• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN FIQIH MATERI THAHARAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN FIQIH MATERI THAHARAH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN

FIQIH MATERI THAHARAH

Eva Sufiana

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : evasufi607@gmail.com

ABSTRAK

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Fiqih kelas VII Mts Ma;arif NU 06 Bojongsari tahun pelajaran 2022/2023. Penelitian ini termasuk jenis penelitian field research (studi lapangan) yang berbentuk kualititatif dengan mengggunakan metode deskriptif. Adapun subyek dalam penelitian ini ada dua, yang pertama informan kunci. Dalam hal ini dilakukan analisis hasil pemahaman siswa dari materi yang dipelajari untuk tiap siklusnya, yaitu semakin meningkatnya penguasaan terhadap materi yang disampaikan guru dalam bentuk ketuntasan belajar meningkat mulai dari siklus I, dan siklus II. Serta analisis hasil observasi kegiatan awal berupa aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung lebih semangat ketika menggunakan metode demonstrasi. Dan untuk hasil tes tiap siklusnya mengalami sebuah pengikatan, yaitu dari pra siklus sebesar 42%, siklus I sebesar 57,14%, serta sikuls II sebesar 85,71%.

Penerapan model ini sudah dibuktikan dengan pendapat dari sebagian tokoh pendidikan yaitu Demonstration juga mengembangkan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan, artinya pembelajaran metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan . Adapun hasil rata-rata tes pada tiap siklus dan tingkat pemahaman siswa pada tiap siklus yaitu pra-siklus dengan rata-rata 74,93, siklus I dengan 77,21 serta siklus II dengan hasil 89,07.

Kata Kunci : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar, Metode Demonstrasi, Pembelajaran Fiqih Materi Thaharah.

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah teknik manusia untuk mengasah dan memanfaatkan akal yang telah diberikan Allah SWT, sehingga akal manusia dapat

(2)

mengarahkan manusia kepada sesuatu yang bermanfaat atau dapat dicapai.

Pendidikan merupakan sarana penguatan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri, dan kemampuan lain yang diperlukan peserta didik, masyarakat, bangsa, dan negara. Karena semua madrasah adalah lingkungan Pendidikan yang terstruktur dan terperogram, maka madrasah adalah sumber pengalaman Pendidikan, Karena semua madrasah adalah lingkungan pendidikan pada umumnya. Manusia memperoleh informasi yang sebelumnya tidak diketahui melalui pendidikan, dan Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. Sebagaimana firman Alloh SWT dalam QS Al Mujadalah/58:11 yang berbunyi:

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,

“Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”

Dan dalam materi fiqih ini, fiqih merupakan salah satu mata kuliah dalam Pendidikan Agama Islam yang bertujuan mempersiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, dan menghayati, khususnya dalam ibadah sehari- hari, yang kemudian menjadi landasan aturan hidup (way of life) melalui pengajaran, pelatihan, dan pembiasaan.

Dalam Islam selalu menganjurkan kita agar menjaga kebersihan badani selain rohani. Kebersihan badani tercermin dengan bagaimana umat Muslim selalu bersuci sebelum mereka melakukan Ibadah menghadap Allah SWT. Pada hakikatnya tujuan dari bersuci ialah agar umat muslim dapat terhindar dari kotoran ataupun debu yang menempel di badan kita sehingga secara sadar atau tidak sengaja membatalkan rangkaian ibadah kita kepada Allah SWT. Namun semakin maraknya yangerjadi sekarang ialah banyak umat Muslim yang hanya tahu saja bahwa bersuci itu sebatas membasuh badan dengan menbggunakan air tanpa mengamalkan rukun-rukun bersuci lainnya sesuai

(3)

dengan syariat Islam. Bersuci atau istilah Islam yaitu “Thaharah” mempunyai makna yang luas yang tidak hanya berwudhu saja.

Pengertian thaharah sendiri ialah mensucikan diri, dari pakaian dan tempat shalat dari hadats dan najis menurut syariat Islam. Bersuci dari hadas dan najis adalah syarat syahnya Muslim dalam mengerjakan Ibadah tertentu.

Berdasarkan pengertian tersebut sebenarnya banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil dari fungsi thaharah itu sendiri. Thaharah sebagai bukti bahwasannya Islam amat mementingkan kebersihan dan kesucian.

Sesungguhnya pelaksanaan terkait thaharah arau bersuci yang benar dan konsisten sangat mempengaruhi proses pelaksanaan kegiatan ibadah seorang peserta didik, terlebih lagi dalam diri peserta didik kelas VII di MTs Ma’arif NU 06 Bojongsari sebagai kumpulan masyarakat menjadi generasi religious yang taat sebagai intelektual muslim yang handal dalam keilmuan yang dimilikinya.

Dari keterangan penjelasan diatas, dapat dipahami bahwasannya seorang umat muslim yang wajib ketika akan melaksanakan suatu kegiatan ibadah yaitu harus suci dari hadats besar dan kecil.. Di dalam konteks ini adalah peserta didik kelas VII yang mana sudah berusia kurang lebih 12 tahun . Dimana seusia itu sudah menginjak baligh dan wajib mengetrahui dengan baik apa itu thaharah dan sejenisnya. Dan dilihat dari permasalahan yang saya rasakan di sekolah yang mungkin nantinya akan di jelaskan, supaya pembelajaran menjadi baik ataupun hasil belajar peserta didik agar meningkat, guru harus bisa menyiapkan sarana dan prasarana yang baik, media yang sesuai dan metode yang harus dipakai guru ketika mengajar.

Kenyataan yang kita lihat pada saat ini masih banyak guru yang tidak mau mencari media ataupun metode pembelajaran yang digunakan untuk mengajar di kelas. Dikarenakan memang mungkin fasilitas di sekolah tersebut kurang memadai.

Seperti masalah yang saya hadapi ketika mengajar di kelas VII di MTs Ma’arif NU 06 Bojongsari, terkait nilai-nilai peserta didik yang tidak mencukupi standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) karena disebabkan dalam pelaksanaan penyampaian pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah saja, tanpa adanya media untuk memberikan sebuah ilustrasi kepada peserta didik. Yang pada akhirnya, membingungkan peserta didik.

Sehingga terkait nilai peserta didik masih ada yang tidak memenuhi standar kriteria ketuntasan (KKM). Peserta didik masih belum paham dan masih bingung dengan materi yang disampaikan oleh guru.

Oleh karena itu, peneliti ingin meningkatkan hasil belajar peserta didik terutama terkait materi thaharah atau bersuci. Peneliti akan menambahkan

(4)

metode pembelajaran yaiu dari metode pembelajaran ceramah ditambah dengan metode demonstrasi dan menambahkan media display sebagai alat pembelajaran. Mengapa peneliti tidak mengganti metode sebelumnya (ceramah) karena dalam metode pembelajaran, guru juga memerlukan sebuah cara atau teknik untuk menyampaikan materi kepada peserta didik, nah salah satu caranya yaitu dengan ceramah. Walaupun mungkin dengan metode ceramah impact terhadap peserta ddik akan mengakibatkan peserta didik mengantuk dan bermain sendiri. Tetapi dengan adanya metode ceramah guru lebih mudah memberi tahu kejadian-kejadian ataupun peristiwa yang ada kaitannya dengan materi yang akan dibahas. Diharapkan dengan adanya tambahan metode demonstrasi ddan media display dapat meningkatkan pembelajaran mata pelajaran fiqih terkait materi thaharah atau bersuci.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis bermaksud meneliti dengan konsep PTK dengan judul : “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN FIQIH MATERI THAHARAH”.

METODOLOGI PENELITIAN a. Objek Material

Peneliti melakukan penelitian di Sekolah yaitu MTs Ma’arif NU 06 Bojongsari, beralamat di Dusun 3, Bojongsari, Kecamatan.

Bojongsari, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah 53362. Peneliti memilih melakukan penelitian di lokasi tersebut karena di MTs Ma’arif NU 06 Bojongsari terdapat satu pembelajaran mengenai segala hal terkait bersuci dengan menggunakan metode demonstrasi. Metode demonstrasi menjadi sesuatu yang baru yang diharapkan bisa menginspirasi sekolah-sekolah lain, dan juga guru-guru lain dalam upaya pembentukan kepribadian peserta didik tingkat MTs dan menarik minat orang tua untuk memasukkan anaknya ke sekolahan tersebut tersebut. Disini metode demonstarsi di fokuskan kepada kelas VII.

b. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Pada hakekatnya PTK merupakan suatu proses dimana melalui proses ini guru menginkan adanya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

(5)

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (1988:87), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

c. Sumber Data

Peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi yang diperlukan serta dianggap mengetahui permasalahan yang dikaji.

Informan dalam penelitian ini adalah langsung kepada peserta didik kelas VII MTs Ma’arif NU 06 Bojongsari.

d. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpula data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, wawancara,dan dokumentasi. Saat pengumpulan data dilakukan oleh peneliti yaitu (1) memasuki tempat observasi, hal ini membantu peneliti untuk mendapatkan banyak data informasi yang dibutuhkan. (2) peneliti berusaha mengenali apa, siapa yang akan diamati, kapan, dimana, dan lama melakukan observasi. (3) menempatkan diri sebagai peneliti bukan sebagai informan atau subjek penelitian. (4) peneliti menggunakan alat rekam selama melakukan observasi. (5) membiarkan partisipan menggunakan perspektif secara bebas. (6) setelah observasi selesai segera keluar dari lapangan untuk menyusun hasil observasi (Sugiyono, 2016).

Pengumpulan data adalah prosedur yang bersifat sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber, dan cara.

Pengumpulan data dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting) misalnya di lingkungan tertentu berbagai responden, seminar, diskusi, dll. Pengumpulan data dilihat dari cara atau Teknik dapat dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi kuesioner, dan gabungan keempatnya.

e. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian penilaian tindakan kelas (PTK) dimulai dengan menyiapkan data dan mengorganisasikan data untuk dianalisis, kemudian mereduksi data menjadi tema, terakhir menyajikan data dan peneliti menyimpulkan jawaban utama dari masalah penelitian.

HASIL PENELITIAN

(6)

Ketuntasan hasil belajar siswa dalam materi pembelajaran dengan Metode Demonstrasi memiliki dampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar serta dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam mempraktekan kegiatan bersuci yaitu thaharah. Hal ini dilihat dari semakin meningkatnya penguasaan terhadap materi yang disampaikan guru yaitu ketuntasan belajar meningkat mulai dari siklus I, dan siklus II.

a) Siklus I

Berdasarkan analisis data siklus I masih banyak kekurangan, dimana guru belum mampu memotivasi siswa secara maksimal, sehingga perhatian dan keaktifan siswa dalam pembelajaran relatif masih kurang. Namun demikian sudah ada peningkatan perhatian serta keaktifan siswa dalam pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya. Pada siklus ini siswa belum bisa menguasai materi pelajaran dengan baik dan dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar siswa siklus I sudah cukup tuntas.

Ketuntasan belajar siklus I adalah 57,14% atau 16 siswa dari 17 siswa sedangkan yang satu belum tuntas.

b) Siklus II

Berdasarkan analisis data, pada siklus II ini aktivitas pembelajaran siswa sudah mengalami peningkatan baik kuantitas maupun kualitasnya. Hampir semua siswa dapat mengikuti dan terlibat dalam pembelajaran, hal ini berdampak pada prestasi belajar siswa. Pada siklus II sudah banyak yang mencapai ketuntasan belajar dengan KKM 75. Namun demikian ketuntasan belajar belum mencapai 100 %. Dari data yang ada ketuntasan belajar secara klasiakal mencapai 85,71 % atau 13 siswa dari 14 siswa yang ada. Hal ini telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yang telah ditentukan.

Dengan demikian masih ada I siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan hasil ini peneliti merasa tidak perlu untuk melakukan ke siklus selanjutnya. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar akan diberikan remidi dengan adanya tugas tugas individu berdasarkan pengamatan dan observasi yang dilakukan siswa ini memang mengalami keterbatasan dalam kemampuan dalam menghafal.

KESIMPULAN

1) Hasil Penerapan Metode Demonstrasi

Dengan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti menyimpulkan bahwa Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar yang dibuktikan dengan adanya ketuntasan pada siklus I sampai siklus II sebagai berikut : Pada siklus I terjadi peningkatan prestasi belajar sebesar 57,14%

dengan nilai rata - rata 77,21 dibandingkan dengan pra siklus dengan

(7)

nilai rata rata 75 dan yang tuntas belajar sebanyak 6 orang dari 14 siswa.

Pada siklus II terjadi peningkatan prestasi belajar sebesar 85,71 % dengan nilai rata rata 89,07% dibandingkan dengan siklus I dengan nilai rata rata 77,21 dan yang tuntas belajar sebanyak 8 siswa dari 14 siswa.

2) Faktor yang mendukung dan menghambat metode demonstrasi a) Faktor pendukung

• Adanya fasilitas yang memadai.

• Adanya waktu yang cukup dalam pembelajaran.

• Adanya semangat dari anak.

• Proses pembelajaran yang menarik dan tidak menonton.

b) Faktor yang mennghambat

• Perbedaan tingkat kemampuan siswa.

• Adanya anak yang suka berbicara dan bermain sendiri.

• Anak kurang percaya diri

DAFTAR PUSTAKA

Rasyid, Sulaiman. 1987. Fiqih Islam. Bandung : Sinar Baru

H Darsono, T. Tabrani, Penerapan Fiqih, Solo, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT. Asdi Mahasatya. 2002)

Harahap Nasrun , Pengantar Pendidikan (Bandung PT Aneka Rosda Karya 2009 )

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2000)

Qohar Abdul, Pengantar Pendidikan ( Jakarta PT Rineka Cipta 19295 ) Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT.

RajaGrafindo Persada. 2001

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT Rineka Cipta. 1995)

Syah Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2000)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisis pengendalian intern sistem informasi aplikasi penjualan yang sedang berjalan guna

Makin lama perlakuan HMT maka indeks pengembangan, tingkat kehilangan padatan dan susut masak total makin kecil, sedang tekstur dan deformasinya makin besar, namun

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 98 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,

Faktor internal melibatkan human sensory (lebih pada penciuman), pengujian dengan test merokok, analisis kimia, sedangkan faktor eksternal melalui( human vision )

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor penyebab terjadinya usia kawin anak di Kampung Poncowarno Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah. Metode yang digunakan adalah

Tahap pasca lapangan pada penelitian ini terdiri dari re-interpretasi peta penggunaan lahan dan jaringan jalan, pembuatan peta kekasaran permukaan, pemodelan run up

Nostra Aetate, yaitu deklarasi tentang sikap gereja Katolik terhadap agama- agama bukan Kristen; dimana dalam deklarasi tersebut menyatakan bahwa dalam agama-agama

Secara keseluruhan hasil-hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa kinerja manajerial yang dalam penelitian ini diwakili oleh tiga indikator berupa kemampuan manajer