PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
Apabila penelitian ini dapat terealisasi dan permasalahan yang ada dapat mendapatkan jawaban yang tepat, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi yang positif bagi semua pihak khususnya bagi SD Negeri 5 Metro Timur dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Penelitian Relevan
7 Nafi’a Wilda Zarkasi, Tesis Efektivitas Program Pendidikan Inklusif terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Karakteristik Siswa Inklusif di SMP Negeri 5 Surabaya, (UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018). 8 Fatikhatus Sa'idah, Skripsi Implementasi Program Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar Negeri (Sdn) Sumbersari 3 Malang, (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015).
LANDASAN TEORI
Tujuan Pendidikan Inklusi
20 tahun 2003 Sisdiknas Pasal 1 ayat 1 bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya yang dimilikinya. Sedangkan tujuan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus tertuang dalam Peraturan Pemerintah tahun 2003 tentang pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus (RPP-PK dan PLK) Bab II pasal 2 yang menyebutkan bahwa pendidikan bagi peserta didik berkelainan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik yang memiliki fisik, emosional, dan atau sosial untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, berdaya guna, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Landasan Pendidikan Inklusi
- Landasan Filosofis
- Landasan Yuridis
- Landasan Pendagogis
- Landasan Empiris
Sama halnya dengan siswa yang berada di kelas inklusi, mereka terdiri dari anak yang kondisinya berbeda, ada anak normal dan anak berkebutuhan khusus yang saling melengkapi dan berkumpul dalam satu kelas. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan inklusi berlandaskan pada semboyan Negara Republik Indonesia yang artinya saling menghargai antara anak berkebutuhan khusus dan anak normal tanpa ada pembagian dalam proses pembelajaran.
Kriteria Sekolah Inklusi
Dengan demikian, anak normal, anak berkebutuhan khusus, anak dengan latar belakang bahasa dan etnis minoritas, anak jalanan, pekerja, anak dari keluarga miskin, anak di pedesaan, anak terpencil atau anak dari suku nomaden, serta anak dari situasi kurang beruntung lainnya harus memiliki akses pendidikan. 16Purwanti Hadisiwi, dkk, “Pola Komunikasi Guru pada Siswa Berkebutuhan Khusus di SMK Inklusif”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.
Klasifikasi Siswa Inklusi dan Karakteristiknya
- Tunagrahita
- Hiperaktif
- Diseleksia (Kesulitan Membaca)
- Down Syndrom
- Autisme
- Lamban Belajar
- Tunalaras
Sindrom Down adalah kelainan kromosom autosomal yang paling umum pada manusia 26 Anak sindrom Down berjumlah 20%. Sekitar 30% ibu yang melahirkan anak dengan down syndrome mengalami radiasi ke area perut sebelum pembuahan.
Implementasi Pendidikan Inklusi
- Proses Pendidikan Inklusi
- Indikator Keberhasilan Pendidikan Inklusi
Pelaksanaan pembelajaran inklusi menggunakan sistem kelas Pull Out, artinya selama siswa ABK dapat belajar di kelas reguler, maka siswa tersebut belajar bersama dengan siswa reguler lainnya. Bentuk laporan akhir siswa ABK sama dengan siswa reguler lainnya, tetapi tingkat ketuntasannya minimal.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Dengan demikian, penelitian kualitatif dapat juga disebut penelitian naturalistik karena penelitian bersifat alamiah atau apa adanya dengan kondisi lapangan tanpa adanya manipulasi yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan tanpa adanya alat ukur dalam pengumpulan data.
Sifat Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti lebih menekankan pada pandangan mengenai deskripsi peristiwa yang dibentuk oleh kata-kata ilmiah. Oleh karena itu penelitian deskriptif adalah penelitian yang menjelaskan keadaan dan realitas pelaku manusia, memotivasi dan memberikan gambaran bagi semua pihak yang membutuhkannya dan penelitian yang berusaha melihat makna dibalik objek penelitian.
Sumber Data
- Sumber Primer
- Sumber Sekunder
Rancangan yang digunakan untuk membantu kelancaran pembelajaran adalah setiap guru di SD Negeri 5 Metro Timur memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tetapi tidak memiliki PPI (program pembelajaran individu). Metode pembelajaran yang digunakan pada kelas inklusi di SD Negeri 5 Metro Timur adalah pembelajaran kooperatif. Hasil wawancara (pertanyaan peneliti dan jawaban responden) dengan guru kelas 3b SD Negeri 5 Metro Timur.
Peneliti : “Baik pak, lalu bagaimana dengan proses pembelajaran inklusi yang dilaksanakan di SD Negeri 5 Metro Timur pak?”
Teknik Pengumpulan Data
- Observasi
- Interview
- Dokumentasi
Teknik Analisa Data
- Reduksi Data
- Triangulasi
- Menarik Kesimpulan
Selain melengkapi data sekolah, SD Negeri 5 Metro Timur juga mendapatkan akreditasi A47 (Lampiran 8). Struktur kepengurusan di SD Negeri 5 Metro Timur menggunakan dua jalur yaitu jalur komando dan jalur koordinasi. Di SD Negeri 5 Metro Timur beliau merupakan guru khusus yang menangani anak berkebutuhan khusus, kemudian pada tahun 2015 beliau melakukan penelitian.
Seluruh siswa di SD Negeri 5 Metro Timur masih berada pada taraf masih dapat berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain. Biasanya sekolah yang melaksanakan kelas inklusi memiliki guru pendamping khusus untuk siswa berkebutuhan khusus, namun di SD Negeri 5 Metro Timur tidak ada guru pendamping khusus. Media pembelajaran yang digunakan pada kelas inklusi di SD Negeri 5 Metro Timur menggunakan audio visual seperti video dan gambar yang ditampilkan dengan menggunakan proyektor, hal ini akan menarik perhatian.
Benda-benda yang diwarnai umumnya menarik perhatian, oleh karena itu guru kelas 3B SD Negeri 5 Metro Timur menggunakan media warna-warni. Selama SD Negeri 5 Metro Timur menerapkan pendidikan inklusi telah mencapai prestasi yang baik, prospek siswa ABK cukup baik.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Lokas Penelitian
Visi, Misi, Motto dan Tujuan Sekolah SD Negeri 5 Metro Timur48
Struktur Kepengurusan SD Negeri 5 Metro Timur
Selanjutnya komando baris kedua dimulai dari bidang perpustakaan dikepalai guru kelas VIa, guru kelas VIa dibimbing oleh guru kelas VIb, guru kelas VIb dibimbing oleh guru kelas VIb. guru kelas VI mengawasi guru mata pelajaran IPS kemudian mengawasi penjaga sekolah. Sejalan dengan koordinasi dimulai dari direktur kemudian membawahi empat bidang paralel di bagian kedua yaitu bendahara 1, bendahara 2, tata usaha dan perpustakaan.
Gambaran Umum Sekolah
- Keadaan Siswa
- Keadaan Guru atau Pendidik SD Negeri 5 Metro Timur
Pelatihan yang diikuti oleh beberapa guru di SD Negeri 5 Metro Timur ini sangat penting sebagai upaya mendukung proses belajar mengajar di kelas untuk lebih memahami karakter anak berkebutuhan khusus. Dalam wawancara yang disampaikan informan “Alhamdulillah masih berjalan, walaupun ada kendala karena guru pembimbing khusus sudah tidak ada lagi, ada guru pembimbing khusus di SD Negeri 5 Metro Timur, tapi kemudian mungkin mengundurkan diri. karena masalah pribadi dan kami para guru yang mengikuti pelatihan tersebut, walaupun sebentar, namun menerapkannya semaksimal mungkin dalam proses pengajaran di kelas inklusi” (Lampiran 6). Seperti yang disampaikan dalam tanggapan narasumber, “Dalam penempatan siswa berkebutuhan khusus sistem kami bagi, jadi satu kelas maksimal dua siswa berkebutuhan khusus karena di SD Negeri 5 Metro Timur tidak ada guru pendamping khusus jadi jika satu kelas ada lebih dari dua siswa berkebutuhan khusus itu kemauan untuk menjadi guru kelas.gagal mengajar.
Di kelas 1b terdapat dua siswa yang tergolong tipe ABK tunagrahita dan hiperaktif, di kelas 1c terdapat dua siswa yang tergolong tipe ABK tunagrahita, kelas 2a memiliki satu tipe ABK Disleksia, kelas 2b memiliki satu tipe ABK Dwon Syndrome, Kelas 3b memiliki satu tipe ABK Disleksia. dua jenis ABK tunagrahita dan Autisme, Kelas 3c terdapat dua jenis ABK tunagrahita, di kelas 3b terdapat dua jenis ABK Hiperaktif dan tunagrahita, di kelas 3b terdapat dua ABK yang tergolong tunagrahita, di kelas 5a ada dua jenis ABK yaitu autis dan tunagrahita, kelas 5b dua jenis ABK lamban belajar dan tunagrahita, kelas 6a ada satu jenis ABK yaitu Tuna Grahita dan kelas 6b ada dua jenis ABK , yaitu Tuna Laras dan Tuna Grahita.
Profil Anak Berkebutuhan Khusus di SD Negeri 5 Metro Timur
- Rekruitmen Siswa
- Kategori Siswa Berkebutuhan Khusus
13 siswa tunagrahita, 2 siswa hiperaktif, 1 siswa Disleksia, 2 siswa Autisme, 1 siswa Sindrom Dwon dan 1 siswa Laras Tuna (Lampiran 9). Jumlah siswa yang termasuk dalam kategori berkebutuhan khusus di SD Negeri 5 Metro Timur dalam penelitian yang diteliti peneliti adalah kelas 3b terdapat dua siswa yang tergolong ABK. Jika kondisi siswa parah dan tidak dapat berkomunikasi atau berinteraksi dengan siswa lain, sekolah tidak dapat menerimanya dan merekomendasikan ke sekolah SLB.
Wb prosesnya sama seperti pada umumnya untuk siswa reguler sedangkan untuk siswa ABK terlebih dahulu dilakukan Assessment untuk mengetahui hasilnya kemudian jika hasilnya dinyatakan layak masuk sekolah umum maka kita tidak bisa menolak jika dia tidak tuli, mis. Diam.
Temuan Pembelajaran PendidikanInklusi di SD Negeri 5 Metro
- Pencapaian Pendidikan Inklusi
Jumlah siswa berkebutuhan khusus yang bersekolah di SD Negeri 5 Metro Timur masih sedikit, sehingga guru tidak pernah mengambil tindakan untuk memindahkan siswa berkebutuhan khusus dari kelas reguler ke kelas khusus. SD Negeri 5 Metro Timur sudah memiliki sarana dan prasarana, dan pihak sekolah juga telah memperhatikan aksesibilitas dan sarana sesuai kebutuhan, meskipun belum ada pembimbing khusus yang dapat memberikan program pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus, namun beberapa guru kelas ikut serta dalam kegiatan inklusi. pelatihan pendidikan sebagai penunjang proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran inklusi di SD Negeri 5 Metro Timur sebagai persiapan pembelajaran guru menggunakan KD untuk siswa ABK level 3b menggunakan KD level 2, sedangkan siswa reguler menggunakan KD setelah level 3.
Berguna bagi siswa dengan kebutuhan khusus keterbelakangan mental untuk belajar mengingat bahasa baru (bahasa yang tidak digunakan dalam keluarga).
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Izinkan saya mewawancarai Bapak sebagai guru kelas inklusi, saya ingin bertanya tentang perencanaan dan persiapan atau perencanaan pembelajaran inklusi di SD Negeri 5 Metro Timur, apakah siswa reguler dan ABK sama atau terpisah? Jika Kompetensi Dasar ini disamakan antara siswa reguler dan ABK, akan menyulitkan siswa ABK. Narasumber : “Alhamdulillah sampai sekarang masih beroperasi, walaupun ada kendala karena tidak adanya pengawas khusus, dia guru bimbingan khusus di SD Negeri 5 Metro Timur tapi kemudian mengundurkan diri, mungkin untuk pribadi alasan masalah dan kami para guru telah mengikuti pelatihan walaupun hanya sebentar, namun kami sebisa mungkin menerapkannya dalam proses pembelajaran di kelas komprehensif.”
Tidak ada kendala pemahaman siswa ketika saya menjelaskan materi menggunakan bahasa Indonesia karena dilihat dari letak SD Negeri 5 Metro Timur berada di dalam batas kota. Wb, prosesnya sama seperti umumnya untuk siswa reguler, sedangkan untuk siswa ABK mereka melakukan penilaian terlebih dahulu untuk mengetahui hasilnya, jadi jika hasilnya dinyatakan layak masuk sekolah dasar, kami tidak bisa menolak kecuali dia tuli, bicara Difabel adalah jenis ABK yang tidak dapat bersekolah di SD Negeri 5 Metro Timur, sedangkan calon siswa berkebutuhan khusus yang masih dikategorikan mampu bersosialisasi walaupun tidak cukup dapat kami terima di SD Negeri 5 Metro Timur. Narasumber : “Saat menempatkan siswa berkebutuhan khusus, sistem kami bagi sehingga satu kelas maksimal dua siswa berkebutuhan khusus, karena di SD Negeri 5 Metro Timur tidak ada guru pendamping khusus, jadi kalau lebih dari dua siswa berkebutuhan khusus dalam satu kelas akan membuat guru kelas tidak dapat mengajar.