• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Metode Preventive Maintenance untuk Mengurangi Downtime Line Heading di PT XYZ

N/A
N/A
Muhammad Faqih Mustofa

Academic year: 2024

Membagikan " Implementasi Metode Preventive Maintenance untuk Mengurangi Downtime Line Heading di PT XYZ"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI METODE PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENGURANGI DOWNTIME LINE HEADING

DI PT XYZ

Dosen pengampu : : Ir. Merdieco Rivandi, A.Md., S.T., M.M.

Disusun oleh :

Muhammad Faqih Mustofa NIM 2223917

POLITEKNIK META INDUSTRI CIKARANG PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

2024

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perusahaan manufaktur menghadapi tantangan yang signifikan dalam menjamin keandalan infrastruktur produksi dan mempertahankan operasi yang tidak bermasalah, yang bebas dari downtime yang tidak dijadwalkan. Kejadian yang tidak diantisipasi selama waktu operasi peralatan dapat menghasilkan tingkat kepastian yang tinggi tentang berhentinya produksi. Gangguan dalam fungsi pabrik yang benar dapat menyebabkan kerugian produktivitas yang serius, penurunan kualitas, dan penurunan yang terlihat dalam kinerja overall. Mencegah kerusakan mesin yang tidak diinginkan dan kegagalan, serta efek buruk yang disebabkan oleh mereka, mungkin dapat dilakukan dengan memastikan tindakan perawatan yang benar dalam sistem manajemen produksi.

Perawatan yang tepat dan terencana dapat mengurangi downtime mesin, yang pada gilirannya dapat mengurangi biaya, meningkatkan produktivitas, dan mempertahankan kualitas produk. Maintenance merupakan salah satu yang menyumbang down time yang tinggi karena masih banyaknya kerusakan yang terjadi pada mesin pada saat waktu produksi akibat kurangnya perawatan sebelum terjadi kerusakan. Seperti halnya yang terjadi di PT XYZ.

PT XYZ merupakan perusahaan manufactur fastener di Cikarang yang masih sering menggukan metode corrective maintenance untuk perawatan mesin, hal tersebut menyebabkan downtime yang tidak stabil hingga menjadi down time yang tinggi selama 3 bulan pada tahun 2023, dibawah ini merupakan data downtime maintenence tertinggi pada tahun 2023.

Gambar 1. 1 downtime maintenance line heading Januari - September 2023

0 20 40 60 80

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP 31 34 31

20 17 12

52 51 68

2023

DOWNTIME MAINTENANCE LINE Jam

(3)

Pada gambar 1.1 dapat diketahui bahwa 3 bulan tersebut memiliki down time yang tinggi disebabkan akibat kerusakan mesin yang menghambat aktifitas produksi. Untuk mencegah kasus tersebut terulang kembali pada penelitian ini akan menganalisa terjadinya kerusakan pada bulan tersebut dan mengurangi downtime yang tinggi pada line heading, agar meminimalkan pengeluaran biaya perawatan komponen mesin dan juga agar tidak mengganggu kegiatan produksi, penelitian ini difokuskan pada salah satu line yaitu line Heading. bertujuan untuk mengurangi downtime mesin sehingga dapat mengoptimalkan kegiatan produksi.

Berdasarkan hasil penelitian analisis penerapan preventive maintenance mesin printing di PT. ABC yang telah dilakukan oleh (Zamri dan Ganda, 2022)menyatakan bahwa penerapan preventive maintenance pada mesin produksi dapat menekan kerugian yang dialami oleh perusahaan yang disebabkan oleh kerusakan mesin produksi pada saat melakukan proses produksi sehingga menurunkan kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan, sedangkan hasil penelitian analisis preventive maintenance pada mesin produksi dengan metode fuzzy FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) yang telah dilakukan oleh (Islam et al., 2020) menyatakan bahwa persentase terbesar terjadinya gangguan pada proses produksi disebabkan oleh tidak dilakukannya proses preventive maintenance pada mesin produksi sehingga mesin produksi beroperasi tidak pada kondisi optimal dan berakibat meningkatnya downtime mesin.

Adapun beberapa keuntungan dari Preventive maintenance menggunakan metode Fishbone sebagai berikut :

Gambar 1. 2 diagram fishbone keuntungan preventive maintennace

MES

Mengurangi Kerusakan Meningkatkan Lifetime Mengurangi downtime

MESIN METODE

Proses Pemeliharaan Standarisasi Prosedur Penggunakan teknik yang tepat

MAN

Meningkatkan keterampilan

Pelatihan dan pengambangan Pembagian tugas yang jelas

MONEY

Mengurangi biaya sperpart Efisiensi

Mengurangi biaya perawatan MATERIAL

Mengurangi limbah komponen

Mengoptimalkan lifetime part

Menurunkan downtime mesin akibat kerusakan

mesin

(4)

Pada gambar 1.2 menunjukan bahwa Preventive maintenance memiliki banyak keuntungan dari segi Man, Metode, Mesin, Money, dan Meterial yaitu (1) Mesin:

preventive maintenance membantu dalam mengurangi kerusakan mesin, meningkatkan umur mesin, dan meminimalkan waktu henti operasional. Dengan perawatan yang tepat, mesin dapat berfungsi lebih efisien dan lebih lama. (2) Metode: Penggunaan metode yang terstandarisasi dalam pemeliharaan preventif memastikan bahwa prosedur dilakukan secara konsisten, yang membantu dalam mengurangi kesalahan dan meningkatkan efisiensi. (3) Man: Melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan, tenaga kerja dapat lebih siap dan kompeten dalam melakukan pemeliharaan, yang berujung pada peningkatan produktivitas dan pengurangan kesalahan. (4) Material:

Dengan penggunaan material yang tepat dan pengurangan limbah, organisasi dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional. (5) Money : preventive maintenencedapat mengurangi biaya pergantian komponen, mengurangi biaya perawatan merupakan salah satu cara untuk mengurangi biaya maintenance untuk jangka Panjang.

dari hasil observasi yang dilakukan terhadap tingginya downtime line heading akibat kerusakan mesin di bulan Juli sampai September 2023, yakni tingginya tingkat kerusakan mesin produksi dan mesin produksi beroperasi tidak secara optimal. Hal ini disebabkan karena tidak adanya penerapan preventive maintenance terhadap mesin produksi pada line heading. maka dilakukan penelitian Implementasi metode preventive maintenance untuk menurunkan downtime maintenance di PT XYZ pada line heading.

1.2 Rumusan Masalah

• Apa penyebab terjadi downtime maintenance yang tinggi pada bulan Juli Agustus dan September tahun 2023?

• Bagaimana Preventive maintenance dapat menurunkan downtime maintenance yang mengganggu aktivitas produksi?

1.3 Batasan Masalah

• Penelitian ini dilakukan di PT XYZ pada line Heading.

• Penelitian berfokus untuk mengurangi downtime maintenance.

• Implementasi penurunan hanya dengan menggunakan metode preventive maintenance

(5)

1.4 Tujuan Penelitian

• Untuk mengetahui penyebab downtime maintenance yang tinggi pada bulan Juli Agustus dan September tahun 2023.

• Mengimplementasikan preventive maintenance untuk menurunkan downtime mesin akibat kerusakan mesin.

1.5 Manfaat Penelitian

• Untuk menambah wawasan peneliti agar mendalami ilmu Teknik Industri secara langsung diterapkan dalam instansi perusahaan.

• Ikut serta kontribusi atas perkembangan perusahaan dengan menerapkan Preventive maintenance untuk mengurangi downtime mesin agar lebih efisien waktu.

• Ikut menueruskan perkembangan ilmu pengetahuan di dalam instansi pendidikan berupa karya tulis ilmiah sebagai referensi untuk angkatan berikutnya.

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian sejenis ini pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya diantaranya sebagai berikut :

Tabel 2. 1 Penelitan terdahulu

Pada table 2.1 menyatakan bahwa ada beberapa penelitian terdahulu yang sudah membahas Penurunan downtime maintenance, penilitan pertama (Ahmad Jibril1, et al.

2023) berjudul Analisis Penerapan preventive maintenance Terhadap Peningkatan Produktivitas Produksi. Penelitian tersebut bertujuan untuk melakukan analisis pengaruh penerapan preventive maintenance terhadap peningkatan produktivitas produksi pada salah

No Judul penelitian Persamaan penelitian perbedaan penelitian

1 Analisis penerapan preventive maintenance terhadap peningkatan produktifitas produksi (Ahmad jabril, et al. 2023)

Membahas topik yang sama terkait preventive maintenance yang memperngaruhi produktifitas produksi

Menganalisis data uji hipotesa yang terdiri dari uji koefisien (R-square) dan uji T-test secara persial terhadap preventive maintenance yang mempengarui produktifitas produksi

2 Analisis Penerapan Preventive Maintenance Mesin Printing Di PT ABC (Zamri dan Ganda Sirait, 2022)

Membahas topik yang sama terkait preventive maintenance untuk menurunkan downtime mesin

Menyarankan menggunakan Total Productive Mainenance dengan menghitung keefektifan perawatan mengunakan OEE (Overall equipment effectiveness). 3 Analisis Preventive Maintenance

Pada Mesin Produksi dengan Metode Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis. (Sri Susilawati Islam, et al.

2020)

Membahas topik yang sama terkait preventive maintenance untuk produktifitas produksi

Berfokus pada penggunaan metode Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis untuk mengoptimalkan jadwal preventive maintenance 4 Usulan Waktu Preventive

Maintenance Untuk Menurunkan Downtime Mesin Paper Mill 1 Dengan Realibility Block Diagram.

(Kulsum, et al. 2018)

Membahas topik yang sama terkait preventive maintenance untuk menurunkan downtime mesin

Lebih berfokus kepada penjadwalan Preventive maintenance untuk menurunkan downtime maintenance

menggukan simulasi monte carlo 5 Maintenance Strategies to Reduce

Downtime Due to Machine Positional Errors. (Abubaker Shagluf, et al. 2017)

Membahas topik yang sama menurunkan downtime mesin menggunakan strategi maintenance

Mengevaluasi kontribusi strategi pemeliharaan, khususnya TPM (Total Produktive Maintenance) terhadap kinerja manufacture.

(7)

satu perusahaan pengalengan ikan di Jawa Timur dengan melakukan uji hipotesis yang terdiri dari uji koefisien determinasi (R-square) dan uji t-test secara parsial.

Pada penelitan kedua (Zamri dan Ganda Sirait, 2022) berjudul Analisis Penerapan Preventive maintenance Mesin Printing Di PT ABC. Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis penerapan preventive maintenance pada mesin printing di PT. ABC.

Penelitian ini menggunakan metode RCM (Reliability Centered Maintenance) untuk menentukan keandalan mesin printing dan menetukan sub-equipment mesin kritis dari mesin printing di PT. ABC. Kemudian menyarankan pemeliharaan Total Productive Maintenance (TPM) yang dapat mencegah insiden yang menghambat proses produksi . Pada penelitan ketiga (Sri Susilawati Islam,et al. 2020) berjudul Analisis Preventive maintenance Pada Mesin Produksi dengan Metode Fuzzy FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). Penelitian ini berfokus pada penggunaan metode Fuzzy FMEA untuk mengoptimalkan jadwal preventive maintenance. Metode ini melibatkan analisis keandalan dan ketersediaan mesin produksi untuk menentukan jadwal preventive maintenance yang optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan preventive maintenance menggunakan metode Fuzzy FMEA (Failure Mode and Effect Analysis dapat meningkatkan ketersediaan mesin produksi dari 80% menjadi 90%.

Pada penelitan keempat (Kulsum, et al. 2018) berjudul Usulan Waktu Preventive maintenance Untuk Menurunkan Downtime Mesin Paper Mill 1 Dengan Realibility Block Diagram. Penelitan tersebut bertujuan untuk menganalisis penerapan preventive maintenance pada mesin paper mill 1 di PT. Indah Kiat Pulp and Paper Serang Mill.

Penelitian ini menggunakan metode reliability block diagram untuk menentukan keandalan mesin paper mill 1 dan menetukan sub-equipment mesin kritis dari mesin paper mill 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan preventive maintenance menggunakan metode reliability block diagram dapat meningkatkan ketersediaan mesin paper mill 1 dari 80% menjadi 90%.

Pada penelitan keliama (Abubaker Shagluf, et al. 2017) berjudul Maintenance Strategies to Reduce Downtime Due to Machine Positional Errors. untuk mengevaluasi kontribusi strategi pemeliharaan, khususnya TPM(Total Productive Maintenance), terhadap peningkatan kinerja manufacture, dan bagaimana strategi tersebut dapat diterapkan untuk mengurangi waktu henti akibat ketidakakuratan mesin. Hal ini untuk

(8)

menemukan keseimbangan antara kalibrasi prediktif, pemeriksaan di mesin, dan kehilangan produksi karena ketidakakuratan.

Perbedaan penelian ini dengan penelitian sebelumnya adalah implementasi preventive maintenance yang sebelumnya belum ada di PT XYZ kemudian menjelaskan bagaimana preventive maintenance dapat menurunkan downtime maintenance. Hasil penelitan akan mengambil data downtime mesin setelah implementasi preventive maintenance dan akan di bandingkan dengan downtime mesin bulan sebelumnya.

1.2 Landasan Teori 1. Downtime Mesin

Downtime Mesin adalah upaya penghentian mesin operasional industri yang dilakukan oleh perusahaan karena terjadinya gejala breakdown (kerusakan mesin). Ada juga yang menyebutkan bahwa downtime merupakan durasi atau jumlah waktu yang hilang akibat terjadinya breakdown (kerusakan mesin).

Sebab downtime, ada kalanya, proses produksi industri manufaktur harus tiba-tiba terhenti untuk perawatan karena kerusakan mesin, juga berlaku kasus kesalahan pengoperasian mesin dan berbagai hal tidak terduga lainnya sehingga mesin pabrik rusak.

Jadi selain sebagai imbas kerusakan, downtime juga bersifat dapat dilakukan secara sengaja karena melakukan pengecekan pada mesin-mesin, memberikan pelumas, memeriksa sambungan pipa dan berbagai tindakan preventif lainnya yang dilakukan.

Oleh sebab itu, kini berbagai perusahaan manufaktur telah menjadwalkan downtime sebagai upaya mesin dapat beristirahat sejenak. Kerugian perusahaan akibat downtime Mesin. Bagi perusahaan manufaktur khususnya produksi, mesin berhenti semenit bahkan sedetik dapat berdampak pada penurunan produktivitas hingga kerugian omset hingga ratusan bahkan milyaran rupiah. Sehingga jika mesin rusak tidak segera ditangani, maka downtime akan mengakibatkan menurunnya efisiensi pada lini produksi karena waktu yang tidak produktif.

Maka dari itu selain durasi mesin, perusahaan harus dapat menghitung mulai penurunan kuantitas produk yang dihasilkan, biaya perbaikan atau jam kerja yang harus dijadwal ulang. Oleh sebab itu, jika mesin tidak dapat tertangani dengan baik sebaiknya segera hubungi layanan tempat service mesin pabrik terdekat.

(9)

Cara menghitung efisiensi penggunaan mesin dapat dengan menggunakan rumus dibawah ini:

Availability = (waktu mesin loading – total waktu yang tersedia) x 100%

Sedangkan rumus untuk menghitung waktu mesin loading cukup sederhana, yaitu : Waktu mesin loading = total waktu yang tersedia – waktu downtime

Penurunan downtime dalam maintenance dapat dilakukan melalui beberapa strategi dan metode yang efektif. Berikut adalah beberapa cara untuk menurunkan downtime:

1. Penjadwalan Perawatan yang Teratur

Pastikan mesin-mesin Anda dilakukan perawatan rutin untuk mencegah kerusakan yang tidak terduga. Perawatan yang teratur dapat membantu mengidentifikasi dan memperbaiki masalah sebelum mereka menjadi lebih parah.

2. Pendidikan dan Pelatihan Operator Mesin

Memberikan pendidikan dan pelatihan yang memadai kepada operator mesin dapat membantu mereka mendeteksi dan menganalisis penyebab masalah dengan lebih baik.

Hal ini dapat mempercepat proses perbaikan dan mengurangi waktu downtime.

3. Pendeteksi Masalah Mesin

Menggunakan alat pendeteksi masalah pada mesin dapat membantu operator merespon secara cepat ketika terjadi kerusakan. Alat-alat ini dapat mendeteksi gejala awal kerusakan dan memungkinkan perbaikan sebelum kerusakan menjadi lebih parah.

2. Mesin Heading

Mesin heading adalah suatu mesin yang digunakan dalam proses pembentukan kepala baut. Proses ini melibatkan penggunaan mesin heading untuk pemotongan Panjang baut dan pembentukan berbagai kepala baut yang memiliki kekuatan dan ketahanan yang tinggi. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait dengan mesin heading .

a. Perencanaan Jadwal Perawatan:

Perencanaan jadwal perawatan mesin heading sangat penting untuk meminimalkan biaya perawatan dan meningkatkan efisiensi produksi. Metode preventive maintenance digunakan untuk menentukan interval waktu perawatan yang optimal, seperti pada penelitian yang dilakukan oleh PT. Nadha Karya Utama Indonesia, yang menentukan interval waktu perawatan untuk komponen-komponen mesin roll forming.

(10)

b. Pembuatan Check Sheet:

Pembuatan check sheet penjadwalan preventive maintenance merupakan suatu prosedur pemeliharaan mesin yang terencana dan bertujuan untuk meningkatkan nilai produktivitas serta efisiensi produksi. Check sheet ini berisi rincian tugas-tugas yang harus diselesaikan teknisi selama kegiatan pemeliharaan berlangsung, seperti pada penelitian yang dilakukan oleh PT. Bahana Global Mandiri.

c. Implementasi Teknologi Informasi:

Penggunaan teknologi informasi seperti aplikasi digital dapat membantu mengurangi penggunaan kertas dan memudahkan proses pengisian dan pengarsipan check sheet.

3. Preventive Mainetenance

Menurut Bejamin S. Balanchard, Dinesh Verma dan Elmer L. Peterson (1994) Perawatan adalah kegiatan pendukung utama yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan peranan (fungsional) suatu sistem produksi (peralatan, mesin) sehingga pada saat dibutuhkan dapat dipakai sesuai kondisi yang diharapkan. Hal ini dapat dicapai antara lain dengan melakukan perencanaan dan penjadwalan tindakan perawatan dengan tetap memperhatikan fungsi pendukungnya serta dengan memperhatikan kriteria minimasi ongkos. Peranan perawatan baru akan sangat terasa apabila sistem mulai mengalami gangguan atau tidak dapat dioperasikan lagi.

Perawatan yang akan di bahas pada penelitian ini salah satunya adalah Preventive maintenance merupakan perawatan yang dilakukan sebelum terjadinya kerusakan mesin.

Kebijakan ini cukup baik dapat mencegah berhentinya mesin yang tidak direncanakan.

Keuntungan kebijakan perawatan pencegahan terutama akan menjamin keandalan dari suatu sitem tersebut, menjamin keselamatan bagi pemakai, umur pakai mesin menjadi lebih panjang, downtime produksi dapat diperendah. Tujuan perawatan pencegahan diarahkan untuk memaksimalkan availability, dan meminimasikan ongkos melalui peningkatan reliability.

Dalam prakteknya preventive maintenance yang dilakukan suatu perusahaan industri manufacture :

a. Routine maintenance

(11)

Kegiatan pemeliharaan mesin yang dilakukan secara routine misal, setiap hari yang di lakukan operator produksi

b. Periodic maintenance

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu misal satu kali setiap satu minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap satu tahun sekali.

c. Analisa pencegahan

Pada metode age replacement, tindakan penggantian dilakukan pada saat pengoperasian sudah mencapai umur yang ditetapkan. Jika pada komponen sudah melewati umur yang di tetapkan tidak terdapat kerusakan, maka akan tetap dilakukan penggantian sebagai tindakan pencegahan. Jika sistem mengalami kerusakan pada komponen maka dilakukan tindakan penggantian perbaikan dan di Analisa sebab kerusakan komoponen sebelum umur yang di tentukan. Metode Age replacement ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. 1 Model age replacement

Pada gambar 2.1 merupakan gambaran metode age replacement , Metode penentuan interval waktu penggantian pencegahan berdasarkan kriteria minimasi downtime yang digunakan adalah age replacement (Jardine, 1993: 94). Dalam penggunaan model ini, perlu diketahui konstruksi modelnya yaitu:

Tf = downtime yang dibutuhkan untuk melakukan penggantian kerusakan.

Tp = downtime yang dibutuhkan untuk melakukan penggantian pencegahan.

f(t) = fungsi kepadatan probabilitas waktu kerusakan.

Langkah-langkah pengolahan data dalam menentukan preventive maintenance, sebagai berikut :

(12)

1. Melakukan perhitungan dan analisa data kerusaka komponen, dengan menghitung time to failure (TTF) dan time to repair (TTR) kompenen kritis pada mesin kritis. Data yang digunakan untuk menghitung time to failure dan time to repair adalah tanggal, waktu mulai kerusakan, dan tanggal, waktu selesai perbaikan.

2. Menghitung index of fit, pendugaan parameter, goodness of fit, nilai Mean Time To Failure dan Mean Time To Repair.

3. Menghitung interval waktu penggantian pencegahan dan pemeriksaan komponen.

Data yang diperlukan adalah jumlah jam kerjadan jumlah waktu kerja per tahun.

4. Menghitung interval penggantian komponen yang harus diganti jika rusak, interval pemeriksaan, dan tingkat avaibility.

5. Menghitung reliability, downtime setelah dilakukan preventive maintenance.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil yang di dapatkan periode waktu preventive maintenance untuk menjaga keandalan sub-equipment pada mesin paper mill 1 di PT Indah Kiat Pulp and Paper Serang mill adalah

Pengukuran secara kualitatif ini dilakukan untuk menentukan preventive maintenance pada subsistem kritis dengan menggunakan metode Reliability Centered Maintenance

Hasil dari penelitian ini adalah PT X hendaknya melakukan pemeliharaan mesin dengan menggunakan preventive maintenance seperti perawatan rutin, perawatan semi

Age Replacement dan Minimasi Downtime merupakan pengembangan dari Preventive maintenance, adalah metode yang dapat diterapkan untuk menentukan interval penggantian pencegahan

Untuk meningkatkan performansi mesin dan untuk mengatasi masalah perusahaan yang berkaitan dengan downtime, maka diusulkan perbaikan yaitu preventive

METODE Preventive Maintenance Pemeliharaan maintenance berperan penting dalam kegiatan produksi dari suatu perusahaan yang menyangkut kelancaran dan kemacetan produksi, volume

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Identifikasi Masalah Kajian Literatur Penentuan Metode Penelitian: Preventive Maintenance Penentuan Tujuan Penelitian Pengumpulan Data: -

Perencanaan kegiatan preventive maintenance dengan menggunakan metode reliability centered maintenance II pada stasiun kerja pembuatan equalizer bar di PT. Texmaco Perkasa Engineering