaksana dengan hasil yang maksimal serta optimal. Kebermanfaatan metode 5S sangat diuntungkan oleh pihak perusahaan maupun industri manufaktur baik di tempat seperti toko, bengkel maupun gudang. Shitsuke dapat diartikan sebagai sebuah pelatihan dimana diberikan kemampuan untuk melakukan sebuah pekerjaan walaupun sulit dalam pelaksanaannya.

Shitsuke memiliki sebuah arti lain yaitu kemampuan dalam melakukan pekerjaan sebagaimana mesti yang dilakukan. Dengan penerapan tingkah laku yang baik seperti disiplin dan tepat waktu ketika datang ke tempat kerja sebagaimana peraturan yang telah ditetapkan dan menjadikan hal tersebut sebuah kebiasaan baik di lingkungan kerja.

Gambar 6. Contoh penerapan shitsuke/Pekerja yang rajin Sumber: Data penelitian, 2022

Proses penerapan 5S dilakukan secara bertahap serta dilakukan pemantauan secara langsung di lapangan, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah hasil dari penerapan 5S ini berhasil atau tidak, kemudian dilakukan pembinaan seperti mendidik atau melatih pekerja menghilangkan kebiasaan buruk, menumbuhkan kebiasaan positif, karena akan menimbulkan sebuah kebiasaan baru yang baik pula serta mematuhi aturan yang ada.

(6)

7. Kesimpulan

Dilihat dari hasil analisis serta pembahasan yang telah ada maka dibuatlah sebuah kesimpulan.

3. Hasil dan Pembahasan

Pada penilaian yang sudah dilakukan dan ditentukan sesuai dengan fakta dan data yang digunakan pada analisanya dapat dilakukan perbaikan dan evaluasi mengenai penerapan konsep 5S guna meningkatkan produktivitas dalam kinerja pekerja dan memberikan evaluasi dalam penerapan produksi yang lebih baik dan sesuai. Adapun sebab akibat sebelum dan sesudah penerapan konsep 5S. Dalam melakukan penelitian ini, tentu saja peneliti mengevaluasi mengenai sebab akibat yang terjadi dalam penerapan konsep 5S pada tempat studi kasus, Sebab akibat yang terjadi dalam penerapan konsep 5S ini adalah sebagai berikut;

a. Man

Sebab akibat yang terjadi dalam penerapan 5S pada Man ini adalah karena tidak adanya briefing dan pembagian tugas serta banyaknya tugas yang harus dilakukan yang mengakibatkan rendahnya koordinasi dan juga rendahnya manpower. Terkait hal ini di lapangan yaitu ditemukan fakta bahwa

“Dari hasil analisis maka ditemukan beberapa hal yang menyebabkan koordinasi dalam sebuah tim penyimpanan barang rendah yaitu dari tidak adanya pembagian tugas yang pasti maupun tertulis, dan juga tidak adanya komunikasi tentang pembagian tugas yang akan dilakukan.”

b. Material

Sebab akibat yang terjadi dalam penerapan 5S pada Material ini ialah belum dilakukannya pemilihan barang dan belum adanya standar peletakan material serta tidak adanya keterangan pada rak spare- part yang mengakibatkan terjadinya peletakan spare-part tidak pada tempatnya dan terdapat barang yang tidak diperlukan dan tidak sejenis serta peletakan spare-part pada sembarang tempat. Terkait hal ini di lapangan yaitu ditemukan fakta bahwa “Hasil analisis menunjukkan bahwa di CV.XYZ belum melakukan pemilihan barang yang terkait dengan yang dibutuhkan dengan yang sudah terpakai lagi sehingga mengakibatkan banyak barang yang bertumpuk di area penyimpanan atau gudang.”

c. Environment

Sebab akibat yang terjadi dalam penerapan 5S pada Environment ini adalah belum dilakukannya penataan pada area penyimpanan spare-part belum adanya standar peletakan untuk spare-part yang mengakibatkan tidak adanya area khusus barang tidak terpakai dan juga area penyimpanan yang tidak tersusun dengan baik. Terkait hal ini di lapangan yaitu ditemukan fakta bahwa “Adanya area khusus untuk barang tidak terpakai yang saat ini belum dilakukan sebuah penataan ruang dalam penyimpanan dan belum terdapat sebuah standar peletakan barang atau produk yang sesuai sehingga mengakibatkan di lingkungan kerja gudang atau rak tidak terlihat rapi.”

d. Equipment

Sebab akibat yang terjadi dalam penerapan 5S pada Equipment ini adalah kurangnya rak untuk spare- part yang mengakibatkan tidak adanya lokasi penyimpanan peralatan yang mengakibatkan. Terkait hal ini di lapangan yaitu ditemukan fakta bahwa “Tidak terdapat sebuah lokasi khusus penyimpanan barang atau peralatan sehingga barang terlihat berantakan.”

e. Method

Sebab akibat yang terjadi dalam penerapan 5S pada Method ini adalah sistem penataan spare-part pada rak kurang tepat dan dikarenakan belum adanya briefing atau istilahnya persiapan serta belum terdapat sebuah petunjuk kerja secara tertulis atau alur kerja yang kurang teratur mengakibatkan pekerjaan tidak berjalan dengan baik dan proses kerja terhambat. Terkait hal ini di lapangan yaitu ditemukan fakta bahwa “Pekerjaan berjalan dengan kurang maksimal dengan alasan bahwa sistem penataan sparepart pada rak penyimpanan yang tidak sesuai dengan fungsinya masing-masing mengakibatkan proses kerja yang terhambat karena kurangnya persiapan atau pemberitahuan sebelum melakukan pekerjaan di area kerja, hal ini sangat berkaitan dengan dibutuhkannya sebuah pedoman atau petunjuk kerja secara tertulis sehingga membuat para pekerja dimudahkan dan dapat mematuhi SOP yang ada dan melaksanakan 5S dengan maksimal dan optimal juga membuat alur kerja yang lebih teratur dan sesuai jobdesk masing-masing”.

(7)

Sebelum Sesudah

Pada area gudang terdapat spare-part- spare-part yang tidak digunakan juga kardus yang tidak tersusun dengan rapi.

Setelah dilakukannya penataan pada gudang, maka terlihat perbedaan yang signifikan, barang-barang tersusun agar memudahkan pekerja memilah spare- part yang dibutuhkan.

Gambar 7. Kondisi aktual bengkel di CV XYZ sebelum dan sesudah 5S Sumber: Data penelitian, 2022

1. Usulan Konsep Seiri atau Ringkas

Solusi Konsep Seiri atau Ringkas yang diterapkan pada CV. XYZ sebagai berikut;

a. Pada area kerja harusnya ada suatu ketegasan bahwasanya dalam bekerja untuk meningkatkan produktivitas kerja agar sesuai diusahakan pada dilingkungan kerja.

b. Bahan atau komponen yang tidak dibutuhkan dapat dilakukan suatu pemindahan barang agar memberikan space tempat dalam melakukan perbaikan dengan baik.

c. Dalam pengumuman dan informasi-informasi terkait perlu adanya papan pengumuman untuk memudahkan dalam kegiatan kerja agar tidak adanya informasi yang terlewat.

2. Usulan Konsep Seiton atau Rapi

Solusi Konsep Seiton atau Rapi yang diterapkan pada CV. XYZ sebagai berikut;

a. Label Spare-part dalam aktivitas perbaikan sangat dibutuhkan maka dari itu perlu adanya sebuah evaluasi maupun perbaikan dalam menerapkan konsep rapi ini.

b. Meletakan peralatan sesuai dengan tempatnya masing-masing sehingga tidak ada barang yang berserakan.

(8)

menciptakan dan menerapkan lingkungan tempat kerja yang bersih.

c. Menjaga kebersihan tempat kerja dengan memperbanyak peralatan kebersihan di bagian produksi.

d. Membuat jadwal atau piket kebersihan dengan memanfaatkan SDM yang ada di lingkungan kerja CV. XYZ.

4. Usulan Konsep Seiketsu atau Rawat

Solusi Konsep Seiketsu atau Rawat yang diterapkan pada CV. XYZ sebagai berikut;

a. Melakukan pengecekan peralatan dengan aktivitas perbaikan dengan cara melakukan peningkatan untuk meminimalisir kerusakan barang-barang yang telah ada.

b. Menggunakan pakaian yang sesuai SOP yang telah ditentukan di CV. XYZ dan disarankan menggunakan pakaian berlengan panjang dan celana panjang dan untuk menghindari kecelakaan dilingkungan kerja.

c. Meningkatkan kondisi lingkungan kerja dengan pengecekan kesehatan SDM yang ada dilingkungan kerja sekitar.

5. Solusi Konsep Shitsuke atau Rajin

Solusi Konsep Shitsuke atau Rajin yang diterapkan pada CV. XYZ sebagai berikut;

a. Kebijakan dan peraturan yang diterapkan perusahaan harus selalu ditaati oleh para pekerja dan perlu untuk melakukan evaluasi secara rutin.

b. Hubungan personal antar pekerja dapat dikatakan baik perlu untuk dipertahankan seterusnya agar dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan terhindar dari konflik.

c. Menjaga kebersihan di lingkungan kerja adalah sebuah kewajiban para pekerja dan menjadi sebuah kesadaran serta kebiasaan yang harus dilakukan dimana saja, hal ini perlu untuk ditingkatkan dengan saling meningkatkan antar pekerja untuk menciptakan kondisi kerja yang nyaman.

d.

Produktivitas dalam kerja dianggap sudah baik akan tetapi perlu untuk ditingkatkan lagi serta perlu untuk diawasi terutama mengenai jadwal kerja maupun pengisian daftar hadir di tempat kerja.

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pada unit Gudang CV.

XYZ ditemukan bahwa budaya 5S sangat minim diterapkan sehingga perlu adanya evaluasi dan peningkatan untuk kondisi lingkungan kerja lebih baik, berdasarkan hasil observasi tersebut maka peneliti memberikan solusi dan saran, contoh langsung serta evaluasi terhadap kondisi lingkungan kerja di CV.

XYZ agar menjadi lingkungan kerja yang efektif dan efisien terlebih pada bagian maintenance. Penerapan budaya atau konsep 5S ini dapat dipergunakan secara berkelanjutan.

5. Referensi

[1] V. Devani and A. Fitra, “Analisis Penerapan Konsep 5S di Bagian Proses Maintenance PT. Traktor Nusantara,” Jurnal Teknik Industri, vol. 2, no. 2, 2016.

[2] P. Patrianagara and D. Riandadari, “Evaluasi Penerapan Seiri, Seiton, Seiketsu dan Shitsuke (5S) di Bengkel Honda Graha PT. Supreme Surabaya Motor Service,” JPTM, vol. 10, no. 01, pp. 87–96, 2020.

[3] A. Eka Endiarni, “Terapan 5S dalam Peningkatan Produktivitas berdasarkan Permenaker Nomor 5 Tahun 2018,” Journal HIGEIA, vol. 4, no. 2, pp. 201–211, 2020, doi: 10.15294/higeia/v4i2/31040.

[4] M. Kartika and D. Ika Rinawati, “Analisa Penerapan 5S (Seiri, Seiton, Seiketsu, Shitsuke) Pada Area Warehouse CV Sempurna Boga Makmur Semarang,” Industrial Engineering Online Journal, vol. 4, no. 5, 2016.

[5] T. Priyasmanu, I. Bagus Suardika, and H. Raras Mumpuni, “Pengkajian Penerapan 5S di PT. Conbloc Indotama Surya,” Industri Inovatif, vol. 6, no. 1, pp. 26–30, 2016.

[6] A. N. Syarief, “Implementasi Pelaksanaan Manajemen Bengkel Berbasis 5-S di Bengkel Mesin Otomotif Politeknik Negeri Tanah Laut,” Jurnal Humaniora Teknologi, vol. 3, no. 1, 2017.

[7] M. Hudori, “Penerapan Prinsip 5S Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) di Gudang Zat Kimia Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit,” Industrial Engineering Journal, vol. 6, no. 2, pp. 45–52, 2017.

(9)

[8] N. kevin M. Christoforus, “Rancangan 5S (Seiri, Seiton,Seiso,Seiketsu, dan Shitsuke) Pada UD.

Guna Wijaya Motor Balikpapan,” Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya , vol.

6, no. 2, pp. 1105–1118, 2017.

[9] F. Dzulkifli and Ernawati Dira, “Analisa Penerapan Lean Warehousing Serta 5S Pada Pergudangan PT. Sier untuk Meminimasi Pemborosan,” Juminten: Jurnal Manajemen Industri dan Teknologi, vol.

02, no. 03, pp. 35–46, 2021.

[10] A. S. Nugraha, A. Desrianty, and L. Irianti, “Usulan Perbaikan Berdasarkan Metode 5S (Seiri, Seiton, Seiketsu, Shitsuke) Untuk Area Kerja Lantai Produksi di PT.X*,” Jurnal Online Institusi Teknologi Nasional, vol. 03, no. 04, pp. 219–229, 2015.

[11] M. Siska and M. A. Azizi, “Analisa 5s Pada Lantai Produksi Pt. Sutra Benta Perkasa (Studi Kasus : Pt. Sutra Benta Perkasa),” Jurnal Teknik Industri, vol. 4, no. 2, 2018.

[12] N. P. Kurniawati and N. Susanto, “Analisis Penerapan Metode 5S pada Warehouse fast Moving PT.

Indonesia Power UBP Mrica Kabupaten Banjarnegara,” Performa: Media Ilmiah Teknik Industri, vol. 18, no. 1, pp. 28–33, Jul. 2019, doi: 10.20961/performa.18.1.19078.

[13] D. P. Restuputri and D. Wahyudin, “Penerapan 5s (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) Sebagai Upaya Pengurangan Waste Pada PT X,” Jurnal Sistem Teknik Industri (JSTI), vol. 21, no. 1, pp. 51–

63, 2019.

[14] M. Reza and H. H. Azwir, “Penerapan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) Pada Area Kerja Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas Kerja (Studi Kasus Di CV Widjaya Presisi),” Journal of Industrial Engineering, Scientific Journal on Research and Application of Industrial System, vol. 4, no. 2, pp. 72–81, 2019.

[15] N. M. Rahman and G. A. Nurhusna, “Implementasi Metodologi 5S sebagai Upaya Meningkatkan Produktivitas Karyawan Kantor Pelayanan Publik XYZ,” Seminar dan Konferensi Nasional IDEC, 2019.

[16] M. Siska and L. F. Sari, “Analisis Prinsip Kerja 5S dan Motivasi Karyawan di PT. Jasa Barutama Perkasa Pekanbaru Riau,” Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, vol. 14, no. 1, pp. 57–65, 2016, [Online]. Available: http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/sitekin

Referensi

Dokumen terkait

Dalam melakukan studi pustaka penulis membaca beberapa buku literatur dan jurnal ilmiah yang berkaitan dengan penelitian sehingga didapatkan informasi yang sesuai

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan membaca buku atau literatur yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, untuk mencari teori / konsep /

1. Akar penyebab permasalahan implementasi 5S dan TPM utamanya disebabkan karena kurangnya sosialisasi budaya 5S yang menyebabkan melencengnya pemahaman mengenai 5S,

lama dan hilangnya beberapa kegiatan yang merupakan pemborosan dari hasil 5S maka didapatkan performansi value stream untuk proses yang

Studi Pustaka Studi Lapangan Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah Penetapan Tujuan Pengumpulan Data Analisis Pemilihan Tata Letak Paling Efisien Kesimpulan dan

Oleh karena itu peneliti akan mengimplementasikan metode 5S pada divisi gudang barang jadi agar terciptanya ruang kerja yang bersih, rapi dan kinerja dalam

Pelaksanaan penelitian ini dengan melalui tahapan-tahapan, yaitu: Studi Literatur, Pengumpulan Data Primer (data jumlah penumpang naik/turun , data waktu tempuh,

penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir berikut : v Persiapan: Studi Pustaka, Observasi Pendahuluan Pengumpulan Data Mulai Data Primer:  Dimensi saluran 