IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PAI ELEMEN AL-QURAN HADIS INTEGRATIF BERBASIS PROJECT BASED LEARNING (PBL) DI SMP
Afrina Yesi Gusman1, Fadriati2
Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus Batusangkar [email protected], [email protected]
ARTICLE INFO Article history:
Received 13, Agustus, 2023
Revised 29, Agustus, 2023
Accepted 06, September, 2023
ABSTRAK
Pendidikan Agama Islam memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter dan moral generasi muda. Dalam lembaga dunia pendidikan Pendidikan Agama Islam (PAI) dijadikan sebagai mata pelajaran di setiap jenjang pendidikan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Salah satu pendekatan inovatif yang semakin diterapkan dalam pembelajaran PAI ditingkat SMP adalah pendekatan integrative berbasis Project Basic Learning (PBL). Salah satu elemen utama dalam pendekatan ini adalah penggunaan Al-Quran dan Hadis sebagai pedoman inti, yang digabungkan dengan prinsip- prinsip proyek berbasis pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran PAI, PBL memungkinkan siswa untuk menggali makna Al-Quran dan Hadits dalam situasi kehidupan nyata.
Implementasi pembelajaran PAI berbasis PBL dengan elemen Al-Quran dan Hadis ini membawa manfaat ganda. Pertama, siswa mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang agama Islam, Kedua, mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kerjasama, dan pemecahan masalah, yang akan berguna dalam kehidupan mereka di masa depan. Artikel ini merupakan penelitian kualitatif yaitu menggunakan teknik analisis deskriptif melalui penelitian kepustakaan (library research). Literatur yang ditinjau terdiri dari buku-buku dan artikel penelitian yang diterbitkan sehubungan dengan Implementasi Pembelajaran PAI Elemen Al-Quran Hadits Integratif Berbasis Project Based Learning (PBL) di SMP.
Kata Kunci : Implementasi, Pembelajaran Integrative, Project Basic Learning
How to Cite : Afrina Yesi Gusman, Fadriati. TAJDID, Implementasi Pembelajaran PAI Elemen Al-Quran Hadis Integratif Berbasis Project Based Learning (PBL) di SMP, 7 (2), 12-27
DOI : https://doi.org/10.52266/tadjid.v7i1.1851
Journal Homepage : https://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/tajdid This is an open acc ess article under the CC BY SA license
: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
PENDAHULUAN
endidikan Agama Islam merupakan usaha sadar dan terencana dalam mempersiapkan peserta didik untuk mengetahui, mendalami, menghayati,
P
mengimani, bertakwa berakhlak mulia, menerapkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.1
PAI menjadi salah satu bidang studi yang berperan penting dalam menciptakan karekteristik dan akhlak generasi muda. Dalam perkembangan zaman yang semakin cepat, metode pengajaran PAI perlu terus disesuaikan agar dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan relevan terhadap nilai-nilai Islam. Salah satu pendekatan inovatif yang semakin diterapkan dalam pembelajaran PAI di tingkat SMP adalah pendekatan Integratif berbasis Project Based Learning (PBL).
Pendekatan Integratif PAI menggabungkan berbagai elemen ajaran Islam, khususnya Al-Quran dan Hadis, dengan konteks aktivitas sehari-hari. Kondisi ini bertujuan membantu siswa dalam memahami agama Islam bukan hanya sebagai bagian spiritual, namun juga sebagai petunjuk pragmatis dalam menjalani kehidupan. Substansi esensial dalam pendekatan ini adalah penggunaan Al-Quran dan Hadis sebagai pedoman inti, yang digabungkan dengan prinsip-prinsip proyek berbasis pembelajaran. Proyek berbasis pembelajaran (PBL) memberi peluang kepada peserta didik untuk belajar melalui pengalaman praktis, menyelesaikan masalah, dan mengembangkan keterampilan kritis. Dalam konteks pembelajaran PAI, PBL memungkinkan siswa untuk menggali makna Al-Quran dan Hadis dalam situasi kehidupan nyata. Mereka tidak hanya memahami teks-teks suci ini secara teoritis, tetapi juga mengaplikasikannya dalam proyek-proyek yang relevan.
Implementasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di tingkat SMP menghadapi sejumlah tantangan. Metode konvensional dan kurangnya inovasi dalam pengajaran mungkin mengurangi minat siswa. Keterbatasan sumber belajar yang menarik dan kurangnya pemanfaatan teknologi dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Tidak semua guru mungkin memiliki kompetensi yang memadai, sementara integrasi nilai-nilai agama Islam dengan kurikulum nasional memerlukan perhatian khusus. Relevansi materi dengan kehidupan sehari-hari dan keterlibatan orang tua juga menjadi fokus perbaikan. Dalam mengatasi ini, peninjauan kurikulum, pelatihan guru, dan melibatkan orang tua di dalam lingkuangan keluarga atas berbasis keluarga menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PAI di SMP.2
1 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Cet. VI (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), h. 21.
2 Nasarudin Nasarudin Evi Fatimatur Rusydiyah, “Pendidikan Islam Berbasis Keluarga Dalam Perspektif Abdullah Nashih Ulwan Di Era Milenial,” Journal of Applied Linguistic and Islamic
Diversitas siswa dalam pemahaman agama Islam juga perlu diperhatikan, karena setiap siswa memiliki latar belakang yang berbeda. Evaluasi pembelajaran menjadi tantangan, dan perlu dirancang metode evaluasi yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran agama Islam. Pengintegrasian nilai-nilai agama Islam dengan mata pelajaran lainnya dalam kurikulum nasional memerlukan sinergi yang baik. Peningkatan keterlibatan orang tua dalam mendukung pembelajaran agama Islam di rumah dapat memperkuat pembentukan karakter anak-anak. Dengan pendekatan holistik, pendidikan agama Islam di tingkat dasar dapat menjadi sarana efektif untuk membentuk generasi yang berakhlak dan berdaya saing.3
Sehingga materi ajar al-Quran dan hadis integratif mempunyai peran signifikan dalam mendoktrin interpretasi dan praktik agama. Keberhasilan pembelajaran tergantung pada keberadaan kurikulum yang komprehensif, pendidik yang efektif, dan metode pengajaran yang sesuai. Dengan adanya materi ajar ini, diharapkan peserta didik mampu mengelaborasi interpretasi yang mendalam dan mengimplementasikan nilai- nilai agama dalam aktivitas keseharian mereka.
METODE
Metode yang digunakan dalam artikel Jurnal ini adalah Metode Library Research menerapkan teknik analisis data deskriptif melalui studi kepustakaan. Diambil dari Literatur yang ditinjau dari buku-buku dan artikel. Metode Penelitian ini dilakukan oleh peneliti untuk mengkaji lebih mendalam tentang judul tersebut. Metode ini ingin melihat dan mengumpulkan berbagai referensi yang terkait dengan “Implementasi Pembelajaran PAI Elemen Al-Quran Hadis Integratif Berbasis Project Based Learning (PBL) di SMP”. Selain itu, dengan metode ini ingin melihat seberapa jauh implemtasinya di sekolah-sekolah SMP.
PEMBAHASAN
1. Perencanaan Pembelajaran Al-Quran Hadis Integratif berbasis Project Based Learned (PBL)
a. Pengertian Pembelajaran Integratif Al-Quran Hadis
Education by JALIE is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. Based on a work at http://ejournal.inkafa.ac.id/index.php/jalie-inkafa. Volume 04, Nomor 01, Maret 2020, JALIE (2020), https://doi.org/10.33754/jalie.v4i01.203.
3 Nasaruddin Nasaruddin, Syarifuddin Syarifuddin, dan Bustomi Arisandi, “Evaluation Model Of Noble Moral Education For Students In Madrasah,” Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman 9, no. 1 (26 Maret 2023): 143–67, https://doi.org/10.35309/alinsyiroh.v9i1.6360.
Pembelajaran Integratif merupakan model pembelajaran yang secara konseptual bersifat induktif berdasarkan pada aliran pembelajaran konstruktivis dalam hal belajar. Menurut pandangan konstruktivisme belajar adalah suatu proses aktif dimana subjek belajar merekonstruksikan makna dengan mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan pengertian yang telah dimiliki, pengertiannya menjadi berkembang.4
Dalam buku Trianto, menurut Fogarty Pembelajaran integratif ialah model pembelajaran terpadu yang mengaplikasikan pendekatan antar bidang studi, mengintegrasikan bidang studi dengan cara menentukan prioritas kurikuler dan menetapkan keterampilan, konsep dan sikap yang tumpang tindih dalam jumlah bidang studi.5
Sedangkan pembelajaran Al-Quran Hadis yaitu salah satu bagian dari bidang studi PAI yang menitikberatkan pada kemampuan membaca dan menulis Al-Quran dan hadis dengan tepat. Meliputi hafalan dan pengenalan arti atau secara sederhana terhadap surat-surat pendek dalam Al-Quran dan hadis-hadis.6 Pendidikan Al-Quran Hadis merupakan langkah dari ikhtiar dalam merencanakan semenjak dini supaya peserta didik memahami, terampil melakukan dan mengimplementasikan isi kandungan Al-Quran dan Hadis melalui kegiatan pendidikan.7
Sehingga dapat disimpulkan, pendidikan Al-Quran Hadis integratif merupakan proyek (rangkaian kegiatan) bidang studi Al-Quran Hadis dengan cara menentukan prioritas kurikuler dan menetapkan keterampilan dalam memahami konsep dan gagasan yang mengarah pada tujuan pembelajaran.
b. Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learning
Saefudin berpendapat bahwa Project based learning adalah model pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
4 AM. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), 32. 5
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 43.
6 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab si Madrasah, t.t., h. 19.
7Evi Fatimatur Rusydiyah, “Pendidikan Islam Berbasis Keluarga Dalam Perspektif Abdullah Nashih Ulwan Di Era MileniaL.”
pengalamannya dengan ativitas yang nyata dalam kehidupan. Hal ini dilakukan untuk mendorong dan membimbing siswa untuk fokus pada kolaborasi dengan menggabungkan kerja kelompok dan memungkinkan siswa untuk fokus pada perkembangannya sendiri. 8
Sedangkan Fathurrohman berpendapat bahwa project based learning ialah metode pembelajaran yang menggunakan rencana atau kegiatan sebagai media pembelajaran untuk memperoleh kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diraih peserta didik.9
Penulis menyimpulkan bahwa Project based learning (PBL) merupakan metode pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subjek atau inti pembelajaran, menitikberatkan pada sistem pembelajaran yang hasil akhirnya berupa suatu produk. Dengan artian peserta didik mempunyai keleluasaan untuk memilih sendiri aktivitas belajarnya dan melaksanakan proyek pembelajaran kolaboratif hingga dapat dihasilkan dalam bentuk produk. Oleh karena itu keberhasilan pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh keaktifan peserta didik itu sendiri.
c. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Project Based Learning
Adapun langkah-langkah penerapan model Project Based Learning pada pembelajaran adalah :
1) Tahapan perencanaan proyek
a) Memformulasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai b) Menetapkan topik yang akan dibahas
c) Mengelompokkan peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-5 orang dengan tingkat kemampuan beragam
d) Menyiapkan dan menyusun materi e) Merancang kebutuhan sumber belajar f) Membuat rancangan penilaian
2) Tahapan Pelaksanaan
Tahap-tahap pembelajaran Project Based Learning ada enam kegiatan pembelajaran diantaranya menetukan pertanyaan, merumuskan rencana
8Saefudin A dan Berdiati I, Pembelajaran Efektif, (Bandung: PT. Remaja Roskadarya, 2014).
9Fathurrohman M., Pembelajaran Inovatif : Alternatif Desain Pembelajaran yang Mennyenangkan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2016).
proyek, menyusun jadwal, monitoring, menguji hasil dan mengevaluasi pengalaman.10
d. Bentuk Perencanaan
Berikut adalah bentuk perencanaan Pembelajaran Project Based Learning (PBL) yang dapat dilakukan oleh pendidik :
1. Memilih topik atau masalah yang akan diselesaikan oleh peserta didik.
2. Menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh peserta didik.
3. Menentukan produk akhir yang diharapkan dari pembelajaran.
4. Membuat metode atau strategi pembelajaran yang akan digunakan.
5. Menentukan sumber daya yang dibutuhkan untuk pembelajaran, seperti buku, internet, atau alat-alat lainnya.
6. Menentukan waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran.
7. Merancang cara penilaian atau evaluasi pembelajaran.
8. Menentukan cara memberikan umpan balik kepada peserta didik.
9. Memilih cara untuk memfasilitasi dan memotivasi peserta didik selama pembelajaran.
10. Menentukan cara untuk memfasilitasi kolaborasi antar peserta didik.
Perencanaan pembelajaran Project Based Learning (PBL) harus memperhatikan kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta memastikan bahwa pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Selain itu, perencanaan juga harus memperhatikan sumber daya yang tersedia dan waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran.11 Dengan melakukan perencanaan yang matang, pembelajaran Project Based Learning (PBL) dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menghasilkan produk yang bermanfaat bagi peserta didik.
e. Materi PAI Elemen Al-Qur’an Hadis di SMP Kelas VII
Semester Ganjil
BAB I Al-Qur’an dan Sunah Sebagai Pedoman Hidup 1. Q.S. an-Nis ’ 4: 59 dan Q.S. an-Na l 6: 64
10 Mayuni Komang R. dkk., “Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Terhadap Hasil Belajar IPA,” 20 9, h. 84-193.
11 Halimatus Sa’diyah dkk., “Model Research and Development dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,” EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam 10, no. 1 (19 Juni 2020): 42–73, https://doi.org/10.54180/elbanat.2020.10.1.42-73.
a. Tilawah
b. Mengartikan Q.S. an-Nis ’ 4: 59 dan Q.S. an-Na l 6: 64
c. Menerapkan bacaan Alif L m Syamsiyyah, dan Alif L m Qamariyyah.
2. Memahami Isi Kandungan Q.S. an-Nis ’ 4: 59 dan Q.S. an-Na l 6: 64 3. Posisi Hadis terhadap Al-Qur’an
4. Perilaku semangat untuk mendalami Al-Qur’an dan Hadis sesuai dengan Q.S.
an-Nis ’ 4: 59 dan Q.S. an-Na l 6: 64
5. Hafalan Q.S. an-Nis ’ 4: 59 dan Q.S. an-Na l 6: 6412 Semester Genap
BAB I Alam Semesta Sebagai Tanda Kekuasaan Allah Swt.
1. Q.S. al-Anbiy ’ 2 : 30 dan Q.S. al-A’r f 7: 54 a. Tilawah
b. Mengartikan Q.S. al-Anbiy ’ 2 : 30 dan Q.S. al-A’r f 7: 54 c. Menerapkan Hukum Bacaan Gunnah
2. Memahami Kandungan Q.S. al-Anbiy ’ 2 : 30 dan Q.S. al-A’r f 7: 54 3. Pesan Nabi Muhammad saw. tentang Menguasai Ilmu Pengetahuan
4. Nilai-Nilai yang Dapat Dipetik pada Penciptaan dan Pengaturan Alam Semesta 5. Hafalan Q.S. al-Anbiy ’ 2 : 30 dan Q.S. al-A’r f 7: 5413
Kelas VIII
BAB 1 Inspirasi Al-Qur’an: Melestarikan Alam, Menjaga Kehidupan
1. Belajar membaca Al-Quran dengan Fasih Q.S. ar-Rum/30:41, Ibrahim/14:32, dan az-Zukhruf/43:13 sesuai kaidah tajwid, khususnya hukum bacaan ra dan lam jal lah, dengan benar serta terbiasa membaca al-Qur’an dengan disiplin dan hadis nabi tentang pelestarian alam.
2. Belajar menulis dan Menghafal Al-Quran Q.S. ar-Rum/30:41, Ibrahim/14:32, dan az-Zukhruf/43:13.
3. Belajar Menerjemahkan Q.S ar-Rum/30:41, Ibrahim/14:32, dan az- Zukhruf/43:13
4. Belajar Memahami Kandungan Ayat.14
12 Rudi Ahmad Suryadi dan Sumiyati, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, 2021), h. 6-15.
13 Rudi Ahmad Suryadi dan Sumiyati, h. 128-138
BAB 2. Inspirasi Al-Qur’an: Indahnya Beragama Secara Moderat
1. Ayo Belajar Membaca Al-Quran dengan Fasih Q.S. al-Baqarah/2:143 sesuai kaidah tajwid, khususnya hukum bacaan nun sukun / tanwin dan mim sukun, dengan benar serta terbiasa membaca al-Qur’an dengan disiplin,
2. Ayo Belajar Menulis dan Menghafal Al-Quran Q.S. al-Baqarah /2:143 3. Ayo Belajar Meneerjemahkan Q.S. al-Baqarah/2: 143
4. Ayo Belajar Memahami Kandungan Ayat15 Kelas IX
BAB 1. Al-Quran Menginspirasi : Mari Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ihtiar dan Tawakal
1. Membaca Ayat-ayat Al-Quran Q.S. Az-Zumar (39): 53; Q.S. An-Najm (53):39- 42; dan Q.S. Ali Imran (3): 159 tentang Optimis, Ikhtiar.
2. Mengartikan Q.S. Az-Zumar (39): 53; Q.S. An-Najm (53): 39-42, dan Q.S. Ali Imran (3): 159 sesuai dengan kaedah tajwid dan makhrajul huruf.
3. Memahami Hukum Bacaan Qalqalah
4. Memahami Kandungan Q.S. Az-Zumar (39): 53; Q.S. An-Najm (53):39-42; dan Q.S. Ali Imran (3): 159
BAB 2. Al-Quran Menginsprirasi : Mari Mengokohkan Persatuan dengan Toleransi dan Menghatgai Perbedaan
1. Membaca Ayat Al-Quran Q.S. Al-Hujurat (49): 13 tentang toleransi dan menghargai perbedaan.
2. Mengartikan QS. Al Hujurat (49) : 13 3. Memahami Hukum Bacaan Wakaf
4. Memahami Kandungan Ayat Surah QS. Al Hujurat (49) : 1316 2. Komponen-komponen Pembelajaran Al-Qur’an Hadis
Pada dasarnya komponen-komponen pembelajaran Al-Qur’an Hadis memiliki kesamaan antara komponen-komponen pembelajaran mata pelajaran lainnya. 17
14 Tatik Pudjiani dan Bagus Mustakim, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VIII (Jakarta: Badan Standar, Kurikulum dan asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, 2021), 6–10.
15 Pudjiani dan Mustakim, h. 142-147.
16 Lis Suryatini, Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IX SMP (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2019), h. 211-217.
17 Syafri I, Pembinaan Sikap Inklusif Melalui Pembelajaran Al-Quran Hadits di MAN I Yogyakarta (Yogyakarta: AE Publishing, 2022).
Berikut ini adalah komponen-komponen pembelajaran Al-Qur’an Hadits18, sebagai berikut :
a. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan pernyataan rinci tentang apa yang harus dikuasai siswa, dan hasil belajar dinyatakan dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dan diukur. Hal ini dijelaskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul pengajaran. RPP/modul pengajaran merupakan bagian terpenting dari kurikulum dan pengembangannya harus dilakukan secara profesional.19
Dengan demikian harus dirumuskan secara lengkap agar tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam, yang memenuhi syarat- syarat yaitu : Spesifik, artinya tidak mengandung penafsiran (tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam) dan Operasional, artinya mengandung satu perilaku yang dapat diukur untuk memudahkan penyusunan alat evaluasi.
Dengan demikian, perlu dirumuskan secara lengkap agar tidak mengundang berbagai penafsiran, memenuhi syarat yaitu : spesifik/konkrit, artinya tidak mengandung penafsiran (tidak mengundang berbagai penafsiran) dan operasional, artinya memuat perilaku yang dapat diukur dan mempermudah dalam penyusunan alat evaluasi.
b. Materi pembelajaran
Bahan pembelajaran adalah bahan yang digunakan dalam belajar dan membantu mencapai tujuan pembelajaran. Agar materi yang diberikan tidak menjadi mengambang atau meluas, maka perlu memperhatikan kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria tersebut adalah : a. Materi pelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, b. Tingkat kesulitan materi pembelajaran harus sesuai dengan kemampuan siswa dalam menerima dan mengolah materi pembelajaran, c. Materi pelajaran dapat menunjang motivasi siswa karena relevan dengan kehidupan siswa sehari-hari, d. Materi pembelajaran membantu melibatkan diri secara aktif, baik dengan berpikir
18 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Cet. VII (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 79.
19 Nasaruddin Nasaruddin, “Metode Pengajaran Dalam Perpektif Al-Quran (Tinjauan Q.S. An- Nahl Ayat 125),” Tajdid: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Kemanusiaan Voleme 6 Nomor 2 (2022), https://doi.org/10.52266/.
sendiri maupun dengan melakukan berbagai aktivitas, f. Materi ajar didasarkan pada media pengajaran yang ada.
c. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan strategi yang digunakan untuk memfasilitasi pemahaman dan pembelajaran siswa. Metode ini mencakup berbagai teknik dan pendekatan yang dialikasikan dalam proses pendidikan untuk membuat bahan ajar menjadi lebih mudah dipahami, menarik, dan efektif.
Metode ini bersifat prosedural, yaitu penerapannya dalam pembelajaran berawal dari langkah-langkah yang teratur dan bertahap seperti merumuskan RPP, mengajar demonstrasi, proses belajar mengajar, dan mengevaluasi hasil belajar.
d. Media pembelajaran
Media pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai sumber belajar oleh siswa dan guru di dalam dan di luar kelas. Dalam artian, media yang digunakan dalam pembelajaran tidak sama persis dengan situasi kelas pada model pengajaran tradisional, proses pembelajaran tanpa kehadiran guru dan lebih mengandalkan media, termasuk kegiatan pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan alat yang membawa informasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jenis-jenis media pembelajaran sangatlah banyak, dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing, oleh karena itu diharapkan para guru dapat memilih media pembelajaran sesuai dengan kebutuhannya agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
Selain memilih media pembelajaran, guru harus mampu mendemonstrasikan penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran yang tidak digunakan secara maksimal juga dapat berdampak pada hasil belajar siswa.
e. Evaluasi pembelajaran
Salah satu komponen dalam sistem pembelajaran adalah evaluasi. Istilah evaluasi merujuk pada suatu metode untuk menentukan nilai dari suatu kegiatan tertentu. Evaluasi berarti suatu proses penilaian atau penaksiran terhadap suatu objek, program, kebijakan, atau kinerja untuk menentukan sejauh mana tujuan telah tercapai.
Evaluasi hasil belajar peserta didik dan proses belajar mengajar meliputi evaluasi hasil belajar dan proses pembelajaran, ada yang dapat dinilai baik dan ada yang tidak. Penilaian pembelajaran memegang peranan yang sangat urgen dalam proses pembelajaran. Evaluasi pembelajaran memungkinkan dalam menentukan hasil pembelajaran yang berhasil. Oleh karena itu, evaluasi pembelajaran hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga kemampuan peserta didik dapat dinilai dengan benar.
3. Pelaksanaan Pembelajaran materi Al-Qur’an Hadis integratif di SMP
Pelaksanaan pembelajaran Al-Quran dan Hadis integratif di SMP harus dilakukan dengan cermat dan metode yang sesuai dengan karakteristik peserta didik di tingkat ini. Diantara beberapa langkah yang dapat diambil dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Quran dan Hadis integratif :
a. Pemanasan (Warm-up) : Memulai pembelajaran dengan aktivitas pemanasan yang berhubungan dengan topik yang akan diajarkan. Misalnya, membaca sebuah ayat pendek dari Al-Quran atau Hadis yang relevan.
b. Pengenalan Materi : Perkenalkan materi Al-Quran dan Hadis yang akan diajarkan.
Jelaskan latar belakang dan konteksnya, serta pentingnya memahami ajaran ini dalam aktivitas sehari-hari.
c. Pembelajaran Teori: Ajarkan peserta didik tentang konsep-konsep dan ideologi yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadis yang relevan. Gunakan contoh dan ilustrasi yang relevan untuk memudahkan pemahaman peserta didik.
d. Diskusi Kelompok : Bagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok kecil dan beri mereka tugas untuk berdiskusi tentang makna dan aplikasi ajaran Al-Quran dan Hadis dalam aktivitas sehari-hari
e. Presentasi Kelompok : Setiap kelompok diminta untuk melakukan presentasi terhadap apa yang didiskusikan. Ini akan membantu peserta didik untuk menginternalisasi materi dan berbagi pemahaman mereka.
f. Tanya Jawab : Berikan waktu untuk sesi tanya jawab, di mana siswa dapat mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diajarkan. Ini dapat juga diterapkan untuk memastikan pemahaman mereka.
g. Latihan Praktis : Berikan latihan praktis yang memungkinkan siswa menerapkan ajaran Al-Quran dan Hadis dalam situasi kehidupan nyata. Misalnya, meminta
mereka merancang situasi atau skenario di mana ajaran tersebut dapat diterapkan.20
Bentuk-bentuk strategi pembelajaran Al-Qur'an Hadis yang dapat diterapkan oleh pendidik dalam memberikan materi dalam proses pembelajaran21 diantaranya : a. Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Strategi pembelajaran langsung dapat digunakan secara efektif untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan secara bertahap.
Kelebihan strategi ini adalah mudah direncanakan dan digunakan, sedangkan kelemahan strategi ini terutama terletak pada pengembangan keterampilan, proses, dan sikap yang diperlukan untuk berpikir kritis dan pembelajaran kelompok.
Dengan cara ini siswa akan berada dalam keadaan pasif dan tidak mampu mengekspresikan kreativitasnya.
b. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect Instruction)
Pembelajaran tidak langsung adalah suatu bentuk dimana siswa terlibat secara tinggi dalam mengamati, mengeksplorasi, menyelidiki, membuat kesimpulan berdasarkan data, atau membentuk hipotesis. Pada pembelajaran tidak langsung, guru berubah peran dari pemberi materi menjadi fasilitator. Pendukung dan sumber daya pribadi (narasumber). Guru merancang lingkungan belajar untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi guna memberikan umpan balik kepada siswa ketika mereka terlibat dalam penyelidikan. Seperti halnya membuat kertas, banyak siswa di kelas yang melampirkan ayat-ayat Al-Quran, sehingga siswa dapat dengan mudah mengingat ayat-ayat Al-Quran.
c. Strategi Pembelajaran Interaktif (Interactive Intruction)
Strategi pembelajaran interaktif mengacu pada bentuk diskusi dan interaksi antar peserta didik. Strategi ini dikembangkan dengan pengelompokan berbeda dan metode interaktif. Hal ini mencakup bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil, atau mengerjakan tugas kelompok, dan bentuk kerjasama antar peserta didik berpasangan. Penggunaan strategi ini akan mendorong siswa untuk berpikir lebih kritis.
d. Strategi Pembelajaran melalui pengalaman (Experiential Learning)
20 Bisri K., Rencana Pelaksanaan dan Evaluasi Pendidikan Islam Perspektif Hadits : Seri Antologi Pendidikan Islam (Jakarta: Nusa Media, 2021).
21 Majid A., Strategi Pembelajaran (Bandung: PT. Rosdakarya, 2013).
Strategi pembelajaran berdasarkan pengalaman berfokus pada proses pembelajaran daripada hasil pembelajaran. Dengan strategi ini, guru memotivasi siswa untuk belajar. Dengan strategi tersebut, pada tema Hadits Al-Quran materi Tajwid, guru meminta siswa memperhatikan dan menganalisis ayat-ayat Al- Quran, serta melatih siswa dalam membaca. Membaca Al-Quran sesuai Tajwid dan membuat siswa berpikir bahwa inilah cara membaca Al-Quran yang benar.
Tujuan dari strategi ini adalah untuk memberikan pengalaman jangka panjang, bukan sekedar mempelajari konten melalui hafalan.
e. Strategi Pembelajaran Mandiri
Pembelajaran mandiri adalah strategi pembelajaran yang dirancang untuk menumbuhkan inisiatif pribadi, kemandirian, dan peningkatan diri. Penekanannya adalah pada peserta didik untuk mengembangkan rencana belajar secara mandiri dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan bersama teman atau anggota kelompok. Oleh karena itu, dalam mata pelajaran Al-Quran Hadits, hendaknya peserta didik belajar sendiri dengan didampingi gurunya.
f. Strategi Pembelajaran Inquiri Bermuatan karakter
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang memanfaatkan sepenuhnya kemampuan seluruh peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis, serta memungkinkan mereka dengan percaya diri mengejar penemuan mereka sendiri. Strategi ini meminta peseta didik menganalisis pelajaran dan menceritakan kisahnya kepada temannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Guru dapat dengan mudah menerapkan salah satu dari berbagai strategi yang disebutkan di atas tergantung pada metode yang diajarkan untuk mencapai tujuan pembelajaran Al-Quran dan Hadits. Yang memungkinkan peserta didik memahami dan mengaplikasikan isi Al-Quran dan Hadis.
4. Evaluasi pembelajaran materi Al-Qur’an Hadis intergatif di SMP
Guru yang profesional harus melakukan evaluasi atau penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran, menyesuaikan pembelajaran sesuai penilaian, dan menindaklanjuti hasil penilaian untuk kemajuan peserta didik. Pendidik menilai hasil belajar melalui tes, observasi, penugasan, dan format lain yang diperlukan.
Proses penilaian atau evaluasi, pendidik dapat melaksanakan penilaian dengan cara sebagai berikut :
a. Pendidik merancang strategi penilaian pada saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;
b. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi dan teknik penilaian lain yang terkait, dan laporannya menjadi tanggung jawab wali kelas atau kepala sekolah;
c. Penilaian pengetahuan dilakukan melalui ujian tertulis, ujian lisan, penugasan, dan lain-lain berdasarkan kemampuan yang akan dinilai;
d. Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, dan/atau teknik lain berdasarkan kompetensi yang dinilai;
e. Peserta didik yang belum mencapai KKTP satuan pendidikan wajib mengikuti pembelajaran remedial;
f. Hasil penilaian menjadi dasar pemberian umpan balik kepada siswa.
Dalam hal ini guru harus memastikan bahwa peserta didik mengetahui apa saja kekurangan yang dimilikinya dalam memperoleh kemampuannya, bagaimana cara mengatasi kekurangan/hambatan yang dihadapinya, dan peserta didik bersedia mengambil tindakan untuk memperbaiki kekurangannya. Dengan demikian, proses penilaian akan meningkatkan motivasi dan membawa perubahan perilaku peserta didik yang lebih baik.22
5. Implementasi Pembelajaran PAI Berbasis PBL dengan Elemen Al-Quran dan Hadis
Implementasi pembelajaran PAI berbasis PBL dengan elemen Al-Quran dan Hadis ini membawa manfaat ganda. Pertama, siswa mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang agama Islam, karena mereka dapat melihat bagaimana ajaran-ajaran ini berperan dalam mengatasi tantangan dan situasi sehari-hari. Kedua, mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kerjasama, dan pemecahan masalah, yang akan berguna dalam kehidupan mereka di masa depan.
PENUTUP
Kajian Al-Quran Hadis merupakan bagian dari upaya mempersiapkan peserta didik sejak dini untuk memahami, mengamalkan, dan mengamalkan isi Al-Quran dan Hadis melalui kegiatan pendidikan. Tahap perencanaan pembelajaran terpadu Al-Quran Hadis meliputi penyusunan tujuan pembelajaran, materi, metode, media pembelajaran, dan metode penilaian pembelajaran yang sesuai oleh guru. Pelaksanaan pembelajaran
22 Adawiyah R., Peran Literasi Digital dalam Pembelajaran Al-Quran Hadis (Bojong: PT. Nasya Expanding Management, 2022).
terpadu Al-Quran Hadis meliputi persiapan motivasi, pemanasan pembelajaran, pengenalan bahan ajar, metode yang digunakan guru dalam mengatur dan membimbing siswa dalam proses pembelajaran.
Evaluasi apa yang telah kamu pelajari tentang Al-Quran Hadits. Ada banyak bentuk penilaian yang berbeda, mulai dari penilaian kognitif, afektif, hingga psikomotorik. Evaluasi ini juga dilakukan dengan berbagai cara. Penilaian kognitif dapat dilakukan dalam bentuk soal tes, dan penilaian afektif dapat dilakukan melalui penilaian diri sendiri atau penilaian teman sejawat. Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan angket evaluasi kerja, seperti survei yang mengevaluasi proyek siswa dalam bentuk portofolio, laporan, dan lain-lain. Penerapan pembelajaran PAI berbasis PBL dengan unsur Al-Quran dan Hadits membawa manfaat ganda.
Pertama, peserta didik memperdalam pemahamannya tentang Islam. Kedua, peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan pemecahan masalah yang akan membantu mereka di kehidupan masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
A., Majid. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Rosdakarya, 2013.
A, Saefudin, dan Berdiati I. Pembelajaran Efektif. Bandung: PT. Remaja Roskadarya, 2014.
Evi Fatimatur Rusydiyah, Nasarudin Nasarudin. “Pendidikan Islam Berbasis Keluarga Dalam Perspektif Abdullah Nashih Ulwan Di Era Milenial.” Journal of Applied Linguistic and Islamic Education by JALIE is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License. Based on a work at http://ejournal.inkafa.ac.id/index.php/jalie-inkafa. Volume 04, Nomor 01, Maret 2020, JALIE (2020). https://doi.org/10.33754/jalie.v4i01.203.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Cet. VII. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
I, Syafri. Pembinaan Sikap Inklusif Melalui Pembelajaran Al-Quran Hadits di MAN I Yogyakarta. Yogyakarta: AE Publishing, 2022.
K., Bisri. Rencana Pelaksanaan dan Evaluasi Pendidikan Islam Perspektif Hadits : Seri Antologi Pendidikan Islam. Jakarta: Nusa Media, 2021.
Komang R. dkk., Mayuni. “Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Terhadap Hasil Belajar IPA,” 20 9.
M., Fathurrohman. Pembelajaran Inovatif : Alternatif Desain Pembelajaran yang Mennyenangkan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2016.
Nasaruddin, Nasaruddin. “metode pengajaran dalam perpektif al-quran (tinjauan q.s.
An-nahl ayat 125).” Tajdid: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Kemanusiaan Voleme 6 Nomor 2 (2022). https://doi.org/10.52266/.
Nasaruddin, Nasaruddin, Syarifuddin Syarifuddin, dan Bustomi Arisandi. “Evaluation Model Of Noble Moral Education For Students In Madrasah.” Al-Insyiroh:
Jurnal Studi Keislaman 9, no. 1 (26 Maret 2023): 143–67.
https://doi.org/10.35309/alinsyiroh.v9i1.6360.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008. Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab si Madrasah, t.t.
Pudjiani, Tatik, dan Bagus Mustakim. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Badan Standar, Kurikulum dan asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, 2021.
R., Adawiyah. Peran Literasi Digital dalam Pembelajaran Al-Quran Hadis. Bojong:
PT. Nasya Expanding Management, 2022.
Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Cet. VI. Jakarta: Kalam Mulia, 2010.
Sa’diyah, Halimatus, Hanik Yuni Alfiyah, Zaini Tamin Ar, dan Nasaruddin Nasaruddin.
“Model Research and Development dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.” EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam 10, no. 1 (19 Juni 2020): 42–73. https://doi.org/10.54180/elbanat.2020.10.1.42-73.
Sardiman, AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.
Suryadi, Rudi Ahmad, dan Sumiyati. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, 2021.
Suryatini, Lis. Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IX SMP. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2019.
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara, 2012.