• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dalam Kurikulum Merdeka Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Kelas IV B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dalam Kurikulum Merdeka Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Kelas IV B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023"

Copied!
292
0
0

Teks penuh

(1)

KELAS IV B MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 3 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Oleh:

MASYKUROTUL BAHRIYAH NIM: T20194015

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

DESEMBER 2023

(2)

KELAS IV B MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 3 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu tugas persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh:

Masykurotul Bahriyah NIM: T20194015

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

DESEMBER 2023

(3)

ii

KELAS IV B MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 3 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu tugas persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Oleh:

Masykurotul Bahriyah NIM: T20194015

Disetujui Pembimbing

Dr. Nino Indrianto M.Pd.

NIP. 198606172015031006

(4)

iii

KELAS IV B MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 3 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah Satu Persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Hari : Selasa

Tanggal : 28 November 2023 Tim Penguji

Ketua Sekertaris

Dr. Ahmad Royani, S.Pd.I.,M.Pd.I NUP. 2017048902

Muhammad Suwignyo Prayogo,M.Pd.I NIP. 198610022015031004

Anggota:

1. Dr. Mukaffan, M.Pd.I ( ) 2. Dr. Nino Indrianto, M.Pd. ( )

Menyetujui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kegururan

Dr. H. Abdul Mu’is, S.Ag.,M.Si NIP.197304242000031005

(5)

iv

















































Artinya: 1) Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? 2) dan Kami telah menghilangkan dari padamu bebanmu, 3) yang memberatkan punggungmu? 4) Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu, 5) Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, 6) sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 7) Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh- sungguh (urusan) yang lain, (8) dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Q.S. Al-Insyirah [94]:1-8)

Kementerian Agama, Al-Qur’an Terjemahan Kementerian Agama Republik Indonesia, (Bandung: Sigma Eksa, 2009) QS. 94:1-8

(6)

v

dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, kesabaran serta membekaliku ilmu. Sholawat serta salam selalu tercurah limpahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW. sebagai ucapan terima kasih skripsi saya persembahkan untuk:

1. Ayah dan ibuku tercinta, Bapak Syaiful Bahar dan Ibu Nami yang selalu mendoakan dalam setiap sujudnya, yang mengorbankan segalanya dengan memberikan cinta dan kasih sayangnya, dan juga yang selalu memberikan semangat dan maju untuk mencapai kesuksesan di masa depan dunia maupun di akhirat.

2. Terima kasih untuk suamiku tercinta Mustiyono yang tak pernah lelah memberikanku perhatian dan semangat serta tiada lelah membantu dalam segala hal. Terima kasih selalu menemaniku dalam penyusunan skripsi ini.

3. Terima kasih kepada adikku tercinta Nurul Inayah yang selalu menghibur dan mendukung penuh atas terselesainya skripsi ini.

.

(7)

vi

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian skripsi sebagai salah satu syarat penyelesaian program sarjana, dapat diselesaikan dengan baik.

Alasan berhasilnya menyelesaikan skripsi ini adalah karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, terima kasih dan penghormatan yang sebesar-besarnya dengan ucapan jazakumullah ahsanul jaza’ kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Hepni, S.Ag., M.M., CPEM., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Siddiq Jember yang telah mendukung dan memfasilitasi kami selama kegiatan belajar di lembaga ini.

2. Bapak Dr. H. Mu’is, S.Ag., M.Si., selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Siddiq Jember yang memberikan izin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

3. Bapak Naruddin, M.Pd.I., S.Pd.I., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Siddiq Jember yang memberi bimbingan dalam program perkuliahan.

4. Bapak Dr. Imron Fauzi, M.Pd.I., selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Siddiq Jember Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Siddiq Jember yang telah memberikan segala fasilitas dalam penyelesaian skripsi ini.

(8)

vii dengan baik.

6. Bapak H. Dedi Ependi,S.Ag., M.MPd., selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember, yang telah menyempatkan waktu penulis untuk melakukan penelitian.

7. Ibu Uyunul Chusniah, S.Pd.I., selaku waka kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember, yang telah menyempatkan waktu penulis untuk melakukan penelitian.

8. Bapak Achmad Fauzi Yusuf, S.Pd.I., selaku wali kelas IV B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember, yang telah menyempatkan waktu penulis untuk melakukan penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini baik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis memohon taufik dan hidayah- Nya. Semoga dari segala pertolongan yang telah di berikan kepada peneliti tercatat sebagai amal sholeh yang di terima oleh Allah SWT dan juga semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis dan juga pembacanya.

(9)

viii

Pancasila Kelas IV B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.

Kata Kunci: Problem Based Learning, Kurikulum Merdeka, Pendidikan Pancasila

Upaya dalam meningkatkan pembelajaran Pendidikan Pancasila dalam Kurikulum merdeka diperlukan model yang inovatif yang menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran (student centerd). Salah satu model inovatif yang diterapkan di kelas IV B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember pada tahun pelajaran 2022/2023 yaitu menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Dengan tujuan penerapan model ini yaitu untuk mendorong siswa agar lebih akif dan berpikir kritis dalam pembelajaran.

Fokus Penelitian dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana perencanaan model pembelajaran problem based learning dalam kurikulum merdeka pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas VI B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember tahun pelajaran 2022/2023?. 2) Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran problem based learning dalam kurikulum merdeka pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas VI B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember tahun pelajaran 2022/2023?. 3) Bagaimana asesmen hasil belajar dari implementasi model pembelajaran problem based learning dalam kurikulum merdeka pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas VI B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember tahun pelajaran 2022/2023?. Tujuan penelitian ini 1) Untuk mendeksripsikan perencanaan model pembelajaran problem based learning dalam kurikulum merdeka pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas VI B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember tahun pelajaran 2022/2023. 2 ) Untuk mendeksripsikan Pelaksanaan model pembelajaran problem based learning dalam kurikulum merdeka pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas VI B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember tahun pelajaran 2022/2023. 3) untuk mendeskripsikan asesmen hasil belajar dari implementasi model pembelajaran problem based learning dalam kurikulum merdeka pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas VI B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember tahun pelajaran 2022/2023.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis (fild research) dengan bentuk studi kasus. Teknik pengumpulan datanya menggunakan, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis datanya menggunakan teori Miles Huberman dan Saldana. Untuk keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

Hasil penelitian ini adalah: 1) Perencanaan model Problem Based Learning yaitu: a) Persiapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember yaitu guru mengikuti pelatihan di sekolah penggerak, mengikuti In House Training (IHT), dan mengikuti webinar secara individu. b) Guru memahami capaian pembelajaran dengan menentukan ide-ide dengan mempertimbangkan capaian pembelajaran, materi pelajaran dan proses belajar,

(10)

ix

mengecek kehadiran dan kesiapan peserta didik, melakukan tanya jawab mengenai materi sebelumnya, menginformasikan Bab 5 yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran, ice breaking dan memberikan pertanyaan pemantik. b) Kegiatan inti adalah: peserta didik mengamati gambar/video, tanya jawab, guru menjelaskan materi, guru membentuk peserta didik menjadi kelompok, memberikan Lembar Kerja Peserta Didik, memberi waktu mengerjakan soal, guru membimbing diskusi dalam kelompok, perwakilan kelompok mempresentasikan jawaban sedangkan yang tidak menyimak presentasi dan memberikan pendapat, dan memberikan apresiasi dengan tepuk tangan bagi yang sudah presentasi, memberikan soal individu. c) Kegiatan akhir adalah:

Bersama-sama merefleksikan kegiatan pembelajaran, Bersama-sama menyimpulkan kegiatan pembelajaran, menginformasikan pembelajaran berikutnya, mengajak peserta didik untuk berdo;a dan ditutup dengan salam. 3) Asesmen model model Problem Based Learning yaitu: a) Asesmen formatif berupa soal tes tulis dalam bentuk uraian setiap akhir pembelajaran. b) Asesmen sumatif di akhir Bab, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester berupa soal tes tulis dalam bentuk pilihan ganda ataupun uraian.

(11)

x

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Definisi Istilah ... 13

F. Sistematika Pembahasan ... 14

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 16

A. Penelitian Terdahulu ... 16

B. Kajian Pustaka ... 24

1. Tinjauan Kurikulum Merdeka ... 24

2. Tinjauan Model Problem Based Learning ... 57

(12)

xi

B. Lokasi Penelitian ... 70

C. Subyek Penelitian ... 71

D. Teknik Pengumpulan Data ... 72

E. Analisis Data ... 75

F. Keabsahan Data ... 79

G. Tahap-Tahap Penelitian ... 81

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 83

A. Gambaran Objek Penelitian ... 83

B. Penyajian Data dan Analisis ... 89

C. Pembahasan Temuan ... 124

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 158

A. Kesimpulan ... 158

B. Saran ... 159

DAFTAR PUSTAKA ... 162 SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

LAMPIRAN

(13)

xii

2.1 Penelitian Terdahulu ... 21

2.2 Pembagian Fase Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, CP Disusun Untuk Setiap Mata Pelajaran. ... 35

2.3 Cara-cara Menyusun Tujuan pembelajaran Menjadi Alur Tujuan Pembelajaran ... 40

2.4 Perbandingan Antara Komponen Minimum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Ajar ... 43

2.5 Komponen Modul ajar Versi Lebih Lengkap ... 45

2.6 Langkah-Langkah Problem Based Learning ... 61

2.7 Capaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila Fase B kelas IV ... 67

4.1 Data Pendidik dan Tenaga kependidikan Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember ... 85

4.2 Data Peserta Didik Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Sumbersari Jember 86 4.3 Data Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember ... 87

4.4 Temuan Penelitian ... 125

(14)

xiii

3.1 Komponen-komponen model interaktif Miles Huberman dan Saldana 69 4.1 Pelatihan implementasi kurikulum merdeka ... 99 4.2 Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning di Madrasah

Ibtidaiyah Negeri 3 Jember ... 119 4.3 Kegiatan Asesmen di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember ... 124

(15)

xiv 2. Jurnal Kegiatan Penelitian

3. Permohonan Ijin Penelitian

4. Surat Keterangan Selesai Penelitian 5. Pedoman Penelitian

6. Hasil Wawancara 7. Program Tahunan 8. Program Semester

9. Alur Tujuan Pembelajaran 10. Modul Ajar

11. Hasil Belajar Sumatif Peserta Didik Kelas IV-B Semester Genap 12. Dokumentasi

13. Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember 14. Biodata Penulis

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena dengan adanya pendidikan, manusia bisa menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat. Pendidikan, sebagai upaya untuk memanusiakan manusia, harus mampu membantu dalam mencapai potensi mereka. Melihat arti dari pendidikan ialah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang dan sekelompok orang yang mencoba menjadi dewasa dengan upaya pengajaran dan pelatihan, proses, metode mendidik.1

Berdasarkan undang - undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dinyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2

Unsur terpenting dalam pendidikan adalah kurikulum karena kurikulum merupakan suatu tatanan yang dirancang khusus untuk mencapai tujuan pendidikan. Tanpa kurikulum, istilah “pendidikan” tidak akan

1 Abd Rahman et al., “Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan Dan Unsur-Unsur Pendidikan,” Al Urwatul Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam 2, no. 1 (2022): 1–8.

2 John Tyson, Idris, Muhammad Fadhlan Is Pelawi, “Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasionaldalam Upaya Pencegahan Pernikahan Dini (Dibawah Umur),” Education and Development 9, no. 2 (2021): 562–66, https://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/article/view/2792/1782.

(17)

signifikan. Ketika berbicara tentang pendidikan, fakta tentang kurikulum pasti muncul. Karena peran dan fungsi kurikulum yang penting, pengembangan kurikulum adalah upaya yang inovatif dan dinamis untuk maju sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan peradaban manusia.3

Berdasarkan undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 19 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa: Kurikulum merupakan seperangkat rencana serta pengaturan mengenai tujuan, isi dan alat pelajaran dan cara yang dipakai sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk sampai pada tujuan pendidikan tertentu.4

Pada masa Islam klasik, kurikulum lebih dikenal dengan sebutan al- maddah, karena pada saat itu kurikulum lebih identik dengan serangkaian mata pelajaran, dan mulai berkembang dengan cakupan yang lebih luas dikenal sebagai manha’j.5 Seperti yang disebutkan Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 48, yang berbunyi.









































































































3 Indra Prasetia et al., “Keterkaitan Pengembangan Kurikulum Dengan Kurikulum Sekarang” 4, no. 1 (2023): 19–24, https://doi.org/10.30596/jppp.v4i1.13612.

4 Amaliyah. “Implementasi Pengembangan Kurikulum 2013 Pada pembelajaran PAI”

Journal Qathruna7, no. 1 (2020).

5 Moh Aman, “Kurikulum Pendidikan Berbasis Al-Qur’an,” Rausyan Fikr : Jurnal Pemikiran Dan Pencerahan 16, no. 1 (2020), https://doi.org/10.31000/rf.v16i1.2418.

(18)

Artinya: Dan kami telah menurunkan kitab (Al-Qur’an ) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara yang menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang.

Kalu Allah menghendaki, niscaya kamu jadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.(Q.S Al-Maidah [5]: 48).6

Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa prinsip dan fungsi yang digunakan sebagai penanda atau pedoman untuk kegiatan pengembangan kurikulum agar hasilnya memuaskan semua pihak. Prinsip-prinsip ini termasuk arah tujuan pembelajaran, hakikat belajar dan persepsi siswa tentang keberhasilan.7 Proses pengembangan kurikulum menurut Seller dan Miller dalam buku Suryadi, adalah serangkaian tindakan yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan dan kondisi yang ada di masyarakat.8 Misalnya saat Indonesia pandemi covid-19 sejak akhir tahun 2019, dan kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Dunia pendidikan sangat terpengaruh oleh pandemi covid-19 di mana yang awalnya pembelajaran secara konvensional beralih ke pembelajaran

6 Kementerian Agama, Al-Qur’an Terjemahan Kementerian Agama Republik Indonesia.

(Bandung: Sigma Eksa, 2009) QS. 5:48

7 Ragil Saputri Hanes Puji Pangestu, Siti Mauludah, Muhammad Ilman Nafi’an, Irma Azizi, Ahmad Hidayatullah, “Pentingnya Pengembangan Kurikulum Di Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan,” At-Tahdzib: Jurnal Pendidikan Dan …, 2021, 1–19, http://ejurnal.iaipd-nganjuk.ac.id/index.php/At-Tahdzib/article/download/372/267.

8 Ahmad Suryadi, Pengembangan Kurikulum Jilid 1, ed. Maryani, 1st ed. (Sukabumi, Jawa Barat: CV Jejak, Anggota IKAPI, 2020), 27.

(19)

daring.9 Hal ini berarti bahwa guru, siswa dan komponen pendidikan semuanya harus beradaptasi dan melek teknologi.10 Pandemi covid-19 adalah salah satu faktor yang menyebabkan pembelajaran menjadi tidak efektif, dan kondisi ini dapat menyebabkan ketertinggalan pembelajaran (Learning Loss).11 Untuk mengatasi krisis pembelajaran yang terjadi setelah pandemi covid-19 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memulai pengembangan kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka belajar.12 Kurikulum merdeka merupakan bagian penting dari upaya Kemendikbudristek untuk mengatasi kesulitan pembelajaran yang telah kita alami sejak lama.13 Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) akan dimulai di setiap sekolah secara bertahap, sesuai dengan keputusan Kemendikbudristek Nomor 56/M/2022.14

Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam yang mencakup konten yang lebih optimal, hal ini dimaksudkan agar peserta didik mempunyai cukup waktu untuk mendalami

9 Silfiyani Musoffa, “Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur,” Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam 18, no. 1 (2021), https://doi.org/10.34001/tarbawi.v18i1.1654.

10 N D Hafni, S Nurjanah, and D Alviya, “Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Inovasi Pembelajaran Kurikulum Merdeka Di Mi Nu Hidayatun Najah,” STRATEGI: Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Rakyat xx, no. xx (2022): 16.

11 Alone Marera, “Dinamika Pembelajaran Masa Pandemi Covid-19: Kekhawatiran Learning Loss Pada Siswa,” Diklabio: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Biologi 6, no. 2 (2022): 160–72, https://doi.org/10.33369/diklabio.6.2.160-172.

12 Selamat Ariga, “Implementasi Kurikulum Merdeka Pasca Pandemi Covid-19 Implementation of the Independent Curriculum After the Covid-19 Pandemic” 2, no. 2 (2022):

662–70.

13 M.Si Dwi Nurani S.KM et al., Buku Saku Serba-Serbi Kurikulum Merdeka Kekhasan Sekolah Dasar, Direktorat Sekolah Dasar, 2022, 1–51.

14 Dwi Nurani S.KM et al. Buku Saku Serba-Serbi Kurikulum Merdeka Kekhasan Sekolah Dasar, Direktorat Sekolah Dasar 3.

(20)

konsep dan menguasai kompetensi.15 Kurikulum merdeka berfokus pada kebebasan siswa untuk berpikir secara kreatif dan mandiri, sehingga belajar menjadi lebih menyenangkan, santai, dan relevan. Guru bertanggung jawab untuk melakukan hal-hal yang baik untuk siswa, seperti memberi mereka kesempatan untuk belajar sesuatu yang baru.16 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengeluarkan kebijakan kurikulum merdeka di mana kurikulum dirancang untuk memberikan lebih banyak fleksibilitas.

Dengan demikian, satuan pendidikan memiliki kesempatan untuk menyesuaikan kurikulum mereka untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran siswa. Ada tiga pilihan kurikulum: Kurikulum merdeka, kurikulum 2013, dan kurikulum Darurat.17

Tujuan dari perubahan kurikulum adalah untuk mengatasi krisis belajar. Kurikulum merdeka akan membantu sekolah menjadi tempat belajar yang aman, dan menyenangkan. Untuk alasan ini, Kemendikbudristek melakukan perubahan yang sistematis pada kurikulum dan sistem penilaian pendidikan.18 Tentunya kurikulum tidak terpisahkan dengan pembelajaran.

Kurikulum sangat penting sebagai pedoman untuk menetapkan tujuan belajar

15 Sartini and Rahmat Mulyono, “Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Untuk Mempersiapkan Pembelajaran Abad 21,” Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang 8, no. 2 (2022): 1348–63, https://doi.org/10.36989/didaktik.v8i2.392.

16 Hafni, Nurjanah, and Alviya, “Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Inovasi Pembelajaran Kurikulum Merdeka Di Mi Nu Hidayatun Najah.”

17 Fine Eirene Siahaan et al., “Implementasi Kurikulum Merdeka Bagi Guru IPA di Kelas Rendah” 3 (2023): 13–19.

18 Kemdikbud, Buku Saku Kurikulum Merdeka; Tanya Jawab, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2022, 141.

(21)

dalam proses pembelajaran.19 Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan oleh guru untuk memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, dan penugasan. dengan istilah lain, pembelajaran merupakan proses membantu siswa belajar dengan baik.

Belajar didefinisikan sebagai interaksi individu dengan lingkungannya.

dalam hal ini, lingkungan adalah hal-hal lain yang memungkinkan seseorang mengalami pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman dan pengetahuan yang baru maupun pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh atau ditemukan sebelumnya. Selain itu, lingkungan tersebut memunculkan perhatian seseorang sehingga memungkinkan terjadinya interaksi. Melalui proses pembelajaran kemudian akan menghasilkan perubahan yang lebih baik pada setiap orang. Untuk mengatasi perubahan ini guru harus mempersiapkan rancangan dengan baik sehingga pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan secara optimal. Di dalam rancangan tersebut berisi serangkaian materi ajar yang disusun secara sistematis, termasuk strategi pembelajaran, langkah- langkah pembelajaran, dan elemen lainnya. Keseluruhan rangkaian materi ajar yang disusun secara sistematis disebut model pembelajaran.20

Model pembelajaran adalah prosedur yang sistematis untuk menerapkan strategi, metode, dan teknik pembelajaran untuk mencapai tujuan

19 Muhammad Al Fatih et al., “Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Implementasinya Di SD Terpadu Muhammadiyah 36,” Edumaspul: Jurnal Pendidikan 6, no. 1 (2022): 421–27, https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.2260.

20M. Andi Setiawan, Belajar dan Pembelajaran (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2017), 21

(22)

pembelajaran dari perencanaan hingga setelah pembelajaran.21 Tujuan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan tahap-tahap kegiatan pembelajaran adalah semua komponen dari model pembelajaran.22 Maknanya, di sini model pembelajaran adalah suatu bingkai di mana ada berbagai pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran di dalamnya.23 Oleh karena itu model pembelajaran adalah inti dari semuanya, jadi seorang guru harus bijak memilih model pembelajaran yang tepat untuk memberikan pembelajaran yang efektif dan efisien kepada siswanya.

Menurut penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus memperhatikan model pembelajaran yang mereka gunakan akan mempengaruhi tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Seorang guru harus menyesuaikan dengan kemampuan siswanya supaya materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswanya. Terutama pada pembelajaran Pendidikan Pancasila di mana setiap warga negara wajib memahaminya. Oleh karena itu seorang guru membutuhkan model pembelajaran yang tidak hanya guru sebagai sumber pengetahuan (Teacher Center), ceramah, dan tugas sebagai strategi pembelajaran, yang dapat menyebabkan siswa kurang menguasai materi yang diajarkan. Sehingga siswa lebih cenderung pasif dan bosan dalam pembelajaran.

21 Abas Asyafah, “Menimbang Model Pembelajaran (Kajian Teoretis-Kritis Atas Model Pembelajaran Dalam Pendidikan Islam),” TARBAWY : Indonesian Journal of Islamic Education 6, no. 1 (2019): 19–32, https://doi.org/10.17509/t.v6i1.20569.

22 Widia Kartika, Nadia Nurrohmah, and Sarah As-Sikah, “Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas 4 Dalam Proses Pembelajaran Di MI Yanida,” Manazhim 2, no. 1 (2020): 70–80, https://doi.org/10.36088/manazhim.v2i1.661.

23 Donald Samuel Slamet Santosa, Donna Sampaleng, and Abdon Amtiran, “Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran,” SIKIP: Jurnal Pendidikan Agama Kristen 1, no. 1 (2020): 11–24, https://doi.org/10.52220/sikip.v1i1.34.

(23)

karena hal tersebut dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang lebih menyenangkan siswa. sebuah model pembelajaran yang mendorong siswa untuk membangun pengetahuan di benak siswa sendiri. Sebuah model pembelajaran yang lebih berfokus pada proses membantu siswa memahami konsep melalui refleksi, abstraksi, formalisasi dan aplikasi. Siswa diberikan keleluasaan untuk berdiskusi tentang penyelesaian masalah dengan teman sekelasnya. Dengan demikian, siswa akan dilatih untuk berpikir kritis, kreatif, dan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Pendidikan Pancasila. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah salah satu model yang dapat digunakan.

Model pembelajaran berbasis masalah (PBL) di awali pembelajaran dengan pemecahan masalah. Namun, untuk penyelesaiannya, siswa membutuhkan pengetahuan baru.24 Pembelajaran berbasis masalah (PBL) merupakan model pembelajaran yang disifati oleh masalah dunia nyata sebagai konteks yang memungkinkan siswa mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan penyelesaian masalah serta mendapatkan pengetahuan.25 Berdasarkan pada pemahaman tersebut model pembelajaran berbasis masalah (PBL) meminta siswa menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Ini mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam berpikir secara aktif, memperoleh keterampilan dalam penyelesaian masalah, dan

24 Ilah Solehati Faudiah, Ilah Nurlaelah, and Ina Setiawati, “Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Ditinjau Dari Penalaran Siswa,” Quagga : Jurnal Pendidikan Dan Biologi 10, no. 01 (2018): 42, https://doi.org/10.25134/quagga.v10i01.920.

25 Bagus Shandy Narmaditya, Dwi Wulandari, and Siti Rosnita Binti Sakarji, “Does Problem-Based Learning Improve Critical Thinking Skills?,” Cakrawala Pendidikan 37, no. 3 (2018): 378–88, https://doi.org/10.21831/cp.v38i3.21548.

(24)

memperoleh pengetahuan baru yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari- hari

Menurut wawancara yang dilakukan dengan Bapak Achmad Fauzi Yusuf S.Pd., guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas IV B, alasan mengapa mereka memilih model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) karena Pendidikan Pancasila di SD adalah menanamkan nilai-nilai karakter untuk menyiapkan warga negara yang cerdas dan baik yang memahami dan menyadari hak dan kewajibannya. Karena ini berkaitan dengan nilai, moral dan sikap yang ada dalam kehidupan siswa, oleh karena itu pembelajaran perlu dirancang sehingga dapat memiliki makna yang bisa dikaitkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa. maka dari itu dengan menggunakan model problem based learning agar siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya dan juga siswa sangat tertarik dan aktif mengikuti kegiatan pembelajaran Pendidikan Pancasila. Karena mereka dibagi menjadi kelompok, mereka juga bersemangat untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan soal yang dibagikan.26

Mata pelajaran Pendidikan Pancasila adalah mata pelajaran yang wajib dipelajari disekolah umum dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Pendidikan Pancasila adalah mata pelajaran yang menumbuhkan sikap dan kemampuan warga negara dalam hal sikap, pengetahuan, keterampilan, dan karakter dan juga untuk membentuk warga negara yang baik yang memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara juga memiliki rasa cinta kepada

26 Achamd Fauzi Yusuf, diwawancarai oleh peneliti, Sumbersari 03 April 2023.

(25)

negara Indonesia.27 Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui proses penerapan model pembelajaran Problem Based Lerarning pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dengan memilih judul penelitian. “Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam Kurikulum Merdeka pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Kelas IV B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.”

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana perencanaan model pembelajaran problem based learning dalam kurikulum merdeka pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas VI B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023?

2. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran problem based learning dalam kurikulum merdeka pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas VI B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023?

3. Bagaimana asesmen hasil belajar dari model pembelajaran problem based learning dalam kurikulum merdeka pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas VI B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan model pembelajaran problem based learning dalam kurikulum merdeka pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas VI B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.

27 H. Lukman Hakim, “Peran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Dalam Membentuk Calon Pemimpin Di Era Global,” Civics Education and Social Science Journal (Cessj) 1, no. 2 (2020): 129–43, https://doi.org/10.32585/cessj.v1i2.760.

(26)

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran problem based learning dalam kurikulum merdeka pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas VI B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.

3. Untuk mendeskripsikan asesmen hasil belajar dari model pembelajaran problem based learning dalam kurikulum merdeka pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas VI B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan dan menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya mengenai Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam Kurikulum Merdeka. Selain itu penelitian ini dimaksudkan sebagai tambahan referensi dan bahan komparatif untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengalaman serta pengetahuan dari khazanah keilmuan tentang penelitian ilmiah, dan menjadi prasyarat pertama untuk penelitian lebih lanjut di masa mendatang.

(27)

b. Bagi Lembaga

Penelitian ini berguna agar nantinya diterapkan di sekolah sebagai wadah dalam kegiatan belajar mengajar yang efektif untuk peserta didik.

c. Bagi Pendidik,

Penelitian ini dapat memberi masukan mengenai penerapan Pembelajaran PBL untuk meningkatkan mutu pada pembelajaran.

Selain itu juga sebagai masukan mengenai penerapan PBL dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila.

d. Bagi Peserta Didik

Agar mengetahui betapa pentingnya kemampuan berpikir kritis terhadap materi pelajaran dengan Pembelajaran PBL untuk mencapai kompetensi ataupun prestasi belajar.

e. Bagi Universitas Islam Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Dapat dijadikan referensi tambahan, kepustakaan, dan sekaligus bisa memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi para pembacanya.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Tujuannya adalah

(28)

agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti.28

1. Model Problem Based Learning (PBL)

Model problem based learning yaitu pembelajaran yang menyajikan masalah sehingga menstimulasi peserta didik untuk belajar. Kelas yang menggunakan model ini siswa bekerja dalam kelompok atau individu untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).

2. Kurikulum Merdeka

Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran beragam.

Kurikulum berfokus pada konten-konten yang esensial agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan minat belajar peserta didik.

3. Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila merupakan mata pelajaran sekolah yang bertujuan untuk menanamkan, memperkenalkan dan menumbuhkan nilai- nilai Pancasila sebagai ideologi negara, serta meningkatkan rasa cinta dan tanggung jawab terhadap negara, dan memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara dan juga Pendidikan Pancasila adalah jenis pendidikan yang bertujuan untuk menumbuhkan sikap dan kemampuan warga negara dalam aspek pengetahuan, sikap, dan karakter.

28 Tim Penyusun, “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq 2022,” Buku, 2022, 40.s

(29)

Jadi yang dimaksud dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam Kurikulum Merdeka pada Mata Pelajaran Kelas IV B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023” adalah peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan penerapan suatu model pembelajaran dengan berbasis masalah dalam kurikulum merdeka pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila untuk mengembangkan pengetahuan siswa dan melatih keterampilan mereka dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa kelas IV b Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember mampu bersikap menggunakan pengetahuan yang mereka miliki untuk mencari solusi, dan bertindak dengan tepat saat menghadapi masalah dengan melihat masalah sebelumnya.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan dan bab penutup.29 untuk memudahkan penyajian dan pemahaman sistem penelitian ini, maka sistem ini dibahas sebagai berikut:

Bab satu Pendahuluan. bagian ini terdapat komponen dasar pendidikan yaitu latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan metode penelitian serta pembahasan sistematika.

29 Tim Penyusun, “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq 2022,” Buku, 2022,

(30)

Bab kedua adalah tinjauan pustaka. Berisi ringkasan penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini dan memuat kajian teori.

Bab ketiga adalah metode penelitian. Membahas pendekatan yang akan digunakan meliputi: metode dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

Bab keempat Hasil Penelitian. Yang meliputi hasil penelitian yang berisi latar belakang obyek, penyajian data serta analisis dan pembahasan temuan.

Bab kelima Kesimpulan dan Saran. Yang berisi kesimpulan penelitian dan saran-saran dari penelitian.

(31)

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti yang mencantumkan beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan judul peneliti. Hal ini bertujuan untuk menjaga keaslian penelitian yang akan diteliti.

Setelah peneliti mencari penelitian secara langsung yang berkaitan dengan “Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam Kurikulum Merdeka Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Kelas IV B di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023.” Peneliti belum menemukan topik yang sama dengan penelitian yang penulis lakukan.

Namun ada beberapa skripsi yang secara tidak langsung berkaitan dengan tema pembahasan, diantara-Nya yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahyar, Sihkabuden, dan Yerri Soepriyanto

“Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN)”.30

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa; 1) Implementasi model pembelajaran PBL pada mata pelajaran PPKn di kelas VII F SMPN 13 Malang mampu menciptakan lingkungan belajar kondusif yang ditandai dengan tingginya motivasi dan antusias pembelajar selama pembelajaran berlangsung. 2) Secara klasikal kemampuan pembelajar kelas VII F SMPN

30 Kajian dan Riset Dalam Teknologi Pembelajaran and Yerri Soepriyanto, “Jinotep (Jurnal Inovasi Teknologi Pembelajaran) Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) Article History,” Jinotep 5, no. 2 (2019): 74–80, http://journal2.um.ac.id/index.php/jinotep/index.

(32)

13 Malang dalam memecahkan masalah setelah mengikuti proses pembelajaran dengan model (PBL) termasuk kualifikasi Baik.

Persamaan antara penulis dan penelitian ini ialah sama-sama menerapkan model problem based learning dan menggunakan metode kualitatif. Bedanya penelitian ini dan penelitian peneliti lokasi yang berbeda dan kurikulum yang berbeda.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Novalina Indriyani, Yeni Erita, Mayrisa Undari, dan Miranda (2023) “Peningkatan Hasil Belajar PPKN Melalui Model Problem Based Learning Berbasis Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar”.31

Hasil dari penelitian terdahulu yaitu penelitian mengindikasikan bahwa hasil belajar peserta didik siklus I pada aspek pengetahuan dan keterampilan diperoleh rata-rata 79,01 (C) meningkat pada siklus II menjadi 90.39 (SB). Terlihat jelas bahwa terjadi peningkatan yang signifikan pada hasil belajar peserta didik. hal ini menjadi bukti bahwa penerapan model Problem Based Learning berdasarkan kurikulum merdeka dapat efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Persamaan penelitian ini dan penelitian peneliti sama- sama membahas tentang penerapan model pembelajaran problem based learning, kurikulum yang sama yaitu kurikulum merdeka dan topik yang

31 M H Mubaroq, R Salam, and M Hamkah, “Peningkatan Hasil Belajar PPKn Melalui Model Problem Based Learning Di Sekolah Dasar,” Pinisi Journal Pendidikan Guru Sekolah …

10 (2023): 393–400,

https://ojs.unm.ac.id/pjp/article/view/29193%0Ahttps://ojs.unm.ac.id/pjp/article/download/29193/

15357.

(33)

sama. Bedanya penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK), sedangkan penelitian peneliti menggunakan metode kualitatif.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Wiwit Nurul Amanah dengan judul

“Implementasi Guru PAI Dalam Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada siswa SMK N1 Pandanarum Banjar negara Jawa Tengah.”32

Penelitian yang dilakukan oleh Wiwit Nurul Amanah, adalah penelitian kualitatif deskriptif yang melihat bagaimana guru menerapkan Mengimplementasikan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Siswa SMK Negeri 1 Pandanarum Bajar, Jawa Tengah.

Hasilnya menunjukkan bahwa guru PAI menerapkan model Pembelajaran berbasis masalah pada siswa SMK Negeri 1 Padanarum di Banjarnegara, Jawa tengah. Guru mengambil beberapa langkah dalam proses pembelajaran. Pertama, mereka mengarakan massalah kepada siswa, kedua mengatur siswa untuk belajar, ketiga memimpin penyelidikan individu dan kelompok, ke empat mengembangkan dan menyajikan hasil, dan kelima menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Guru menggunakan berbagai metode, strategi, dan pendekatan untuk menerapkannya,. Setelah itu, guru menggunakan media agar pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar.

32 Wiwit Nurul Amanah, “Implementasi Guru PAI Dalam Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Siswa SMK N 1 Pandanarum Banjarnegara Jawa Tengah,”

Https://Medium.Com/, 2021, x + 66 hlm, https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use- case-a7e576e1b6bf.

(34)

Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak pada kesamaan dalam membahas implementasi model pembelajaran berbasis masalah (Problem based Learning).

Sedangkan perbedaannya terletak pada pembahasan siapa pelaksana model problem based learning tersebut yaitu Guru PAI SMKN1 Pandanarum Banjar negara Jawa Tengah.

4. Penelitian yang dilakukan oleh M Taufik Hidayat Dengan Judul

“Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dalam pembelajaran Akidah Akhlak Di MTsN 4 Muaro Jambi.”33

Penelitian yang dilakukan M Taufik Hidayat yang membahas tentang Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dalam pembelajaran Akidah Akhlak Di MTsN 4 Muaro Jambi. Yang mana penelitian tersebut peneliti menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian deskriptif. Adapun latar belakang perumusan penelitian ini adalah pembelajaran akidah akhlak di MTsN Muaro Jambi memiliki beberapa kendala seperti kurang memahami ayat-ayat al-Qur’an dalam proses pembelajaran. Serta dalam proses pembelajaran siswa cenderung pasif.

Hasil penelitian ini adalah respons dari peserta didik cenderung menyukai pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) karena selain di lakukan secara berkelompok peserta didik di tuntun

33 M Taufik Hidayat , “Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dalam pembelajaran Akidah Akhlak Di MTsN 4 Muaro Jambi”.(Skripsi: UIN Sulthana Thaha Saifuddin Jambi, 2022).

(35)

untuk bisa berpikir kritis dalam memecahkan masalah. Selain itu penelitian ini mengungkap bahwa model pembelajaran berbasis masalah bisa menjadi referensi guru dalam menciptakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik lebih aktif dan menyenangkan.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada kesamaan dalam membahas tentang Implementasi Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL). Sedangkan perbedaannya terletak pada mata pelajaran yang diteliti yaitu akidah akhlak.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Febby Yuliana Putri dengan judul

“Implementasi Pembelajaran Pendidikan PAI Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Kelas X di SMAN 5 Malang.”34

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Febby Yuliana Putri membahas tentang Implementasi Pembelajaran Pendidikan PAI Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Kelas X di SMAN 5 Malang yang meliputi perencanaan pelaksanaan dan evaluasi model pembelajaran Problem Based Learning. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus.

Hasil dari penelitian tersebut di temukan adalah dalam proses perencanaan pembelajaran guru PAI membuat silabus dan RPP dalam proses pembuatan RPP lembaga memfasilitasi guru dengan mengadakan workshop penyusunan RPP tiap awal semester. Pelaksanaan pembelajaran

34 Febby Yuliana Putri, “Implementasi Pembelajaran Pendidikan PAI Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Kelas X di SMAN 5 Malang”.(SKRIPSI: Universitas Islam Malang, 2022).

(36)

guru menciptakan kelas yang hidup dengan menggunakan model pembelajaran Berbasis masalah (PBL) yang membuat peserta didik bersemangat dalam proses pembelajaran dan dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pendidik melakukan evaluasi yang dilakukan tidak hanya di akhir pembelajaran saja tetapi juga dilakukan penalian tengah semester dan akhir semester baik menggunakan tes tulis, lisan maupun praktik.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada kesamaan dalam membahas tentang Implementasi Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL). Sedangkan perbedaannya terletak pada mata pelajaran yang diteliti yaitu Pendidikan Agama Islam (PAI).

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan dengan Judul yang Diangkat Peneliti

No Nama Judul Persamaan Perbedaan

1 Ahyar, Sihkabuden, dan Yerri Soepriyanto Universitas Negeri Malang (2019)

Implementasi Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN)

Persamaan dalam penelitian ini dan penelitian

terdahulu:

a. Membahas tentang Implementasi Model

Pembelajaran Problem Based Learning b. Menggunakan

pendekatan kualitatif

Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya:

a. Lokasi penelitian b. Kurikulum yang

digunakan.

c. Waktu penelitian.

2 Novalina Indriyani, Yeni Erita, Mayrisa

Peningkatan Hasil Belajar PPKN Melalui

Persamaan dalam penelitian ini dan penelitian

Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian

(37)

No Nama Judul Persamaan Perbedaan Undari, dan

Miranda Universitas Negeri Padang Indonesia

Model Problem Based Learning Berbasis

Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar

terdahulu:

a. Membahas tentang Implementasi Model

Pembelajaran Problem Based Learning b. Topik yang

sama c. Kurikulum

merdeka

sebelumnya:

a. Lokasi penelitian b. Metode penelitian;

penelitian terdahulu

menggunakan PTK sedangkan

penelitian peneliti menggunakan kualitatif.

3 Wiwit Nurul Amanah Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Implementasi Guru Dalam Menggunakan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa SMK N 1 Pandanarum Banjanegara.

Persamaan dalam penelitian ini dan penelitian

terdahulu:

a. Membahas tentang Implementasi Model

Pembelajaara n Problem Based Learning b. Menggunakan

pendekatan kualitatif

a. Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian terdahulu

memfokuskan pada pelaksana model

pembelajaran berbasis masalah yaitu guru PAI dan lembaga pendidikan yaitu kelas XI Bisnis dan Pemasaran di SMK N 1

Pandanarum.

b. Sedangkan pada penelitian yang peneliti lakukan memfokuskan pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila yang berada di lembaga pendidikan

Madrasah

Ibtidaiyah Negeri 3 Jember kelas VI B.

(38)

No Nama Judul Persamaan Perbedaan 4 M Taufik

Hidayat. UIN Sulthan Thaha Sainuddin Jambi

Implementasi Model

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dalam pembelajaran Akidah Akhlak Di MTsN 4 Muaro Jambi

Persamaan dalam penelitian ini dan penelitian

terdahulu:

a. Membahas tentang Implementasi Model

Pembelajaara n Problem Based Learning b. Menggunakan

pendekatan kualitatif

a. Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian terdahulu memfokuskan pada Pembelajaran Akidah Akhlak yang berada di lembaga pendidikan MTsN 4 Muaro Jambi

b. Sedangkan pada penelitian yang peneliti lakukan memfokuskan pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila yang berada di lembaga pendidikan

Madrasah

Ibtidaiyah Negeri 3 Jember

5 Febby Yuliana Putri.

Universitas Islam Malang

Implementasi Pembelajaran Pendidikan PAI Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Kelas X di SMAN 5 Malang

Persamaan dalam penelitian ini dan penelitian

terdahulu:

a. Membahas tentang Implementasi Model

Pembelajaran Problem Based Learning b. Menggunakan

pendekatan penelitian kualitatif

a. Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian terdahulu

memfokuskan pada

Pembelajaran Akidah Akhlak yang berada di lembaga pendidikan MTsN 4 Muaro Jambi

b. Sedangkan pada penelitian yang peneliti lakukan memfokuskan pada mata

(39)

No Nama Judul Persamaan Perbedaan pelajaran Pendidikan Pancasila yang berada di lembaga pendidikan

Madrasah

Ibtidaiyah Negeri 3 Jember

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian terdahulu karena terdapat kesamaan pada bahasan yang diteliti yaitu penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Namun, pada penelitian terdahulu belum ada yang spesifik membahas penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam kurikulum merdeka pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila (PP) di kelas IV B Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Jember.

B. Kajian Teori

Kajian teori berisi tentang pembahasan teori yang berfungsi sebagai dasar penelitian. Pembicaraan yang lebih mendalam dan menyeluruh tentang teori ini akan membantu memperdalam pemahaman penelitian tentang masalah yang akan di tangani, sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.35

1. Kurikulum Merdeka

a. Pengertian Kurikulum Merdeka

Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, curir yang berarti berlari dan currere yang berarti tempat berpacu. Dalam bahasa latin,

“curriculum” berarti a running course, or race course, especially a

35 Penyusun, “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq 2022.”83

(40)

chariot race course. Dan dalam bahasa Prancis, “courier” berarti berlari. Setelah itu, kata itu digunakan untuk berbagai “kursus” atau mata pelajaran yang diperlukan untuk mendapatkan ijazah.36 Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu kurikulum merupakan seperangkat rencana dan program pendidikan tentang tujuan, isi dan materi pelajaran dan metode yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional.37

Secara terminologi, para ahli telah memberikan banyak definisi tentang kurikulum ada di antaranya:38

1) Kurikulum menurut Crow, adalah sebuah rancangan pengajaran atau mata pelajaran yang disusun sesuai konsep kurikulum secara sistematis untuk menyelesaikan program dalam upaya mendapatkan gelar atau ijazah.

2) Kurikulum, menurut Arifin, adalah seluruh materi pelajaran yang diberikan dalam proses pendidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan.

36 Anita Rahmawati and Hartati Hartati, “Analisis Penerapan Kurikulum 2013 Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran,” Oryza ( Jurnal Pendidikan Biologi ) 10, no. 1 (2021): 46–

51, https://doi.org/10.33627/oz.v10i1.574.

37 Amaliyah. “Implementasi Pengembangan Kurikulum 2013 Pada pembelajaran PAI”

Journal Qathruna7, no. 1 (2020).

38 Yudi Candra Hermawan et al., “Pendahuluan Manusia Membutuhkan Pendidikan Dalam Kehidupannya Karena Dengan Pendidikan Manusia Dapat Mengembangkan Potensi Diri Serta Kepribadiannya Melalui Proses Pembelajaran Yang Dijalani Atau Dengan Cara Lain Yang Telah Dikenal Di Masyarakat ( Nurmadi,” n.d., 34–44.)

(41)

3) Kurikulum, menurut Mac Donald adalah suatu rencana yang memberikan arahan atau dasar yang digunakan selama aktivitas belajar-mengajar.

Kurikulum memiliki arti yang luas menurut Doll yang dikutip oleh Syaodih Sukmadinata kurikulum tidak hanya mencakup pemahaman tentang proses belajar saja, tetapi juga memberikan pengalaman belajar anak di lingkungannya. Namun pendapat Doll tersebut ditentang oleh Maurits Johnson yang dikutip oleh Syaodih Sukmadinata karena pengalaman hanya dapat muncul ketika siswa berinteraksi dengan lingkungannya. interaksi bukanlah sebuah kurikulum tetapi pengajaran. Johnson menyatakan dalam penjelasannya bahwa pengajaran mencakup perencanaan isi, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Sementara kurikulum hanya berfokus pada hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa.39

Sesuai dengan perkembangan pendidikan, kurikulum yang semula dianggap sebagai seperangkat mata pelajaran berubah makna menjadi seperangkat dari semua kegiatan atau semua pengalaman belajar yang ditawarkan kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan berada di bawah tanggung jawab sekolah, lebih spesifik hasil belajar yang diharapkan.40

39 Syodih Sukmadinata, Nana. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik. (Bandung:

Rosdakarya 2017),5.

40 Yudi Candra Hermawan et al., “Pendahuluan Manusia Membutuhkan Pendidikan Dalam Kehidupannya Karena Dengan Pendidikan Manusia Dapat Mengembangkan Potensi Diri Serta Kepribadiannya Melalui Proses Pembelajaran Yang Dijalani Atau Dengan Cara Lain Yang Telah Dikenal Di Masyarakat ( Nurmadi,” n.d., 34–44.)

(42)

Dari beberapa pengertian di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pengertian kurikulum mencakup lebih dari sekedar bidang studi dan kegiatan belajar, tetapi mencakup semua hal yang mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi siswa sehingga sesuai dengan tujuan pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan.

Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran beragam. Kurikulum berfokus pada konten-konten esensial sehingga siswa memiliki cukup waktu untuk memperdalam dan memperkuat kompetensi.41 kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang bermacam-macam agar siswa lebih optimal dan memiliki konsep serta memperkuat kompetensinya.42 Guru memiliki kebebasan untuk memiliki berbagai alat untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan minat belajar siswa.43 kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa merdeka belajar berarti lembaga pendidikan bebas dari birokrasi.44 Inti dari merdeka belajar adalah bahwa sekolah, guru dan siswa memiliki

41 Kemdikbud, Buku Saku Kurikulum Merdeka; Tanya Jawab.

42 Purba Hermanto, “Problematika Penerapan Kurikulum Merdeka,” Sindonews.Com 4, no.

2 (2022): 55–65, https://nasional.sindonews.com/newsread/848451/18/problematika-penerapan- kurikulum-merdeka-1659791321/20.

43 Kemdikbud, Buku Saku Kurikulum Merdeka; Tanya Jawab.

44 Oki Suhartono, “Kebijakan Merdeka Belajar Dalam Pelaksanaan Pendidikan Di Masa Pandemi Covid-19,” Ar-Rosikhun: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 1, no. 1 (2021): 8–19, https://doi.org/10.18860/rosikhun.v1i1.13897.

(43)

kebebasan untuk berinovasi, bebas untuk belajar secara mandiri dan kreatif.45

Kurikulum merdeka akan lebih berfokus pada materi yang esensial dan tidak akan terlalu berfokus pada teks. Kurikulum merdeka juga dikenal sebagai kurikulum prototipe diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk pemulihan pembelajaran dari tahun 2022 hingga 2024. Kemendikbudristek menjelaskan bahwa kurikulum ini sangat fleksibel dan memberikan peran penting kepada guru untuk memahami dan menerapkannya di lapangan. Hasil evaluasi ini akan menentukan kebijakan kurikulum nasional pada tahun 2024.46

Merdeka belajar adalah kebijakan reformasi sistem pendidikan Indonesia yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan potensi guru dan siswa serta meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan memberikan kebebasan kepada guru untuk memilih cara bentuk pengajaran yang sesuai dengan kompetensi siswanya.47

45 E N Kholik, “Persiapan Pendidikan Menghadapi Era Merdeka Belajar,” Prosiding

Seminar Nasional Manajemen …, 2021, 1299–1307,

https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/semnasmp/article/view/10877.

46 Margiyono Suyitno et al., “Penerapan Kurikulum Merdeka Sebagai Upaya Dalam Mengatasi Krisis Pembelajaran (Learning Loss) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X Di SMA Negeri 12 Bandar Lampung,” Journal on Education 6, no. 1 (2023): 3588–3600, https://doi.org/10.31004/joe.v6i1.3456.

47 Kemendikbud. Mendikbud Tetapkan Empat Pokok Kebijakan Pendidikan “Merdeka Belajar”, 2020a, Www.Kemendikbud.Go.Id.

(44)

b. Karakteristik Kurikulum Merdeka

1) Fokus pada materi esensial, sehingga memiliki waktu yang cukup untuk cukup untuk pembelajaran mendalam untuk kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. Materinya tidak terlalu pada sehingga guru memiliki waktu untuk mengembangkan karakter dan kompetensinya.

2) Menerapkan pembelajaran berbasis Project, yaitu pembelajaran yang memanfaatkan kegiatan atau proyek sebagai alat pembelajaran. Tujuannya adalah untuk membangun softskill dan karakter seperti iman, akhlak mulia, takwa, kebinekaan global, gotong royong, kemandirian nalar kritis, dan kreativitas.

3) Fleksibilitas, yaitu guru memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa (teach at the right level), bukan berbasis konten tetapi kompetensi, dan pembelajaran disesuaikan dengan konteks dan muatan lokal. Pengembangan karakter adalah fokus utama kurikulum ini. Seperti yang ditunjukkan oleh kurikulum 2013, yang juga memprioritaskan pendidikan karakter. Mengenai pengembangan karakter dalam kurikulum 2013 hingga kurikulum merdeka; (1) Meskipun kurikulum 2013 telah menekankan pendidikan karakter, pengembangan karakter tidak dimasukkan dalam struktur kurikulum secara khusus. (2) Dalam struktur kurikulum merdeka pembelajaran berbasis proyek digunakan sebanyak 20-30 persen jam pelajaran untuk mengembangkan

(45)

karakter Profil Pelajar Pancasila. (3) Pengembangan berbasis proyek penting untuk pengembangan karakter karena memberikan peluang untuk belajar melalui eksperiensial yang mengubungkan keterampilan esensial yang dipelajari oleh siswa dan disiplin ilmu.48

c. Tujuan Kurikulum Merdeka

Memberikan kebebasan dan kemerdekaan dalam belajar, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga mahasiswa, termasuk guru dan dosen. Tidak hanya siswa dan mahasiswa bahkan guru dan dosen juga diberikan kebebasan untuk melakukan hal-hal yang berorientasi industri 4.0. dalam hal ini kebebasan berarti belajar tidak hanya dikelas akan tetapi bisa di mana saja. Jadi mereka belajar mulai dari PAUD sampai dasar menengah bahkan sampai universitas bisa disebut merdeka belajar.

Tujuan merdeka belajar adalah agar guru, siswa dan orang tuan memiliki suasana yang menyenangkan. Ini berarti proses pendidikan harus memba

Gambar

Grafik  atau  info  grafik  yang  menunjukkan  langkah- langkah-langkah perkembangan belajar
Tabel  di  atas  menunjukkan  data  sarana  dan  prasarana  di  Madrasah  Ibtidaiyah  Negeri  3  Jember  yang  terdiri  dari  ruang  kelas  berjumlah  17,  1  ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang tata usaha, 1 ruang perpustakaan,  1 ruang UKS, 2 toi

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi standar proses kurikulum 2013 pada mata pelajaran ekonomi/akuntasi di madrasah aliyah negeri 2 surakarta khususnya pada perencanaan pembelajaran,

Untuk mendeskripsikan perencanaan yang dilakukan guru mata pelajaran akidah akhlak dalam implementasi kurikulum 2013 pada kelas X Madrasah Aliyah Bilingual Batu..3.

Untuk mengetahui apakah dengan penerapan CTL dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran CTL siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul

Materi pada buku teks pelajaran fikih kelas III Kurikulum 2013 Jenjang Madrasah Ibtidaiyah kelas III terbitan Tiga Serangkai semester ganjil, sebagai berikut :

Implementasi standar proses kurikulum 2013 pada mata pelajaran ekonomi/akuntasi di madrasah aliyah negeri 2 surakarta khususnya pada perencanaan pembelajaran,

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER MADRASAH IBTIDAIYAH AL KHOIRIYAH SUNGAI BULUH TAHUN PELAJARAN 2022/2023 Mata Pelajaran : Budaya Melayu Riau BMR Paraf Guru Paraf Ortu Nilai

Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat upaya guru dalam membentuk karakter relegius siswa kelas IV pada mata pelajaran akidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al- Mustaqim Tiga

KRANGGAN KISI KISI SOAL SUMATIF AKHIR SEMESTER 2/ GENAP KURIKULUM MERDEKA TAHUN PELAJARAN 2022/2023 Satuan Pendidikan : SD NEGERI 1 Kramat Mata Pelajaran : PKN Kelas/Semester : I