• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN FIQIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN FIQIH"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 1 No 2 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ....

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

1

Implementasi Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Prestasi Peserta Didik Dalam Pembelajaran Fiqih

Nuriyah1

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan peserta didik dalam melakukan gerakan shalat melalui metode demonstrasi kelas VII MTs Negeri 2 Mukomuko. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang di laksanakan selama 2 siklus masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Subyek penelitian adalah peserta didik kelas VII MTs Negeri 2 Mukomuko. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, obervasi, dan interview. Validitas data dengan menggunakan teknik tringulasi.

Hasil analisis menunjukkan bahwa pada pembelajaran siklus I sebanyak 46,67% yang sudah tuntas.

Sedangkan pada pembelajaran siklus II sebanyak 93,33% peserta didik telah tuntas dalam memahami materi sholat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman peserta didik tentang materi sholat melalui metode demonstrasi.

Kata kunci: sholat, demonstrasi, penelitian tindakan kelas;

1.

Pendahuluan

Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai, dan bermartabat. Jailani, dkk menyebutkan bahwapendidikan agama Islam menjadi benteng terdepan dalam mengarahkan setiap individu untuk membentuk sikap dan memiliki kepribadian sebagai warnanegara yang lebih baik. Menyadari akanpentingnya peran agama dalam kehidupan umat manusia maka nilai- nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah kebutuhan yang di tempuh melalui pendidikan baik pendidikan di keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Pendidikan agama di sekolah pada saat ini sangat perlu ditingkatkanterutama tentang pendidikan fiqih untukbisa menciptakan manusia yang memiliki ilmu agama yang baik. Edwar menjelaskan bahwa fiqh yang merupakan salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk mengarahkan dan menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan penggunaan, pengamalan dan pembiasaan. Menurut Peratuan Peraturan Menteri Agama Nomor 2tahun tahun 2008 Pembelajaran Fiqih diSMP/MTs bertujuan untuk membekalipeserta didik agar dapat mengetahui danmemahami pokok-pokok hukum islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaanya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim

(2)

yang selalutaat menjalankan syariat islam secara kaffah (sempurna). Pengetahuan danpemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalamkehidupan pribadi dan sosial.

Berdasarkan hasil obervasi selama pembelajaran, peserta didik masih mengalami kesulitan dalam memahami materi tentang sholat dan kurang menerapkan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terlihatdalam nilai rata-rata uji kompetensi masih terdapat 60% peserta didik yang belum tuntas. Hasil observasi menunjukkan guru masih sering menggunakan metode ceramah (konvesional) dalam menjelaskan materi sholat sehingga kurang efektif dalam memahamkan peserta didik.Metode ceramah membuat peserta didik cenderung kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran PAI dan kurangnya keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.

Sehingga berdampak pada prestasi belajar peserta didik yang kurang memuaskan.

Nurrizqa & Khairan menyebutkan bahwa metode ceramah yang merupakan metode dimana guru yang menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada peserta didik dan peserta didik hanya mendengarkan berdampak pada peserta didik menjadi pasif, pembelajaran menjadi menjenuhkan, mengurangiminat untuk belajar, dan tidak efektif.

Penggunaan metode pembelajaran di setiap pelajaran sangat penting, karena salah satu keberhasilan pelajaranjuga ditentukan oleh metode. Metode pengajaran adalah suatu cara untukmenyajikan pesan pembelajaran sehingga pencapaian hasil belajar dapat optimal. Metode memiliki kedudukan yang penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Tanpa metode suatu pesan pembelajaran tidak akan terproses secara efektif. Nasution menyebutkan bahwa untuk menghasilkan prestasi (hasil) belajarpeserta didik yang tinggi, guru dituntut untuk mendidik dan mengajar peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran di kelas.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam mengajarkan fiqh materi sholat adalah metode demonstrasi. Penggunaan metode demonstrasi ini merupakan kegiatan yang bisa di gunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang obyek atau mereview informasi.

Gerakan fisik yangdominan dalam strategi ini dapatmembantu mendinamiskan kelas yang jenuh menjadi lebih menyenangkan. Putra & Suyadi menyebutkan bahwa metode demonstrasi dalam pembelajaran guru dituntut untuk memperagakan langsung materi gerakansholat kepada peserta didik agar dapat menerima dan mengikuti yang diperagakan guru dengan baik dan benar. Penggunaan metode demonstrasi penting dan sangat baik diterapkan dalam pembelajaran PAI materi sholat karena perhatian peserta didik dapat lebih terpusat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, proses pembelajaranyang dipelajari peserta didik lebih terarah.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan pemahaman peserta didik kelas VII pada materi sholat.

(3)

3

2. Metode

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Masing- masing siklus terdiri dari 2 pertemuan yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun prosedur penelitian tindakan dapat dirinci sebagai berikut yaitu :

1) Perencanaan tindakan (planning), yaitu kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan pembelajaran yang meliputi.

a) Menyusun siklus pelajaran meliputi kemampuan dasar, materi pembelajaran dana lokasi waktu,

b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran,

c) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di dalam kelas,

d) membuat lembar tesuntuk mengatahuipemahaman pesertadidik pada materi sholat.

2) pelaksanaan tindakan (acting) yaitu kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakanpembelajaran sesuai rencanapelaksanaan pembelajaran yang telah disesuaikan sebelumnya.

3) pengamatan (observing) yaitu proses pembelajaran yang berlangsung yang diobservasi oleh observer (teman sejawat).

refleksi (reflecting) dilakukan dengan melihat hasilpengamatan dan evaluasi terhadap masalah yang terjadi didalam kelas penelitian. Dengan melakukan refleksi peneliti dapat melakukan perbaikan tindakan (replanning). Hasil analisis proses dan data yang telah dilaksanakan pada tahapan ini akan dijadikan sebagai pedoman dan acuan dalam merencanakan siklus selanjutnya.

Subjek penelitian adalah peserta didikKelas VII MTs Negeri 2 Mukomuko yang berjumlah 20 anak. Teknik pengumpulan data melalui observasi, interview, dan tes.

Dalam penelitian ini,digunakan analisis kualitatif berupa hasil pengamatan dalam kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar peserta didik yang kemudian dideskripsikan dalam bentuk uraian untuk memperjelas hasil penelitian.

3. Hasil

Analisis Data Pra Siklus (PraTindakan)

Pelaksanaan penelitian tindakankelas ini telah didahului olehbeberapa tindakan awal (pratindakan). Tindakan awal ini dilakukan untuk mengetahuikeadaan nyata yang terjadi saatproses wawancara, dan tes. Berdasarkan hasil observasi aktivitas peserta didik sebelum tindakan, hasil wawancara, dan hasil kinerja penilaian guru sebelum tindakan diketahui peserta didik kurang memahami dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sesuai hasil wawancara, guru menyatakan bahwa peserta didik masihmengalami kesulitan dalam memahami mana rukun-rukun solat dan sunah sunah solat.

(4)

Kesulitan yang dialami peserta didik antara lain peserta didik belum bisa menerapkan antararukun dan sunahnya solat, kesulitandalam membedakan antara yangsunah dan yang rukun karena peserta didik belum terbiasa dalam menerapkan dan mempraktikkan secara langsung. Faktorpenyebabnya antara lain karena proses pembelajaran yangberlangsung masih menggunakansumber dan media yang kurang, masih sering menggunakanceramah (konvesional). Sehinggapembelajaran menjadi kurang menarik, peserta didik kesulitan dalam memahami materi sholat, dan kurangnya minat peserta didikdalam pembelajaran. Selain itu, peserta didik juga kurang antusias dalam mengikuti pelajaran yangditunjukkan dengan masih sedikitnya peserta didik yang mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Data yang diperoleh dari observasi kondisi awal, hasil nilaiulangan masih banyak peserta didikyang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal. Tabel 1adalah hasil belajar materi solat kelas VII MTs Negeri 2 Mukomuko

Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan bahwa ketuntasan belajar anak hanya 40%. Dengan demikian ketuntasan belajar masih jauh dari yang diharapkan.

Berdasarkan hasil observasi pra tindakan tersebut, diperlukan inovasi bagi guru dalam pembelajaran PAI yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi untuk menjelaskan materi sholat.

3.1. Analisis Data Siklus I

Pembelajaran PAI pada siklus I dilakukan dengan menggunakan demontrasi menggunakan langkah- langkah sebagai berikut:

1. Membagi dan menjelaskan sumber-sumber kegiatan demonstrasi.

2. Memberikan gambarantentang seluruh kegiatan demonstrasi danmewujudkan hasil akhir.

3. Menghubungkan kegiatan dengan keterampilan yang memiliki peserta dan keterampilan yang akan disampaikan.

Mendemonstrasikan langkah-langkah serta perlahan dan memberikan waktu yang cukup pada peserta untuk mengamatinya.

Menentukan hal-hal yang penting dan kritis atau hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja. Pada metode demontrasi, gurumeminta peserta didik untuk fokus dalam memperhatikan obyek yang akan didemonstrasikan di depan.Dalam hal ini adalahgerakan-gerakan sholat dan penjelasan tentang sunah dan rukun sholat.

Tabel 1 adalah hasil analisis dari siklus I.

(5)

5

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai hasil tes di siklus I diperileh nilai terendah yaitu 70 dan nilai tertinggi 88 dengan nilai rata-rata 79,1. Jika skor hasil tes peserta didik di atas dikelompokkan ke dalam lima kategori maka diperoleh distribusi skor ditunjukkan pada tabel 2.

Setelah digunakan kategorisasi pada tabel terlihat bahwa 20 peserta didik yang dijadikan subjek penelitian. Tidak terdapat peserta didik termasuk kategori sangat rendah dan rendah. 5 orang peserta didik berada pada kategori sedang, 10 orang peserta didik berada pada kategori tinggi, dan 5 orang peserta didik berada pada kategori sangattinggi. Dari skor rata-rata hasil tes belajar siklus I yaitu 79,1 setelah dikategorisasikan, diketahui bahwa hasil tes belajar peserta didik kelas VII setelah diadakan tes berada pada kategori tinggi.

Dari hasil observasi pada siklusI ini dilakukan tahap refleksi yang digunakan untuk mengevaluasi Setelah digunakan kategorisasi pada tabel terlihat bahwa 20 peserta didik yang dijadikan subjek penelitian. Tidak terdapat peserta didik termasuk kategori sangat rendah dan rendah. 5 orang peserta didik berada pada kategori sedang, 10 orang peserta didik berada pada kategori tinggi, dan 5 orang peserta didik berada pada kategori sangattinggi. Dari skor rata-rata hasil tes belajar siklus I yaitu 79,1 setelahdikategorisasikan, diketahui bahwa hasil tes belajar peserta didik kelas VII setelah diadakan tes berada pada kategori tinggi.

Dari hasil observasi pada siklusI ini dilakukan tahap refleksi yang digunakan untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yangditemukan di kelas dengan melakukan tindakan selanjutnya. Permasalahan yang muncul dalam kegiatan siklus I adalah peserta didik masih kurang percaya diri untuk aktif dan ikut serta dalam pembelajaran, beberapa peserta didik masih terlihat berbincang sendiri dengan teman. Beberapa halyang dilakukan oleh peneliti adalahharus meningkatkan motivasi peserta didik sehingga peserta didik bisa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai indikator keberhasilan, peneliti

(6)

jugaberupaya supaya suasana di dalam kelas menjadi lebih menyenangkan.Selain itu peneliti juga membuat solusi dalam pembelajaran selanjutnya yaitu:

a) Menyusun kembali rencanapembelajaran.

b) Pendidik menjelaskan lebihpelan dan jelas.

c) Pendidik mensetting tempat pembelajaan dengan berbentuk baris/shof sehingga semua peserta didik bisa melihat semua yang didemontrasikan oleh pendidik serta peserta didikyang lain.

d) Peserta didik langsung dimintauntuk malaksanakan praktek sholat fardu.

Dalam penelitian pembelajaran siklus I ini, meskipun belum tuntas secara klasikal namun sudahtampak adanya peningkatan semangat dan keseriusan peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Menurut hasil observasi yang dilakukan peneliti, sebagian besarpeserta didik merasa cocok dan senang dengan penggunaan metode demonstrasi.

3.2. Analisis Data Siklus II

Untuk pelaksanaan siklus II, guru lebih memotivasi dan memacu peserta didik untuk memperhatikan setiap langkah yang ada dalam metode demonstrasi

sehinggga peserta didik lebih memahami dan merasa senang dengan metode demonstrasi dan peserta didik pun menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Tabel 3 adalah hasil analisis siklus II.

Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai hasil tes di siklus I diperileh nilai terendah yaitu 80 dan nilai tertinggi 92 dengan nilai rata-rata 86,1. Jika skor hasil tes peserta didik diatas dikelompokkan kedalam lima kategori maka diperoleh distribusi skor ditunjukkan pada tabel 4.

(7)

7

Setelah digunakan kategorisasi pada tabel terlihat bahwa 20 peserta didik yang dijadikan subjek penelitian. Tidak terdapat peserta didik termasuk kategori sangat rendah, rendah dan sedang. 6 orang peserta didik berada pada kategori tinggi dan 14 orang peserta didikberada pada kategori sangat tinggi. Dari skor rata-rata hasil tes belajar siklus II yaitu 86,1 setelah dikategorisasikan, diketahui bahwa hasil tes belajar peserta didik kelas VII setelah diadakan tes dengan penerapan metode demonstrasiberada pada kategori sangat tinggi

Peningkatan prestasi belajar peserta didik kelas VII pada pembelajaran Fiqih dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Peningkatan rata-ratanilai peserta didik

Data dari Gambar I dapat terlihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik dari tes pra siklus, tes siklus I sampai siklus II ternyata terjadi peningkatan. Ini diperkuat dengan hasil nilai rata-rata peserta didik dari pra siklus sampai siklus II yaitu dari 66,85 meningkat menjadi 86,1. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi efektif dan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VII MTs Negeri 2 Mukomuko.

Hasil penelitian ini sejalan denganpenelitian yang dilakukan oleh Putra & Suyadi yang menghasilkan bahwa metode terbukti demostrasi sangat baik diterapkan dalam mengajarkan materi sholat. Metodedemonstrasi menjadikan pembelajaran menjadi sistematis, terarah dan dapat menarik perhatian peserta didik. Selain itu juga peserta didik menjadi lebih semangat dalam mengikuti, melaksanakan, dan memperagakan gerakan-gerakan sholat yang sudah dicontohkan oleh guru.

Selanjutnya hasil temuan Suharyati menghasilkan temuan bahwa metode demonstrasi terbukti meningkatkan pemahanan peserta didik tentang gerakan sholat.Hasanah menyebutkan bahwa metode demonstrasi sangat tepat digunakan

(8)

untuk mengajarkan anak tentang materisholat dan gerakan-gerakan sholat, tata cara berwudhu, dan membaca Alquran.

4. Kesimpulan

Dari beberapa penjelasan yangtelah diuraikan sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagaiberikut:

a. Metode demonstrasi pada mata pembelajaran Fiqih kelas VII MTs Negeri 2 Mukomuko efektifdilaksanakan karena sudahmencapai tujuan, menghemat waktudan tenaga, mampumembangkitkan perhatian dan minat peserta didik dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi.

b. Metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman peserta didik mata pelalajaran Fiqih kelas VII MTs Negeri 2 Mukomuko

Daftar Pustaka

Edwar, A. (2019). Pengaruh Pembelajaran Ilmu Fiqh Dalam Perspektif Kesehatan Reproduksi. Geneologi PAI: Jurnal PendidikanAgama Islam. Vol 6 (2):

Hasanah, A. (2018). Mengajarkan Shalat pada Anak Melalui Metode Demonstrasi, Tanya Jawab, dan Pembiasaan. Al hikmah: Indonesian Journal of Early Childhood Islamic Education. Vol2 (1):

Jailani, A., Rochman, C., &Nurmila, N. (2019). Peran Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk KarakterJujur pada Peserta didik. Al- Tadzkiyyah:

Jurnal Pendidikan Islam. Vol 10 (2)

Nasution, M.K. (2017). PenggunaanMetode Pembelajaran DalamPeningkatan Hasil Belajar Peserta didik. STUDIA DIDAKTIKA:

Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan. Vol 11 (1)

Nurrizqa, & Khairan. (2018). Pengaruh Penggunaan Metode Videocd Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Mis Lamgugob Banda Aceh.Cyberspace: Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi. Vol 2 (1)

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008Tentang Standar KompetensiLulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah

Putra, Y.A., & Suyadi. (2019). Penerapan Metode DemonstrasiPada Materi Sholat Kelas 3 SD N Dayuharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam. Vol 17 (2)

Suharyati.(2019).Peningkatan Kemampuan Praktek Shalat melalui Metode Demonstrasi dengan Media Audio Visual pada Kelompok B-1 RA MasyithohMelikan Bantul. JurnalPendidikan Madrasah. Vol 3 (2) Zaini, H. (2008). Strategi PembelajaranAktif. Yogyakarta: Pustaka Insan

(9)

9

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil tes siklus I terkait tes akhir, persentase siswa yang tuntas tes akhir siklus dan rata-rata skor tesnya dapat dijelaskan bahwa hasil belajar menulis siswa

Dengan melihat tes keterampilan prosesbelajar yang diperoleh baik pada siklus I maupun pada siklus II, dimana skor rata-rata, skor terendah dan skor tertinggi

Hasil belajar siswa rata-rata skor tes hasil belajar pada siklus I adalah 58,9 dengan rincian 9 siswa mendapat skor ≥ 68 dan 31 siswa mendapat nilai skor < 68. Siswa yang mendapat

hasil observasi aktivitas peserta didik menggunakan pendekatan tematik sudah ada peningkatan , pada base line aktivitas fisik menghasilkan skor rata-rata 36%, Siklus

Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa pada siklus I nilai rata-rata tes hasil belajar siswa 79,43 dan pada siklus II meningkat menjadi 95,77, Persentase siswa

Siklus I 1 Nilai rata-rata tes formatif 72.. Jurnal Refleksi Pembelajaran Vol. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan

(2) Hasil belajar siswa pada siklus II berada pada kategori tinggi dengan skor rata-rata 79 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 9 dan jumlah siswa yang tuntas belajar

Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus I No Uraian Hasil Siklus I 1 2 3 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 68,57 14